Anda di halaman 1dari 53

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN FUNGSI SISTOLIK VENTRIKEL KIRI DAN DERAJAT


KEPARAHAN REGURGITASI MITRAL PADA PASIEN GAGAL
JANTUNG DENGAN PENURUNAN FRAKSI EJEKSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli


Madya Teknisi Kardiovaskular

AMRINA DWI ROSA NIM 1605033018

PROGAM STUDI D3 TEKNIK KARDIOVASKULAR


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA

2019
KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN FUNGSI SISTOLIK VENTRIKEL KIRI DAN DERAJAT


KEPARAHAN REGURGITASI MITRAL PADA PASIEN GAGAL
JANTUNG DENGAN PENURUNAN FRAKSI EJEKSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Ahli Madya Teknisi Kardiovaskular

AMRINA DWI ROSA NIM 1605033018

PROGAM STUDI D3 TEKNIK KARDIOVASKULAR


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA

2019

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGAM STUDI D3 TEKNIK KARDIOVASKULAR

Karya Tulis Ilmiah,


Amrina Dwi Rosa
Hubungan Fungsi Sistolik Ventrikel Kiri dan Derajat Keparahan Regurgitasi
Mitral pada Pasien Gagal jantung dengan Penurunan Fraksi Ejeksi

xvii + 33 halaman, 28 singkatan, 3 tabel, 15 gambar, 4 lampiran

ii
ABSTRAK
Gagal Jantung merupakan kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam
memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrisi dan
oksigen. Ventrikel kiri tidak dapat memompa dengan baik yang mengakibatkan
berkurangnya aliran darah ke seluruh tubuh. Dengan timbulnya dilatasi ventrikel
kiri, akan mengakibatkan dilatasi annulus mitral sehingga timbul regurgitasi
mitral. Dalam penulisan Karya Tulis ilmiah ini, penulis menggunakan metode
deskriptif pada pasien gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi sejumlah 25
pasien. Waktu penulisan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2019. Didapatkan
hasil Fraksi Ejeksi Ventrikel Kiri (FEVK) dengan metode Simpson sebesar range
32.16±10 dan paling banyak pasien gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi
ditemukan pada laki-laki (56%). Ditemukan regurgitasi mitral mild sebesar 68%
pada pasien gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi menggunakan metode
Vena Contracta (VC). Ditemukan semakin menurun nilai fraksi ejeksi maka
derajat keparahan regurgitasi mitral juga akan meningkat pada pasien gagal
jantung dengan penurunan fraksi ejeksi. Ditemukan semakin besar nilai LVESD
maka tingkat keparahan regurgitasi mitral juga akan meningkat pada pasien gagal
jantung dengan penurunan fraksi ejeksi.

Kata Kunci: Fungsi Sistolik, Gagal Jantung, Regurgitasi Mitral, Ekokardiografi.

Daftar Pustaka: 22 (2007-2019)

UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA


FACULTY OF HEALTH SCIENCES
DIII PROGAM CARDIOVASCULAR TECHNICIAN

Scientific Paper,
Amrina Dwi Rosa
Correlation of Left Ventricular Systolic Function and Severity of Mitral
Regurgitation in Patient with Heart Failure Reduced Ejection Faction

xvii + 33 pages, 28 abbreviations, 3 tabel, 15 picture, 4 attachment.

ABSTRACT

Heart failure is a condition where the heart failed to pump blood in order to meet
the needs of the body’s cells for nutrients and oxygen. The left ventricle doesn’t
pump properly and result in reduced blood flow throughout the body. With the
appearance of left ventricle dilatation, will result in dilatation of mitral annulus

iii
and showing mitral regurgitation. In writing this Scientific Paper, the writer
using descriptive method in heart failure with reduced ejection fraction amount
25 patients. The writing time was started from April-June 2019. The result shows
Left Ventricular Ejection Fraction (LVEF) with Simpson method range 32,16 ±
10 and heart failure with reduced ejection fraction patients are mostly men (56
%). It founds mitral regurgitation mild about 68 % in heart failure with reduced
ejection fraction patients using Vena Contracta (VC) method. Getting smaller
ejection fraction score, then the severity of mitral regurgitation will also increase
in heart failure with reduced ejection fraction patients. The bigger LVESD score,
then the severity of mitral regurgitation will also increase in heart failure with
reduced ejection fraction patients.

Keywords: Systolic Function, Heart Failure, Mitral


Regurgitation, Echocardiography.

Reference: 22 (2007-2019)

iv
PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah


dengan judul Hubungan
“ Fungsi Sistolik Ventrikel Kiri dan Derajat Keparahan
Regurgitasi Mitral pada Pasien Gagal jantung dengan Penurunan Fraksi”Ejeksi
merupakan hasil karya penulis sendiri dan sepanjang pengetahuan dan
keyakinan saya bukan plagiat dari karya ilmiah yang telah di publikasikan
sebelumnya atau ditulis orang lain. Semua sumber baik yang dikutip maupun
dirujuk telah saya tulis dengan benar sesuai dengan pedoman dan tata
arac
pengutipan yang berlaku. Apabila ternyata kemudian Karya Tulis Ilmiah ini,
baik sebagian maupun keseluruhan merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan
sekaligus menerima sanksi berdasa
rkan perundang
-undangan dan aturan yang
berlaku di Universita Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

Jakarta, 23 Juli 2019

Amrina Dwi Rosa

1605033018

v
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Institusi : Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang bagian


Echocardiography

Memberikan persetujuan kepada,

Nama : Amrina Dwi Rosa

NIM : 1605033018

Mahasiswa : Diploma III Teknik Kardiovaskular Universitas


Muhammadiyah Prof. DR. Hamka

Melakukan pengambilan data di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang


bagianEchocardiography.

Jakarta,30 Juli 2019

dr. Siti Elkana Nauli, SpJP., FIHA


KSM Jantung

vi
PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmih diajukan oleh :

Nama : Amrina Dwi Rosa

NIM : 1605033018

Progam Studi : Diploma III Teknik Kardiovaskular

Judul KTI : HUBUNGAN FUNGSI SISTOLIK VENTRIKEL


KIRI DAN DERAJAT KEPARAHAN REGURGITASI
MITRAL PADA PASIEN GAGAL JANTUNG
DENGAN PENURUNAN FRAKSI EJEKSI.

Karya Tulis Ilmiah dari mahasiswa tersebut diatas telah diperiksa dan disetujui
untuk disidangkan dihadapan Tim Penguji Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

Jakarta,23 Juli 2019

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Siti Elkana Nauli, SpJP., FIHA dr. Hidayani Fazriah, MARS

vii
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Ilmih diajukan oleh :

Nama : Amrina Dwi Rosa

NIM : 1605033018

Progam Studi : Diploma III Teknik Kardiovaskular

Judul KTI : HUBUNGAN FUNGS I SISTOLIK VENTRIKEL


KIRI DAN DERAJAT KEPARAHAN REGURGITASI
MITRAL PADA PASIEN GAGAL JANTUNG
DENGAN PENURUNAN FRAKSI EJEKSI.

Karya Tulis Ilmiah dari mahasiswa tersebut diatas telah berhasil dipertahankan
dihadapan tim penguji dan diterima sebagi salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Ahli Madya Teknisi Kardiovaskular pada Progam Studi D III Teknik
Kardiovaskular, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Prof. Dr. Hamka.

Jakarta,25 Agustus 2019

TIM PENGUJI

Penguji I : Prof. Hamed Oemar, Sp.JP ( )

Penguji II : dr. Erlina Pudjiastuti, MKM ( )

Moderator : dr. Hidayani Fazriah,MARS ( )

viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Amrina Dwi Rosa

Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 09 April 1998

Agama : Islam
Alamat
: Pondok Ungu Permai Blok AC 06 No 19 RT/RW
04/09, Kelurahan Bahagia Kecamatan Babelan,
Bekasi Utara.

E-mail : amrinadwirosa@gmail.com

No. HP : 089662134871

Riwayat Pendidikan : SDN Kaliabang Tengah III (2004-2010)

SMPN 19 Bekasi (2010-2013)

SMAN 14 Bekasi (2013-2016)

DAFTAR SINGKATAN
HFrEF : Heart Failure with Reduced Ejection Fraction
HFpEF : Heart Failure with Preserved Ejection Fraction
RM : Regurgitasi Mitral
RMF : Regurgitasi Mitral Fungsional
RMP : Regurgitasi Mitral Primer
VC : Vena Contracta
FEVK : Fraksi Ejeksi Ventrikel Kiri
VKS : Vena Kava Superior
VKI : Vena Kava Inferior
AML : Anterior Mitral Leaflet
PML : Posterior Mitral Leaflet
ESC : European Society of Cardiology
2D : Two Dimension
M-Mode : Motion Mode
PW : Pulsed Wave
CW : Continous Wave
PLAX : Parasternal Long Axis
PSAX : Parasternal Short Axis

ix
mPAP : mean Pressure Artery Pulmonal
LAVI : Left Atrium Volume Index
RWMA : Regional Wall Motion Area
LVEDD : Left Ventrikel End Diastolic Diameter
LVESD : Left Ventrikel End Sistolic Diameter
GLS : Global Longitudinal Strain
EROA : Effective Regurgitant Orifice Area
RVol : Regurgitasi Volume
RFlow : Regurgitasi Flow
PISA : Proximal Isovelocity Surface Area

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ...............................................................................................................


4
Gambar 2.2 ...............................................................................................................
4

Gambar 2.3 .............................................................................................................


11

Gambar 2.4 .............................................................................................................

11 Gambar

2.5 ............................................................................................................. 11

Gambar 2.6 .............................................................................................................

12 Gambar

2.7 ............................................................................................................. 12

Gambar 2.8 .............................................................................................................


12

Gambar 2.9 .............................................................................................................


13

Gambar 2.10 ...........................................................................................................


13

Gambar 2.11 ...........................................................................................................


14

Gambar 2.12 ...........................................................................................................


15

x
Gambar 2.13 ...........................................................................................................
16

Gambar 2.14 ...........................................................................................................

18 Gambar

2.15 ........................................................................................................... 20

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ...................................................................................................................


7

Tabel 2.2 .................................................................................................................

21 Tabel

4.1 ................................................................................................................. 27

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Form Bimbingan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 : Data Pasien

Lampiran 3 : Hasil Pemeriksaan

Lampiran 3 : Pernyataan Persetujuan Publikasi Tugas Akhir DAFTAR ISI

Sampul .....................................................................................................................
i Halaman Judul ......................................................................................................
ii ABSTRAK ............................................................................................................
iii

PERNYATAAN ......................................................................................................
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................................. vi

PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH ....................................................


vii PENGESAHAN TIM PENGUJI ......................................................................
viii DAFTAR RIWAYAT
HIDUP ............................................................................ ix

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................


x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................


xi

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................


xiii

DAFTAR ISI .......................................................................................................


xiv

KATA PENGANTAR .......................................................................................


xvii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................


1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................................


1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................
2
1.3. Tujuan Penelitian ..............................................................................................
2
1.3.1. Tujuan Umum ......................................................................................... 2

xii
1.3.2. Tujuan Khusus ........................................................................................ 2
1.4. Ruang Lingkup Masalah ...................................................................................
3
1.5. Manfaat Penulisan .............................................................................................
3
1.5.1. Bagi Penulis ............................................................................................ 3
1.5.2. Bagi Institusi Pendidikan ........................................................................ 3
1.5.3. Bagi Rumah Sakit ...................................................................................
3 BAB II TINJAUAN
PUSTAKA ............................................................................ 4

2.1. Anatomi dan Fisiologi Jantung .........................................................................


4
2.1.1. Ruang-Ruang Jantung .............................................................................
5
2.1.2. Anatomi Katup Mitral .............................................................................
5
2.2. Gagal Jantung ....................................................................................................
6
2.2.1. Definisi Gagal jantung ............................................................................
6
2.2.2. Etiologi Gagal Jantung ............................................................................
6
2.2.3. Klasifikasi Gagal jantung ........................................................................
7
2.2.4. Patofisiologi Gagal Jantung ....................................................................
7
2.3. Regurgitasi Mitral .............................................................................................
8
2.3.1. Definisi Regurgitasi Mitral .....................................................................
8
2.3.2. Etiologi Regurgitasi Mitral .....................................................................
8
2.3.3. Regurgitasi Mitral Fungsional ................................................................
8
2.3.4. Regurgitasi Mitral Primer .......................................................................
9
2.4. Ekokardiografi...................................................................................................
9
2.4.1. Modalitas Ekokardiografi .......................................................................
9
2.4.2. Potongan Gambaran Ekokardiografi .....................................................
10
xiii
2.4.3. Fungsi Sistolik Global Ventrikel Kiri ...................................................
13
2.4.3.1. Pengukuran Teichholz ..............................................................
14
2.4.3.2. Fraksi Ejeksi Simpson ..............................................................
14
2.4.3.3. Global Longitudinal Strain .......................................................
16
2.4.4. Parameter Keparahan Regurgitasi Mitral ..............................................
16
2.4.4.1. Vena Contracta .........................................................................
17
2.4.4.2. Regurgitasi Jet Area..................................................................
18
2.4.4.3. Proximal Isovelocity Surface Area ...........................................
19
2.4.5. Tingkat Keparahan Regurgitasi Mitral .................................................
21 BAB III METODE
PENELITIAN ..................................................................... 22
3.1. Rancangan Penelitian ......................................................................................
22
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................................
22
3.3. Populasi dan Sampel .......................................................................................
22
3.4. Pengumpulan Data ..........................................................................................
22
3.5. Analisis Data ...................................................................................................
23
3.6. Kerangka Teori................................................................................................
23

3.7. Kerangka Konsep ............................................................................................


24
3.8. Definisi Operasional........................................................................................
25 BAB IV HASIL
PENELITIAN ........................................................................... 27
4.1. Hasil Penelitian ...............................................................................................
27
4.2. Karakteristik Dasar Penelitian.........................................................................
27
xiv
4.3. Uji Korelasi .....................................................................................................
27 BAB V
PEMBAHASAN ...................................................................................... 29
5.1. Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................................................
29
5.2. Keterbatasan Peneliti .......................................................................................
29
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................
30
6.1. Kesimpulan .....................................................................................................
30
6.2. Saran ................................................................................................................
30
UCAPAN TERIMAKASIH.................................................................................
31 DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................... 32
LAMPIRAN

xv
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah
-Nya. Shalawat serta salam tidak lupa penulis persembahkan
kepadaNabi Muhammad SAW. Dan kepada orang tua, kakak, dan adik yang
selalu memberikan dukungan serta do’a, sehingga penulis diberikan kelancaran
dalam penulisan karya ilmiah ini yang berjudul “Hubungan Fungsi Sistolik
Ventrikel Kiri dan Derajat Keparahan Regurgitasi Mitral pada Pasien Gagal
jantung dengan Penurunan Fraksi Ejeksi
”.
Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan progam studi
Diploma III Teknik Kardiovaskular Fakultas Ilmu
-
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah prof. Dr. Hamka. Penulis menyadari
bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dalam kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak penu
lis terima dengan
senang hati.

Karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik karena adanya
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu
dalam menyel
esaikan karya tulis ilmiah ini.

Jakarta,23 Juli 2019

Amrina Dwi Rosa

xvi
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit kardiovaskular atau yang biasa disebut penyakit jantung
umumnya mengacu pada kondisi yang melibatkan penyempitan pembuluh
darah yang bisa menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina) atau
stroke. Kondisi jantung lainnya yang mempengaruhi otot jantung, katup atau
ritme, juga dianggap bentuk penyakit jantung (American Heart Association,
2017). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018
menunjukan bahwa sebesar 19,6 % atau 196 dari 1000 penduduk menderita
penyakit jantung (Riskesdas, 2018).

Prevalensi gagal jantung dari tahun 2009 hingga 2012 sekitar 5,7 juta
sedangkan 2011 hingga 2014 menjadi 6,5 juta jiwa (American Heart
Association, 2017).

Gagal jantung dapat diklasifikasikan menjadi 2 berdasarkan fraksi ejeksi,


yaitu Heart Failure with Reduced Ejection Fraction (HFrEF) dengan fraksi
ejeksi <50% dan Heart Failure with Preserved Ejection Fraction (HFpEF)
dengan fraksi ejeksi >50%. Prevalensi HFrEF sekitar 40%, sedangkan
presentase angka kematian sekitar 16,3 % (American Heart Association,
2017).

Pada pasien gagal jantung, ventrikel kiri tidak dapat memompa dengan
baik yang mengakibatkan berkurangnya aliran darah ke seluruh tubuh. Dengan
timbulnya dilatasi ventrikel kiri, akan mengakibatkan dilatasi annulus mitral
sehingga timbul regurgitasi. Secara anatomi, katup mitral tidak ada kelainan
seperti ; kalsifikasi, prolapse, maupun flail. Keadaan seperti ini disebut
Regurgitasi Mitral Fungsional (RMF) (Berkowitz, 2013).

Pada Regurgitasi Mitral (RM) sekitar 50% isi sekuncup ventrikel kiri
kembali ke atrium kiri sebelum katup aorta membuka. Besar volume
regurgitasi tergantung dari ukuran mulut katup yang mengalami abnormalitas
dan perbedaan tekanan antara ventrikel dan atrium kiri saat sistolik (Otto CM,

1
dkk tahun 2012). Pada penderita RM terjadi beban volume (preload) dan
beban tekanan/resistensi (afterload) yang berlebihan, sehingga membebani
ventrikel kiri. Kondisi ini diganti dengan menambah massa otot/hipertrofi
ventrikel kiri. Lama-kelamaan ventrikel kiri akan mengalami dilatasi dan
annulus mitral juga melebar. Kondisi ini akan memperberat derajat RM. Oleh
karena itu, penentuan derajat keparahan mitral regurgitasi menjadi sangat
penting terkait dengan tatalaksana dan prognosis dari penyakit tersebut (Rifqi
S, 2013). Dengan demikian, peneliti melakukan penelitian pada pasien HFrEF
yang memiliki RMF.

Dalam pemeriksaan pasien gagal jantung peneliti melakukan pemeriksaan


dengan modalitas 2D untuk melihat anatomi katup mitral, M-Mode untuk
mengukur Fraksi Ejeksi dengan parameter Simpson, dan Colour Doppler
dengan metode Vena Contracta (VC) untuk menilai derajat keparahan
Regurgitasi Mitral.

1.2 Rumusan Masalah


Pemeriksaan ekokardiografi pada pasien gagal jantung penting untuk
mengetahui gambaran pengukuran Fraksi Ejeksi Ventrikel Kiri (FEVK) dan
Vena Contracta (VC).

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran Fraksi Ejeksi dengan metode Simpson
dan keparahan Regurgitasi Mitral (RM) dengan metode Vena
Contracta (VC) pada pasien gagal jantung.
1.3.2 Tujuan Khusus
• Diketahui Fraksi Ejeksi Ventrikel Kiri (FEVK) dengan metode
simpson.
• Diketahui keparahan regurgitasi mitral dengan metode pengukuran
Vena Contracta (VC).

2
• Diketahui hubungan Fungsi Sistolik Ventrikel Kiri dan derajat
regurgitasi mitral pada pasien gagal jantung.

1.4 Ruang Lingkup Masalah


Dalam penelitian ini penulis memfokuskan tentang pengukuran Fungsi
Sistolik Ventrikel Kiri dan derajat keparahan regurgitasi mitral menggunakan
metode Vena Contracta (VC) pada pasien gagal jantung di Rumah Sakit
Umum Kabupaten Tangerang.

1.5 Manfaat Penulisan


1.5.1 Bagi Penulis
Sebagai bahan pengalaman, pengetahuan serta menambah wawasan
dari sumber-sumber yang diambil serta mempraktekkan teori yang
telah didapat selama perkuliahan.
1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi baru bagi perpustakaan dan pengetahuan baru bagi
mahasiswa khususnya teknik kardiovaskular.
1.5.3 Bagi Rumah Sakit
Sebagai pengetahuan baru dalam penelitian hubungan Fungsi Sistolik
Ventrikel Kiri dengan tingkat keparahan regurgitasi mitral pada pasien
gagal jantung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Jantung

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem sirkulasi untuk pertukaran zat


dalam tubuh manusia yang terdiri dari jantung sebagai pompa dan pembuluh
darah sebagai pipa yang mengedarkan darah ke seluruh tubuh (Saladin,
2009). Jantung terletak diruang antar paru (mediastinum) ditengah rongga
dada. Jantung dilapisi membran yang disebut perikardium. Pada dinding

3
jantung memiliki 3 lapisan yaitu, epikardium, miokardium, endokardium
(Surya, 2009).

Gambar 2.1 Posisi jantung

Gambar 2.2 Anatomi jantung


2.1.1 Ruang-Ruang Jantung

Jantung mempunyai empat ruang, terdiri dari dua atrium dan dua ventrikel.
Dimana kedua ventrikel jantung dipisahkan oleh septum interventrikel,
dan kedua atrium dipisahkan oleh inter atrial (Wibowo, 2015).

1. Atrium Kanan

Atrium kanan terletak lebih ke anterior. Atrium kanan berfungsi sebagai


penerima darah dari seluruh tubuh melalui Vena Kava Superior (VKS)
Vena Kava Inferior (VKI). Atrium kanan berisi darah yang banyak

4
karbondioksida (CO2). Tebal rerata dinding atrium kanan 2 mm. Dinding
yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri disebut septum inter atrial.
(Oemar, 2005).

2. Ventrikel Kanan

Ventrikel kanan berbentuk piramida dan terletak paling depan dalam


rongga dada. Sebagian besar ventrikel kanan berada dikanan depan
ventrikel kiri dan di medial atrium kiri. Ventrikel kanan memiliki dinding
dengan rerata ketebalannya 2-5 mm pada akhir diastolik (Oemar, 2005).

3. Atrium Kiri

Letak atrium kiri berada pada posterosuperior dari ruang ventrikel. Atrium
kiri memiliki dinding yang lebih tebal daripada atrium kanan yaitu 3 mm.
(Oemar, 2005)

4. Ventrikel Kiri

Ventrikel kiri berbentuk seperti kerucut, ujungnya merupakan bagian


apeks jantung. Ventikel kiri mempunyai ketebalan dinding 2-3 kali lipat
dari ventrikel kanan, sehingga menempati 75% massa total otot jantung
(Oemar, 2005).

2.1.2 Anatomi Katup Mitral


Katup mitral terdiri dari dua daun katup yaitu Anterior Mitral Leaflet
(AML) dan Posterior Mitral Leaflet (PML). Bagian tengah kedua daun
katup berada didalam ruang ventrikel kiri, dimana ujung bebasnya dilekati
oleh korda pada setiap beberapa millimeter. Gambaran daun katup mitral
dan korda mirip dengan “payung dan tali-tali”. Bagian tengah daun katup
adalah daerah bebas sepanjang 0,5-1 cm yang tidak dilekati oleh tali
korda. Disebelah kiri zona bebas dilekati oleh korda yang berasal dari otot
papilaris posteromedial (Oemar, 2005).

5
2.2 Gagal Jantung
2.2.1 Definisi Gagal Jantung

Gagal jantung adalah sindrom klinis yang ditandai dengan gejala khas
(misalnya sesak napas, pembengkakan tungkai dan kelelahan) yang
disebabkan oleh kelainan jantung struktural atau fungsional, yang
mengakibatkan berkurangnya curah jantung (European Society of
Cardiology, 2016).

2.2.2 Etiologi Gagal jantung

Penyebab Gagal jantung dapat dibedakan dalam tiga kelompok yang


terdiri dari:

1) Gangguan kontraksi ventrikel


Gangguan kontraksi dapat disebabkan Coronary Arteri Disease (infark
miokard dan iskemia miokard), beban volume yang berlangsung lama
(regurgitasi mitral dan aorta) dan kardiomiopati.
2) Peningkatan afterload
Peningkatan afterload terjadi karena stenosis aorta, defek septum
ventrikel, defek septum atrium, dan hipertensi.
3) Gangguan relaksasi dan pengisian ventrikel (gangguan fase diastolik).
Gangguan pengisian diastolik ventrikel disebabkan karena hipertrofi
ventrikel kiri, kardiomiopati restriktif (Lilly, 2011).

2.2.3 Klasifikasi Gagal Jantung

Tabel 2.1 : Klasifikasi gagal jantung


Klasifikasi berdasarkan kelainan Klasifikasi berdasarkan kapasitas
struktur jantung fungsional

Stadium A Kelas I
Memiliki risiko tinggi menjadi gagal Tidak terdapat batasan melakukan
jantung. Tidak terdapat ganguan aktivitas fisik. Aktivitas fisik
struktural atau fungsional jantung,
tidak terdapat tanda atau gejala seharihari tidak menimbulkan
kelelahan,

6
palpitasi atau sesak nafas
Stadium B Kelas II
Telah terbentuk penyakit struktur Terdapat batasan aktivitas ringan.
jantung yang berhubungan dengan Tidak terdapat keluhan saat istirahat,
namun aktivitas fisik menimbulkan
perkembangan gagal jantung. Tidak kelelahan, palpitasi atau sesak nafas
terdapat tanda atau gejala
Stadium C Kelas III
Gagal jantung simptomatis yang Terdapat batasan aktivitas bermakna.
berhubungan dengan penyakit Tidak terdapat keluhan saat istirahat,
namun aktivitas fisik ringan
struktural jantung yang mendasari menyebabkan kelelahan, sesak

Stadium D Kelas IV
Penyakit struktural jantung yang Tidak dapat melakukan aktivitas fisik
lanjut serta gejala gagal jantung yang tanpa keluhan. Terdapat gejala saat
sangat bermakna saat istirahat istirahat. Keluhan meningkat saat
walaupun sudah mendapat terapi melakukan aktivitas.
medis maksimal.

Sumber : European Society of Cardiology, 2016

2.2.4 Patofisiologi Gagal Jantung

Jantung berfungsi memompa darah yang membawa oksigen dan membawa


nutrisi keseluruh bagian tubuh. Jika jantung gagal dalam memompakan
darah keseluruh tubuh, maka disebut gagal jantung. Gagal Jantung
merupakan kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam
memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrisi dan
oksigen. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna
menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau
mengakibatkan otot jantung menebal. Jantung hanya mampu memompa
darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang melemah
tidak mampu memompa dengan kuat (Udjianti, 2010).

7
2.3 Regurgitasi Mitral (RM)
2.3.1 Definisi

Pada RM, katup mitral gagal menutup sepenuhnya, dan darah didorong
balik ke atrium kiri selama sistol ventrikel. Katup mitral bergantung pada
empat komponen ; annulus mitral, daun katup, korda tendine, dan otot
papilaris. Setiap proses penyakit mempengaruhi satu dari komponen ini
dapat menyebabkan regurgitasi mitral (Moser, dan Riegel, 2008).

2.3.2 Etiologi

RM dapat disebabkan oleh suatu kelainan atau proses penyakit yang


mengenai salah satu dari lima komponen fungsional katup mitral ; daun
katup, annulus, korda tendine, dan otot papilaris. (Loscalzo Joseph, 2015).

Secara etiologi, sangat penting untuk membedakan antara RM primer


(organik), yang merupakan akibat langsung dari kelainan aparatus katup
mitral dan RM sekunder (fungsional dan iskemik), yang disebabkan oleh
penyakit ventrikel kiri (European Society of Cardiology, 2017).

2.3.3 Regurgitasi Mitral Fungsional (RMF)

Pada RMF katup secara struktural normal dan RM hasil dari perubahan
bentuk untuk pembesaran ventrikel kiri dan perubahan karena
kardiomiopati idiopatik atau penyakit arteri koroner (CAD). Dengan
demikian RMF bukan terutama penyakit katup, tetapi hasil dari
ketidakseimbangan katup mitral ditarik secara apikal ke dalam ventrikel
kiri sebagai akibat dari pergerakan ke luar otot papiler dan karena
disfungsi ventrikel kiri (European Society of Cardiology, 2017).

2.3.4 Regurgitasi Mitral Primer (RMP)

Dalam RMP, satu atau beberapa komponen katup mitral secara langsung
terpengaruh. Etiologi yang paling sering adalah degeneratif (prolaps, flail
leaflet). Endokarditis sebagai salah satu penyebab regurgitasi mitral primer
(European Society of Cardiology, 2017).

8
2.4 Ekokardiografi
Ekokardiografi adalah suatu prosedur diagnostik noninvasive yang sangat
bermanfaat dalam mengamati struktur dan fungsi jantung pembuluh darah.
Prosedur ini menggunakan gelombang suara ultra dengan frekuensi
>20kHz (Oemar, 2005). Pada kasus gagal jantung, pemeriksaan
ekokardiografi bertujuan untuk menilai FEVK dengan Simpson dan tingkat
keparahan kebocoran katup mitral dengan Vena Contracta (VC).

2.4.1 Modalitas Ekokardiografi


3 Modalitas ekokardiografi, yaitu :
1. Two Dimension (2D)
Two Dimension (2D) merupakan gambar dua dimensi yang didapat
dari pantulan seberkas gelombang ultrasound pada objek. Dengan 2D
anatomi jantung, katup-katup dan pembuluh darah besar serta
hubungan antar berbagai struktur anatomi jantung dapat terlihat
(Muttaqin, 2009).
2. Motion Mode (M-Mode)
M-mode adalah pemeriksaan ekokardiografi yang berdasarkan
penggunaan satu berkas tunggal. Berkas tersebut diarahkan dari satu
tempat ke tempat yang lain seperti mengarahkan lampu senter. Mmode
digunakan untuk mengukur ketebalan dinding jantung, luas ruang-
ruang jantung, serta gerakan katup-katup jantung (Oemar, 2005).

3. Doppler
Doppler merupakan suara ultrasound untuk menentukan arah dan
kecepatan aliran darah yang bergerak di ruang jantung (Oemar, 2005).
Ada beberapa jenis pemeriksaan Doppler yang digunakan dalam
pemeriksaan rutin, yaitu Spectrum Doppler, Colour Doppler, dan
Tissue Doppler (Muttaqin, 2009). a. Spektrum Doppler
• Doppler PW (Pulsed Wave)

9
Doppler PW memungkinkan perhitungan aliran darah yang
akurat pada area tertentu dijantung dan mendeteksi arah
kecepatannya (Oemar, 2005).
• Doppler CW (Continous Wave)
Doppler CW digunakan untuk menentukan derajat kebocoran
(regurgitasi) atau penyempitan (stenosis) yang mungkin terjadi
pada katup dan lubang septum, serta digunakan untuk mengukur
tingkat aliran (velocity) yang tinggi.
b. Colour Doppler
Colour Doppler digunakan untuk melihat ada atau tidaknya
percampuran darah (turbulensi) dalam rongga jantung.
c. Tissue Doppler (Pencitraan)
Pencitraan doppler sangat terkait dengan arah, kecepatan, serta
pola aliran darah didalam jantung serta pembuluh darah besar
(Oemar, 2005).
2.4.2 Potongan Gambaran Ekokardiografi
1. Parasternal Long Axis (PLAX)
Potongan ini dihasilkan dengan cara meletakkan transduser pada
daerah interkosta 2 dan 3 parasternal kiri, dengan mengarahkan marker
ke pundak kanan pasien. Pada potongan ini dapat terlihat ventrikel
kanan, atrium kiri, ventrikel kiri, aorta, katup mitral, dan katup aorta.
Selain itu, pengambilan gambar ini juga digunakan untuk meletakkan
kursor guna mengambil gambaran M-mode aorta, atrium kiri, dan
ventrikel kiri. Doppler warna digunakan untuk melihat ada tidaknya
kebocoran atau penebalan pada katup mitral dan katup aorta.

Gambar 2.3 : Gambaran PLAX

10
(http://sites.austincc.edu/sonographyresources/2d/parasternal-window/)
2. Parasternal Short Axis (PSAX)
Terbagi dalam beberapa potongan : setinggi aorta, setinggi mitral, dan
muskulus papilaris pada pengambilan potongan ini dilakukan
pengambilan gambar dengan menggunakan Doppler warna. Lalu
mengambil Doppler PW dengan meletakkan sample volume di katup
pulmonal untuk melakukan penilaian mPAP (mean Pressure Artery
Pulmonal).

Gambar 2.4 : Setinggi Aorta


http://sites.austincc.edu/sonography-resources/2d/parasternal-window/

Gambar 2.5 : Setinggi Mitral


http://sites.austincc.edu/sonography-resources/2d/parasternal-window/

Gambar 2.6: Setinggi Muskulus Papilaris


http://sites.austincc.edu/sonography-resources/2d/parasternal-window/

11
3. Pandangan Apikal 2 Ruang (Two Chamber)
Untuk melihat atrium kiri, ventrikel kiri,dan katup mitral. Pandangan
ini digunakan untuk mengukur Left Atrium Volume Index (LAVI).

Gambar 2.7 : Pandangan Apikal 2 Ruang


http://sites.austincc.edu/sonography-resources/2d/parasternal-window/
4. Pandangan Apikal 3 Ruang (Three Chamber)
Terlihat atrium kiri, ventrikel kiri, dan katup aorta. Pandangan ini
dengan menambahkan modalitas Doppler warna dapat melihat ada
tidaknya turbulensi di atrium kiri, ventrikel kiri, dan katup aorta.

Gambar 2.8 : Pandangan Apikal 3 Ruang


http://sites.austincc.edu/sonography-resources/2d/parasternal-window/
5. Pandangan Apikal 4 Ruang (Four Chamber)
Terlihat atrium kiri, ventrikelkiri, atrium kanan, ventrikel kanan, katup
tricuspid, dan katup mitral. Yang perlu diperhatikan adalah ada
tidaknya dilatasi atau penebalan otot. Pandangan ini juga dapat
digunakan untuk melihat gerakan otot jantung yang dikenal dengan
Regional Wall Motion Area (RWMA). Pandangan ini juga dapat
mengukur fraksi ejeksi dengan parameter Simpson. Selain itu, bisa
melihat ada tidaknya turbulensi pada katup mitral atau tricuspid.

12
Gambar 2.9 : Pandangan Apikal 4 Ruang
http://sites.austincc.edu/sonography-resources/2d/parasternal-window/
6. Pandangan Apikal 5 Ruang ( Five Chamber)
Digunakan untuk melakukan pengukuran velocity maksimal trans
aorta.

Gambar 2.10 : Pandangan Apikal 5 Ruang


http://sites.austincc.edu/sonography-resources/2d/parasternal-window/
2.4.3 Fungsi Sistolik Global Ventrikel Kiri

Fungsi ventrikel kiri global biasanya dinilai dengan mengukur perbedaan


antara nilai akhir diastolik dan akhir sistolik. Left Ventrikel End Diastolic
Diameter (LVEDD) didefinisikan sebagai penilaian ruang ventrikel kiri
pada saat akhir diastolic katup mitral dan akhir sistolik katup aorta. Left
Ventrikel End Sistolic Diameter (LVESD) didefinisikan sebagai penilaian
ruang ventrikel kiri pada saat akhir sistolik katup mitral dan akhir diastolic
katup aorta. Nilai normal LVEDD 37-52 mm dan LVESD 21-34 mm
(American Society of Echocardiography, 2015).

2.4.3.1 Pengukuran Teichholz.

Perhitungan volume yang berasal dari pengukuran linier tidak akurat,


karena bergantung pada bentuk ventrikel kiri. Dengan demikian,
metode Teichholz untuk menghitung volume ventrikel kiri dari

13
dimensi linier ventrikel kiri tidak lagi direkomendasikan untuk
penggunaan klinis (American Society of Echocardiography, 2015).

Gambar 2.11 : Pengukuran Teichholz (RSU Kabupaten Tangerang)

2.4.3.2 Fraksi Ejeksi Simpson


1. Definisi
Fraksi ejeksi memberikan penilaian kuantitatif fungsi ventrikel
kiri dengan adanya gerakan septum. Dari sekian banyak metode,
aturan Simpson telah terbukti paling akurat. Metode ini
melibatkan penelusuran manual endokardium rongga ventrikel
kiri pada akhir sistolik dan akhir diastolik, dari tampilan 4 ruang
apikal dan tampilan 2 ruang apikal (Metode Biplane Simpson).

Perangkat lunak mesin kemudian membagi rongga menjadi


banyak cakram paralel, menghitung volume masing-masing
cakram dan secara otomatis menggabungkan volume untuk
memberikan pengguna dengan perkiraan volume akhir diastolik
ventrikel kiri dan volume akhir sistolik ventrikel kiri.
Nilai fraksi ejeksi normal adalah antara 50-77%. Rongga ventrikel
kiri dalam tampilan 4 ruang ditrace di ujung diastolik (area
maksimal) dan kemudian di ujung sistolik (area minimal).
(Targeted Neonatal Echocardiography, 2016).

14
Gambar 2.12 : Fraksi Ejeksi Simpson (RSU Kabupaten Tangerang)

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Simpson :


• Kelebihan Simpson dapat digunakan untuk mengukur
fungsi pompa ventrikel kiri pada pasien yang memiliki
kontraksi dinding jantung yang tidak bergerak normal.
• Kekurangan metode Simpson adalah memerlukan waktu
yang lebih lama untuk mendapatkan hasil fungsi pompa
ventrikel kiri dibandingkan dengan pengukuran fraksi ejeksi
metode M-Mode.

Namun, ini tetap menjadi salah satu metode yang paling banyak
digunakan untuk menghitung FEVK. (Ciampi,
Quirino&Villari, Bruno; 2007).

2.4.3.3 Global Longitudinal Strain (GLS)

Strain didefinisikan sebagai perubahan panjang suatu objek dalam arah


tertentu relatif terhadap panjang dasarnya:

Strain (%) = (Lt-Lo) / Lo

Di mana Lt adalah panjang pada waktu t, dan Lo adalah panjang awal


pada waktu 0. Ukuran strain-based ventrikel kiri fungsi sistolik global
yang paling umum digunakan adalah GLS (American Society of
Echocardiography, 2015). Puncak GLS dalam kisaran -20% dapat

15
diharapkan pada orang yang sehat, dan semakin rendah nilai -20%
semakin besar kemungkinan menjadi abnormal (Bonita Anderson,
2018).

Gambar 2.13 : Global Longitudinal Strain (Bonita Anderson, 2018).

2.4.4 Parameter Keparahan Regurgitasi Mitral


Parameter untuk derajat keparahan RM dengan kualitatif,
semikuantitatif, dan kuantitatif. Kualitatif dengan Regurgitasi Jet
Area, semikuantitatif dengan Vena Contracta (VC), dan kuantitatif
dengan Effective Regurgitant Orifice Area (EROA), Regurgitasi
Volume (RVol), dan Regurgitasi Flow (RFlow) (American Society
of Echocardiography, 2017).

2.4.4.1. Vena Contracta (VC)


1. Definisi
Metode ini merupakan teknik ekokardiografi Doppler untuk
menentukan derajat keparahan RM. Pencitraan Vena
Contracta (VC) merupakan perpaduan antara jet regurgitasi
dan akselerasi aliran. Vena Contracta (VC) adalah lebar area
(diameter leher) pemetaan berwarna pada potongan
melintang terkecil jet regurgitasi yang melewati daun katup
mitral saat sistol.

16
VC diukur dari tampilan tegak lurus, misalnya pada view
long axis dan apical 4 chamber, dan batas Niquist Limit
antara 40-70 cm/s, agar leher atau bagian tersempit dari jet
dan sector Doppler warna dapar teridentifikasi dengan
sempurna. VC muncul dengan warna biru terang atau kuning
terang, bila kecepatan tinggi Doppler warna merah dan biru
(Solomon Scott, 2007).
Keakuratan pengukuran lebar VC dapat dioptimalkan ketika
fungsi zoom digunakan frame rate tinggi, dan VC berada
dibidang dekat (Sutton, ST John, 2012).
Nilai lebar VC <0,3 cm menunjukkan regurgitasi ringan, nilai
lebar VC 0,3-0,69 cm menunjukkan regurgitasi sedang, dan
nilai lebar VC ≥ 0,7 cm menunjukkan regurgitasi berat
(American Society Journal, 2017).

Gambar 2.14 : Pengukuran VC pada 4 Chamber (RSU Kabupaten


Tangerang)

2. Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan


:

• Pengganti untuk mengukur lubang regurgitasi.


• Dapat diterapkan di jet eksentrik.
• Dapat memisahkan ringan <3 mm dari RM berat >7 mm
(American Society of Echocardiography, 2017)

17
Kekurangan :

• Kesalahan kecil pengukuran menjadi nilai yang berlipat.


• Luas penampang sulit untuk menyajikan dua diameter
apical.
• Tidak valid untuk jet multiple ( Solomon Scott, 2007).
2.4.4.2 Regurgitasi Jet Area
1. Definisi
Area jet sangat baik untuk RM, itu tidak dapat diandalkan
untuk menilai keparahan RM, bahkan ketika diindeks untuk
area atrium kiri. Area jet juga tergantung pada mekanisme
RM. Pada RMF, jet pusat dengan lubang seperti celah dapat
tampak besar, terutama dalam tampilan 2 chamber. Oleh
karena itu, nilai RM tidak boleh ditentukan dengan
'mengamati' area aliran warna RM jet saja, tanpa
mempertimbangkan asal-usul jet VC dan konvergensi
alirannya (American Society of Echocardiography, 2017).
2. Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan : 
Mudah diukur
Kekurangan :

• Tampil tidak tepat dalam berbagai penelitian,


khususnya dalam jet eksentrik
• Tergantung pada hemodinamik (terutama tekanan
sistolik ventrikel kiri) dan variabel teknis (American
Society of Echocardiography, 2017).
2.4.4.3 Proximal Isovelocity Surface Area (PISA)
1. Definisi
Menurut Guidelines American Society of Echocardiography
tahun 2017, Dalam regurgitasi katup, aliran darah menyatu ke
arah lubang regurgitasi yang membentuk konsentris, secara
kasar cangkang hemisferik meningkatkan kecepatan dan

18
menurunkan luas permukaan. Pemetaan aliran warna
menjadikan kemampuan untuk mencitrakan salah satu celah
panjang ini yang sesuai dengan ambang aliasing pertama.
Jari-jari PISA adalah diukur dari titik aliasing doppler warna
(perubahan mendadak dalam warna dari biru ke kuning jika
arah jet jauh dari transduser) ke VC. Untuk laju aliran
regurgitasi (RFlow, dalam mL / detik) dihitung sebagai hasil
kali dari luas permukaan hemisfer (2πr²) dan kecepatan
aliasing (Va, dalam cm/det) sebagai :

RFlow = 2πr² x Va
Jari-jari PISA yang dipilih terjadi pada saat puncak kecepatan
regurgitasi, Effective Regurgitant Oriface Area (EROA) pada
waktu tertentu diturunkan sebagai

EROA = ( 6,28 x r² x Va ) / Peak VRegJet

Velocity Time Integral Regurgitasi Jet (VTIRegJet) adalah VTI


jet regurgitasi yang dinyatakan dalam cm.

Gambar 2.15 : PISA (American Society of


Echocardiography, 2017).
2. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan :

19
• Penilaian kuantitatif cepat keparahan lesi (EROA) dan
volume berlebih (RVol). (American Society of
Echocardiography, 2017).

Kekurangan :

• Tidak berlaku untuk banyak jet, kurang akurat di jet


eksentrik, Pengalaman terbatas (American Society of
Echocardiography, 2017)
• Kesalahan dalam pengukuran radius PISA, yang kalau
dikuadratkan akan terjadi kesalahpahaman besar terhadap
penilaian derajat keparahan katup mitral (Europan
Journal Of Echocardiography, 2012).

2.4.5 Tingkat Keparahan Regurgitasi Mitral


Penilaian tingkat keparahan RM dengan ekokardiografi . Tabel
2.2 : Tingkat Keparahan Regurgitasi Mitral

Kriteria RM Mild RM Moderate RM Severe


Reg Flow < 30 % 30-49 % ≥50 %

EROA <0.20 cm² 0.20-0.39 cm² ≥0.40 cm²

Reg Volume <30 mL 30-59 mL ≥60 mL

Vena Contracta (VC) <0,3 cm 0,3-0,69 cm ≥ 0,7 cm

Sumber : American Society of Echocardiography Tahun 2017

20
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penulis karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriptif.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2019.
Peneliti dilakukan diruangan diagnostik ekokardiografi Rumah Sakit Umum
Kabupaten Tangerang, Jalan Jendral Ahmad Yani Nomor 09.

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi pada penelitian ini yaitu pasien yang menderita penyakit gagal
jantung di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang dari bulan Maret
sampai Mei 2019. Penelitian ini terdiri dari 25 pasien sampel gagal jantung
yang memenuhi kriteria :
1. Pasien yang menderita gagal jantung dengan fraksi ejeksi <50%
2. Pasien dengan regurgitasi mitral ringan sampai berat.

3.4 Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan diperoleh dari pemeriksaan ekokardiografi pada
periode Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu bulan April sampai dengan Mei
2019, data yang diambil memenuhi kriteria penelitian. Lokasi pemeriksaan
dilakukan diruangan diagnostik ekokardiografi Rumah Sakit Umum
Kabupaten Tangerang, Jalan Jendral Ahmad Yani Nomor 09 menggunakan
data primer yang diambil saat PKL. Data yang diambil yaitu pasien gagal
jantung dengan penurunan fraksi ejeksi. Pasien dilakukan pengukuran fraksi
ejeksi dengan Simpson dan mengukur Vena Contracta (VC) untuk mengetahui
presentase sebarannya di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang.

21
3.5 Analisis Data
Hasil data penelitian akan di analisa secara deskriptif. Untuk data numerik
berdistribusi normal akan disajikan dalam bentuk range, sedangkan data
kategorik akan disajikan dalam bentuk jumlah dari presentase (%) di setiap
variable kategori yang ada.

3.6 Kerangka Teori

Gagal Jantung

HFpEF HFrEF Simpson

Dilatasi Ventrikel Kiri

Regurgitasi Mitral Vena Contracta


Fungsional

22
3.7 Kerangka Konsep

Heart Failure

HFpEF HFrEF

Regurgitasi Mitral
Fungsional

Ekokardiografi

2D M-Mode Doppler

Simpson LVESD Vena Contracta

Mild Moderate Severe

23
3.8 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
1. Gagal Kondisi jantung Anamnesa 1. Kelas 1 : Ordinal
Jantung mengalami dokter dan Tidak
kegagalan Ekokardiografi terdapat
dalam batasan melakukan
memompa darah aktivitas fisik.
guna 2. Kelas 2 :
mencukupi Terdapat batasan
kebutuhan selsel
aktivitas ringan.
tubuh akan
nutrisi dan 3. Kelas 3 :
oksigen Terdapat batasan
yang
aktivitas
mengakibatkan
berkurangnya bermakna.
curah jantung 4. Kelas 4 :
Tidak dapat
melakukan
aktivitas fisik
tanpa keluhan

2. Regurgitasi Secara struktural Ekokardiografi Derajat Keparahan : Ordinal


Mitral katup normal. 1. Mild
Bukan terutama
Fungsional penyakit katup, 2. Moderate
tetapi hasil dari 3. Severe
ketidakseimban
gan katup mitral
ditarik secara
apikal ke dalam
ventrikel
kiri
sebagai
akibat

24
dari pergerakan
ke luar otot
papiler dan
karena disfungsi
ventrikel kiri.

3. Fraksi Dinilai dengan Ekokardiografi Fraksi Ejeksi Ordinal


Ejeksi mengukur Simpson :
perbedaan antara
nilai 1. >50 % normal
akhir diastolik 2. <50% menurun
dan akhir
sistolik
dari
parameter satu
dimensi.

4. LVESD Penilaian ruang Ekokardiografi Nilai LVESD : Ordinal


ventrikel kiri 1. 21-34 mm normal
pada saat akhir
sistolik katup 2. >34 mm dilatasi
mitral dan akhir
diastolic katup
aorta

5. Vena Lebar area Ekokardiografi Derajat Ordinal


Contracta (diameter leher) Keparahan
pemetaan RM :
berwarna pada
potongan 1. Mild  <0,3
melintang cm
terkecil jet 2. Moderate 
regurgitasi yang
0,3 - <0,7 cm
melewati daun
katup mitral 3. Severe  ≥
saat sistolik. 0,7 cm

25
BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian


Penyajian hasil penelitian ini berupa fungsi sistolik ventrikel kiri dan
parameter Vena Contracta pada pasien gagal jantung dengan penurunan fraksi
ejeksi diruangan diagnostik ekokardiografi Rumah Sakit Umum Kabupaten
Tangerang yang diambil dari bulan Maret sampai Mei 2019. Jumlah subyek
penelitian yang diamati sebanyak 25 pasien sesuai dengan kriteria penelitian.

4.2 Karakteristik Dasar Penelitian


Karakteristik dasar 25 pasien gagal jantung penurunan fraksi ejeksi dengan
regurgitasi mitral sebagai berikut :
Variabel Range
Jenis Kelamin
Laki-Laki 14 (56%)
Perempuan 11 (44%)
Fraksi Ejeksi 32.16 ± 10
LVESD 50.12 ± 10.21
MR (VC) <0,3 cm 17 (68%)
0,3 - <0,7 cm 8 (32%)

Tabel 4.1 Karakteristik Dasar Penelitian

Berdasarkan Table 4.2 didapatkan presentase pasien gagal jantung lebih


banyak pada berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14 orang (56%). Berdasarkan
dari 25 pasien didapatkan fraksi ejeksi dengan range 32.16 ± 10.

4.3 Uji Korelasi


1. Fraksi Ejeksi dengan Vena Contracta

26
Pada variable Fraksi Ejeksi dan Vena Contracta (VC) dari 25 pasien gagal
jantung penurunan fraksi ejeksi didapatkan adanya hubungan antara Fraksi
ejeksi dengan derajat keparahan RM yaitu Vena Contracta (VC). Semakin
kecil nilai fraksi ejeksi maka tingkat keparahan regurgitasi mitral akan semakin
besar.

2. LVESD dengan Vena Contracta

Pada variabel LVESD dan Vena Contracta (VC) dari 25 pasien gagal jantung
penurunan fraksi ejeksi didapatkan adanya hubungan antara LVESD dengan
derajat keparahan RM yaitu Vena Contracta (VC). Semakin besar nilai
LVESD maka tingkat keparahan regurgitasi mitral akan semakin besar.
Berdasarkan hasil penelitian, LVESD 54-66 mm mempunyai regurgitasi mitral
dengan moderate.

27
BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan Hasil Penelitian


Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 25 sampel pasien gagal jantung
dengan penurunan fraksi ejeksi. Penelitian ini mendapatkan presentase pasien
laki-laki yang lebih dominan yaitu 56%. Hasil ini sesuai dengan hasil dari
penelitian (Mega Femina Qurrati, dkk Tahun 2018) yang menyatakan bahwa
pasien gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi lebih banyak ditemukan
pada pasien laki-laki.

Pada kasus ini peneliti mendapatkan hubungan Fraksi ejeksi dan derajat
keparahan regurgitasi mitral. Hal ini sesuai dengan penelitian (Vera Yulia, dkk
tahun 2017) yang menyatakan bahwa semakin menurun nilai fraksi ejeksi
maka derajat keparahan regurgitasi mitral akan semakin meningkat.

Berdasarkan penelitian dari 25 pasien gagal jantung dengan penurunan fraksi


ejeksi terdapat pasien dengan regurgitasi mitral mild sebanyak 68% dan
sisanya regurgitasi mitral dengan moderate. Hasil ini sesuai dengan presentase
dari penelitian (La ode Rinaldi, dkk tahun 2010) yang menyatakan bahwa
regurgitasi mitral mild lebih sering ditemukan daripada regurgitasi mitral
dengan moderate.

Pada penelitian ini, peneliti mendapatkan hubungan LVESD dengan derajat


keparahan regurgitasi mitral. Hal ini sesuai dengan penelitian (Ling-yi Wen,
dkk tahun 2016) yang menyatakan semakin besar nilai LVESD maka tingkat
keparahan regurgitasi mitral juga akan meningkat.

5.2 Keterbatasan Peneliti


Pada penelitian ini masih terdapat keterbatasan yaitu kurangnya sampel
sehingga tidak ditemukan regurgitasi mitral dengan derajat keparahan severe
di ruangan diagnostik ekokardiografi Rumah Sakit Umum Kabupaten
Tangerang.

28
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Didapatkan hasil FEVK dengan metode Simpson sebesar range 32.16±10
dan paling banyak HFrEF ditemukan pada pasien laki-laki (56%).
2. Ditemukan regurgitasi mitral mild sebesar 68% pada pasien HFrEF
metode Vena Contracta (VC).
3. Ditemukan semakin menurun nilai fraksi ejeksi maka derajat keparahan
regurgitasi mitral juga akan meningkat pada pasien HFrEF.
4. Ditemukan semakin besar nilai LVESD maka tingkat keparahan
regurgitasi mitral juga akan meningkat pada pasien HFrEF.

6.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menambah jumlah pasien sehingga
dapat ditemukan pasien regurgitasi mitral dengan keparahan severe.

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah inipenulis banyak bimbingan dan dukungan
dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada :

1. Kepada Allah SWT, yang telah memberikan Rahman dan Rahim-Nya kepada
penulis hingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
2. Ayah dan ibu, selaku orang tua yang senantiasa memberikan do,a dan
dukungan yang luar biasa.
3. Fajar dan rifa, selaku kakak dan adik yang selalu memberikan semangat dan
dukungan.
4. dr. Siti Elkana Nauli, SpJP., FIHA, selaku pembimbing materi dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. dr. Hidayani Fazriah, MARS, selaku pembimbing teknik dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini.

29
6. dr. Rizka Aries Putranti, MMedEd, selaku ketua progam studi D3 Teknik
Kardiovaskular.
7. Kepada Kak Ganis, dan Kak Atin selaku instruktur praktik kerja lapangan di
RSU Kabupaten Tangerang.
8. Kepada staff pengajar teknik kardiovaskular yang membimbing dengan
telaten penulis.
9. Kepada staff sarana kampus yang membantu dalam penyediaan dan
penyelesaian masa pembelajaran.
10. Echo Girls Squad : Lubna, Ilmi, Sulis, Amel, Lia, Ela yang telah sama-sama
berjuang dalam penulisan Karya Tulis ilmiah Ini.
11. Kuy Squad yang sebenarnya sudah banyak list tempat yang mau dikunjungi
tapi tidak segera kuy : Sulis, amel, lina selaku teman yang selalu mensupport
dan memberikan pencerahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
12. Teman PKL selama di Tangerang Lubna yang selalu bersama-sama dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
13. Keluarga Teknisi Kardiovaskular angkatan 2016 untuk 3 tahun kerjasamanya
dan kebersamaannya menghadapi suka dan duka dalam perkuliahan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Udjianti, W. J., 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba


Medika
2. Lilly, L. S., 2011. Pathophysiology of Heart Disease. Philadelphia:
Lippincott Williams and Wilkins.
3. 2017., AHA Guideline for the Management of Heart Failure. American
Heart Association
4. Berkowitz, A., 2013. Lecture Notes Patofisiologi Klinik Disertai Contoh
Kasus Klinik. Tangerang Selatan: Binarupa
5. Rifqi S, Nugroho A. Penyakit Katup Mitral. In: Rilantono LI, editor.
Penyakit Kardiovaskular (PKV) 5 Rahasia. Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013.
6. Otto CM, Bonow RO. Valvular heart disease. In: Bonow RO, Louis S,
Mann DL, Libby P, editors. Braunwald’s Heart Disease. A textbook of
cardiovascular medicine. United States: Saunders Elsevier; 2012.

30
7. Saladin, K., 2019. Anatomy and Physiology: The Unity of Form, and
Function. New york: McGraw Hill Company
8. Surya, D., 2009. Interpretasi EKG. Jakarta: EGC
9. Muttaqin, A., 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika
10. Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta: Kemenkes
RI
11. Wibowo & Ponco., 2015. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
Gagal Jantung di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat Kabupaten
Lamongan. Janal Surya
12. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic
heart failure: The Task Force for the diagnosis and treatment of acute and
chronic heart failure of the European Society of Cardiology (ESC)
13. Oemar, H., 2005. Texbook Of Echocardiography. New Jersey: Humana
Press
14. Loscalzo, J., 2015. Kardiologi dan Pembuluh Darah. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
15. Ciampi, dkk. 2007. Role Echokardiography in diagnosis in risk
stratification in heart failure with left ventricular systolic dysfunction.
Jurnal Cardiovascular Ultrasound
16. Moser, dkk., 2008. Conceptualizing self care in heart failure: a life course
model of patient characteristic. Journal of Cardiovascular Nursing
17. 2015 ASE Guidelines Recommendations for Cardiac Chamber
Quantification by Echocardiography in Adults: An Update from the
American Society of Echocardiography (ASE)
18. Afif, E. 2016. Simpsons Ejection Fraction. Targeted Neonatal
Echocardiography
19. Anderson, B. 2018. Beginner’s Guide to Strain. Australia: Echo Hawaii
20. 2017 ASE Guidelines Recommendations for Noninvasive Evaluation of
Native Valvular Regurgitation A Report from the American Society of
Echocardiography (ASE)
21. Solomo, Scott., 2007. Essential Echocardiography. New Jersey: Humana
Press

31
22. John, Sutton., 2012. Echocardiography in Heart Failure. Expert Consult

32
No Jenis Kelamin Fraksi Ejeksi Vena Contracta Derajat LVESD
(%) (cm) Keparahan (mm)
1. Laki-Laki 30 0,2 Mild 53
2. Perempuan 32 0,3 Moderate 62
3. Perempuan 17 0,5 Moderate 66
4. Perempuan 34 0,1 Mild 43
5. Laki-Laki 33 0,2 Mild 51
6. Perempuan 48 0,1 Mild 29
7. Laki-Laki 39 0,2 Mild 48
8. Perempuan 35 0,2 Mild 47
9. Perempuan 24 0,2 Mild 49
10. Laki-Laki 38 0,1 Mild 31
11. Laki-Laki 11 0,4 Moderate 63
12. Laki-Laki 25 0,2 Mild 53
13. Perempuan 24 0,2 Mild 48
14. Laki-Laki 44 0,2 Mild 45
15. Laki-Laki 44 0,1 Mild 30
16. Laki-Laki 33 0,3 Moderate 57
17. Laki-Laki 27 0,2 Mild 49
18. Laki-Laki 18 0,4 Moderate 65
19. Perempuan 45 0,1 Mild 43
20. Laki-Laki 15 0,3 Moderate 60
21. Laki-Laki 44 0,2 Mild 52
22. Perempuan 32 0,3 Moderate 62
23. Perempuan 41 0,3 Moderate 54
24. Laki-Laki 38 0,2 Mild 49
25. Perempuan 33 0,1 Mild 44
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

Saya, yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Amrina Dwi Rosa

NIM : 1605033018

Progam Studi : Teknik Kardiovaskular

Fakultas : Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan

Jenis Karya : K arya Tulis Ilmiah

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HamkaHak Bebas Royalti Nonekslusif
(Non-ekslusif Royalty-F ree Right) atas Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul:
“HUBUNGAN FUNGSI SISTOLIK VENTRIKEL KIRI DAN DERAJAT
KEPARAHAN REGURGITASI MITRAL PADA PASIEN GAGAL
JANTUNG DENGAN PENURUNAN FRAKSI EJEKSI” beserta perangkat
yang ada. Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslu
sif ini Universitas Muhammadiyah
Prof. Dr. Hamka berhak menyimpan, mengaluh media/formatkan, mengelola
dalam bentuk pengklan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 29Juli 2019

Amrina Dwi Rosa


1. Pemeriksaan LVESD pada pasien nomor 09

2. Pemeriksaan EF Simpson pada pasien nomor 19

3. Pemeriksaan Vena Contracta pada pasien nomor 14

Anda mungkin juga menyukai