Anda di halaman 1dari 16

ANGIOGRAFI DALAM PELAYANAN KESEHATAN

DOSEN PENGAMPU : Ns. Priyanto, M.Kep., Sp.KMB

Disusun oleh :

LINA APRILIA ANGGRAENI

( 010114A061 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN

Tahun Pelajaran 2015


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah diberi
nikmat sehat sehingga dapat menyelesaikan makalah angiografi koroner dalam
pelayanan kesehatan. Tidak lupa shalawat beriring salam kepada junjungan kita nabi
besar Muhammad SAW karena atas berkat dari beliaulah kita dapat merasakan alam
yang penuh dengan pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.
Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.

Ungaran, 27 Desember 2015

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Angiografi/Cath Lab adalah prosedur pemeriksaan invasif dengan sinar X (X-
Ray) yang bertujuan menggambarkan pembuluh darah di berbagai bagian tubuh.
Angiografi koroner adalah tindakan memasukkan kateter melalui arteri femoralis
(Judkins) atau arteri brachialis (Sones) yang didorong sampai ke aorta
assendensdan diarahkan ke arteri koronaria yang dituju dengan bantuan
fluoroskopi (Woods, Froelicher, Motzer & Bridges, 2005).
Injeksi bahan kontras ke arteri dan vena dilakukan baik secara langsung melalui
tusukan jarum, atau menggunakan kateter angiografik percutaneously
dimasukkan paling sering dibuat dari polietilen, poliuretan atau nilon.Kontras
injeksi dilakukan dengan tangan (terutama di tusuk jarum langsung atau dalam
arteri kaliber kecil. Studi angiografik secara rutin dilakukan dengan anestesi
lokal. Setelah infiltrasi kulit dan jaringan sekitar arteri atau vena yang akan
ditusuk, sayatan kulit kecil dibuat, dan arteri yang ditusuk dengan jarum
angiografik.

b. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan angiografi?
2. Sebutkan macam – macam angiografi?
3. Apa manfaat dan fungsi angiografi?
4. Apa tujuan dilakukannya angiografi?
5. Bagaimana indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan angiografi?
6. Bagaimana prosedur kerja angiografi?
7. Bagaimana tindakan tim penatalaksanaan dalam pemeriksaan angiografi?

c. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi angiografi
2. Untuk mengetahui macam – macam angiografi
3. Untuk mengetahui manfaat dan fungsi angiografi
4. Untuk mengetahui tujuan dilakukannya angiografi
5. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan angiografi
6. Untuk mengetahui prosedur kerja angiografi
7. Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan tim penatalaksanaan pada
pemeriksaan angiografi
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi

Angiografi adalah prosedur pemeriksaan invasif dengan sinar X (X-Ray) yang


bertujuan menggambarkan pembuluh darah di berbagai bagian tubuh
Angiografi adalah suatu tindakan invasive dan terapi untuk pembuluh darah dan
perifer.
Angiografi merupakan tindakan diagnostic – invasif dengan cara menggunakan
alat kateter yang berbentuk pipa kecil, panjang, dan lunak yang berfungsi untuk
mencitrakan pembulu darah diberbagai bagian tubuh.
Jadi angiografi adalah alat yang menggunakan sinar X untuk melihat bagian
dalam pembuluh darah apakah terjadi penyumbatan atau tidak, alat ini biasanya
digunakan untuk tindakan balonisasi atau pemasangan penyangga pembulu
darah / stent.

B. Jenis – jenis angiografi.

1. Angiografi Cerebral
Yaitu zat kontras disuntikan ke arteri karotis dan arteri vertebral
bertujuan untuk mendeteksi Aneurisma serebrovaskular, trombosis
cerebral, hematoma, tumor dari peningkatan vaskularisasi, plak serebral
atau spasme dan untuk mengevaluasi aliran darah serebral.

2. Angiografi Pulmonal
Yaitu kateter dimasukan ke arteri pulmonalis dan kontras disuntikan
untuk melihat pembuluh darah pulmonal. Bertujuan untuk mendeteksi
emboli paru,tumor,perubahan vaskuler yang berhubungan dengan
emfisema dan untuk mengevaluasi sirkulasi pulmonal.

3. Angiografi Ginjal
Yaitu pemeriksaan ini memungkinkan penglihatan terhadap pembuluh
dan parenkim ginjal dan untuk mendeteksi kelainan pembuluh di aorta
serta untuk memperlihatkan hubungan ginjal ke aorta. Angiografi Ginjal
dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi stenosis arteri ginjal, trombus
atau emboli ginjal dan untuk menentukan faktor penyebab hipertensi atau
gagal ginjal, serta untuk mengevaluasi sirkulasi ginjal.

C. Manfaat dan fungsi angiografi

 Manfaat

Angiografi sangat bermanfaat untuk memperlihatkan tumpukan plak


pada pembuluh darah jantung, mendeteksi plak pada arteri carotis di
leher yang menggangu aliran darah ke otak yang menyebabkan stroke,
mengetahui kelainan pada pembuluh darah di otak, serta
mengidentifikasi aneurisma intracranial atau bahkan adanya aneurisma
pembuluh darah aorta.

 Fungsi

Pemeriksaan Angiografi berguna untuk mengevaluasi pembuluh darah


dan untuk mengidentifikasi vaskularisasi yang tidak normal karena
adanya tumor atau penyakit lainya.

D. Tujuan dilakukan pemeriksaan angiografi adalah :

1. Untuk mendeteksi problem pada pembuluh darah yang ada di dalam atau
yang menuju otak (contohnya, aneurysma, malformasi pembuluh datah,
trombosis, penyempitan atau penyumbatan)
2. Untuk mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal (karena
tumor, gumpalan darah, pembengkakan, spasme, tekanan otak meningkat,
atau hydrocephalus).
3. Untuk menentukan pemasangan penjepit pembuluh darah pada saat
pembedahan dan untuk mencek kondisi pembuluh tersebut.

E. Indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan angiografi

1. Indikasi
 Penyakit koroner
- Serangan angina baru
- Angina tidak stabil
- Iscemia tidak tampak
Treadmill Test positif ( TMT + )
- Nyeri dada

 Infark miocard
- Angina tidak stabil post infark
- Gagal thrombosis
- Shock
- Komplikasi mekanik

 Evaluasi :
- Post operasi CABG (Coronary Bypass Graff)
- Post PTCA
- Penelitian

2. Kontra indikasi

 Relatif
- Cronic heart failure tidak terkontrol, hipertensi, aritmia
- Cerebrovasculer accident / cerebrovasculer desease1 bulan
- Infeksi / demam
- Elektrolit inbalance
- Perdarahan gastro intestinal akut
- Kehamilan
- Anti koagulasi
- Pasien tidak kooperatif
- Keracunan obat
- Gagal ginjal

 Mutlak
- Tidak cukup perlengkapan / fasilitas
3. Alat
 Satu set angio pack yang terdiri dari
- Abdominal sheet 1
- Towel segi empat 3
- Lithotomy sheet 1
- I/I cover 1
- Hand towel 2
- Goun 2
- Sigle Layer 1
 Satu set angio instrument yang terdiri:
- Sponge Holder 1
- Towel Clip 4
- Arteri klem besar 1
- Arteri klem kecil 1
- Galipot 2
- Kidney disk 2
- Round bowl 1
- Tray 1
 Gauze swab 2 pack
 Gauze depper 1 pack
 Syringe 10 cc 2
 Blade scapel No: 11 1
 Nedle percutan 1
 Introduser sheath 1 set
 J wire 0.038 inc 3 mm 150 cm 1
 Kateter Judkin Left 4 6 F 1
 Kateter Judkin Right 4 6 F 1
 Kateter pigtail 6 F bila diperlukan
 Pressure monitor Line152 cm 1
 Glove steril 1 pc
 Three Way rotating 1
 Dome steril 1
 Cairan :
- Nacl 0.9 % + heparin 2500 iu 2 flb
- Betadin Solution secukupnya
- Alkohol 70% secukupnya
 Obat-obatan
- idokain 2%/xylocain 5 amp/20 cc
- Kontras secukupnya.

F. Prosedur kerja angiografi

1. Pasien masuk ruang tindakan


2. Dilakukan perekaman EKG (Elektrokardiografi) 12 lead
3. Preparasi daerah yang akan dilakukan pungsi bila FEAR(Femoral arteri
right) bersihkan daerah inguinalis kanan dan kiri dengan betadin 10%secara
aseptik dan anti septic. Bila di radialis / brakialis bersihkan dengan betadin
10% daerah sekitarnya dengan teknik aseptic dan antiseptik.
4. Tutup daerah ,tusukan dengan duk.lubang,daerah dada dan perut dengan
laken dan daerah extremitas bawah dengan laken besar,semua dalam
keadaan steril.
5. Dilakukan anestesi lokal dahulu ,dengan lidocain 2 % kemudian dibuat
sayatan /luka kecil.
6. Dilakukan pungsi FEAR , masukan J wire / pendek.
7. Setelah J wire pendek masukan sheath jarum dicabut wire dipertahankan
pada pembuluh darah, kemudian sheath masuk bersama introduser J wire
pendek, dicabut
8. Spoel sheath dengan NaCL + heparin 2500 iu, sebelumnya .aspirasi ,spoul
sampai bersih.
9. Masukan kateter JUDKIN RIGHT 4. 6 F .yang didalam nya sudah ada J wire
panjang. masukan sampai + 1/3 bawah lutut dan tahan wire.
10. Bila kateter sudah sampai di sinus valsava, dorong wire panjang pada saat
sistolik supaya masuk ke LV(Left Ventrikel),setelah masuk LV tarik wire
panjang .saambung dengan three way aspirasi sedikit kemudian di lakukan
pengukuran dan pullback kateter untuk mengukur gradien .
11. Bila kateter sudah masuk ke muara RCA(Right Coronary Arteri)
12. Dilakukan kororanografi dengan posisi RAO(Right Anterior Obliqe) 300
dan LAO(Left Anterior Obliqe) 400, CRANIAL 150 – 200.
13. Cabut cartheter dan ganti dengan JUDKIN LEFT 4 6 F.
14. Lakukan pengambilan gambar pada posisi :
 LAO – CRANIAL ( 400 – 250
 RAO – CAUDAL ( 20 – 20 )
 CRANIAL ( 300 )
 CAUDAL ( 30 )
 ( LAO 45 – CAU 20 )
15. Cabut kateter dan ganti dengan pigtail untuk LV grafi bila diperlukan.
16. Masukkan pigtail sampai LV dan sambung kateter dengan alat injektor
dengan ketentuan volume 30 kecepatan 12 ml / sec dengan posisi RAO 30
tekanan 450 Psi
17. Prosedur selesai pasien diberi penjelasan bersihkan daerah tusukan, alat –
alat di bersihkan dan di rendam
18. Pasien di pindahkan ke RR (Recovery Room).

G. Tindakan tim penatalaksanaan pemeriksaan angiografi

1. Operator ( Dokter )

 Sebagai Leader dalam tindakan Angiografi


 Mengontrol jalannya tindakan
 Informed Consent dengan klien sebelum, saat dan setelah tindakan
 Membuat laporan ekspertise hasil dari tindakan yang telah dilakukan

2. Scrub ( Perawat )

 Melakukan pengkajian 1 hari sebelum tindakan, melakukan


pengontrolan obat, memeriksa hasil pemeriksaan penunjang,
melakukan persiapan tindakan.
 Persiapan alkes, instrument, linen pada saat tindakan
 Konfirmasi dengan operator tentang alat dan prosedur yang akan
dilakukan
 Mengecek checklist pasien pre tindakan
 Melakukan drapping
 Mengontrol perdarahan
 Mencuci alat sampai dengan packing ke CSSD

3. Circulator ( Perawat )

 Mengecek kesiapan alat-alat besar di ruang cathlab seperti mesin


tindakan, trolley emergency, injector, defibrillator, blanket warmer,
kesiapan ruangan pre tindakan, ruang tindakan dan ruang post
tindakan.
 Mengecek checklist pre tindakan
 Menyiapkan alat-alat yang akan di gunakan sebelum tindakan
 Membuka alat-alat steril
 Mencatat alat yang telah digunakan di buku alat
 Memberikan obat premedikasi
 Mendampingi operator dan scrub selama tindakan
 Merapikan ruang cathlab pre dan post tindakan
 Membawa alat tenun kotor dan mencatatnya.

4. Monitoring ( Perawat )

 Melakukan kontrol mesin tindakan 1 hari sebelum tindakan


dilakukan
 Menerima pasien di ruang pre tindakan
 Mengecek checklist pre tindakan
 Mengantar pasien keruang tindakan
 Memasang EKG, NBP, saturasi
 Mencatat identitas pasien di register
 Memasukan data pasien di computer monitoring
 Memonitor hemodinamik selama tindakan
 Memasukan setiap tahapan tindakan di data kumputer saat tindakan
berlangsung
 Membuat clinical pathway
 Membuat report hasil dari tindakan
 Mencatat instruksi post tindakan

5. X-Ray Teknisi ( Radiografer )

 Mengecek suhu dan kelembaban


 Mengecek mesin fluoroscopy
 Memasukan data pasien pada kumputer mesin fluoroscopy
 Mengoperasikan alat fluoroscopy/ C-arm selam tindakan
 Merekam hasil tindakan dalam bentuk CD
 Mendokumentasikan urutan CD
 Memelihara kelayakan dan kelengkapan APD di ruang cath lab
seperti apron, kacama radiasi
 Memeriksa paparan radiasi dalam film badge pada semua tim cathlab
inti rumah sakit.

.
H. Aplikasi angiografi dalam rumah sakit

Sejak 21 Desember 2011 di Rumah Sakit TNI AL Dr Mintohardjo, telah tersedia


fasilitas Laboratorium Kateterisasi Jantung / Cath Lab (Catheterization Laboratorium)
guna menunjang kesehatan anggota TNI AL dan masyarakat umum. Kateterisasi
jantung (termasuk angiografi) adalah suatu tindakan yang dilakukan di laboratorium
kateterisasi jantung guna menentukan diagnostis penyakit jantung dan pembuluh darah,
selanjutnya dilakukan intervensi non bedah sesuai indikasi melalui pembuluh darah
dengan menggunakan kateter.

Kegunaan alat Angiografi (Catheterisasi Jantung) antara lain :

1. Menegakkan Diagnosa

 Kelainan jantung koroner


 Kelainan jantung bawaan
 Kelainan katup jantung
 Kelainan pembuluh darah lainnya (pembuluh darah kaki, tangan, otak,
dll)
2. Tindakan Intervensi Non Bedah

 PTCA (Balloon dan pemasangan ring /Stent)


 Penutupan ASD dengan ASO
 Penutupan PDA dengan ADO
 Pelebaran katup mitral, aorta dan pulmonal (BMW, BAV dan BPV)
 Pemasangan pacu jantung (Installing Pacemaker)
 Temporary Pacemaker
 Permanent Pacemaker

3. Intervensi Radiologi

Tenaga pelaksana yang mengawaki di Ruang Angiografi adalah para Dokter


Spesialis Jantung dan Dokter Spesialis Radiologi yang sudah mengikuti
pendidikan khusus, para medis yang memiliki sertifikat khusus, tenaga
administrasi dan pekarya. Saat ini Ruang Angiografi Rumah Sakit TNI AL Dr
Mintohardjo dikepalai oleh Letkol Laut (K) dr. Tjatur Bagus Gunarto, SpJP

I. Perkembangan angiografi.

Stroke merupakan penyakit yang cukup banyak diderita. Di Indonesia prevalensi


sekitar 12, 1 per 1000 penduduk. Penyakit ini juga penyebab kematian utama.
Mereka yang bertahan hidup biasanya menderita cacat jangka panjang.
Keberhasilan pengobatan stroke sangat bergantung pada seberapa cepat
pengobatan diberikan.Makin lama pasien tanpa bantu medis, makin besar
kerusakan otak yang dialami. Karena itlah deteksi dini penyakit ini sangat
penting. Untuk mengetahui kondisi pembuluh darah diotak biasanya dilakukan
pemeriksaan CT –Scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), Magnetic
resonance Angiogram (MRA), Digital Substraction Angiograf (DSA). DSA otak
merupakan pemeriksaan golden standart dari pembuluh darah otak untuk melihat
aliran di pembuluh darah arteri samapai ke jaringan lalu vena secara langsung
dan terus menerus melalui alat angiografi atau katerisasi “ kata Dokter Spesialis
Radiologi Intervensi Rumah Sakit Bethsaida, Dr. Jacub Pandelaki, Sp dalam
konferensi di Jakarta. Prosedur pemeriksaannya dengan memasukkan kateter
melalui pembuluh darah lewat paha yang akan terus naik ke bagian leher.
Kemudian cairan heparin atau cairan infuse dan cairan kontras disempotkan
untuk memonitor kondisi pasien. Dokter akan memantau alat tersebut secara real
time melalui komputer, sehingga pembuluh darah akan terlihat lebih jelas. DSA
dapat mendeteksi kelainan pembuluh darah diotak seperti pelebaran pembulh
darah , AVM , penyempitan , dan penyumbatan. Jika ditemukan adanya
gangguan, pasien dapat pengobatan sesuai dengan kelahinan yang dialami.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Angiografi adalah alat yang menggunakan sinar X untuk melihat bagian dalam
pembuluh darah apakah terjadi penyumbatan atau tidak, alat ini biasanya digunakan
untuk tindakan balonisasi atau pemasangan penyangga pembulu darah / stent.
Angiografi berguna untuk mengevaluasi pembuluh darah dan untuk mengidentifikasi
vaskularisasi yang tidak normal karena adanya tumor atau penyakit lainya.
DAFTAR PUSTAKA

Harsono, Buku Ajar : Neorologi Klinis, Yogyakarta Gajah Mada University press,
1996

Kee, Joyce LeFever (1997) “ Handbook of laboratory and diagnostic test with nursing
implications “

Soesetyo B. Ilmu penyakit jantung. Surabaya : Airlangga University Press; 2003

www.rsalmintohardjo.com/angiografi-cathlab

Anda mungkin juga menyukai