Anda di halaman 1dari 11

INTRA OPERASI CABG

Kelompok 2
1. Shintia Gita R
2. Erinada Niditya P
3. Tasya F P
4. Amelia P S
5. Nur Alfiyah
6. Amelia A

7A
FIKES UMT
2020
DEFINISI CORONARY ARTERY BYPASS GRAFTING

• CABG adalah proses pembedahan/operasi yang


dilakukan untuk meredahkan angina dan
mengurangi resiko kematian dari penyakit jantung
koroner.
• Proses pembedahan dilakukan dengan
mencangkokan pembuluh darah dari tempat lain di
tubuh untuk memberikan bypass (jalur alternatif)
menggantikan pembuluh jantung yang tersumbat
sehingga darah dapat kembali mengalir lancar ke
seluruh bagian jantung itu sendiri untuk
memberikan nutrisi bagi jantung. ( Anwar, M.
2006)
Tujuan Dilakukan Coronary Artery Bypass Grafting (CABG)

• Mengembalikan aliran darah ke jantung


• Meredakan nyeri dada dan iskemia
• Meningkatkan kualitas hidup pasien
• Memungkinkan pasien untuk melanjutkan gaya
hidup normal
• Turunkan risiko serangan jantung
Indikasi Dilakukan Coronary Artery Bypass Grafting (CABG)

• Indikasi Untuk Dilakukan CABG


1. Angina yang tidak dapat dikontrol dengan terapi medis.
2. Angina yang tidak stabil
3. Sumbatan yang tidak dapat ditangani dengan terapi PTCA
(Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty).
4. Sumbatan/ Stenosis arteri koroner kiri ≥ 70%
5. Klien dengan komplikasi kegagalan PTCA
6. Pasien dengan sumbatan 3 pembuluh darah arteri (three
vessel disease) dengan angina stabil atau tidak stabil dan pada
klien dengan 2 sumbatan pembuluh darah dengan angina
stabil atau tidak stabil dan lesi proksimal LAD yang berat.
Kontraindikasi Dilakukan Coronary Artery Bypass Grafting (CABG)

• Menurut (Pierce A. et al, 2006) kontra indikasi CABG


diantaranya :
1. Sumbatan pada arteri < 70% sebab jika sumbatan pada
arteri koroner kurang dari 70% maka aliran darah
tersebut masih cukup banyak sehingga mencegah aliran
darah yang adekuat pada pintasan. Akibatnya, akan
terjadi bekuan pada graft sehingga hasil operasi akan
menjadi sia-sia.
2. Tidak ada gejala angina.
3. Struktur arteri koroner yang tidak memungkinkan untuk
disambung.
4. Fungsi ventrikel kiri jelek (kurang dari 30 %).
Komplikasi CABG

1. Posperfusion sindrom. Kerusakan sementara pada


neurokognitif, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa
penurunan kognitif tidak disebabkan oleh CABG tetapi lebih
merupakan konsekuensi dari penyakit vaskuler
2. Non union pada sternum
3. Infark miokard akibat emboli, hipoperfusi atau kegagalan
cangkok
4. Stenosis pada cangkokan terutama yang menggunakan vena
saphena akibat aterosklerosis sehingga menyebabkan angina
atau infark miokard
5. Gagal renal akut akibat emboli atau hipoperfusi.
6. Stroke sekunder terhadap emboli atau hipoperfusi
MANAJEMEN KEPERAWATAN INTRA-
OPERATIVE
• Persiapan alat dan bahan penunjang operasi :
1. Bahan habis pakai (spuit, masker, jarum, benang, dll) 
2. Alat penunjang kamar operasi 
3. Linen set ( 3 set )
4. Instrument dasar (1 set dasar bedah jantung dewasa )
5. Instrumen tambahan ( 1 set tambahan bedah jantung )
6. Intrumen AV graft ( 1 set )
7. Instrument mikrocoroner ( 1 set )
8. Instrument kateter (1 set )
Pelaksanaan Intra-operative

1. Pemasangan CVP pada vena jugularis dekstra atau vena


subklavia dekstra, arteri line dan saturasi oksigen. 
2. Pasien dipindah dari ruang premedikasi ke kamar operasi.
3. Pasang kateter dan kabel monitor suhu, diselipkan dibawah
femur kiri pasien dan diplester. Pasang plate diatermi di daerah
pantat / pangkal femur bawah .
4. Posisi pasien terlentang, kedua tangan disamping kiri dan
kanan badan dan diikat dengan duek kecil, dibawah punggung
tepat di scapula diganjal guling kecil.  Bagian lutut kaki diganjal
guling, untuk memudahkan pengambilan graft vena.
5. Menyuntikkan agen induksi untuk membuat pasien tidak sadar.
Petugas anestesi memasang ETT memulai ventilasi mekanik.
6. Melakukan desinfeksi dengan betadin 10 % mulai dari batas dagu
dibawah bibir kesamping leher melewati mid aksila samping kanan kiri,
kedua kaki sampai batas malleolus ke pangkal paha (kedua kaki
diangkat) kemudian daerah pubis dan kemaluan didesinfeksi terakhir
selnjutnya didesinfeksi dengan larutan hibitan 1% seperti urutan
tersebut diatas dan dikeringkan dengan kasa steril. 
7. Dada dibuka melalui jalur median sternotomi dan operator mulai
memeriksa jantung.
8. Pembuluh darah yang sering digunakan untuk bypass grafting ini
antara lain ; arteri thoracic internal, arteri radial, dan vena saphena.
9. Saat dilakukan pemotongan arteri tersebut, klien diberi heparin untuk
mencegah pembekuan darah. 
10.Pada operasi “off pump”, operator menggunakan alat untuk
menstabilkan jantung.
11. Pada operasi “on Pump”, maka ahli bedah membuat kanul ke dalam jantung dan
menginstruksikan kepada petugas perfusionist untuk memulai cardiopulmonary
bypass (CPB).
12.Setelah CPB terpasang, operator ditempat klem lintas aorta (aortic cross clamp)
diseluruh aorta dan mengintruksikan perfusionist untuk memasukkan cardioplegia
untuk menghentikan jantung.
13.Ujung setiap pembuluh darah grefting dijahit pada arteri koronaria diluar daerah
yang diblok dan ujung alin dihubungkan pada aorta. Jantung dihidupkan kembali;
atau pada operasi “off pump” alat stabilisator dipisahkan. Pada beberapa kasus,
aorta didukung sebagian oleh klem C-Shaped, jantung dihidupkan kembali dan
penjahitan jaringan grafting ke aorta dilakukan sembari jantung berdenyut.
14.Protamin diberikan untuk memberikan efek heparin . Sternum dijahit bersamaan
dan insisi dijahit kembali.
15.Pasien akan dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU) untuk penyembuhan.
Setelah keadaan sadar dan stabil di ICU (sekitar 1 hari), pasien bisa dipindah ke
ruang rawat sampai pasien siap untuk pulang
Keperawatan intraoperasi

1. Posisi : supin,
2. Pengkajian: monitoring EKG, tanda –tanda vital, menyiapkan defibrillator. Jika jantung fibrilasi dan
tidak dapat diresusitasi maka segera dilakukan pijatan langsung pada jantung.
3. Insisi : median sternotomy. Kulit diinsisi dari sternal notch sampai ke linea alba dibawah prosesus
xipoidius.
4. Pemilihan saluran (conduit): arteri mamaria interna, vena saphena, arteri radialis, arteri
gastroepiploik, arteri epigastrik inferior.
5. Pintasan jantung paru : pada pendekatan ini kanula dimasukkan melalui atrium kanan ke vena
kava superior dan inferior untuk mengalirkan darah dari tubuh ke system pintasan. System pompa
menciptakan vakum,menarik darah ke reservoir vena; darah dibersihkan dari gelembung udara,
bekuan darah dan partikulatnya dengan filter. Darah kemudian dialirkan ke oksigenator,
melepaskan karbondioksida dan mendapat oksigen. Darah ditarik ke pompa dan kemudian
didorong ke penukar panas, dimana temperaturnya diatur, dan kemudian dikembalikan ke tubuh
melalui aorta asendens (Smeltzer, 2002).
6. Peran perawat: membantu prosedur operasi, menjaga keamanan dan kenyaman pasien. Ruang
lingkup intervensi diantaranya mengatur posisi, perawatan kulit, dukungan emosional pada pasien
dan keluarga.
7. Komplikasi intraoperatif yang mungkin terjadi: aritmia, perdarahan, infark miokard, cedera
pembuluh darah otak, emboli, syok.

Anda mungkin juga menyukai