Anda di halaman 1dari 43

MONITORING

HEMODINAMIK INVASIF

dr. Qadri F. Tanjung,


SpAn, KAKV
SMF Anestesi & Terapi
Intensif
FK USU/ RSUP H. Adam
Malik
Medan
SEJARAH
Pertama  digunakan mengukur tekanan darah
invasif pada kuda oleh (Stephen Hales, 1733)
Pertama kali  pada manusia oleh Faivre’s
amputee (1856)
Teknik kanulasi modern oleh Barr (1961)
Monitoring invasif untuk tindakan operasi
kardiovaskuler 1960an  penggunaan Swan
Ganz Cateter
Tahun 1970  penggunaan termistor pada
kateter untuk mengetahui Cardiac Output
Prinsip dasar adalah untuk penilaian
keadekuatan perfusi jaringan
TUJUAN
Deteksi dini : identifikasi dan
intervensi terhadap klinis seperti
:gagal jantung dan tamponade.
Evaluasi segera dari respon pasien
terhadap suatu intervensi seperti
obat-obatan dan dukungan mekanik.
Evaluasi efektifitas fungsi
kardiovaskuler seperti cardiac output
dan index.

Heart and vaskuler Center Medical


university of south carolina , Febrari
2006
Hemodynamic End Points

GLOBAL PARAMETERS
 Oxygen Delivery Index
(DO2I)
TRADITIONAL Oxygen Consumption ORGAN SPECIFIC PARAMETERS
CLINICAL Index (VO2I)
 Gastric Tonometri
PARAMETERS Mixed Venous Oxygen  Sublingual Capnometry
• Heart Rate  Near Infrared Spectroscopy
Saturation (SvO2)
• Blood Pressure Serum Lactate
• Urine Output Base Deficit
• Body Temprature Arterio Carbon Dioxide
• Hemodynamic
Gradient (AVPaCO2)
Parameters ( CVP,
PAWP, RVEDVI )

MACROCIRCULATION MICROCIRCULATION
Mengapa diperlukan Monitoring
Untuk mendapatkan data pasien yang akurat dan
perubahan yang bermakna dapat segera diketahui
Pasien- pasien sakit kritis  tidak stabil, terapi harus
diberikan secara titrasi
Memungkinkan untuk mendeteksi perubahan
hemodinamik pasien sedini mungkin
1 x/ jam, 15 menit sekali, 3 menit sekali , atau
kontinyu
Monitoring dengan menggunakan alat2
Monitoring Non invasif
Monitoring Invasif untuk kasus yang kompleks dengan
risiko yang tinggi, dan sulit untuk menegakkan diagnosa
Invasif monitoring dapat digunakan untuk mendeteksi :
◦ Jenis terapi yang harus segera diberikan
◦ Evaluasi sejauh mana hail treatment yang sudah diberikan
◦ Dapat mengukur sejauh mana pengaruh CVS
Hemodynamic Monitoring :
Tools or Toys

• Risk – Benefit Analysis


• Cost – Benefit Analysis
Hemodynamic Monitoring Truth
Hemodynamic Monitoring Parameters
1. Non Invasive :
 Blood Pressure (BP)
 Mean Arterial Pressure (MAP)
 Heart Rate (HR)

2. Invasive
 CVP
 PCWP
 RVEDVI
 LVSWI
 LVP
 SvO2
DEFENISI

Monitoring hemodinamik invasif adalah


metode invasif menyangkut pengumpulan
dan analisa data kualitatif dan kuantitatif
untuk menilai fungsi kardiopulmoner.
3
• Perubahan perfusi jaringan
2
• Perubahan volume cairan
1
• Perubahan curah jantung
Apa yang perlu dimonitoring
MONITORING TEKANAN DARAH
ARTERI

Tekanan darah arteri adalah tekanan


darah yang dihasilkan oleh ejeksi ventrikel
kiri ke aorta dan ke sistemik arteri (Debra
et al,2001).
TD = CO X SVR

• TD : Tekanan darah
• CO: cardiac output
• SVR: systemic vascular resistance
Components of an Arterial Fig.
Pressure
66-3
Monitoring System
Faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan arteri
Curah jantung
Volume darah
Umur 
Resistensi perifer 
Viskositas darah
Aktivitas
Elastisitas pembuluharteri
Berat badan
Emosi
MONITORING TEKANAN
ARTERI PULMONAL

Definisi
Pemantauan hemodinamik secara invasif
melalui pembuluh vena
denganmenggunakan sistem tranduser
tekanan yang digunakan
untukmengetahui tekanan di arteri
pulmonal.
TUJUAN
Memberikan informasi mengenai keadaan
pembuluh darah pulmonal dan ventrikel kiri.
Pemantauan hemodinamik menggunakan
kateter arteri pulmonal diperkenalkan oleh
Swans dan Ganz tahun 1970, sejak
menggunakan dobel lumen, balon/ tipped,
sampai lima lumen ditambah dengan kawat
pacu jantung dan optikal kateter arteri
pulmonal yang sekarang dikenal sebagai
kateter arteri pulmonal Swan Ganz
Indikasi pemasangan kateter arteri pulmonal
Pasien dalam resiko tinggi: EF rendah,
gagal jantung akut, hipertensi pulmonal
dan instabilitas hemodinamik.
Segala pasien shock, cardiogenik,
neurogenik, anafilaktik
Penurunan urine karena dehidrasi berat,
perdarahan, luka bakar, dan pembedahan
Paska operasi bedah jantug secara
konservatif
Heart and vaskuler Center Medical
university of south carolina , Febrari
2006
Kontra Indikasi

Tidak ada kontraindikasi absolut


Kontraindikasi realtif misalnya dengan
gangguan koagulasi,prostetik jantung
kanan, pace maker endokardial, penyakit
vaskuler berat
Komplikasi
Kateter arteri pulmonal yang terpasang
merupakan wadah yang baik untuk
mikroorganisme. Prinsip close sistem dan
perawatan area tusukan serta steril harus
diperhatikan.
Kerusakan pembuluh darah oleh kateter yang
keras. Pemasangan lama
Aritmia : VES atau SVT, migrasi secara spontan
Perdarahan saat pemasangan kateter 
Trombo emboli oleh bekuan darah pada sebagian
atau seluruh kateter dan bermigrasi ke tempat
lain
PA cath location

CVP location

A. pulmonalis
Right
Atrium
Swan Ganz
Interpretasi gelombang arteri
pulmonal (PA)
Terdiri dari sistolik, diastolik dan nilai rata
rata. Seiring usia, tekananarteri pulmonal
meningkat. Usia lebih dari 60 tahun, nilai
rata rata tekananarteri pulmonal
(PA) = 16 ± 3 mmHg. Usia kurang dari 60
tahun nilai rata-rata
PA = 12 ± 2 mmHg.(Davidson & Fec,
1990).
Sistolik PA menggambarkan aliran darah
dari ventrikel kanan (RV) ke PA dan
selama diastole katup mitral terbuka
diikuti darah yang dari PA masuk ke LA
danLV.
Gelombang tekanan arteri pulmonal
digunakan untuk diagnose berbagai
kondisi jantung yang abnormal.
Indikasi Kontraindikasi

1.Pasien dalam resiko 1.Tidak ada


tinggi: EF rendah, kontraindikasi absolut
gagal jantung akut, 2.Kontraindikasi realtif
hipertensipulmonal misalnya dengan
dan instabilitas gangguan
koagulasi,prostetik
hemodinamik.
jantung kanan, pace
2.Paska operasi bedah maker endokardial,
jantug secara penyakit vaskuler berat.
konservatif.
Pressure wave form encountered during SGC
insertion
Parameter yang didapatkan dari kateter A.
Pulmonalis

• Right Artial pressure ( CVP)

• Right Ventricular Pressure


• Pulmonary Arterial Pressure
• Pulmonary Arterial Occlusion Pressure
• Cardiac Output
• SvO2 ( Mixed Vein O2 Saturation )
Pengukuran wedge (PWP) dengan cara pengembangan balon

PWP sering disebut juga PAW atau PCW


atau pulmonary arteri occlusion pressure
 pengukuran tekanan wedge dengan
mengembangkan balon pada distal
kateter arter pulmonal secara invasif
MONITORING CURAH JANTUNG (CARDIAC OUTPUT)

Cardiac Output Sejumlah darah yang


dipompakan oleh jantung (ventrikel) tiap
menit

Normal curah jantung 4 – 8 L/menit

Sistemic Vascular Resistance Normal =


800 – 1200 dynes/ detik/ cm2
DO2 = Cardiac Output x CaO2 ( arterial O2 content )

(Hb x SpO2 x1,34 )+ ( 0,003 x


PaO2)

Stroke Vol x HR

Volume x contractility
Instrument untuk mengukur curah
jantung
Kateter Swan Ganz
Monitor
Cairan normal salin/ D5W
Tranducer Cardiac Output
Spuit 10 cc
3 way
Pack T-Piece
Infuse set.
MONITORING TEKANAN
VENA SENTRAL
Definisi
Tekanan vena sentral merupakan tekanan
pada vena besar thorak yang menggambarkan
aliran darah ke jantung (Oblouk,Gloria Darovic,
2002).

Tekanan vena sentral merefleksikan tekanan


darah di atrium kanan atau vena kava
(Carolyn, M. Hudak, et.al, 1998).
Gelombang CVP Normal
Gelombang CVP normal yang tertangkap
pada monitor merupakan refleksi dari
setiap peristiwa kontraksi jantung.
Kateter CVP menunjukkan variasi tekanan
yang terjadi selama siklus jantung dan
ditransmisi sebagai bentuk gelombang
yang karakteristik.
Gelombang CVP
Gelombang CVP
Pada gelombang CVP terdapat tiga gelombang
positif (a, c, dan v)yang berkaitan dengan tiga
peristiwa dalam siklus mekanis yang meningkatkan
tekanan atrium dan dua gelombang (x dan y) yang
dihubungkan dengan berbagai fase yang berbeda
dari siklus jantung dan sesuai dengan gambaran
EKG normal.
1) Gelombang a : diakibatkan oleh
peningkatan tekanan atrium pada saat
kontraksi atrium kanan. Dikorelasikan dengan
gelombang P pada EKG
2) Gelombang c : timbul akibat
penonjolan katup atrioventrikuler ke
dalam atrium pada awal kontraksi
ventrikel iso volumetrik.
Dikorelasikan dengan akhir gelombang
QRS segmen pada EKG
3) Gelombang x descent : gelombang
ini mungkin disebabkan gerakan ke
bawah ventrikel selama kontraksi
sistolik. Terjadi sebelum timbulnya
gelombang T pada EKG
System Configuration
Vigileo Monitor
Hemodynamic Monitoring Protocol
Kesimpulan
1. Monitoring hemodinamik bisa dilakukan
dengan invasiv maupun non invasiv
2. Dengan monitoring invasiv didapatkan
data yang yang lebih dini tentang
gangguan perfusi organ dibandingkan
non invasif terutama pada tanda-tanda
tradisional.
3. Data gangguan perfusi yang cepat 
Resusitasi cepat  outcome lebih baik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai