> 54%
akibat IHD & Stroke
1 dari 6 kematian
terjadi akibat serangan
jantung
Statistic Update
American Heart Association (January 2017)
Prevalensi PJK di Indonesia
• PJK merupakan penyakit
kardiovaskuler tertinggi di
Indonesia, sebesar
1,5%
• Tertinggi di Kaltara (2,2%)
dan terendah di Riau
(0,3%)
Sumber:
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf
Definisi PJK dan SKA
Sumber:
Lewis et al (2013). Medical-Surgical Nursing,
Assessment and Management of Clinical
Problems. Mosby-Elseviers.
Faktor Risiko PJK
Faktor Risiko Utama
1.Usia (L ≥45 tahun, P ≥55 tahun)
2.Riwayat keluarga
3.Hipertensi (TD >140/90 mmHg)
4.Merokok
5.Diabetes
6.Hiperkolesterolemia
7.HDL rendah (<40 mg/dL)
8.Hipertrigliserid (>200 mg/dL)
9.Obesitas
10.Kurang Latihan
11.Stres/Depresi
Faktor Risiko PJK (Lanjutan)
Sumber:
Sabah, K. M. N., et al (2014). Body mass index
and waist/height ratio for prediction of severity of
coronary artery disease. BMC Research Notes,
7, 246.
Klasifikasi PJK dan SKA
Coronary Artery Disease
Angina Pektoris
NSTEMI STEMI
Tidak Stabil
Diagnosis Sindrom Koroner Akut
No Lokasi Lead
Saat aliran darah ke miokard
1. Septal Ante V1 – V2 menurun akibat oklusi arteri
koroner, akan terjadi tiga kondisi
2. rior Lateral V3 – V4 (iskemia, injuri, infark)
3. Inferior V5, V6, I, aVL II
,III, aVF
4.
Iskemia
Perubahan
repolarisasi
T terbalik
Injuri
Elevasi ST
cedera
miokard
Infark
Tidak terjadi
depolarisasi
pada sel
nekrotik
gelombang Q
patologis
Septal Anterior
Lateral Inferior
Diagnosis: Enzim Jantung
3. Enzim Jantung
Pemeriksaan Normal Onset Puncak Durasi
Creatine Kinase-MB <10 ng/mL 3-12 jam 18-24 jam 36-48 jam
(CK-MB)
Peningkatan biomark
er kardiak
Perubahan ST segm
en pada EKG
TIMI Score
Variabel Nilai Variabel Nilai
Usia > 65 Tahun 1 Usia 2
Lebih dari 3 faktor resiko (HT, DM 2 65 – 74 tahun 3
, Merokok, Riwayat Keluarga, disli
>75 tahun
pidemia)
Angiogram coroner sebelumnya 2 Tekanan darah sistolik <100 m 3
menunjukan stenosis > 50% mHg
Penggunaan aspirin dalam 7 hari 1 Frekuensi jantung > 100 kali p 2
terakhir er menit
Setidaknya 2 episode nyeri saat is 1 Killip II-IV 2
tirahat dalam 24 jam terakhir
ST elevasi anterior atau LBBB 1
Deviasi ST > 1 mm saat tiba 1
Diabetes, riwayat hipertensi, r 1
Peningkatan marka jantung (CK- 1
iwayat angina
MB, Troponin)
Rendah 0-2 Berat badan < 67 kg 1
Atasi kecemasan
Nyeri TTV + Saturasi O2 + EKG -Jelaskan prosedur
Dada -Dukungan emosional
Pasang jalur IV
Monitoring:
Kaji nyeri (PQRST) -ABC
-TTV
-Tingkat kesadaran
Aspirin 160 mg (kunyah)
-Efek obat (p↓ nyeri)
Pemberian
Nursing consideration
• Menghambat siklooksigenase
yang memproduksi tromboxan A2
(aktivator platelet kuat)
• Memperlambat agregasi platelet
menurunkan oklusi
Pemberian
Nursing consideration
Pemberian
Nursing consideration
Pemberian
Nursing consideration
Pemberian
Nursing consideration
EARLY
< 72h
PRIMARY
< 12h
RESCUE
< 12h
Mekanis
•Edema paru
•Hipotensi (<90 mmHg selama ≥ 1 jam)
•Gagal jantung kongestif
•Syok kardiogenik
Sumber:
LAVIE, C. J., & GERSH, B. J. (1990, May). Mechanical and electrical
complications of acute myocardial infarction. In Mayo Clinic
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Tujuan Intervensi
Tingkat Nyeri
Nyeri Akut (D.0077) Menurun (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
•Ketidakseimbangan Dalam 30 menit:
•Identifikasi karakteristik nyeri
antara suplai oksigen •Beri oksigen 2-4 L/menit
dan kebutuhan • Keluhan nyeri
menurun •Beri Nitrogliserin
miokard
•Beri Morfin (jika nyeri tidak reda)
• Skor nyeri menurun
Tingkat Ansietas
Ansietas (D.0080) Reduksi Ansietas (I.09314)
Menurun (L.09093)
•Ancaman terhadap
Dalam 8 jam: •Beri lingkungan tenang
kematian, perubahan •Beri dukungan emosional
pola hidup •mengatakan cemas
berkurang, tidak gelisah, •Jelaskan prosedur
dapat beristirahat
Diagnosis Tujuan Intervensi
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Kasus
Kasus
Pasien Laki laki usia 54 Tahun dengan D
x APS CCS II pada CAD 3 VD dengan re
ncana PCI elektif via Femoralis pada tan
ggal 20/6/2019
Pengkajian
•Keluhan: Sebelum dilakukan PCI Elektif dada terasa tidak nyam
an ketika beraktifitas sedang. Saat ini tidak ada keluhan. pasien
terpasang Sheath di femoralis kanan.
•Riwayat penyakit: Jantung (PCI di LCx tahun 2017), HT, DM
•BB/TB: 78 Kg/171 Cm
•Glimepirid 1 1x 1mg
•Nitrokaf R 2 x 5 mg
•Metformin 2 x 500 mg
•Miniaspi 1 x 80 mg
•Concor 1 x 10 mg
•Simvastatin 1 x 20 mg
•Clopidrogel 1 x 75 mg
•Candesartan 1 x 8 mg
Pemeriksaan
diagnostik
•Lab Pre Operasi: • Lab Post Operasi:
•Hb 15.7 •ACT 80 s
•Ht 45%
•Ureum 29.90
•Creatinin 1.01
•Natrium 140
•Kalium 3.9
•HbSAg Non-Reaktif
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik
Kesimpulan
•LM: stenosis 30-40% mid
•LAD: ISR 70-80% proximal, Stenosi
70-80% mid
•LCx: stent patent di proximal
Risiko Perfusi Risiko
Miorkard Tidak Penurunan
Efektif Cardiac Output
Risiko
perdarahan
Diagnosis keperawatan
Setelah diberikan asuhan keperawatan sel
ama 1 x 24 jam diharapkan tidak timbul per
Risiko Perdarahan pre & post pelepasan sheat b.d. darahan dengan kriteria hasil:
: proses pelepasan sheat catheter dan pemakaian
antikoagulan •Tidak timbul hematoma
•TTV dalam batas normal
•Hasil ACT < 100
•Perfusi perifer adekuat
Intervensi keperawatan
Mandiri
• Monitor tanda dan gejala perdarahan retroperitoneal
• Monitor TTV setelah prosedur tindakan s/d stabil
• Monitor Hb/Ht, PT/APTT, ACT dan level Platelet
Kolaborasi
• Lakukan pencabutan sheat oleh dokter
• Pemberian cairan infus sesuai instruksi dokter
Evaluasi
•Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan