Disusun oleh :
10542 0174 10
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Telah menyelesaikan Laporan Kasus dalam rangka Kepanitraan Klinik di Bagian Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing,
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, hidayah,
kesehatan dan kesempatan-Nya sehingga laporan kasus dengan judul “Hernia Nukleus Pulposus” ini
dapat diselesaikan. Salam dan shalawat senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, sang
pembelajar sejati yang memberikan pedoman hidup yang sesungguhnya.
Pada kesempatan ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing dr. Wahyudi Maransyah, Sp.BS yang telah memberikan
petunjuk, pengarahan dan nasehat yang sangat berharga dalam penyusunan sampai dengan selesainya
laporan kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam
penyusunan laporan kasus ini, baik dari isi maupun penulisannya.Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak senantiasa penulis harapkan demi penyempurnaan laporan kasusini.
Demikian, Semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi pembaca secara umum dan penulis secara
khususnya.
Makassar,Oktober 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama. Insiden
NPB di Amerika Serikat adalah sekitar 5% orang dewasa. Kurang lebih 60%-80% individu
setidaknya pernah mengalami nyeri punggung dalam hidupnya. Nyeri punggung bawah
merupakan 1 dari 10 penyakit terbanyak di Amerika Serikat dengan angka prevalensi berkisar
antara 7,6-37%. insidens tertinggi dijumpai pada usia 45-60 tahun. Pada penderita dewasa tua,
nyeri punggung bawah mengganggu aktivitas sehari-hari pada 40% penderita, dan menyebabkan
gangguan tidur pada 20% penderita. Sebagian besar (75%) penderita akan mencari pertolongan
medis, dan 25% di antaranya perlu dirawat inap untuk evaluasi lebih lanjut. Nyeri punggung
bawah (NPB) pada hakekatnya merupakan keluhan atau gejala dan bukan merupakan penyakit
spesifik. Penyebab NPB antara lain kelainan muskuloskeletal, system saraf, vaskuler, viseral, dan
psikogenik. Salah satu penyebab yang memerlukan tindak lanjut (baik diagnostik maupun terapi
spesifik) adalah hernia nukleus pulposus (HNP).1 Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu
penyakit, dimana bantalan lunak diantara ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau Nukleus
Pulposus) mengalami tekanan dan pecah, sehingga terjadi penyempitan dan terjepitnya urat-urat
saraf yang melalui tulang belakang kita. Saraf terjepit lainnya di sebabkan oleh keluarnya
nukleus pulposus dari diskus melalui robekan annulus fibrosus keluar menekan medullas spinalis
atau mengarah ke dorsolateral menekan saraf spinalis sehingga menimbulkan rasa nyeri yang
hebat.2
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama :N
Usia : 45 tahun
Alamat : Bekang
Status : Menikah
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 30 September 2019
Keluhan utama :
Pemeriksaan Umum
GCS : E4M6V5
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,6oC
Pernafasaan : 24x/menit
BB : 58 kg
Kepala
Bentuk : normocephali
Mata
langsung (normal/normal).
Telinga
Mulut
Leher
Thoraks
Bentuk : simetris
Paru – Paru
Jantung
Perkusi :
Batas kiri : Sela igaV, 1cm sebelah lateral linea midklavikularis kiri.
Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, datar, simetris,
Palpasi :
Dinding perut : supel, tidak teraba adanya massa/benjolan, defense
Auskultasi : tympani(+)
Ekstremitas
Akral teraba hangat pada keempat ekstremitas. Edema (-). Nyeri pada kedua paha (+)
STATUS NEUROLOGIS
A. GCS : E3M6V5
B. Gerakan Abnormal : -
C. Leher : sikap baik, gerak terbatas
D. Tanda Rangsang Meningeal : Dalam batas normal
E. Nervus Kranialis
N.I ( Olfaktorius )
N. II ( Optikus )
Nistagmus - -
Diplopia - -
N.V (Trigeminus)
Membuka mulut + +
Menggerakan Rahang + +
Oftalmikus + +
Maxillaris + +
Mandibularis + +
N. VII ( Fasialis )
Motorik Oksipitofrontalis + +
N.VIII ( Vestibulokoklearis )
N. IX,X ( Vagus )
Refleks Menelan +
N.XI (Assesorius)
Mengangkat bahu +
Menoleh +
N.XII ( Hipoglosus )
Ekstremitas Atas
Kanan Kiri
Ekstremitas Bawah
H. Gerakan Involunter
Kanan Kiri
Tremor - -
Chorea - -
J. Fungsi Autonom
Miksi : Baik
Defekasi : Baik
Sekresi keringat : Baik
Pemeriksaan Laboratorium
18 Maret 2019
Kesan :
- Tidak tampak tanda-tanda bulging, protrusion maupun ekstrusio discus intervertebralis
- Lesi pada endplate inferior Th11 dan endplate superior Th12, sesuai modic tipe 1
- Lesi pada corpus vertebra L2, susp. Spinal Hemangioma
- Edema facet joint pada level Th12-L1
- MR myelografi : tidak tampak stenosis canalis spinalis.
V. RESUME
Pasien datang ke Poli RS.Pelamonia dengan keluhan nyeri pada tulang belakang dan menjalar
hingga ke kaki. Nyeri pinggang dirasakan seperti tersetrum dan menjalar hingga ke bokong dan
paha bawah. Pasien merasa kesakitan saat merubah posisi dari berbaring menjadi duduk. Pasien
memberikan nilai 7-8 untuk skala nyeri 1 hingga 10. Keluhan BAK dan BAB (-), demam (-),
kesemutan (-), baal (-), kelemahan anggota gerak (-), riwayat trauma (-). Karena keluhannya
dirasakan semakin berat dan mengganggu aktivitasnya sehari-hari, pasien berobat ke Poliklinik
Saraf RS TK.II Pelamonia.
VI. Diagnosis
VII. Penatalaksanaan:
1. Non medikamentosa
Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan pengobatan yang diberikan.
2. Medikamentosa
Dari Spesialis Bedah Saraf
IVFD NaCL 0.9% 1600 cc/24j/iv
Inj.i Ceftriaxone 1 gr/12j/iv
Inj.Ranitidin 1 amp/8j/iv
Inj. Ketorolac 1 amp/8j/iv
Operasi Epiduro Nefroplasty
IX. Prognosis
S O A P
Nyeri pada KU : sedang HNP IVFD Nacl 0,9 % 24tpm
punggung TD 120/70 mmHg, Nadi Inj. Ceftriaxon 1gr/12j/iv
menjalar 90x/menit, RR Inj.Ranitidin 1 amp/12j/iv
hingga kaki 24x/menit, S 36,6°C
Status Neurologis Rencana operasi hari ini
E4M6V5
Pupil bulat isokor, RCL
+/+, RCTL +/+
N. Kranialis
III, IV, dalam batas
normal.
VII dalam batas normal.
XII dalam batas normal.
Motorik, tidak ada
lateralisasi
RF +/+
RP -/-
S O A P
Keluhan (-) KU : Baik HNP - Aff Infus
TD 100/60, Nadi - Boleh Rawat jalan
84x/menit, RR
22x/menit, S 36,7°C
Status Neurologis
E3M6V5
Pupil bulat isokor, RCL
+/+, RCTL +/+
N. Kranialis
III, IV, dalam batas
normal.
VII dalam batas normal.
XII dalam batas normal.
Motorik, tidak ada
lateralisasi
RF +/+
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
HNP Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah turunnya kandungan annulus fibrosus dari diskus
intervertebralis lumbal pada spinal canal atau rupture annulus fibrosus dengan tekanan dari
nucleus pulposus yang menyebabkan kompresi pada element saraf. Pada umumnya HNP pada
lumbal sering terjadi 3 pada L4-L5 dan L5-S1. Kompresi saraf pada level ini melibatkan root
nerve L4, L5, dan S1. Hal ini akan menyebabkan nyeri dari pantat dan menjalar ketungkai. Kebas
dan nyeri menjalar yang tajam merupakan hal yang sering dirasakan penderita HNP. Weakness
pada grup otot tertentu namun jarang terjadi pada banyak grup otot.3
2.2 Etiologi
Penyebab dari Hernia Nucleus Pulposus (HNP) biasanya dengan meningkatnya usia terjadi
perubahan degeneratif yang mengakibatkan kurang lentur dan tipisnya nucleus pulposus (Moore
dan Agur, 2013). Selain itu Hernia nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan karena
adanya suatu trauma derajat sedang yang berulang mengenai discus intervertebralis sehingga
menimbulkan sobeknya annulus fibrosus. Pada kebanyakan pasien gejala trauma bersifat singkat,
dan gejala ini disebabkan oleh cidera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan atau
bahkan dalam beberapa tahun.4
2.3 Patomekanisme
1. Protrusi diskus intervertebralis : nukleus terlihat menonjol ke satu arah tanpa kerusakan
annulus fibrosus.
2. Prolaps diskus intervertebral : nukleus berpindah, tetapi masih dalam lingkaran anulus
fibrosus.
3. Extrusi diskus intervertebral : nukleus keluar dan anulus fibrosus dan berada di bawah
ligamentum, longitudinalis posterior.
Nukleus pulposus yang mengalami herniasi ini dapat menekan nervus di dalam medulla
spinalis jika menembus dinding diskus (annulus fibrosus); hal ini dapat menyebabkan nyeri,
rasa tebal, rasa keram, atau kelemahan. Rasa nyeri dari herniasi ini dapat berupa nyeri
mekanik, yang berasal dari diskus dan ligamen; inflamasi, nyeri yang berasal dari nucleus
pulposus yang ekstrusi menembus annulus dan kontak dengan suplai darah; dan nyeri
neurogenik, yang berasal dari penekanan pada nervus.4,7
Manifestasi klinis utama yang muncul adalah rasa nyeri d punggung bawah disertai otot-otot
sekitar lesi dan nyeri tekan. HNP terbagi atas HNP sentral dan lateral. HNP sentral akan
menimbulkan paraparesis flasid, parestesia dan retensi urine. Sedangkan HNP lateral
bermanifestasi pada rasa nyeri dan nyeri tekan yang terletak pada punggung bawah, di tengah-
tengah area bokong dan betis, belakang tumit, dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari kelima
kaki berkurang dan reflex achiller negative. Pada HNP lateral L5-S1 rasa nyeri dan nyeri tekan
didapatkan di punggung bawah, bagian lateral pantat, tungkai bawah bagian lateral, dan di
dorsum pedis. Kelemahan m. gastrocnemius (plantar fleksi pergelangan kaki), m. ekstensor
halusis longus (ekstensi ibu jari kaki). Gangguan reflex Achilles, defisit sensorik pada malleolus
lateralis dan bagian lateral pedis.
2.5 Penegakan Diagnosis
2.5.1. Anamnesis
Anamnesis dapat ditanyakan hal yang berhubungan dengan nyerinya. Pertanyaan itu
berupa kapan nyeri terjadi, frekuensi, dan intervalnya; lokasi nyeri; kualitas dan sifat nyeri;
penjalaran nyeri; apa aktivitas yang memprovokasi nyeri; memperberat nyeri; dan
meringankan nyeri. Selain nyerinya, tanyakan pula pekerjaan, riwayat trauma.8
Untuk memastikan bahwa nyeri yang timbul termasuk dalam gangguan saraf. Meliputi
pemeriksaan sensoris, motorik, reflex.8
a. Pemeriksaan sensoris, pada pemeriksaan sensoris ini apakah ada gangguan sensoris,
dengan mengetahui dermatom mana yang terkena akan dapat diketahui radiks mana yang
terganggu.
c. Pemeeriksaan reflex, bila ada penurunan atau refleks tendon menghilang, misal APR
menurun atau menghilang berarti menunjukkan segmen S1 terganggu.
Gambar 2. Level neurologis yang terganggua sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik.
Caranya sama dengan percobaan lasegue, tetapi disini secara otomatis timbul pula rasa
nyeri ditungkai yang tidak diangkat. Hal ini menunjukkan bahwa radiks yang
kontralateral juga turut tersangkut.3,4,7
4. Tanda Kerning
Pada pemeriksaan ini penderita yang sedang berbaring difleksikan pahanya pada
persendian panggung sampai membuat sudut 90 derajat. Selain itu tungkai bawah
diekstensikan pada persendian lutut. Biasanya kita dapat melakukan ekstensi ini sampai
sudut 135 derajat, antara tungkai bawah dan tungkai atas, bila terdapat tahanan dan rasa
nyeri sebelum tercapai sudut ini, maka dikatakan tanda kerning positif. 3,4,7
6. Knee-Jerk Reflex
Dilakukan pengetukan pada tendon lutut. Jika tidak terjadi ekstensi pada lutut, hal ini
mengindikasikan adanya jebakan nervus di tingkat kolumna vertebra L2-L3-L4. 3,4,7
2.6.2 Mylogram
Pada myelogram dilakukan injeksi kontras bersifat radio-opaque dalam columna
spinalis. Kontras masuk dalam columna spinalis sehingga pada X-ray dapat nampak
adanya penyumbatan atau hambatan kanalis spinalis
2.6.3. MR
Merupakan gold standard diagnosis HNP karena dapat melihat struktur columna
vertebra dengan jelas dan mengidentifikasi letak herniasi
2.6.4. Elektromyografi
Untuk melihat konduksi dari nervus, dilakukan untuk mengidentifikasi kerusakan
nervus
2.7 Penatalaksanaan
2.7.1. Terapi Konservatif, terdiri atas:5,9
a. Terapi Non Farmakologis
Terapi fisik pasif
Terapi fisik pasif biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri punggung bawah akut,
misalnya:
Kompres hangat/dingin
Kompres hangat/dingin ini merupakan modalitas yang mudah dilakukan.
Untuk mengurangi spasme otot dan inflamasi. Beberapa pasien merasakan
nyeri hilang pada pengkompresan hangat, sedangkan yang lain pada
pengkompresan dingin.
Iontophoresis
Merupakan metode pemberian steroid melalui kulit. Steroid tersebut
menimbulkan efek anti inflamasi pada daerah yang menyebabkan nyeri.
Modalitas ini terutama efektif dalam mengurangi serangan nyeri akut.
Unit TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulator)
Sebuah unit transcutaneous electrical nerve stimulator (TENS) menggunakan
stimulasi listrik untuk mengurangi sensasi nyeri punggung bawah dengan
mengganggu impuls nyeri yang dikirimkan ke otak.
Ultrasound
Ultrasound merupakan suatu bentuk penghangatan di lapisan dalam dengan
menggunakan gelombang suara pada kulit yang menembus sampai jaringan
lunak dibawahnya. Ultrasound terutama berguna dalam menghilangkan
serangan nyeri akut dan dapat mendorong terjadinya penyembuhan jaringan.
Terapi Farmakologis
Analgetik dan NSAID ( Non Steroid Anti Inflamation Drug) obat ini
diberikan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri dan inflamasi sehingga
mempercepat kesembuhan. Contoh analgetik : paracetamol, Aspirin
Tramadol. NSAID : Ibuprofen, Natrium diklofenak, Etodolak, Selekoksib.
Obat pelemas otot (muscle relaxant) bermanfaat bila penyebab NPB adalah
spasme otot. Efek terapinya tidak sekuat NSAID, seringkali di kombinasi
denganNSAID. Sekitar 30% memberikan efek samping mengantuk. Contoh
Tinazidin, Esperidone dan Carisoprodol.
Opioid Obat ini terbukti tidak lebih efektif daripada analgetik biasa yang jauh
lebih aman. Pemakaian jangka panjang bisa menimbulkan toleransi dan
ketergantungan obat.
Kortikosteroid oral Pemakaian kortikosteroid oral masih kontroversi.
Dipakai pada kasus HNP yang berat dan mengurangi inflamasi jaringan.
Anelgetik ajuvan Terutama dipakai pada HNP kronis karena ada anggapan
mekanisme nyeri pada HNP sesuai dengan neuropatik. Contohnya :
amitriptilin, Karbamasepin, Gabapentin.
Suntikan pada titik picu Cara pengobatan ini dengan memberikan suntikan
campuran anastesi lokal dan kortikosteroid ke dalam jaringan lunak/otot pada
titik picu disekitar tulang punggung. Cara ini masih kontroversi. Obat yang
dipakai antara lain lidokain, lignokain, deksametason, metilprednisolon dan
triamsinolon.
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah suatu penyakit, dimana bantalan lunak
diantara ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau Nukleus Pulposus) mengalami
tekanan dan pecah, sehingga terjadi penyempitan dan terjepitnya urat-urat saraf yang
melalui tulang belakang kita. Saraf terjepit lainnya di sebabkan oleh keluarnya
nukleus pulposus dari diskus melalui robekan annulus fibrosus keluar menekan
medullas pinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan saraf spinalis sehingga
menimbulkan rasa nyeri yang hebat. Hernia Nukelus Pulposus(HNP) merupakan
suatu gangguan yang melibatkan ruptur annulus fibrosus sehingga nucleus pulposis
menonjol (bulging) dan menekan kearah kanalis spinalis. Pada penelitian HNP paling
sering dijumpai pada tingkat L4-L5; titik tumpuan tubuh di L4-L5-S1.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pinzon, Rizaldy. Profil Klinis Pasien Nyeri Punggung Akibat Hernia Nukelus Pulposus. Vol
39. SMF Saraf RS Bethesda Yogyakarta. Indonesia. 2012. Hal 749-751.
2. Kumala, poppy. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta. Edisi Bahasa Indonesia. 1998. hal
505
3. Company Saunder. B. W. Classification, diagnostic imaging, and imaging characterization of a
lumbar. Volume 38. 2000
4. Autio Reijo. MRI Of Herniated Nucleus Pulposus. Acta Universitatis Ouluensis D Medica.
2006. Hal 1-31
5. Meli Lucas, Suryami antradi. Nyeri Punggung. Use Neurontin. 2003. Hal 133-148 6. Sylvia A.
Price. Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep-konsep prose penyakit. Jakarta : 1995. EGC.
Hal 1023-1026.
7. Rasad, Sjahriar. Radiologi Doagnostik. Jakarta. Balai Penerbit FK Universitas Indonesia.
Jakarta.2005. Hal 337
8. S.M Lumbantobing. Neurologi Klinik. Badan Penerbit FK UI. Jakarta Badan Penerbit FK UI.
Hal 18-19
9. Rahim H. A., Priharto K. Terapi Konservatif untuk Low Back Pain. [online]. [cited Jan 12].
Available from http://www.jamsostek.co.id. Hal 1-15
10.Pfirman CWA, Hodler J, Zanetti M, Boos N. magnetic Resonance Classification of Lumbar
Invertebral Disc Degeneration. Spine Journal. 2001. DOI:10.1097/00007632-200109010-
00011.
11.Gregory DS, Seto CK, Wortley GC, Shugart CM. Acute Lumbar Disk Pain : Navigating
Evaluation and Treatment Choices. American Family Physician:2008:78(7).
12.The Bone and Joint Decade Task Force on Neck Pain. Neck Pain Evidence Summary.