0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
35 tayangan5 halaman
Lembar kerja ini membahas tentang terapi oksigen, termasuk tujuan, indikasi, kontraindikasi, parameter pengangkutan oksigen, metode pemberian, resiko, prosedur, dan dokumentasi pemberian terapi oksigen. Tujuan pemberian terapi oksigen antara lain menurunkan beban kerja pernafasan dan jantung serta mempertahankan saturasi oksigen di atas 90%. Metode pemberian meliputi sistem aliran rendah seperti kanula nasal hingga sist
Lembar kerja ini membahas tentang terapi oksigen, termasuk tujuan, indikasi, kontraindikasi, parameter pengangkutan oksigen, metode pemberian, resiko, prosedur, dan dokumentasi pemberian terapi oksigen. Tujuan pemberian terapi oksigen antara lain menurunkan beban kerja pernafasan dan jantung serta mempertahankan saturasi oksigen di atas 90%. Metode pemberian meliputi sistem aliran rendah seperti kanula nasal hingga sist
Lembar kerja ini membahas tentang terapi oksigen, termasuk tujuan, indikasi, kontraindikasi, parameter pengangkutan oksigen, metode pemberian, resiko, prosedur, dan dokumentasi pemberian terapi oksigen. Tujuan pemberian terapi oksigen antara lain menurunkan beban kerja pernafasan dan jantung serta mempertahankan saturasi oksigen di atas 90%. Metode pemberian meliputi sistem aliran rendah seperti kanula nasal hingga sist
Suatu intervensi medis berupa upaya pengobatan dengan pemberian oksigen (O2) untuk mencegah atau memperbaiki hipoksia jaringan dan mempertahankan oksigenasi jaringan agar tetap adekuat dengan cara meningkatkan masukan oksigen (O2) ke dalam sistem respirasi, meningkatkan daya angkut oksigen (O2) ke dalam sirkulasi dan meningkatkan pelepasan atau ekstraksi oksigen (O2) ke jaringan
2. Sebutkan tujuan pemberian terapi oksigen ?
a. Menurunkan kerja pernafasan b. Menurunkan beban kerja jantung c. Mempertahankan po2 >60 mmhg, saturasi oksigen >90% saat tidur,istirahat dan aktifitas
3. Sebutkan indikasi dan kontraindikasi pemberian terapi oksigen ?
Indikasi a. Hipoksemia akut (PaO2 < 60 mmHg; SaO2 < 90%) b. Henti jantung dan henti napas c. Hipotensi (tekanan darah sistolik < 100 mmHg) d. Curah jantung yang rendah dan asidosis metabolik (bikarbonat < 18 mmol/ L) e. Distress pernapasan (frekuensi pernapasan > 24 kali/ menit
Kontraindikasi a. Pasien yang tidak dapat menerima terapi adekuat b. Obstruksi nasal c. Fraktur basis cranii d. PCO2 tinggi
4. Sebutkan data objektif dari gangguan perfusi, metabolisme anaerob, gangguan
fungsi organ ? a. Data objektik gangguan perfusi 1) Takikardi 2) Hipotensi 3) Perubahan warna kulit dan suhu b. Data objektik metabolisme anaerob 1) Nilai asam laktat di dalam darah meningkat c. Data objektik gangguan fungsi organ 1) Gangguan fungsi serebral seperti gangguan sensorik 2) Gangguan fungsi miokard, contoh : penurunan cardiac output dan aritmia 3) Gangguan ginjal akibat penurunan urine output 5. Sebutkan parameter dari pengangkutan oksigen ? a. PaO2, SaO2 b. Hemoglobin, hematokrit c. Cardiac Output d. Parameter hemodinamik 6. Jelaskan metoda pemberian terapi oksigen ? Sistem aliran rendah (low flow oxygen device) a. Nasal Cannula - Konsentrasi Oksigen (FiO2) 24- 44% - Aliran Oksigen (Flow Rate) 1-5 lt/mnt - Keuntungan: Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernapasan teratur, pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir pasien dan terasa nyaman. - Kerugian: tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernapas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1 cm, dapat mengiritasi selaput lendir. b. Kateter nasal/binasal/nasal prong - Konsentrasi Oksigen (FiO2) 24- 44% - Aliran Oksigen (Flow Rate) 1-6 lt/mnt - Keuntungan: pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah nyaman, dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap. - Kerugian: Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 45%, tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 liter/menit dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, serta kateter mudah terseumbat. c. Sungkup muka sederhana (simple mask) - Konsentrasi Oksigen (FiO2) 40- 60% - Aliran Oksigen (Flow Rate) 5-8 lt/mnt - Keuntungan: konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter dan kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlubang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol. - Kerugian: tidak dapat memberikan konsentrasi kurang dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan karbon dioksida (CO2) jika aliran rendah. d. Sungkup muka dengan kantong rebreathing (rebreathing mask) - Konsentrasi Oksigen (FiO2) 60 – 80 % - Aliran Oksigen (Flow Rate) 8 - 12 lt/mnt - Keuntungan: konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir. - Kerugian: tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat. e. Sungkup muka dengan kantong non rebreathing (non rebreathing mask) - Konsentrasi Oksigen (FiO2) 80-99% - Aliran Oksigen (Flow Rate) 8 - 12 lt/mnt - Keuntungan: konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapai 100%, tidak mengeringkan selaput lender - Kerugian: kantong oksigen bisa terlipat
Sistem aliran tinggi (high flow oxygen device)
a. Sungkup muka dengan ventury (Ventury Mask) Venturi mask menerapkan prinsip entrainment udara (menjebak udara seperti vakum), yang memberikan aliran udara yang tinggi dengan penyediaan oksigen terkontrol. Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai oksigen sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat dihisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. b. Continous Positive Airway Pressure (CPAP) CPAP bekerja dengan memberikan tekanan udara masuk melalui saluran ini, dengan begitu dalam kondisi tertidur saluran nafas tetap terbuka sehingga gangguan pernafasan dapat diatasi c. Head Box Pemberian oksigen melalui headbox dibutuhkan karena bisa mentoleransi kebutuhan klien, terlepas dari kelemahannya yaitu tidak bisa mobile dan keterbatasan tempat. Pemberian oksigen melalui headbox membutuhkan aliran yang tinggi untuk bisa mencapai konsentrasi oksigen yang cukup dan mencegah penimbunan CO2 d. HFNC (High Flow Nasal Cannula HFNC (High Flow Nasal Cannula) merupakan alat terapi ventilasi non invansif yang digunakan untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi dengan menggunakan humidifikasi untuk memungkinkan pengiriman oksigen hingga 100% dengan kecepatan aliran hingga 60 L/menit. Tujuan dari bantuan pernafasan adalah untuk menjaga ventilasi dan oksigenasi yang adekuat. 7. Jelaskan Resiko pemberian terapi oksigen ? Kontra indikasi pada pemberian oksigen terapi tidak absolute, reiko terapi oksigen jika pemberian oksigen terapi yang diberikan dengan FiO2 lebih dari 50% selama 1-2 hari, maka akan mengalami kerusakan jaringan paru, akibatnya akan terjadi pelepasan enzim proteolitik dan enzim lisosom yang dapat merusak alveoli, selain itu bisa juga terjadi retensi gas karbondioksida dan atelektasis 8. Jelaskan prosedur pemberian terapi oksigen ? a. Persiapan pemberian oksigen terapi : 1) Informasi atau penjelasan kepada pasien untuk pemberian oksigen terapi sesuai kebutuhan 2) Persiapan alat : Regulator, flow meter, humidifier, tabung oksigen b. Langkah prosedur pemberian oksigen terapi : 1) Check dan periksa terapi oksigen akan diberikan pada tiap terapi 2) Cuci tangan sesuai standar 3) Jelaskan secara rasional tentang prosedur yang akan dilakukan 4) Atur posisi pasien dengan nyaman (semi fowler) 5) Siapkan jenis alat pemberian oksigen sesuai kebutuhan pasien 6) Siapakan sarana pemberian oksigen (tabung oksigen, humidifier, flow meter dan regulator oksigen) 7) Atur kecepatan aliran oksigen sesuai kebutuhan 8) Pastikan posisi selang tidak terlipat agar aliran oksigen adekuat 9) Observasi perubahan klinis pada pasien 10) Berikan rasa nyaman pada pasien yang mengalami kecemasan 11) Jika pemberian oksigen dengan masker oksigen, ganti dengan nasal kanul pada saat pasien makan 9. Sebutkan dokumentasi pemberian terapi oksigen ? a. Jenis alat oksigen terapi yang digunakan b. Posisi alat pada pasien c. Aliran oksigen yang digunakan liter/menit atau berupa FiO2 yang diberikan d. Observasi dan catat respon pasien terhadap pemberian oksigen terapi yang diberikan seperti penurunan : 1) Penurunan kecemasan 2) Penurunan kelemahan 3) Perbaikan frekuensi nafas 4) Perubahan warna kulit 5) Penggunaan otot bantu nafas e. Kaji hasil analisa gas darah dan pulse oksimetri untuk menilai keefektifan terapi oksigen f. Monitor dan dokumentasikan kulit sekitar telinga, hidung dan mukosa hidung terhadap efek iritasi g. Monitor dan dokumentasikan terjadinya efek samping/bahaya terapi oksigen