Aktivasi Platelet
Aspirin
Agregasi Platelet
Pembentukan Trombus
Terapi
Trombolitik
Iskemia jaringan
Nitrat
Beta Bloker
Nekrosis sel miokard
Nekrosis sel miokard
Angina Nitrogliserin
4. Iritabilitas miokard
Antidisritmia
Disritmia
5. Kontraktilitas Fgs ventrikel kiri
TD
Vasokonstriksi
Syok Kardiogenik
Kematian
How ACS affect the Body
Cardiovascular system:
Injuri pada jaringan otot jantung menyebabkan terjadinya
kontraktilitas jantung, gangguan compliance LV, stroke
volume , EF dan LVEDP
Mekanisme kompensasi untuk mempertahankan curah
jantung( vascular constriction, HR,renal retention of
sodium and water)
Komplikasi syok kardiogenik, aritmia malignan ( lethal
arrhytmias)
17
Cont’
Respiratory System
Terjadinga syok kardiogenik dgn LHF mengakibatkan
meningkatnya cairan di paru edema interstitial/alveolar
Renal System
Terjadinya penurunan perfusi ke ginjal mengakibatkan
terjadinya penurunan “glomerural filtration rate” sehingga
ADH meningkat, aldosteron dilepas untuk membantu
mempertashankan perfusi ke ginjal.
Ganngguan fungsi renal
Neurologic System
Penurunan perfusi ke otak mengakibatkan gangguan
kesadaran, pasien tampak gelisah, disorientasi
18
Diagnosis Enzim jantung
3. Enzim Jantung
46
Pemantauan Hemodinamika
1. Non invasive: Pengukuran CVP dan
pengukuran tekanan arteri sistemik
2. Invasive:
1. Menggunakan kateter tekanan vena sentral
2. Kateter swans gans
47
Penatalaksanaan pasien MCI
1. Penanganan cairan pada MCI:
1. MCI dengan hipovolemik:
Diberikan secara bertahap (200-300 ml dlm 5-10 mnt,
dinaikan secara bertahap hingga 500 ml/jam)
Observasi ketat terhadap CVP, TD, PU
2. MCI dengan hipervolemik
48
Rehabilitasi Jantung
Tujuan Rehabilitasi :
1. Merencanakan program aktifitas yang progresif
2. Mengedukasi klien dan orang terdekatnya mengenai penyebab,
pencegahan dan terapi penyakit jantung koroner
3. Membantu klien menerima keterbatasan yang timbul karena
penyakitnya
4. Membantu klien menyesuaikan perubahan dalam tujuan
pekerjaaanya
5. Mengurangi paparan terhadap faktor resiko
6. Mengubah faktor psikologis yang mengganggu pemulihan PJK
Rehabilitasi Tahap 1(Rawat Inap)
Dilakukan segera setelah melewati fase akut (setelah 2-3 hari), selama 4-6
hari
Jenis kegiatannya: meliputi fase inisial, yaitu: lat napas dalam, relaksasi, lat
dinamis yg melibatkan sekelompok otot kecil; dan fase lanjutan, yaitu lat
dinamis melibatkan sekelompok otot besar, berdiri dan berjalan.
Semuanya masih dibawah bimbingan
Tujuannya:
Mengoptimalkan terapi farmakologis
Mencegah immobilisasi yg berkepanjangan
Meningkatkan kapasitas dalam latihan
Evaluasi status mental, ansietas, dan support mental
Memberikan penkes dasar
57
Pendidikan Kesehatan
• Pendidikan kesehatan yang diberikan pada pasien
termasuk pengetahuan mengenai tanda dan gejala SKA
yang harus diwaspadai oleh pasien dan keluarganya
( nyeri dada/ angina equivalent, sesak
napas,pemeriksaan nadi teratur atau tidak,perasaan
cape, dan bagaimana pertolongan pertama pada saat
timbul keluhan
• Pengetahuan mengenai modifikasi faktor resiko
• Aktifitas fisik paska perawatan SKA
• Obat-obat yang dibawa pulang, efek samping
• Kontrol teratur
58
Penyuluhan Pasien Penderita Angina Pektoris
65
Program Perawatan Kesehatan Pasien
dengan MCI di Rumah
1. Pasien menyesuaikan kegiatannya selama masa penyembuhan
sampai benar-benar sembuh
a. Masa penyembuhan jantung berbeda-beda, biasanya 6-8
minggu
b. Menghindari aktifitas yang menyebabkan nyeri dada, dispnu
atau kelainan yang luar biasa.
c. Menghindari panas dan dingin yang berlebihan dan berjalan
melawan arah angin
d. Menurunkan berat badan bila perlu
e. Berhenti merokok
f. Aktifitas diselingi istirakahat yang cukup
g. Menghindari kekuatan diri untuk mengkompensasi keterbatasn
h. Mengembangkan pola makan yang terartur
1. Menghindari makan besar dan tergesa-gesa
2. Membatasi minuman yang menagandung
kafein
3. Mematuhi diit yang dianjurkan
4. Berusaha mematuhi aturan pengobatan
5. Melakukan aktifitas yang dapat
membebaskan dari tekanan
Lanjutan…
Relaksasi autogenik dan latihan relaksasi
otot progressif dapat menurunkan tingkat
kecemasan pada pasien ACS post intervensi
Latihan rehabilitasi yang selalu diikuti
secara intens atau teratur pada pasien
jantung dapat menunjukkan adanya
penurunan terjadinya anggina berulang,
penurunan gejala penyerta kearah gagal
jantung, dan menurunkan angka kejadian
iskemik pembuluh darah, menurut (Wenger
et all.1995) dalam (Hoeman, 2002).
Lanjutan…
(Kurçer, M. A., & Özbay, A. 2011)
Pemberian edukasi dan konseling tentang gaya
hidup yang benar pasca serangan jantung :
1. Meningkatkan Qualitas hidup pasien.
2. Memperbaiki aktifitas fisik, program diet
yang sehat,
3. Menurunkan tekanan darah diastole secara
bermakna.
Yilmaz(2005) menemukan bahwa pasien pasca
serangan jantung yang diberikan informasi sesuai
dengan yang mereka butuhkan melalui discharge
planning,
1. Sangat efektif mempengaruhi mereka dalam
pengambilan keputusan yang tepat
2. Kembali menjalankan kehidupan yang aktif dan
positif seperti sebelumnya.
3. Meningkatkan rata-rata pasien berhenti
merokok, menurunkan berat badan ke normal,
menjaga diet yang disarankan dan kembali
Kontrol ke dokter secara rutin.
Penelitian tentang edukasi dan konseling
telah dilakukan terhadap pasien CAD di
Turki pada tahun 2011.
1. Meningkatkan qualitas hidup pasien.
2. Memperbaiki aktifitas fisik, program diet
yang sehat, bahkan menurunkan tekanan
darah diastole secara bermakna. (Kurçer,
M. A., & Özbay, A. 2011)
Penelitian Diana Clarke pada tahun 2008, dari
university of Manitoba (Marchinko,2008). Hasil
penelitian tersebut menyatakan bahwa
Daly et al.(2002) dalam studinya tentang Barriers
to Participation in and Adherence to Cardiac
Rehabilitation Programs: A Critical Literature
Review mengungkapkan beberapa hal antara lain:
1) Bahwa efikasi diri adalah salah satu faktor yang
menentukan kepatuhan dalammengikuti
program rehabilitasi jantung,
2) Latihan aktifitas dalam rehabilitasi jantung
dapat menurunkan kejadian-kejadian fatal
sebesar 25% pada tahun pertama setelah masa
pemulihan PJK dan signifikan menurunkan
angka kematian,
3. Rehabilitasi jantung yang meliputi latihan
fisik, modifikasi faktor risiko, pendidikan
kesehatan dan konseling diet merupakan
komponen penting dalam perawatan pasien
miokard infark.
Biological Establish
Early
contact with
awareness of
Medical Call
Economic Social ACS situation
Factors Centre
Psychological
Intervensi untuk mengurangi keterlambatan
penanganan Prehospital (Levanthal8s Model
nformation (Kognitif
1. I
component)
2.Emotional issue
3.Sosial Factors (Environmental
Stimuli)
Strategi Intervensi Terpadu Berbasis
Masyarakat (Kattleen, Sharon, at all (2006)