Anda di halaman 1dari 45

PENYAKIT KATUP

JANTUNG
Tiffano Taufan F
1210211033
Stase Kardiologi
RSPAD Gatot Soebroto
FK UPN Veteran Jakarta
Penyakit katup jantung adalah kelainan pada jantung yang
menyebabkan kelainan-kelainan pada aliran darah yang
melintasi katup jantung.
Katup yang terserang penyakit dapat mengalami dua jenis
gangguan fungsional :
Regurgitasi
daun katup tidak dapat menutup rapat sehingga darah dapat
mengalir balik (sinonim dengan insufisiensi katup dan inkompetensi
katup)
Stenosis katup
lubang katup mengalami penyempitan (kaku) sehingga aliran darah
mengalami hambatan.

Disfungsi katup me kerja jantung
Insufisiensi Stenosis

Jantung memompa
darah lebih banyak

Jantung
meningkatkan
tekanannya
Me volume
kerja jantung
Me tekanan
kerja jantung
Dilatasi ruang &
hipertrofi otot
Etiologi
Tersering
Demam rematik (sekuele faringitis akibat
streptokokus -hemolitikus grup A, timbul jika
terjadi respon antibodi atau imunologis yang
bermakna terhadap infeksi streptokokus
sebelumnya
Etiologi lain
Destruksi katup oleh endokarditis bakterialis
Defek jaringan penyambung sejak lahir
Disfungsi atau rupture otot papilaris karena
aterosklerosis koroner
Malformasi congenital.

Patogenesis
(1) respon imun yang bersifat autoimun maupun
alergi
(2) efek langsung organisme streptokokus atau
toksinnya.
Reaksi autoimun terhadap infeksi
streptokokus
1. Streptokokus grup A menyebabkan infeksi faring
2. Antigen streptokokus menyebabkan pembentukan
antibody pada pejamu .
3. Antibodi akan bereaksi dengan antigen streptokokus
dengan jaringan pejamu yang secara antigenik sama
seperti streptokokus (antibody tidak dapat
membedakan antara antigen streptokokus dengan
antigen jaringan jantung),
4. Autoantibody tersebut bereaksi dengan jaringan
pejamu mengakibatkan kerusakan jaringan.

Manifestasi demam rematik akut (menyerang jaringan
ikat berbagai organ, terutama jantung, sendi dan kulit)
demam
arthritis yang berpindah-pindah
artralgia
ruam kulit
korea
takikardi
Demam rematik akut menyebabkan pankarditis
(peradangan pada semua lapisan jantung)
Peradangan endokardium mengenai endotel katup
pembengkakan daun katup dan erosi pinggir daun
katup mengganggu penutupan katup yang
efektif regurgitasi katup
Stenosis tidak terdeteksi sebagai lesi akut

Gangguan katup bermanifestasi klinis sebagai bising
jantung
Insiden tertinggi penyakit katup
katup mitralis
katup aorta
Penyakit trikuspidalis relative rendah.
Penyakit katup pulmonalis jarang terjadi
1. Stenosis Mitral

Patofisiologi :
Abnormalitas katup, fibrosis, kalsifikasi Mitral
Penyempitan katup mitral obstruksi
aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri
volume & tekanan atrium kiri meningkat
dilatasi atrium.
Penyebab : demam reumatik
Manifestasi klinis : dispnea, fatigue, takipneu
atau ortopneu dan denyut jantung tidak
teratur. Tak jarang terjadi gagal jantung

1. Hipertrofi atrium kiri
2. Dilatasi atrium kiri
3. Kongesti vena
pulmonalis
4. Kongesti paru
5. Hipertensi paru
6. Hipertrofi ventrikel
kanan
7. Curah jantung
terfiksasi.
Temuan yang dijumpai pada stenosis mitral:

Auskultasi
Stenosis mitral yang murni dapat dikenal dengan
terdengarnya bising mid-diastolik yang bersifat
kasar, bising menggenderang (rumble), aksentuasi
presistolik dan bunyi jantung satu yang mengeras
Jarak bunyi jantung kedua dengan opening snap
memberikan gambaran beratnya stenosis. Makin
pendek jarak ini berarti makin berat derajat
penyempitannya.
Ekokardiografi
menilai keparahan stenosis mitral. EKG biasanya
memberikan perhitungan daerah katup yang akurat.
EKG
pembesaran atrium kiri (gelombang P melebar
dan bertakik, paling jelas pada sadapan II, dikenal
sebagai P mitral), bila iramanya sinus normal;
hipertrofi ventrikel kanan;
fibrilasi atrium lazim terjadi tetapi tidak spesifik
untun stenosis mitral.
Radiografi thorax
Gambaran dapat berupa pembesaran atrium
kiri dan ventrikel kanan
pelebaran arteri pulmonalis (karena
peninggian tekanan), kongesti vena
pulmonalis; edema paru interstitial
Penatalaksanaan
Valvulotomi mitral
diindikasikan pada pasien simtomatik dengan stenosis
mitral murni yang orifisium efektifnya kurang dari kira-
kira 1,3 cm
2
(atau 0,8 cm
2
/m
2
luas permukaan tubuh)
dan pada pasien yang telah terjadi embolisasi sistemik
yang rekuren/berulang
Operasi terbuka
dengan menggunakan pintas kardioparu biasanya lebih
disukai daripada komisurotomi tertutup untuk pasien
dengan stenosis mitral murni yang belum diopersi
sebelumnya.
Valvuloplasti balon perkutan
adalah alternatif terhadap valvuloplasti mitral operatif
pada pasien dengan stenosis mitral reumatik yang
mencolok.
2. INSUFISIENSI MITRAL
Patofisiologi :
IM aliran darah dr ventrikel kiri kembali lagi ke
atrium kiri selama sistole atrium kiri
membesar ventrikel kiri berdilatasi
Penyebab : Kardiomiopati hipertropi, gagal
ventrikel kiri, prolap katup mitral, reumatic fever.
Manifestasi klinik : keluhan sesak nafas dan
cepat capek merupakan keluhan awal yang
secara berangsur-angsur berkembang menjadi
ortopneu, paroksismal dispneu nokturnal dan
edema perifer

1. Dilatasi ventrikel kiri
2. Hipertrofi ventrikel
kiri
3. Dilatasi atrium kiri
4. Hipertrofi atrium kiri
5. Kongesti vena
pulmonalis
6. Kongesti paru
7. Hipertensi arteri
pulmonalis
8. Hipertensi ventrikel
kanan
Temuan yang dijumpai pada
regurgitasi mitral
Auskultasi : bising sepanjang fase sistol (bising
pansistolik) di apeks, menjalar ke aksila, dan
mengeras pada ekspirasi
Ekokardiografi : memastikan pembesaran ruang
jantung, pemeriksaan aliran darah dengan warna
pada katup mitral memberikan pola gangguan
aliran darah akibat regurgitasi pada katup mitral.
EKG : pembesaran atrium kiri (P mitral) bila
iramanya sinus normal; fibrilasi atrium; hipertrofi
ventrikel kiri.
Radiografi dada : pembesaran atrium kiri;
pembesaran ventrikel kiri; kongesti pembuluh
darah paru-paru dalam berbagai derajat.
Temuan hemodinamik : peningkatan tekanan
atrium kiri

Penatalaksanaan
Pemberian antibiotika ditujukan untuk upaya
pencegahan reaktifasi reuma maupun
pencegahan terhadap timbulnya endokarditis
infektif.
sesak nafas dan ortopneu menunjukan adanya
gangguan fungsi ventrikel kiri yang memerlukan
digitalis dan diuretik.
Terapi pembedahan regurgitasi mitral, terutama
yang disebabkan oleh katup yang mengalami
deformitas secara nyata, dengan daun katup
yang berkerut dan mengalami kalsifikasi akibat
demam reumatik, memerlukan penggantian
katup dengan protesis,
3. Stenosis Aorta

Stenosis aorta menghalangi aliran darah dari
ventrikel kiri ke aorta (waktu sistolik
ventrikel)beban tekanan ventrikel kiri
meningkatventrikel kiri menjadi hipertrofi

Trias gejala khas
(1) angina,
(2) sinkop,
(3) kegagalan ventrikel kiri.
Tanda-tanda yang menonjol pada stenosis aorta berat
Auskultasi : bising ejeksi sistolik; pemisahan bunyi
jantung kedua yang paradoksal.
Ekokardiografi : alat pilihan untuk menilai mobilitas
daun katup, ketebalan katup, kalsifikasi pada katup,
penyatuan subvalvular, perkiraan daerah katup, dan
tampilan komisura.
EKG : hipertrofi ventrikel kiri; cacat hantaran.
Radiografi dada
dilatasi pasca stenosis pada aorta asendens
(akibat trauma local ejeksi darah bertekanan tinggi
yang mengenai dinding aorta); kalsifikasi katup
(paling baik diamati dari lateral atau oblik).
Temuan hemodinamik
perbedaan tekanan aorta yang bermakna (50
sampai 100 mmHg); peningkatan tekanan diastolic
akhir ventrikel kiri

Penatalaksanaan
Pasien dengan stenosis aorta harus di terapi
secara profilaksis untuk pencegahan endokarditis
bakterialis. Gagal jantung diterapi dengan
digitalis dan diuretik.
Percutaneous ballon aortic valvuloplasty, adalah
alternatif dalam operasi pada anak dan orang
dewasa muda dengan stenosis aorta kengenital.
4. Regurgitasi Aorta
Patofisiologi :
Penutupan katup aorta tdk sempurna aliran
darah kembali ke ventrikel kiri selama diastol
overload cairan di ventrikel kiri overload
cairan di atrium kiri edema pulmonal.
Penyebab : endokarditis, hipertensi, idiopatik,
reumatic fever
Manifestasi klinik : angina, batuk, dispnea,
fatigue, palpitasi, kongesti vena pulmonal, nadi
cepat & lemah.
1. Dilatasi ventrikel
kiri
2. Hipertensi
ventrikel kiri
3. Sirkulasi perifer
hiperdinamik.
Tanda-tanda regurgitasi aorta
kronis
Auskultasi : bising diastolic, bising Austin Flint yang khas
atau bising diastolic yang kasar; systolic ejection click
disebabkan oleh peningkatan volume ejeksi.
EKG : hipertrofi ventrikel kiri
Radiografi dada : pembesaran ventrikel kiri; dilatasi aorta
proksimal
Temuan hemodinamik : pengisian dan pengosongan
denyut arteri yang cepat; tekanan nadi melebar disertai
peningkatan tekanan sistemik dan penurunan tekanan
diastolic
Kateterisasi jantung : ventrikel kiri tampak opak selama
penyuntikan bahan kontras ke dalam pangkal aorta.

Temuan-temuan khas
(1) denyut pukulan air (waterhammer pulse) atau denyut
Corrigan, dicirikan oleh pengisian dan pengosongan
cepat denyut nadi;
(2) denyut tembakan pistol (pistol shot pulse) atau bising
Duriziez, terdengar melalui auskultasi pada arteri
femoralis;
(3) pulsasi kapiler Quincke, terlihat sebagai perubahan
warna pembuluh darah kecil di dasar kuku yang secara
bergantian menjadi merah dan menjdi pucat;
(4) penonjolan sistolik di kepala yang terjadi saat
pembuluh darah kolaps di leher terisi dengan cepat (atau
tanda de Musset).

Penatalaksanaan
Harus diberikan terapi profilaksis untuk
endokarditis bakterialis. Gagal jantung diobati
dengan digitalis, diuretik serta vasodilator
seperti hydralasin, penghambat ACE atau dan
nitrat untuk menurunkan beban akhir.
Penggantian katup aorta dengan protesis
mekanis atau jaringan yang cocok umumnya
diperlukan pada pasien dengan RA reumatik dan
pada banyak pasien dengan bentuk regurgitasi
lain.
5. Penyakit katup trikuspidalis

menghambat aliran darah dari atrium kanan ke
ventrikel kanan selama diastolic
meningkatkan beban kerja atrium kanan
memaksa pembentukan tekanan yang lebih
besar
Kemampuan kompensasi atrium kanan terbatas
atrium akan mengalami dilatasi dengan cepat
Temuan klasik pada gagal jantung
kanan adalah:
Peregangan vena dengan gelombang a yang besar
Edema perifer
Asites
Pembesaran hati
Nausea dan anoreksia akibat bendungan darah pada saluran
pencernaan.

Tanda-tanda berikut ini berkaitan
dengan stenosis trikuspidalis:
Auskultasi : bising diastolic
EKG : pembesaran atrium kanan (gelombang P yang runcing
dan tinggi, dikenal sebagai P pulmonal)
Radiografi dada : pembesaran atrium kanan
Temua hemodinamik : perbedaan tekanan pada kedua sisi
katup trikuspidalis dan peningkatan tekanan atrium kanan dan
tekanan vena sentralis
1. Dilatasi atrium
kanan
2. Kongesti vena
3. Hepatomegali
4. Kongesti sistemik.
Penatalaksanaan
Pengobatan konservatif ditujukan untuk
mengurangi kongesti sistemik yang merupakan
kondisi yang dominan, dalam hal ini dibutuhkan
diuretik atau restriksi konsumsi garam.
Operasi jantung terbuka yang memanfaatkan
pintas (bypass) kardioparu dapat memungkinkan
banyak perbaikan fungsi katup trikuspid.
Regurgitasi trikuspidalis berkaitan
dengan gagal jantung kanan
Auskultasi : bising sepanjang sistol
EKG : pembesaran atrium kanan (gelombang P
tinggi dan sempit dikenal sebagai P pulmonal)
bila irama sinus normal; fibrilasi atrium;
hipertrofi ventrikal kanan
Radiografi dada : pembesaran ventrikel dan
atrium kanan
Temuan hemodinamik : peningkatan tekanan
atrium kanan dengan gelombang v yang nyata.

Penatalaksanaan
Konservatif ditujukan terutama bila terdapat
tanda-tanda kegagalan fungsi jantung berupa
istirahat, pemakaian diuretik dan digitalis.tanpa
suatu tanda hipertensi pulmonal biasanya tidak
diperlukan suatu tindakan pembedahan.
pada keadaan tertentu dapat dilakukan tindakan
anuloplasti dan pada yang lebih berat dilakukan
penggantian katup dengan prostesis
6. Penyakit katup pulmonalis
Etilogi : congenital
Stenosis katup pulmonalis meningkatkan beban
kerja ventrikel kanan menyebabkan hipertrofi
ventrikel kanan.
Gejala-gejala baru timbul bila terjadi kegagalan
ventrikel kanan yang menimbulkan pelebaran
vena sistemik dan segala sekuele klinisnya.
Pasien dengan stenosis pulmonal ringan sampai
sedang biasanya tidak mempunyai keluhan,
pasien ditemukan karena ada bising sistolik pada
pemeriksaan fisik biasa, bahkan pasien dengan
stenosis pulmonal beratpun kadang tanpa
keluhan.
Kalau ada keluhan biasanya berupa dispneoe
deffort dan rasa lelah yang berlebihan
tak ada keluhan ortopnea karena tekanan vena
pulmonal normal pada stenosis pulmonal
Pemeriksaan fisik
teraba getaran (thrill) sistolik pada spasium
intercosta ke 3 atau 4 linea parasternalis kiri.bising
sistolik bersifat ejeksi. Suara jantung ke 2 yang
pecah dengan lemahnya komponen pulmonal
EKG
Stenosis pulmonal yang ringan biasanya
normal,sedangkan pada yang berat terdapat
gambaran hipertrofi atrium dan ventrikel kanan
ada defiasi aksis jantung ke kanan
Foto Thoraks
Gambaran vaskularisasi paru perifer normal,
arteri pulmonalis tampak membesar akibat
dilatasi pasca stenosis. Gambaran pembesaran
ventrikel kanan tampak pada stenosis pulmonal
sedang sampai berat. Jarang pada stenosis
pulmonal bisa tampak klasifikasi katup pulmonal
Regurgitasi pulmonal sering sekali terjadi
akibat disfungsi valvular yang sekunder
pada pasien dengan hipertensi pulmonal
kronik akibat stenosis mitral rematik,
penyakit jantung pulmonal dan sebab lain
hipertensi pulmonal
Regurgitasi pulmonal biasanya dapat ditoleransi
pasien dan jarang terlihat dengan gagal jantung
kanan atas dasar regurgitasi pulmonal saja
Auskultasi : Bising diastolik yang meniup atau
kasar terdengar disternum bagian kiri atas. Dan
kalau bising ini terjadi akibat hipertensi
pulmonal, disebut bising Graham Stell
Insufisiensi pulmonalis fungsional dapat terjadi
sebagai sekuele disfungsi katup sebelah kiri
dengan hipertrofi pulmonalis kronis dan dilatasi
orifisium katup pulmonalis.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai