Anda di halaman 1dari 45

Fisiologi dan pemeriksaan enzim

jantung
Dr. Agus Riyanto, S.PK
Penyakit jantung dan pembuluh darah

• Penyebab kematian nomer 1 di Indonesia


• Penyebab terbesar oleh penyakit jantung
koroner
• Adalah: penyakit jantung akibat sumbatan
a.koronaria &/cabang-cabangnya  aliran
darah tidak adekuat  iskemia (dinding otot
jantung) – infark akibat oksigen tidak cukup
untuk metabolisme sel
Penyebab † di dunia ( Indonesia: tiap tahun
makin meningkat)  99% aterosklerosis 
dapat dicegah
Tahap dini aterosklerosis  fatty streak (usia
anak-anak) plak aterosklerosis
Aterosklerosis ~ inflamasi sistemik ringan yang
kronis  dideteksi dengan pemeriksaan kadar
CRP metoda hs-CRP
Serangan umumnya terjadi pada arteri
koronaria yang sklerosis  mengalami ruptur
dari ateroma, diikuti trombosis
FAKTOR RESIKO :
Tidak dapat
• umur
dimodifikasi • jenis kelamin
• Riwayat keluarga

• KADAR LEMAK TINGGI


• HIPERTENSI
• MEROKOK
MAYOR • DM
Dapat • OBESITAS
dimodifikasi

KURANG AKTIVITAS
MINOR STRESS
HIPERURICEMI
Troponin

Creatine
C- Reaktif
Kinase
Protein
Pemeriksaan Lactat
hs-CRP laboratorium Dehidrogenase
Jantung (LDH)

BNP dan SGOT


Pro-BNP

Mioglobin
Creatine Kinase (CK) dan isoenzim

• enzim yang ditemukan dalam konsentrasi


tinggi pada otot jantung dan otot rangka dan
dalam konsentrasi rendah pada jaringan otak.
• Serum meningkat dalam penyakit otot rangka,
MCI akut, penyakit serebrovaskuler, aktivitas
berat, injeksi intramuskuler, dan hipokalemia
(akibat ketidakseimbangan elektrolit)
Pada infark miokard akut → CK :
Dilepas 48 jam
Normal kembali > 3 hari

Terdapat 2 jenis isoenzim : (M) otot dan (B) otak


Proses elektroforesis → memisahkan isoenzim
jadi 3 :
CPK-MM (otot rangka dan beberapa di
jantung)
CPK-MB (jantung) → ↑ kerusakan sel
miokardium
CPK-BB (otak)
• CK dan CK-MB serum
– ↑ 4-6 jam setelah infark
– Puncak : 18-24 jam (> 6 kali kadar normal)
– Normal kembali : 3-4 hari, kecuali terjadi nekrosis
atau kerusakan jaringan baru
• Pengambilan darah untuk sebaiknya dilakukan
sebelum injeksi intramuskular tp tidak
berpengaruh terhadap CK-MB
CK Metode

• Persiapan pasien :
hindari cedera otot dan latihan fisik berat
• Persiapan sample :
– Serum
– Heparin atau EDTA
– Stabil 24 jam pada suhu ruangan atau 1 minggu
pada 4°C
• Prinsip tes :
– Metode : kinetik UV, aktivasi NAC
– Prinsip : CK diaktifkan oleh N.Acetylcystein dgn rx :
CK
creatine fosfat + ADP creatine + ATP
HK
ATP + D-glukosa ADP + D-glukosa-G-P
G6P-DH
D-glukosa-G-P + NADP D-glukonate-G-P + NADPH
+H

NADPH yang terbentuk sesuai aktifitas CK dan diukur


secara fotometris
Nilai rujukan : 0-10 µg/L

Interprestasi :
↑ CK pada infark miorkadr akut
↑ berat (= 5 kali nilai rujukan )
↑ ringan – sedang (2-4 kali nilai
rujukan)
Tes CK - MB

• Persiapan Pasien :
Hindari cedera otot dan latihan fisik berat
• Persiapan Sampel :
– Serum
– Heparin atau EDTA
– Stabil 24 jam pada suhu 4°C atau 1 jam pada suhu
ruangan.
• Prinsip tes :
– Metode : immunochemistry UV (aktivasi NAC)
– Prinsip : Isoenzim CK-MB terdiri dari subunit CK-M dan CK-B.
Subunit CK-M akan dihambat oleh antibodi yang spesifik. Aktivitas
subunit CK-B yang sebanding dengan setengah aktivitas MB akan
diaktifkan oleh N-acetylcystine dan ditentukan berasarkan reaksi :
CK
creatine phosphate + ADP creatine + ATP
HK
ATP + D-glucose ADP + D-glukosa-G-P
G6P-DH
D-glukosa-6-P + NADP D-glukonate-6-P + NADPH + H
NADPH yang terbentuk sesuai aktifitas CK dan diukur secara
fotometris
• Interpretasi :
kriteria yang digunakan untuk diagnosis IMA :
1. CK-MB >16 U/L
2. CK TOTAL >130 U/L
3. CK-MB >6% dari CK total

Faktor yang mempengaruhi :


• Injeksi intramuskular
• Aktivitas berat
• Trauma dan tindakan bedah
Tes LDH
• Enzim yang mengkatalisis perubahan reversible
oksidasi laktak → piruvat
• LDH adalah enzim intraseluler yang terdapat
pada hampir semua sel yang bermetabolisme,
dengan konsentrasi tertinggi ditemukan di
jantung, otot rangka, hati, ginjal, otak, dan sel
darah merah
• LDH memiliki 2 subunit : (O) otot dan (J) jantung
• LDH1: fraksi jantung; JJJJ; di jantung,SDM,ginjal,
LDH1 : fraksi jantung; JJJJ; di
otak(beberapa)
• LDH2:
jantung,SDM,ginjal, otak(beberapa)
fraksi jantung; JJJO; di jantung, SDM, ginjal,
otak
LDH2(beberapa)
: fraksi jantung; JJJO; di jantung,
• LDH3:
SDM, fraksi
ginjal,jantung; JJOO; diparu-paru dan
otak (beberapa)
jaringan
LDH3 :lain, limpa,
fraksi pankreas,
jantung; JJOO;adrenal, tiroid,
diparu-paru
limfatik
dan jaringan lain, limpa, pankreas, adrenal,
• LDH4:
tiroid,fraksi jantung; JOOO: di hati, otot rangka,
limfatik
ginjal dan otak (sebagian)
LDH4 : fraksi jantung; JOOO: di hati, otot
• LDH5: fraksi jantung; OOOO; di hati, otot rangka,
rangka, ginjal dan otak (sebagian)
ginjal (beberapa)
LDH5 : fraksi jantung; OOOO; di hati, otot
rangka, ginjal (beberapa)
• Seperti uji enzimmatik lainnya, seperti CK dan
AST, LDH dan LDH1 serum digunakan untuk
mendiagnosis MCI akut.
• Kadar LDH(total) :
– Meningkat 12-24 jam setelah infark
– puncaknya dalam 2 sampai 5 hari dan tetap
menurun selama 6-12 hari
• LDH1 yang tinggi mengindikasi MCI
• LDH3 berhubungan dengan penyakit paru
• LDH5 berhubungan dengan penyakit hati dan
otot rangka
• Persiapan pasien:
tidak ada persiapan khusus.
• Persiapan sampel:
– Serum
– Plasma heparin atau EDTA
– Stabil selama 2 hari pada suhu 4 °C

Prinsip tes:
Metode : kinetik UV
Prinsip : LDH
Piruvat + NADH + H L-laktat + NADv
• Nilai rujukan :
– Dewasa
• LDH total: 100-190 IU/l, 70-250 U/l(kadar bisa
berbeda karena perbedaan metode)
• Isoenzim : LDH1 14-26%
LDH2 27-37%
LDH3 13-26%
LDH4 8-16%
LDH5 6-16%
– Anak
• Bayi baru lahir : 300-1500 IU/l
• Anak : 50-150 IU/l, 110-295 U/l
• Pada hepatitis akut LDH total dan LDH5 meningkat sebelum
ikterik dan menurun sebelum kadar bilirubin menurun
• Masalah klinis :
– Peningkatan : MCI akut,, kanker (paru-paru, tulang, usus,
hati, payudara, serviks, testis, ginjal, lambung, melanoma
kulit), infark pulmonal akut, hepatitis akut
– Pengaruh obat : narkotik (kodein,morfin,meperidin)

Faktor
Obat narkotik dan injeksi intramuskular dapat
meningkatkan kadar LDH serum
Hemolisis dapat menyebabkan peningkatan kadar LDH
serum, enzim tersebut cukup banyak di SDM
Aspartat aminotransferase (AST) / Serum
Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT)

• Enzim yang sebagian besar ditemukan dalam


otot jantung dan hati, sementara dalam
konsentrasi sedang dapat ditemukan pada
otot rangka, ginjal dan pancreas. konsentrasi
yang rendah terdapat dalam darah, kecuali
cedera selular
• Ditemukan pada Miokard Infark Akut dan
penyakit hati
• Normal aktivitasnya dalam darah tergantung usia,
diaman pada bayi dan anak akan lebih tinggi
• Merupakan enzim yang katalisis perpindahan
reversible 1 AA dari AA ke asam alfa keto
• ↑ : 6-10 jam setelah MIA
• Puncak : 24-48 jam
• Normal kembali : 4-6 hari, jika tidak terjadi infark
tambahan
• Pada penyakit hati kadar akan ↑ 10x lipat dan
bertahan dalam jangka waktu yang lama
Persiapan pasien: hindari latihan fisik berat dan obat

Persiapan sampel: serum, plasma heparin/EDTA

AST
Aspartate + ketoglutarate Oxaloacetate + glutamate
MD
Oxaloacetate + NADH + H+ Malate + NAD+

Prinsip kerja:
Sampel di tambah dengan buffer/enzim/koenzim dan alfa
ketoglutarat akan menghasilkan Oxaloasetat sebanding
dengan oksidasi dari NADH menjadi NAD.
Reaksi tersebut menggambarkan aktifitas AST dan diukur
secara fotometrik.
• ↓ : kehamilan, ketoasidosis diabetik.
• ↑ : IMA, hepatitis, nekrosis hati, penyakit dan
trauma muskuloskeletal pancreatitis akut, kanker
hati, angina pectoris yang serius, olahraga berat,
injeksi intramuskular
pengaruh obat :
– Antibiotik ( ampisilin, karbenisilin, kloksasilin,
eritromisin, klindamisin, gentamisin, linkomisin, nafsilin,
tetrasilin, oksasilin, polisilin)
– Vitamin ( asam folat, piridoksin, vitamin A )
– Narkotik ( kodein, morfin, meperidin )
– Antihipertensi ( metildopa, guanetidin)
– Mitramisin
– Preparat digitalis • Faktor yang
– Kortison mempengaruhi :
– Flurazepam – Injeksi intraamuskular
– Indometasin – Hemolisis
– Isoniazid, rifampin – Obat-obatan
– Kontrasepsi oral – Salisilat dapat positif
– Salisilat atau negatif palsu
– teofilin
Mioglobin
• Mioglobin adalah protein heme merupakan
komponen protein dalam sel, 2% dari seluruh total
protein dalam otot
• Terdapat di sel otot rangka dan sel otot jantung
• Dilepas jika cedera
• ↑ : 2-3 jam setelah kerusakan jaringan otot
• Puncak : 8-12 jam
• Kembali normal : 12-18 jam
• Lebih sensitif dibandingkan troponin pada awal
serangan IMA
• Indikasi untuk reinfarction dan reperfusion
• Nilai Rujukan
– Wanita : 12-75 ng/ml, 12-75 µg/l
– Pria : 20-90 ng/ml, 20-90 µg/l

Masalah klinis :
↑ : MCI akut, ceder otot rangka, luka bakar
berat, polimiositis, trauma, gagal ginjal, stres
metabolik
Faktor yang mempengaruhi :
Sampel yang diambil 1 atau 2 hari setela MCI
hemolisis
Tes troponin
• Satu dari protein miofibriler otot yang terdiri
dari 3 subunit :
– Troponin T (TnT)
– Troponin I (TnI) Deteksi IMA
– Troponin C (TnC)
• Terdapat pada serum orang sehat
• Meningkat menandakan kerusakan miorkard
yang lebih ringan
• Kelebihan :
– Modalitas kuat untuk stratifikasi risiko
– Sensitivitas dan spesifisitas yang lebih
baik dari CK-MB
– Deteksi serangan infark miokard
sampai 2 minggu setelah kejadian
– Bermanfaat untuk seleksi pengobatan
deteksi reperfusi
• Persiapan pasien:
tidak ada persiapan khusus.
• Persiapan sampel:
– Serum
– Plasma heparin atau EDTA
– Stabil 8 jam pada suhu ruang
• Prinsip tes:
– Metode : Enzym immunoassay
– Prinsip :
menggunakan 2 monoklonal antibody spesifik
yang berlabel dengan CTnT dalam sampel dan
menghasilkan warna merah pada garis tes dan
garis kontrol.
• Alat dan bahan:
– Alat : Trop T Rapid Test
• Cara kerja:
– lepaskan disposibel test trop T dari sampulnya
kemudian letakkan pada tempat datar
– Gunakan pipet syringe untuk menghisap sampel
hingga tanda 150 uL
– Teteskan sampel pada disposibel test Trop T
– Bacalah hasil 15 menit kemudian
• Nilai Rujukan: < 0,1 ng/dl

• Interpretasi :
– (-) : terbentuk 1 garis (garis kontrol) (>0,1 ug/dl)
– (+) : terbentuk 2 garis (garis kontrol dan garis tes) (<0,1 ug)
BNP
• disintesa di regangan dinding ventrikel
• Hormon yang secara struktur termasuk hormon
natriuretic peptide yang berhubungan fungsi ginjal dan
kardiovaskular
• Kadar meningkat seiring makin beratnya gagal jantung
• BNP sekresi prohormon proBNP pecah bentuk aktif BNP
• Nilai rujukan < 50 pg/ml : gagal jantun (-)
> 100 pg/ml : prediksi gagal jantung
• Metode : radioimunoassay (RIA),
Imunoradiometricaassay (IRMA),
electrochemiluminscence (ELICA)
• pemeriksaan adalah penentuan kadar imun
berpendaran cahaya elektrokimiawi secara
apitan
• menggunakan alat ELECSYS 2010 analyzer
(Roche Diagnostic)
Pro-BNP

• Bersikulasi dalam plasma


• Tinggi pada hipertrofi ventrikel dan gagal
jantung kongestif
Keuntungan pemeriksaan NT-Pro BNP
BNP NT-Pro BNP

Korelasi kuat antara Konsentrasi di sirkulasi


hormonal dan aktivitas lebih tinggi dan lebih
imunologi stabil
CRP (C-reactive protein)
• CRP: protein fase akut yang
dikeluarkan pada keadaan
radang/inflamasi yang terjadi secara
sistemik.

• CRP disintesis di hati, diregulasi


terutama oleh IL-6

• IL-6 dihasilkan: makrofag, sel endotel,


fibroblas dan sel T.
• merupakan petanda resiko relatif
tertinggi untuk meramalkan kejadian
baru (pencegahan primer) atau
kekambuhan (pencegahan sekunder)

• Radang:CRP ↑ dalam 6 jam,puncak 48


jam,↓ mencapai baseline 7-12 hari.
Kadar CRP dipengaruhi Variasi biologis:
• Me↑kadar: kegemukan, diabetes, hipertensi,
merokok kondisi proinflamasi
(memicu ekspresi endotel, sitokin proinflamasi
terutama IL-6 dan mengaktivasi respon inflamasi)

• Me↓kadar: diet & penurunan berat badan, latihan


fisik , berhenti merokok, terapi aspirin &
statin menurunkan inflamasi
Spesimen
• Tidak perlu puasa (≠ variasi sirkardian)
• Darah vena: serum, plasma heparin/ EDTA

hs-CRP (Klasifikasi AHA & CDC)


Risiko rendah (<1,0 mg/L)
Risiko sedang (1,0-3,0 mg/L)
Risiko tinggi ( >3,0 mg/L).

Kadar CRP > 1,0 mg/L  indikasi inflamasi akut


Nilai rujukan (CDC): 0,08-3,1 mg/L.
MATUR

Anda mungkin juga menyukai