Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN TINDAKAN DIAGNOSTIK

INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH

Ns. Muhammad Adnan, S. Kep


PENGERTIAN

DIAGNOSTIK INVASIF/KATETERISASI JANTUNG


Tindakan pemeriksaan diagnostik yang dilakukan secara invasif
dengan menggunakan kateter/selang pada pasien yang diduga
mempunyai kelainan jantung dan atau pembuluh darah

INTERVENSI NON BEDAH


Merupakan suatu Tindakan non bedah untuk mengatasi kelainan
jantung dan pembuluh darah
PRINSIP DASAR KATETERISASI JANTUNG

1. Tindakan kateterisasi tanpa media kontras atau biasa di sebut


penyadapan jantung (mendokumentasi tekanan dan
kandungan saturasi tiap ruang jantung, serta sistem konduksi
jantung)

2. Tindakan kateterisasi dengan media kontras yang sering kita


sebut angiogram adalah pemberian sejumlah media kontras di
ruang jantung atau pembuluh darah
INDIKASI

1. Kelainan jantung kongenital


2. Kelainan jantung koroner
3. Kelainan pembuluh darah perifer
4. Kelainan jantung aritmia
5. Kelainan jantung katub
KONTRA INDIKASI
a. Hipertensi
b. Stroke
c. Arithmia
d. Infeksi/demam
e. Elektolit inbalance
f. Perdarahan gastrointestinal
g. Anemia
h. Keracunan obat digitalis
i. Gangguan fungsi renal
KOMPLIKASI
Minor Mayor

q Perdarahan q Arythmia yang mengancam jiwa


q Haematoma q Tamponade
q Menggingil q Stroke
q Mual muntah q Kematian
q Arythmia (bradicardia, VE) q Infark miocard
q Infeksi q Tromboemboli
q Alergi zat kontras
q Henti jantung
q Iskemia pada daerah penusukan
DIAGNOSTIK INVASIF
1. Kateterisasi jantung koroner/angiografi koroner
Salah satu pemeriksaan invasif untuk menggambarkan keadaan
arteri koroner jantung dengan cara memasukkan kateter ke
dalam pembuluh darah tubuh dan menginjeksikan cairan kontras
untuk memberikan gambaran pembuluh darah koroner pada
pencitraan sinar-X segera setelah kontras diinjeksikan

2. Penyadapan jantung
Pemeriksaan invasif dengan cara memasukan kateter ke dalam
ruang-ruang jantung untuk mengukur tekanan dan saturasi
oksigen
METODE TINDAKAN KATETERISASI

• Anestesi local
• Anestesi umum
– Pasien anak/bayi
– Pasien tidak kooperatif
– Pasien tidak stabil
ANATOMI JANTUNG
ANATOMI ARTERI KORONER
PERSIAPAN ALAT

1. Angioset/set alat tenun steril


2. Set instrument steril
üBak instrument
üKom besar, sedan dan kecil
üBengkok
üScapel/gagang pisau operasi
üKlem arteri
üDoek klem
ükassa
3. Alat Kesehatan
üKateter diagnostic 5 fr
üGuidewire 0.35 mm
üIntroducer sheath 5/6 fr
üSet tranduser
üEkstension tube/manometer line
üThreeway rotator
üMeja mayo
üSarung tangan steril
üSpuit 20 cc, 10 cc, 5 cc, 3 cc dan 1 cc
üTroley emergency
4. Obat-obatan
üLidocaine 2% injeksi
üHeparin injeksi
üNitroglicerin injeksi
üAnti alergi (dexamethasone 5 mg dan diphenhydramine 10 mg)
üZat kontras
üNacl 0.9%
LOKASI PUNGSI TINDAKAN KATETERISASI

• Arteri radialis kanan dan kiri


• Arteri brachialis kanan dan kiri
• Arteri femoralis kanan dan kiri
Pada kondisi tertentu memerlukan akses vena femoralis kanan
maupun kiri : Penyadapan jantung kanan
Lokasi Pungsi Tindakan Kateterisasi
Proses Tindakan Kateterisasi Jantung
ANGIOGRAF ARTERI KORONER RCA DAN LCA
INTERVENSI NON BEDAH
Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty
(PTCA)
Prosedur minimal invasif untuk membuka sumbatan pada
pembuluh darah koroner yang menyempit/stenosis dengan
menggunakan balon tiup dan stent.
Angioplasty/Pemasangan stent
PEMASANGAN STENT LAD
Pamasangan Stent RCA
Angioplasty dan Stenting Pembuluh
darah Perifer (Percutaneous
Transluminal Angioplasty/PTA)

Prosedur minimal invasif untuk membuka sumbatan


pada pembuluh darah perifer yang menyempit/stenosis
dengan menggunakan balon tiup dan stent.
Angioplasty dan pemasangan stent pada
pembuluh darah arteri perifer
Angioplasty Valvular

Mengmbangkan balon pada katup


jantung yang mengalami
penyempitan/stenosis
q Mitral Stenosis (MS) --> Ballon
Mitral Valvuloplasty (BMV)
q Aortic Stenosis (AS), Pulmonal
Stenosis (PS) --> Percutaneous
Transluminal Ballon
Valfuloplasty (PTBV)
Ballon Mitral Valvuloplasty & Ballon Aortic Valvuloplasty
Transcatheter Clossure

Tindakan penutupan Defect maupun duct pada kelainan


jantung bawaan, antara lain:
1. Patent Ductus Arteriosus (PDA) --> Amplatzer Duct Occluder
(ADO)
2. Atrial Septal Defect (ASD) --> Amplatzer Septal Occluder (ASO)
3. Ventricular Septal Defect (VSD) --> Amplatzer Membranous
VSD Occluder (AMVO)
Amplatzer Duct Occluder (ADO)
Amplatzer Septal Occluder (ASO)
Pencitraan ASD dan ASO dengan menggunakan TEE/TTE
Amplatzer Membranous VSD Occluder (AMVO)
LV Grafi penutupan Ventricular Septal Defect
(VSD)
Pemasangan Permanent Pacemaker

- Single Chamber
- Dual Chamber
- Biventricular
TAHAPAN PROSEDUR TINDAKANA KATETERISASI
JANTUNG
1. PRE PROSEDUR
a. Persiapan Fisik
ü Puasa 4-6 jam
ü Loading obat sesuai permintaan DPJP
ü Pasang IV line
ü Mencukur area penusukan
ü Mengukur tanda-tanda vital, BB, TB
ü Mengkaji keluhan utama
ü Mengkaji riwayat alergi
ü Melakukan pengecekan pulsasi arteri perifer, allent test

b. Persiapan Mental
ü Menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan
ü Menjalin komunikasi efektif
c. Persiapan Administrasi
üSurat ijin tindakan kateterisasi jantung (Informed Consent)
üJaminan kesehatan (umum asuransi/BPJS)/SEP

d. Data Penunjang
üEKG 12 lead
üPemeriksaan laboratorium
üMSCT coroner
üFoto Thorax
üThreadmill test
üEchocardiogram
MASALAH KEPERAWATAN
1. Cemas
2. Nyeri akut
3. Resiko perdarahan
4. Resiko hematoma
5. Resiko infeksi
6. Penurunan perfusi jaringan
7. Penurunan curah jantung
8. Gangguan mobilitas fisik
Intervensi, implementasi dan evaluasi dilakukan sesuai dengan
masalah keperawatan yang muncul
2. INTRA PROSEDUR

Pada saat tindakan diagnostik/intervensi non bedah terdiri dari


beberapa profesi sesuai dengan kompetensi masing-masing:
1. Dokter spesialis jantung sebagai operator
2. Perawat cathlab
üScrub nurse
üRunner/sirkuler
3. Teknisi kardiovaskuler
4. Radiografer
5. Dokter dan penata anastesi (sesuai kebutuhan)
MASALAH INTRA OPERATIF

1. Cemas
2. Penurunan kardiak output
3. Resiko tinggi jatuh
4. Gangguan irama jantung
5. Syock cardiogenik
6. Penurunan kesadaran
7. Nyeri (spasme, diseksi, perforasi)
8. Cardiac arest
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SELAMA
PROSEDUR KATETERISASI JANTUNG
1. Prinsip steril
2. Perhatikan respon pasien, apakah ada keluhan nyeri dada
atau tidak
3. Perhatikan pressure/IBP saat kateter masuk ke ostium
LCA/RCA, bila pressure turun segera tarik kateter
4. Monitoring hemodinamik
5. hindari penggunaan zat kontras dan fluoroscopy secara
berlebihan
3. POST TINDAKAN
1. Observasi tanda-tanda vital
2. Observasi pulsasi arteri dorsalis pedis
3. Lokasi puncture
4. Observasi hematoma
5. Observasi perdarahan
6. Reaksi alergi
7. EKG post tindakan
8. Pemeriksaan laboratorium
9. Apakah perlu rehidrasi pasca tindakan
10. Pemberian anti koagulan
TERIMAKASIH...

Anda mungkin juga menyukai