Anda di halaman 1dari 44

Fisioterapi pada Lansia

Definisi
• Lanjut usia (lansia) : seseorang yang telah mencapai usia
60 ( enam puluh) tahun keatas (PP43 Th. 2004, Permenkes
79 Th 2014)

• Geriatri : ilmu kesehatan lanjut usia (Darmojo, 2000)

• Pasien geriatri adalah pasien lansia dengan multi


penyakit/gangguan akibat penurunan fungsi organ,
psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang
membutuhkan pelayanan kesehatan secara tepadu dengan
pendekatan multi disiplin yang bekerja sama secara
interdisiplin (PMK 79 Th 2014, SNARS 2018)
Tujuan

• Tujuan geriatri  mengadakan upaya dan


tindakan- tindakan sehingga lansia selama
mungkin tetap dalam keadaan sehat, baik
fisik, mental dan sosial sehingga masih
berguna bagi masyarakat, setidak-tidaknya
sedikit mungkin menjadi beban bagi
masyarakat Indonesia (Darmojo, 1979)
Tujuan

• Mengupayakan lansia mampu aktif dan mandiri

• Mencegah penyakit atau mendeteksi


dan menanganinya sejak dini

• Mengurangi dampak karena kecacatan dan


penyakit, dan meminimalkan ketergantungan

• Memberikan perawatan medis secara holistik


dan dukungan sosial yang memadai ketika
dibutuhkan.
Interprofesional Team
• Tim Terpadu Geriatri adalah suatu tim Multidisiplin
yang bekerja secara Interdisiplin untuk
menangani masalah kesehatan lansia dengan
prinsip tata kelola pelayanan terpadu dan paripurna
dengan mendekatkan pelayanan kepada pasien
lansia (Permenkes 79 Th 2014)
Interprofesional Team
SOCIAL
WORK

PT/OT
NURSING

PATIENT

DIETICIAN
DOCTOR

FAMILY &
CAREGIVERS
Masalah Potensial pada Lansia

• Geriatrics Giants adalah istilah yang diciptakan


oleh Prof. Bernard Isaacs untuk melihat penyakit
utama yang terkait dengan penuaan

• Geriatrics Giants : Immobility, Instability,


Incontinence, Intelectual Impairment

• Meskipun penyebab utama kematian lansia


di Indonesia adalah kanker, penyakit
jantung dan stroke.
Immobility
• Imobilitas merupakan keadaan di mana seseorang tidak bisa
bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu
pergerakan (aktivitas) (Hidayat, 2006).

• Imobilitas adalah suatu keterbatasan dalam kemandirian,


pergerakan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu
ekstremitas dari tubuh atau lebih

• Gangguan kemampuan untuk bergerak secara


independen yang mengakibatkan ketergantungan
aktivitas keseharian.
• Ketergantungan atau ketidakmampuan
untuk melakukan aktivitas fungsional
merupakan masalah banyak dijumpai
pada lansia.

• Penilaian kemampuan fungsional lansia


sangat penting dalam penilaian geriatri
yang komprehensif dan manajemen
pasien secara holistik.
• Tingkat ketergantungan lansia :
1. Mandiri  masih mampu melakukan aktivitas
tanpa bantuan orang lain (meskipun
membutuhkan alat adaptasi)

2. Ketergantungan sebagian  mampu


melaksanakan aktivitas dengan
memerlukan bantuan orang lain pada
beberapa aktivitas

3. Bergantung sepenuhnya  lansia tidak


dapat melakukan tugas tanpa bantuan
orang lain
Imobilitas sering multifaktorial

• OA
• Nyeri, kelemahan otot, kekakuan otot
• Penyakit jantung
• CNS, stroke
• Gangguan visual
• Fraktur
• Masalah psikologis, depresi, demensia
• dsb
Dampak imobilitas
• Mempengaruhi sistem tubuh, seperti perubahan dalam
metabolisme tubuh, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
gangguan dalam kebutuhan nutrisi, gangguan fungsi
gastrointestinal, perubahan sistem pernafasan, perubahan
kardiovaskuler, perubahan sistem muskuloskletal, perubahan
kulit dan perubahan perilaku (Hidayat, 2006).

• Penurunan tingkat kemandirian, menjadi “beban" bagi


keluarga/masyarakat

• Menurunnya kualitas hidup lansia


Instability
• Keadaan tidak stabil yang dipengaruhi oleh :
Faktor intrinsik ( kekakuan sendi, kelemahan otot, gangguan
pendengaran/ penglihatan/ keseimbangan, penyakit penyerta
dsb)
Faktor ekstrinsik (Alas kaki tidak sesuai, lantai licin, jalan tidak
rata, penerangan kurang, benda di lantai yang membuat
terpeleset dsb)

• Menimbulkan :
– Jatuh ( cidera kepala, cidera jaringan lunak, fraktur ->
immobilisasi )
– Ketergantungan
– Morbiditas
Keseimbangan dan Jatuh
• Sistem sensorik
– Visus, pendengaran, fungsi vestibuler,dan proprioseptif.
– Vertigo tipe perifer sering terjadi pada lanjut usia, diduga
karena perubahan fungsi vestibuler akibat proses menua.
– Neuropati perifer dan penyakit degeneratif leher dapat
menganggu fungsi proprioseptif.

• Sistem saraf pusat (SSP)


– akan memberikan respon motorik untuk mengantisipasi
input sensorik.
– Penyakit SSP seperti stroke, parkinson, hidrosefalus
dengan tekanan normal,yang diderita oleh lanjut usia akan
menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon
tidak baik terhadap input sensorik.
Keseimbangan dan Jatuh
• Kognitif  pada beberapa penelitian, demensia
diasosiasikan dengan meningkatnya risiko jatuh.

• Muskuloskeletal  Faktor ini disebutkan oleh beberapa


peneliti merupakan faktor yang spesifik milik lanjut usia, dan
berperan besar terhadap terjadinya jatuh. Gangguan
muskuloskeletal menyebabkan gangguan gaya berjalan (gait)
dan ini berhubungan dengan proses menua yang fisiologis.
• Jatuh sebagian besar terjadi selama berjalan
biasa, melangkah, naik atau turun dan sambil
mengubah posisi.

• Bahaya lingkungan 50% penyebab jatuh

• 70% jatuh terjadi di rumah

• Masalah persepsi visual sering terjadi pada


lansia
Fisioterapi pada geriatri
• Pemeriksaan
• Tujuan Fisioterapi
• Intervensi/Penatalaksanaan Fisioterapi
• Evaluasi
Pemeriksaan Fisioterapi
• Tujuan :
– Mengetahui gangguan geriatri secara umum.
– Merencanakan program intervensi yang efektif.
– Meningkatkan kesehatan dan fungsional lansia.
– Mengurangi resiko penyakit/gangguan
selanjutnya.
– Meningkatkan kualitas hidup

• TIM:
– Interprofesional tim bekerja sama untuk
merencanakan dan melaksanakan “single
treatment plan”
Efficiency of Assessment
Problem Screening measure Abnormal
area response
Mobility Note the time after asking the patient: ’RISE FROM THE Unable to task 15
CHAIR, WALK 20 FT, TURN , WALK BACK TO THE second
CHAIR AND SIT DOWN
Physical 1.Have you had any fall in last year? Yes to all six
disability
2.Do you have trouble with the activities of personal life Questions
like bath, dress, toilet or eat?
3.Do you have trouble with light house hold work like
cooking?
4. Do you have trouble with heavy house hold work like
washing cloths?
5.Are you able to go out for shopping or to see a family
friend?
6.Are you able to do strenuous activities such as cycling or
fast walking?
Efficiency of Assessment
Problem area Screening measure Abnormal
response
Vision Test each eye with Snellen eye chart, with glasses if Can’t read 20 /40
applicable
Hearing Whisper short sentences at 6-12 inches Unable to hear
Urinary Do you have problem with urine leaks? Yes to the
incontinence question
Nutrition, weight Have you lost weight ? If yes, how much? Loss of 5 per
loss cent
Weight /BMI BMI< 21
Memory Name 3 objects ask to recall in 5 min If remember <3
Depression Have you often been bothered by feeling sad or Yes to the
depressed? question
Pemeriksaan Fisik
• Tinggi badan, berat badan dan BMI
• Tekanan darah dan nadi
• Kulit
• LGS
• Kekuatan otot, sensoris
• Koordinasi, visus
• Adakah nyeri, bengkak, kekakuan otot dsb
Kemampuan Fungsional
• Basic self-care and personal hygienic activities of
daily living(BADLs)  mandiri, ketergantungan
sebagian, ketergantungan penuh.
• Aktivitas yang komplek dalam masyarakat
• Balance Modified performance oriented mobility
assessment (poma) GAIT SCORE ?,
BALANCE SCORE ? Untuk mengetahui resiko
jatuh
• Pola jalan
Tujuan Fisioterapi
• Kemandirian fungsional adalah tujuan akhir.
• Mengurangi/menghilangkan rasa sakit/nyeri.
• Meningkatkan atau mempertahankan LGS sendi
• Meningkatkan atau mempertahankan kekuatan dan
daya tahan otot.
• Meningkatkan atau mempertahankan daya tahan
kardiovaskular
• Meningkatkan atau mempertahankan kemampuan
ambulasi.
Intervensi Fisioterapi
• ROM exercise (pasif dan aktif)
• Positioning
• Stretching execise
• Strengthening exercise
• Mobilization exercise
• Aerobic exercise
• Gait taining
ROM Exercise
• Latihan gerak/ROM Exercise
– Fleksibilitas menurun seiring bertambahnya usia
dan kekakuan sendi
– Perkembangan kontraktur, berkembang
dalam waktu 1 minggu tanpa aktivitas

• Latihan pasif :
– Untuk mempertahankan LGS
– Untuk mencegah komplikasi inaktivitas
seperti : kontraktur, degenerasi tulang
rawan, deep vein thrombsis, dll
• Latihan aktif
– Untuk mempertahankan fungsi sendi
– Untuk menjaga elastisitas fisiologis dan
kontraktilitas otot
– Untuk mempertahankan dan meningkatkan LGS
– Untuk relaksasi otot , mengurangi
nyeri, meningkatkan sirkulasi
– Untuk memberikan umpan balik sensorik dari
otot yang berkontraksi
– Untuk memberikan rangsangan bagi integritas
tulang dan jaringan sendi
– Untuk meningkatkan koordinasi neuromuskuler
Stretching Exercise
• Static stretching  Peregangan statis
tendon otot, secara lambat, lembut ,
dipertahankan selama periode 20 - 60 detik.

• Propioceptve neuromuscular facilitation


stretching  Hold-Relax
Mobilisasi Sendi
• Mobilisasi sendi digunakan untuk keterbatasan
sendi spesifik seperti pola kapsuler

• Manfaat :
– Untuk menstimulasi mechano receptors yang
dapat menghambat transmisi rangsangan
nosiseptif pada medulla spinalis dan brain steam
– Untuk pergerakan cairan sinovial, membawa
nutrisi ke ke kartilago.
Strengthening Exercise
• Suatu latihan dg menggunakan pembebanan (tahanan) yg
senantiasa ditingkatkan secara progresif

• Kekuatan adalah prasyarat untuk melakukan banyak


kegiatan sehari-hari.

• Manfaat :
– Meningkatkan kekuatan otot
– Memperbaiki koordinasi neuromuskuler
– Memperbaiki stabilitas sendi
– Meningkatkan kepadatan mineral tulang
– Mengurangi pembebanan pada sendi sebagai akibat
proses
degeneratif pada lansia
• Intensitas latihan :
– Mulai dengan mengukur 1 RM
– Latihan prinsip progresive resisted exercise
• Frequency dan durasi :
– 2- 3 kali seminggu
– Satu sesi terdiri dari 3 set
– Beban dapat meningkat ketika 1 atau 2 set
dapat dilakukan dengan mudah
• Interval :
– Pasien harus beristirahat dari 1-2 menit antar
set
• Jenis gerakan :
– Dinamis, fungsional
Berapakah beban yg dibutuhkan?

Kekuatan otot   60 – 100% 1 RM

1 RM (one repetition maximum)  beban


max yg dapat diangkat seseorang dalam
menyelesaikan suatu gerakan
Aerobic Training
• Latihan aerobic  suatu bentuk latihan
yang membutuhkan oksigen dan
glucosa dalam proses metabolismenya
• Latihan ini bersifat sangat comfortable
 dapat dipertahankan dalam 20
menit atau lebih
• Latihan aerobic yang dilakukan secara
teratur   VO2 max.
Changes that occur with aerobic training
(Skeletal Muscle)

  kapasitas untuk menghasilkan metabolisme aerobik


  jumlah mitochondria
  ukuran mitochondria
  aktivitas dari fungsi enzim aerobik
  myoglobin dlm otot skelet ( jumlah O2 yg tersedia)
  aliran darah dalam otot
 Hypertrofi otot (type I fiber)
  kapasitas otot untuk memobilisasi lemak
Changes that occur with aerobic training
(Cardiac muscle)

  dinding dan cavitas ventrikel kiri


  hemoglobin dan plasma
  resting & submax exc HR
  stroke volume at rest & exc
  diastolic filling
  max cardiac output
  kapasitas untuk mengekstrax O2
  SBP & DBP at rest & exc
Aerobik exc juga bermanfaat pd penderita
DM Intensitas moderate pd 50% HRR,
55 min/day, 4 days/week for 12 weeks 
improve glucose tolerance & mengurangi
penggunaan insulin

1. Aerobic
exercise
2. Senam
pernafasan
3. Latihan di kursi
4. Latihan dalam
air
Gait Training
• Perubahan pola jalan lansia
– Adanya rigiditas pada anggota gerak
– Gerakan otomatis menurun, amplitudo dan
kecepatannya berkurang
– Hilangnya kemampuan memanfaatkan gravitasi sehingga
kerja otot meningkat
– Hilangnya ketepatan dan kecepatan otot
– Langkah pendek
– Penurunan perbandingan stance fase dan swing fase
– Penurunan rotasi badan, ayunan tungkai, irama jalan,
kecepatan jalan

• Tujuan : membuat pasien berjalan dengan kecepatan


fungsional.
-

Gait Training
Factors contributing the physical therapy intervention
altered gait of patient
1.difficulty in rising from place feet close to chair by flexing knees >90d,
sitting sitting bend forward in, push from chair,
strengthening of triceps & latissimus dorsi,
adaptation height of chair
2.Increased thoracic kyphosis correction in cervical spine position in sitting,
with flexion in lower cervical postural control training, visual feedback in
spine and extension in upper standing, Hold-Relax
cervical spine
3.Unequal weight distribution weight in all directions- forward, Backward, side
ways for equal distribution in standing,
decreasing the size of support, eg. alternately
raising on toes and heels, standing on balance
board,
-
Factors contributing the physical therapy intervention
altered gait of patient
4.Increased stiffness s suitable heat modality,
and/or tightness of soft joint mobilization with precaution in case of
tissues in trunk, hip, knee osteoporosis, Hold-Relax,
and ankle passive stretching or self stretching
5. Difficulty in maintaining rhythmic stabilization,
weight bearing postures standing on different types of surfaces like foam,
concrete to alter sensory input,
standing with eyes closed,
isometric contraction of the postural extensor muscles
in shortened range against resistance ,
assess foot wear , hard sole, well fitted , lace- up shoes
with thick, absorbent socks are preferred,
recommended walking aid according to deficits and
needs of patient
6. Foot clearance problems Electrical stimulation to ankle dorsi flexors,
hip hiking in parallel bar,
weight shifting to forwards and backwards,
ankle mobilization to increase DF
Factors contributing the physical therapy intervention
altered gait of patient
7.Difficulty with trunk rotation on mat,
reciprocal swing of legs trunk twisting in sitting and standing
4-point gait drills
8. Decrease strength of resisted exercise with therabands or weights, training on
muscles isokinetic device ,
PNF technique
9. Decrease administration of aerobic exercise in graded manner
cardiovascular endurance
10. Decrease push-off strengthening of planter flexors,
ankle mobilization to increase planter flexion, standing
on toes
Evaluasi
• Harus ada evaluasi yang
berkelanjutan saat menjalankan
program fisioterapi pada geriatri.

• Untuk menilai efektivitas intervensi juga


menentukan modifikasi intervensi yang
diperlukan.
LATIHAN UNTUK LANSIA
• SENAM UNTUK MOBILISASI SENDI

SENAM UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT

LATIHAN UNTUK LANSIA DALAM POSISI DUDUK

LATIHAN UNTUK LANSIA DALAM POSISI DUDUK (2)

Anda mungkin juga menyukai