Sircumsisi pada umumnya menggunakan anestesi lokal, teknik anastesi yang dipakai
biasanya blok, infiltrasi atau gabungan keduanya.
Khitan dengan Flashcutter dapat dilakukan anestesi dengan teknik Infiltrasi maupun blok.
Bergantung pada kondisi atau kebiasaan dengan mempertimbangkan kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
Anestesi Infiltrasi
Secara anatomis, cabang-cabang saraf yang mempersarafi penis berada pada sekitar jam 11
dan jam 1, cabang cabangnya sekitar di jam 5, jam 7 serta daerah frenulum.
Lokasi penyuntikan adalah sekitar ½ - 2/3 proksimal batang penis secara subkutis agak
kedalam sedikit agar obat masuk ke tunika albuginea.
Jarum disuntikan di daerah dorsum penis proksimal secara sub kutan, gerakkan kekanan,
aspirasi, tarik jarum sambil menginjeksikan cairan anestesi, jarum jangan sampai keluar
kemudian arahkan jaruh ke lateral kiri, ulangi seperti lateral kanan. Kemudian jarum
injeksikan di daerah ventral dan lakukan infiltrasi seperti diatas sehingga pada akhirnya
terbentuk Ring Block Massage penis, karena obat anestesi membutuhkan waktu untuk
bekerja. Tunggu 3-5 menit kemudian dilakukan test dengan menjepit ujung preputium
dengan klem. Apabila belum teranestesi penuh ditunggu sampai dengan anestesi bekerja
kira-kira 3-5 menit berikutnya.
Pada batas tertentu bila dipandang perlu dapat dilakukan tambahan anestesi.
ANASTESI BLOK
Bertujuan memblok semua impuls sensorik dari batang penis melalui pemblokiran nervus
pudendus yang terletak dibawah fasia Buch dan ligamentum suspensorium dengan cara
memasukkan cairan anestesi dengan jarum tegak lurus sedikit diatas pangkal penis, diatas
simfisis osis pubis sampai menembus fasia Buch.
Obat anestesi
Yang banyak digunakan adalah Lidokain HCL2%, baik yang ditambah adrenalin (Pehacain)
ataupun tidak. Untuk anestesi infiltrasi dapat diencerkan sampai 0,5% dengan aquabides,
dimaksudkan untuk mengurangi resiko intoksikasi obat. Dapat pula lidokain dioplos dengan
markain dengan perbandingan 50-70:30-50, untuk mendapatkan onset cepat dan durasi
yang lama.
Reaksi toksik dapat terjadi karena kesalahan penyuntikan sehingga obat masuk ke pembuluh
darah atau karena dosis yang terlampau tinggi
Label: Emergensi