Anda di halaman 1dari 23

Standar Prosedur Operasional Cuci Tangan Bedah

(Standard Operational Procedure Surgical Scrub)


Surgical scrub adalah cara cuci tangan bedah yang dilakukan sebelum
operasi.
Pengertian
Dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi dari tangan kepada pasien
selama operasi
Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah dalam melaksanakan
Tujuan
cuci tangan bedah sebelum tindakan operasi dimulai
a. Cuci tangan dilakukan ditempat cuci tangan khusus
b. Air yang digunakan adalah air yang mengalir dan sudah teruji secara
Kebijakan
biologis /air steril
c. Antiseptik yang digunakan adalah Chlorhexidine tanpa diencerkan
a. Lepaskan perhiasan di tangan dan pergelangan
b. Gunakan skort plastik
c. Pastikan bagian lengan pakaian OK tidak terlalu dekat ke siku
d. Buka keran, biarkan air mengalir sejenak
e. Dengan posisi tangan lebih tinggi dari siku, alirkan air, basuh dari
jari-jari tangaan sampai pangkal siku .Sedemikian rupa sehingga seluruh
permukaan jari-jari, telapak tangan, punggung tangan, pergelangan dan
lengan bawah terbasuh dan air mengalir ke arah siku  dan lakukan pada
lengan yang satunya.
f. Keluarkan Chlorhexidine secukupnya dengan siku  tangan satu dan
menampungnya dengan tangan lainnya, sabun dengan gentle
g. Ambil sikat steril pada tempatnya dan sikat mulai dari kuku, jari
tangan sampai siku, seslesai sikat di biarkan jatuh di wastafel
h. Cuci dan basuh tangan dengan air dari ujung jari sampai siku dengan
posisi jari tangan tetap diatas
i. Tutup Keran air dengan siku
Prosedur j. Apabila air yang digunakan bukan air steril basuh tangan dengan
alkohol 70%
k. Lakukan tujuh langkah pencucian tangan sesuai prosedur
l. Seluruh proses 7 langkah tadi dilakukan selama 1 menit, bisa dibagi2
per langkah atau langkah tadi dilakukan berulang2
m. Biarkan keran air terbuka dan air mengalir sepanjang proses cuci
tangan tadi
n. Dengan posisi tangan lebih tinggi dari siku, bilaslah seluruh tangan
dan lengan dengan air mengalir sedemikian rupa sehingga seluruh
permukaan terbasuh dan buih dari antiseptik terbasuh
o. Lakukan 7 langkah cuci tangan seperti diatas dengan antiseptik
chlorheksidin sekali lagi.
p. Pertahankan posisi tangan lebih tinggi dari siku, bila perlu jabatkan
kedua tangan. Posisi tangan jangan terlalu tinggi jangan terlalu dekat
dengan wajah.
q. Kenakan jas operasi dan Handschoen dengan lengan dan tangan
masih terbalur antiseptik.
1. Unit Rekam Medik
Unit Terkait 2. Bidang Perawatan
3. Komite Keperawatan
Referensi : Standar Prosedur Operasional Untuk Rumah Sakit

Standar Prosedur Operasional Perawatan Pre Operatif


Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan
perioperatif yang dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang
Pengertian
terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi
untuk dilakukan tindakan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam mempersiapkan

Tujuan pasien sebelum dilakukan pembedan untuk menghindari adanya


infeksi nasokomial.
a. Perawatan pre operasi dilakukan saat pasien masih di ruang rawat

Kebijakan inap
b. Perawatan pre operasi meliputi persiapan fisik dan mental
Prosedur A. Persiapan fisik
Diet
a. Bila diperlukan dilakukan persiapan terhadap pasien untuk
menunjang kelancaran operasi, seperti pemasangan infus, istirahat
total, pemasangan Supportif seperti O2, Foley catheter, NGT , dll.
b. 8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4 jam
sebelum operasi pasien tidak diperbolehkan minum, (puasa) pada
operasi dengan anaesthesi umum.
c. Pada pasien dengan anaesthesi lokal atau spinal anaesthesi
makanan ringan diperbolehkan. Bahaya yang sering terjadi akibat
makan/minum sebelum pembedahan antara lain :
- Aspirasi pada saat pembedahan
- Mengotori meja operasi.
- Mengganggu jalannya operasi.
d. Pemberian lavement sebelum operasi dilakukan pada bedah saluran
pencernaan dilakukan 2 kali yaitu pada waktu sore dan pagi hari
menjelang operasi. Maksud dari pemberian lavement antara lain :
- Mencegah cidera kolon
- Memungkinkan visualisasi yang lebih baik pada daerah yang akan
dioperasi.
- Mencegah konstipasi.
- Mencegah infeksi

Persiapan Kulit
a. Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut. Pencukuran
dilakukan pada waktu malam menjelang operasi. Rambut pubis
dicukur bila perlu saja, lemak dan kotoran harus terbebas dari daerah
kulit yang akan dioperasi. Luas daerah yang dicukur sekurang-
kurangnya 10-20 cm2
b. Pencukuran menggunakan pisau cukur searah dengan rambut
kemudian dicuci dengan sabun sampai bersih.
c. Setelah dilakukan pencukuran, pasien dimandikan dan dikenakan
pakaian khusus dan memakai tutup kepala.

Kebersihan Mulut
a. Mulut harus dibersihkan dan gigi harus disikat
b. Gigi palsu harus dilepas dan disimpan

Hasil Pemeriksaan
a. Dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan hasil
pemeriksaan fisik oleh dokter ruangan dan atau dokter konsulen
RSJRW menunjukkan kondisi dalam batas tolerans
b. Dokter Ruangan dan atau dokter konsulen penyakit dalam dan atau
dokter konsulen anestesi dan atau dokter konsulen lainnya
menyatakan pasien dapat dioperasi
c. Pemeriksaan penunjang laboratorium, foto roentgen, ECG, USG
dan lain-lain.
d. Persetujuan Operasi / Informed Consent
e. Izin tertulis dari pasien / keluarga harus tersedia. Persetujuan bisa
didapat dari keluarga dekat yaitu suami / istri, anak tertua, orang tua
dan kelurga terdekat.
f. Pada kasus gawat darurat ahli bedah mempunyai wewenang untuk
melaksanakan operasi tanpa surat izin tertulis dari pasien atau
keluarga, setelah dilakukan berbagai usaha untuk mendapat kontak
dengan anggota keluarga pada sisa waktu yang masih mungkin
g. Diberikan antibiotik perioperatif sesuai petunjuk dokter

B. Persiapan mental
a. Pasien harus memahami maksud dan tujuan operasi serta resiko
yang harus dihadapi dalam menjalani operasi ini. Lakukan Informed
Consent sesuai prosedur.
b. Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik agar tegar
menghadapi tindakan operasi yang akna dijalaninya. Pasien diminta
untuk berdoa menurut keyakinannya masing-masing.
c. Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan mendukung
secara moril.
1. Unit Rekam Medik

Unit Terkait 2. Bidang Perawatan


3. Kelompok Kerja Fungsional Keperawatan
  Referensi : Standar Prosedur Operasional Untuk Rumah sakit

Standar Prosedur Operasional Perawatan Intra Operatif


Perawatan intra operatif dimulai sejak pasien ditransfer ke meja

Pengertian bedah dan berakhir bila pasien di transfer ke wilayah ruang


pemulihan.
a. Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien atau tim bedah
yang lain
b. Mengkaji, merencanakan dan memenuhi kebutuhan pasien
perioperatif
c. Memahami dan mengetahui daerah dan prosedur pembedahan
Tujuan
d. Mengetahui akibat pembedahan dan pembiusan yang dilakukan
terhadap pasien
e. Mengantisipasi dan menanggulangi kesulitan yang timbul
f. Mengevaluasi pengadaan, penggunaan, pemeliharaan alat serta
tindakan secara berkesinambungan
a. Perawatan intra operatif dilakukan pada semua jenis pembedahan,

Kebijakan persiapan fisik disesuaikan dengan jenis operasi


b. Melibatkan seluruh personil / tim bedah
Proses A. Persiapan Psikologis
a. Memberikan dukungan mental
b. Jelaskan kembali tentang fasilitas yang ada disekitar meja operasi
c. Mengenalkan pasien kepada ahli anastesi, operator, dokter asisten,
perawat instrument
d. Memberikan penjelasan tentang tahap-tahap pembiusan secara
singkat dengan bahasa mudah dimengerti
B. Persipan Fisik
a. Memasang alat-alat pemantau hemodinamik antara lain infuse,
kateter, alat monitoring, EKG, thermometer, tensimeter
b. Membantu melaksanakan pembiusan yang dilakukan oleh dokter
anastesi / perawat anastesi
c. Pengaturan posisi
  1.Atur posisi pasien dalam posisi yang nyaman.Sedapat mungkin
jaga privasi pasien, buka area yang akan dibedah dan kakinya ditutup
dengan duk.
  2.Amankan pasien diatas meja operasi dengan lilitan sabuk yang
baik yang biasanya dililitkan diatas lutut. Saraf, otot dan tulang
dilindungi untuk menjaga kerusakan saraf dan jaringan.
  3.Jaga pernafasan dan sirkulasi vaskuler pasien tetap adekuat, untuk
meyakinkan terjadinya pertukaran udara.
  4.Hindari tekanan pada dada atau bagain tubuh tertentu, karena
tekanan dapat menyebabkan perlambatan sirkulasi darah yang
merupakan faktor predisposisi terjadinya thrombus.
  5.Jangan ijinkan ekstremitas pasien terayun diluar meja operasi
karena hal ini dapat melemahkan sirkulasi dan menyebabkan
terjadinya kerusakan otot.
  6.Hindari penggunaan ikatan yang berlebihan pada otot pasien.
  7.Yakinkan bahwa sirkulasi pasien tidak berhenti ditangan atau di
lengan.
  8.Untuk posisi litotomi, naikkan dan turunkan kedua ekstremitas
bawah secara bersamaan untuk menjaga agar lutut tidak mengalami
dislokasi.
d. Menyiapkan bahan / alat untuk antisepsis daerah pembedahan
e. Membersihkan dan Menyiapkan Kulit.
f. Penutupan Daerah Steril dengan memasang duk steril / drapping
g. Membantu melaksanakan tindakan pembedahan
h. Mempertahankan Surgical Asepsis
i. Menjaga Suhu Tubuh Pasien dari Kehilangan Panas Tubuh
j. Memeriksa kelengkapan instrument dan alat lain agar tidak
tertinggal dalam tubuh pasien sebelum luka operasi ditutup dengan
cara :
  - Hitung sisa kasa yang belum terpakai
  - Hitung jumlah kasa yang dipakai
  - Jika terdapat selesih antara jumlah kasa yang disediakan dengan
jumlah sisa kasa dan yang terpakai harus segera lapor kepada ahli
bedah / scrub nurse
  - Ulangi menghitung jumlah kasa
  - Jika jumlah penghitungan kasa sudah selesai luka dapat ditutup
k. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan
l. Penutupan luka pembedahan dengan kasa steril, sekitar luka
dibersihkan dari bekas-bekas bekuan darah dengan NaCl 0,9 %
kemudian diplester
m. Perawatan Drainase
1. Unit Rekam Medik

Unit Terkait 2. Bidang Perawatan


3. Kelompok Kerja Fungsional Keperawatan
  Referensi : Standar Prosedur Operasional Untuk Rumah Sakit

Standar Prosedur Operasional Perawatan Post Operasi

Perawatan post operasi merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre

Pengertian dan intra operatif yang dimulai saat klien diterima di ruang
pemulihan / pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah sesudah pasien dioperasi
Tujuan
agar keadaan pasien pulih kembali seperti semula.
Sesudah pasien dioperasi, pasien harus segera dipindahkan ke ruang
Kebijakan
pemulihan
Prosedur a. Posisi kepala pasien lebih rendah dan kepala dimiringkan pada
pasien dengan pembiusan umum, sedang pada pasein dengan
anaesthesi regional posisi semi fowler.
b. Pasang pengaman pada tempat tidur.
c. Monitor tanda vital : TN, Nadi, respirasi / 15 menit.
d. Penghisapan lendir daerah mulut dan trakhea.
e. Beri O2 2,3 liter sesuai program.
f. Observasi adanya muntah.
g. Catat intake dan out put cairan.
h. Semua pesan harus ditulis dan dibawa ke bangsal masing-masing.
i. Jika keadaan pasien membaik, pernyataan persetujuan harus dibuat
untuk kehadiran pasien tersebut oleh seorang perawat khusus yang
bertugas pada unit dimana pasien akan dipindahkan.
j. Staf dari unit dimana pasien harus dipindahkan, perlu diingatkan
untuk
k. menyiapkan dan menerima pasien tersebut
1. Unit Rekam Medik

Unit Terkait 2. Bidang Perawatan


3. Kelompok Kerja Fungsional Keperawatan
  Referensi : Standar Prosedur Operasional Untuk Rumah Sakit

Standar Prosedur Operational Pembersihan Kamar Operasi


(Standard Operational Procedure Cleaning Of Operation Room)
 
Persiapan Kamar Operasi meliputi pembersihan ruangan secara
Pengertian
berkala.
Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah dalam
Tujuan
melaksanakan jadwal membersihkan kamar operasi
1. Pembersihan kamar operasi dilakukan oleh petugas kamar operasi.
2. Pembersihan kamar operasi dibagi dalam tiga tahapan, yaitu :
a. Pembersihan harian
    Dilaksanakan setiap hari terutama setelah tindakan operasi selesai.
Kebijakan
b. Pembersihan mingguan
    Dilaksanakan setiap hari sabtu setelah operasi selesai
c. Pembersihan bulanan
    Dilaksanakan setiap akhir bulan
Pembersihan Harian
a. Setiap hari seluruh permukaan lantai ruangan OK di bersihkan dan
di desinfeksi
b. Meja Operasi dibersihkan dan didesinfeksi. Bebaskan pengunci
roda, lantai dibawah meja operasi dibersihkan dan didesinfeksi. Roda
meja operasi digelindingkan ke atas cairan desinfektan bolak balik.

Prosedur Setelah selesai semua,kembalikan meja operasi ke posisi semula dan


kunci rodanya.
c. Semua kabel dan selang alat yang beada di dalam ruangan bedah
dibersihkan
d. Alat-alat penunjang seperti suction, cauter meja instrumen bila
terkontaminasi cairan tubuh pasien dibersihkan dan dibawa keluar
OK. Hati hati kontaminasi roda. Bila perlu roda dibersihkan
1. Unit Rekam Medik

Unit Terkait 2. Bidang Perawatan


3. Kelompok Kerja Fungsional Keperawatan
Referensi : Standar Prosedur Operasional Untuk Rumah Sakit

Standar Prosedur Operasional Pemasangan EKG Monitor


(Standard Operational Procedure Of Electrocardiografi Monitor)

Melakukan elektrokardiografi adalah merekam aktivitas elektrik


Pengertian
jantung pada tubuh manusia
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan

Tujuan tindakan elektrokardiografi kepada klien sebagai penunjang diagnosis


medis.
1. Melakukan pemasangan elektrokardiografi kepada penderita sesuai
dengan prosedur pemasangan EKG

Kebijakan 2. Tindakan ini dilakukan pada penderita dengan gangguan


kardiologi, penderita dengan keadaan fisik lemah, penderita dengan
penurunan kesadaran
1. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan pada klien
dan keluarga
2. Meminta persetujuan tindakan kepada klien dan keluarga
(informed consent)
3.Menyiapkan penderita, pastikan tidak bahan-bahan logam yang
menempel pada tubuh pasien, buka baju pada bagian atas, keringkan
kulit bila berkeringat (Menggunakan kapas alkohol), dan persiapan

Prosedur pemasangan  electrode  EKG pada lokasi yang sudah ditentukan,


berikan gel EKG pada tempat electrode diletakkan, pengoperasian
alat EKG
4. Bila sudah selesai, lepas electrode dari tubuh penderita
5. Bersihkan gel bekas tempat elektode EKG menempel dan rapikan
kembali baju pasien.
6. Matikan EKG dan merapikan kembali EKG.
7. Laporan hasil EKG ke tim medis (dokter)
1. Bidang Perawatan

Unit Terkait 2. Unit Rekam medis


3. Kelompok Kerja Fungsional Keperawatan
Referensi : Standar Prosedur Operasional Untuk Rumah Sakit

Standar Prosedur Operasional Instek Tyroidektomy


(Standard Operational Procedure Instek tyroidektomy)

Instek tyroidektomy ialah suatu tata cara menyiapkan alat untuk


Pengertian
operasi tyroidektomy dan proses instrumentasinya.
Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah dalam tehnik
Tujuan
instrument Tyroidektomy  dalam pelayanan kamar operasi.
Kebijakan 1. Instek tyroidektomy dilakukan pada pasien dengan persiapan
operasi tyroidektomy.
2. Instek tyroidektomy dapat dilakukan sebagai  penunjang medis.
3. Tindakan ini dilakukan oleh perawat instrumen.
Prosedur 1. Persiapan :
a. Membuat daftar kebutuhan alat dan bahan habis pakai.
b. Mengecek dan memepersiapkan  lampu operasi, mesin electro
cauter, suction pump.
c. Mengatur posisi meja mayo, meja instrument dan tempat sampah.
d. Meletakkan set instrument steril yang masih terbungkus di atas
meja instrumen.
e. Mencatat identitas pasien di buku register.
f. Menggunakan schort plastic

2. Pelaksanaan :
a. Setelah pasien dilakukan pembiusan oleh tim anastesi, atur posisi
pasien, supine posisition.letakkan underped on steril di bawah kepala
sampai bahu. Atur kepala sampai extensi bahu diganjal dengan
bantal.
b. Cuci daerah yang akan dilakukan pembedahan dengan savlon dan
keringkan dengan doek steril, kemudian pasang ground couter.
c. Melakukan scrub gowning dan gloving, operator dan assisten
melakukan tindakan yang sama , bantu operator dan assisten.
d. Berikan desinfeksi klem , cuching berisi betadine dan deepers pada
assisten untuk  antiseptik area operasi
e. Melakukan drapping dengan doek besar menutup daerah atas dan
bawah , doek sedang menutup kanan dan kiri dan di klem dengan
doek klem.
f. Atur couter dan selang suction, letakkan diatas doek dan fiksasi
dengan doek klem
g. Berikan kassa basah untuk mengeringkan betadin dan kassa kering,
kemudian dekatkan meja mayo dan instrumen ke meja operasi.
h. Berikan pinset dan cuching betadine untuk marker daerah yang
akan dibedah/di insisi.
i. Berikan handvatmess dan terpasang mess no 10 pada operator,
berikan mosquito, couter dan kassa untuk merawat perdarahan pada
assisten.
j. Insisi dilakukan dengan couter sampai fat, berikan langenbeck
kombinasi untuk memperlebar pandangan pada assisten.
k. Berikan pisau untuk membuka fasia dan berikan 2 kocher lurus
untuk menjepit fasia kiri dan kanan.
l. Berikan gunting kasar /prepare untuk memperlebar irisan,berikan
pinset anatomi pada operator untuk melindungi jaringan dibawah
fasia.
m. Setelah fasia diperlebar ditemukan muskulus kemudian di split
dengan still deepers , dengan bantuan crub sonde atau jari untuk
mencari vesikuli.
n. Setelah ditemukan vesikuli di berika pita tegel yang dibasahi NaCl
0,9 kemudian jepit dengan kosher lurus
o. Untuk mencari kantong hernia berikan double pinset pada operator
dan gunting metzemboung
p. Setelah kantong ditemukan beri kocher bengkok pada sisinya
q. Untuk memisahkan kantong distal dan proximal di vesikuli berikan
gunting metzembaum dan couter pada operator.
r. Setelah kantong terlepas dari vesikuli klem dengan kocher
disatukan kemudian dijahit dari dalam dengan vicryl 2-0, kemudian
kantong dipotong
s. Klem dan pita tegel dilepas , bagian tengan kantong diberi mersyln
mess, dijahit ke vesikuli dengan vicryl 2-0
t. Fasia dan fat dijahit dengan vicryl 2-0, kulit dijahit dengan t lene 3-
0
u. Bersihkan luka post operasi dengan kassa dibasahi NaCl 0,9,
keringkan, beri sofratule tutup dan kassa steril, tutup hepafix
v. Operasi selesai alat-alat dihitung dan dibersihkan dan di set
kembali
w. Hitung alat dan bahan habis pakai dan catat dalam blangko depo
x. Catat waktu operasi dalam buku register.
1. Unit Rekam Medik

Unit Terkait 2. Bidang Perawatan


3. Kelompok Kerja Fungsional Keperawatan
Referensi : Standar Prosedur Operasional Untuk Rumah Sakit

Standar Prosedur Operasional Instek Herniotomy Hernioraphi


(Standard Operational Procedure Instek Of Herniotomy Hernioraphi)
 
Instek herniotomy hernioraphi  ialah suatu tata cara menyiapkan alat
Pengertian
untuk operasi herniotomy hernioraphi dan proses instrumentasinya
Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah dalam tehnik
Tujuan
instrument Herniotomy hernioraphy dalam pelayanan kamar operasi.
Kebijakan 1. Instek herniotomy hernioraphi dilakukan pada pasien dengan
persiapan operasi herniotomy hernioraphi
2. Instek herniotomy hernioraphy dapat dilakukan sebagai  penunjang
medis
3. Tindakan ini dilakukan oleh perawat instrumen
Prosedur 1. Persiapan :
1. Membuat daftar kebutuhan alat dan bahan habis pakai
2. Mengecek dan memepersiapkan  lampu operasi, mesin electro
cauter, suction pump
3. Mengatur posisi meja mayo, meja instrument dan tempat sampah
4. Meletakkan set instrument steril yang masih terbungkus di atas
meja instrumen
5. Mencatat identitas pasien di buku register
6. Menggunakan schort plastic

2. Pelaksanaan :
1. Setelah pasien dilakukan pembiusan oleh tim anastesi, atur posisi
pasien, supine posisition.
2. Cuci daerah yang akan dilakukan pembedahan dengan savlon dan
keringkan dengan doek steril, kemudian pasang ground couter.
3. Melakukan scrub gowning dan gloving, operator dan assisten
melakukan tindakan yang sama , bantu operator dan assisten.
4. Berikan desinfeksi klem , cuching berisi betadine dan deepers pada
assisten untuk  antiseptik area operasi
5. Melakukan drapping dengan doek besar menutup daerah atas dan
bawah , doek sedang menutup kanan dan kiri dan di klem dengan
doek klem.
6. Atur couter dan selang suction, letakkan diatas doek dan fiksasi
dengan doek klem
7. Berikan kassa basah untuk mengeringkan betadin dan kassa kering,
kemudian dekatkan meja mayo dan instrumen ke meja operasi.
8. Berikan pinset dan cuching betadine untuk marker daerah yang
akan dibedah/di insisi.
9. Berikan handvatmess dan terpasang mess no 10 pada operator,
berikan mosquito, couter dan kassa untuk merawat perdarahan pada
assisten.
10. Insisi dilakukan dengan couter sampai fat, berikan langenbeck
kombinasi untuk memperlebar pandangan pada assisten.
11. Berikan pisau untuk membuka fasia dan berikan 2 kocher lurus
untuk menjepit fasia kiri dan kanan.
12. Berikan gunting kasar /prepare untuk memperlebar irisan,berikan
pinset anatomi pada operator untuk melindungi jaringan dibawah
fasia.
13. Setelah fasia diperlebar ditemukan muskulus kemudian di split
dengan still deepers , dengan bantuan crub sonde atau jari untuk
mencari vesikuli.
14. Setelah ditemukan vesikuli di berikan pita tegel yang dibasahi
NaCl 0,9 kemudian jepit dengan kosher lurus
15. Untuk mencari kantong hernia berikan double pinset pada
operator dan gunting metzemboung
16. Setelah kantong ditemukan beri kocher bengkok pada sisinya
17. Untuk memisahkan kantong distal dan proximal di vesikuli
berikan gunting metzembaum dan couter pada operator.
18. Setelah kantong terlepas dari vesikuli klem dengan kocher
disatukan kemudian dijahit dari dalam dengan vicryl 2-0, kemudian
kantong dipotong
19. Klem dan pita tegel dilepas , bagian tengan kantong diberi
mersyln mess, dijahit ke vesikuli dengan vicryl 2-0
20. Fasia dan fat dijahit dengan vicryl 2-0, kulit dijahit dengan t lene
3-0
21. Bersihkan luka post operasi dengan kassa dibasahi NaCl 0,9,
keringkan, beri sofratule tutup dan kassa steril, tutup hepafix
22. Operasi selesai alat-alat dihitung dan dibersihkan dan di set
kembali
23. Hitung alat dan bahan habis pakai dan catat dalam blangko depo
Unit Terkait 1. Unit Rekam Medik
2. Bidang Perawatan
3. Kelompok Kerja Fungsional Keperawatan
Referensi : Standar Operasional Prosedure Untuk Rumah Sakit

Standar Prosedur Operasional Instek Eksisi Ganglion


(Standard Operational Procedure Instek Excition Of Ganglion)

Instek eksisi ganglion  ialah suatu tata cara menyiapkan alat untuk
Pengertian
operasi eksisi ganglion dan proses instrumentasinya
Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah dalam tehnik
Tujuan
instrumentasi  eksisi ganglion dalam pelayanan kamar operasi.
1. Instek eksisi ganglion dilakukan pada pasien dengan persiapan
operasi eksisi ganglion
2. Tindakan ini dilakukan sebagai penunjang dan pengambilan
Kebijakan
bahan penegak diagnosis
3. Instek eksisi ganglion dilakukan oleh perawat terampil
(instrumentator)
Prosedur 1. Persiapan :
a. Membuat daftar kebutuhan alat dan bahan habis pakai
b. Mengecek dan memepersiapkan meja operasi, lampu operasi,
mesin electro cauter, suction pump
c. Mengatur posisi meja mayo, meja instrument dan tempat sampah
d. Meletakkan set instrument steril yang masih terbungkus di atas
meja instrumen
e. Mencatat identitas pasien di buku register
f. Menggunakan schort plastic

2. Pelaksanaan :
a. Atur posisi pasien, supine posisition.
b. Cuci daerah yang akan dilakukan pembedahan dengan savlon
dan keringkan dengan doek steril, kemudian pasang ground couter.
c. Melakukan scrub gowning dan gloving, operator dan assisten
melakukan tindakan yang sama , bantu operator dan assisten.
d. Berikan desinfeksi klem, cuching berisi betadine dan deepers
pada assisten untuk  antiseptik area operasi
e. Melakukan drapping dengan doek lubang di daerah yg akan
dilakukan insisi, doek kecil menutup kanan dan kiri dan di klem
dengan doek klem.
f. Atur couter dan selang suction, letakkan diatas doek dan fiksasi
dengan doek klem
g. Berikan kassa basah untuk mengeringkan betadin dan kassa
kering, kemudian dekatkan meja mayo dan instrumen ke meja
operasi.
h. Berikan pinset dan cuching betadine untuk marker daerah yang
akan dibedah
i. Berikan spuit 3cc berisi pehacain pada operator untuk anastesi
lokal daerah yang akan dilakukan pembedahan
j. Berikan pinset chirurgies untuk mengecek anastesi daerah
operasi agar dipastikan teranastesi
k. Berikan handvatmess dan terpasang mess no 15 pada operator,
berikan mosquito, couter dan kassa pada assisten untuk merawat
perdarahan.
l. Operator memperdalam insisi dengan mess, berikan pean
mosquito untuk memperdalam insisi dan mencari capsul ganglion.
Setelah terlihat berikan ellis klem untuk menjepit capsul ganglion.
m. Berikan pean mosquito atau gunting metzemabum pada
operator untuk memisahkan capsul dan jaringan disekitarnya
n. Setelah ganglion diangkat, rawat perdarahan , berikan operator
pean mosquito dan kassa, berikan pinset cirurgies dan couter pada
assisten.
o. Berikan operator naldvoeder terpasang T-vio 5-0 dan pinset
chirurgies untuk menutup luka insisi.
p. Berikan kassa basah untuk membersihkan sisa perdarahan,
keringkan, beri sufratulle dan kassa, kemudian tutup dengan
hypafix.
q. Setelah operasi selesai alat-alat dan kassa dihitung, kemudian
dibersihkan dan di set kembali
r. Hitung alat dan bahan habis pakai dan catat dalam blangko depo
s. Catat waktu operasi dalam buku register
1. Unit Rekam Medik

Unit Terkait 2. Bidang Perawatan


3. Kelompok Kerja Fungsional Keperawatan
Referensi : Standar Operasional Prosedure Untuk  Rumah Sakit

Standar Prosedur Operasional Instek Appendectomy


(Standard Operational Procedure Instek Of Appendectomy)

Instek appendectomy  ialah suatu tata cara menyiapkan alat untuk


Pengertian
operasi appendectomy dan proses instrumentasinya.
Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah dalam tehnik
Tujuan
instrument appendectomy dalam pelayanan gawat darurat.
1. Instek appendictomy dilakukan pada pasien dengan persiapan
operasi appendictomy
Kebijakan
2. Instek appendictomy dapat dilakukan sebagai  penunjang medis
3. Tindakan ini dilakukan oleh perawat instrumen
Prosedur 1. Persiapan :
a. Membuat daftar kebutuhan alat dan bahan habis pakai
b. Mengecek dan memepersiapkan  lampu operasi, mesin electro
cauter, suction pump
c. Mengatur posisi meja mayo, meja instrument dan tempat sampah
d. Meletakkan set instrument steril yang masih terbungkus di atas
meja instrumen
e. Mencatat identitas pasien di buku register
f. Menggunakan schort plastik

2. Pelaksanaan :
a. Setelah pasien dilakukan pembiusan oleh tim anastesi, atur posisi
pasien, supine posisition.
b. Cuci daerah yang akan dilakukan pembedahan dengan savlon
dan keringkan dengan doek steril, kemudian pasang ground couter.
c. Melakukan scrub gowning dan gloving, operator dan assisten
melakukan tindakan yang sama , bantu operator dan assisten.
d. Berikan desinfeksi klem , cuching berisi betadine dan deepers
pada assisten untuk  antiseptik area operasi
e. Melakukan drapping dengan doek besar menutup daerah atas
dan bawah , doek sedang menutup kana dan kiri dan di klem
dengan doek klem.
f. Atur couter dan selang suction, letakkan diatas doek dan fiksasi
dengan doek klem
g. Berikan kassa basah untuk mengeringkan betadin dan kassa
kering, kemudian dekatkan meja mayo dan instrumen ke meja
operasi.
h. Berikan pinset dan cuching betadine untuk marker daerah yang
akan dibedah
i. Berikan handvatmess dan terpasang mess no 10 pada operator,
berikan mosquito, couter dan kassa untuk merawat perdarahan
pada assisten.inasisi dilakukan pada daerah Mcburney.
j. Insisi dilakukan dengan couter sampai fat, berikan langenbeck
untuk memperlebar pandangan pada assisten.
k. Berikan pisau untuk membuka fasia dan berikan 2 kocher lurus
untuk menjepit fasia kiri dan kanan.
l. Berikan gunting kasar untuk memperlebar irisan,berikan pinset
anatomi pada operator untuk melindungi jaringan dibawah fasia.
m. Setelah tampak peritoneum, berikan gunting metzemboum pada
operator dan berikan double pinset anatomi. Berikan klem
peritoneum  untuk menjepit peritoneum.
n. Berikan pinset anatomi panjang dan bigkassa basah untuk
melindungi usus.
o. Operator mencari letak appendik dan melakukan pemisahan
appendik dengan messo appendik dan caecum dengan pean
panjang ujung kecil.berikan elise klem untuk menjepit ujung
appendik, messo appendik dijepit dengan arteri pean bengkok lalu
beri gunting metzembaum untuk memotong appendik dari messo
appendik
p. Berikan kocker untuk crush kemudian jahit mesentrium dengan
mersilk 2-0 atas dan bawah
q. Berikan couter untuk memotong appendik, letakkan potongan
appendik dalam bengkok. Berikan naldvoerder dengan benang
mersilk2-0 untuk menjahit messo appendik
r. Keluarka bigkassa, berikan 4 klem peritonium, klem di 4 sisi.
Hitung jumlah kassa yang terpakai.Rawat perdarahan, setelah tidak
ada perdarahan, berika nald voerder dengan vicryl no 1 untuk
jahitan peritoneum dan fasia, fat dengan cutgut no 2-0
s. Jahitan kulit dengan T mono dengan jahitan subcutan jelujur,
berikan kassa dan gunting benag pada assisten
t. Berikan kassa basah untuk membersihkan sisa darah dan kassa
kering untuk mengeringkan, berikan sofratulle dan tutup dengan
kassa dan hepavix.
u. Operasi selesai alat-alat dihitung dan dibersihkan dan di set
kembali
v. Hitung alat dan bahan habis pakai dan catat dalam blangko depo
w. Catat waktu operasi dalam buku register
1. Unit Rekam Medik

Unit Terkait 2. Bidang Perawatan


3. Kelompok Kerja Fungsional Keperawatan
Referensi : Standar Operasional Prosedure Untuk Rumah Sakit

Standar Prosedure Operasional Instrumentasi Tehnik Eksisi Lipoma


(Standard Operational Procedure Technical Instrumentatioan Of Lipoma Ekcition)
 
Instrumentasi tehnik eksisi lipoma ialah suatu tata cara menyiapkan

Pengertian alat/instrument untuk operasi eksisi lipoma dan proses


instrumentasinya
Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah dalam tehnik
Tujuan
instrumentasi eksisi lipoma dalam pelayanan kamar operasi.
1.Instrumentasi tehnik eksisi lipoma dilakukan pada pasien dengan

Kebijakan persiapan operasi eksisi lipoma.


2.Instek eksisi lipoma ini dilakukan oleh perawat instrumentator
Prosedur 1. Persiapan :
1. Membuat daftar kebutuhan alat dan bahan habis pakai.
2. Mengecek dan mempersiapkan meja operasi, lampu operasi,
mesin electro cauter, suction pump.
3. Mengatur posisi meja mayo, meja instrument dan tempat sampah
   a.Meletakkan set instrument steril yang masih terbungkus di atas
meja mayo, meletakkan linen steril di tas meja instrumen
   b.Mencatat identitas pasien di buku register.
   c.Menggunakan schort plastic.

2. Pelaksanaan :
1. Mengatur posisi pasien, supine posisition.
2. Mencuci daerah yang akan dilakukan pembedahan dengan
savlon dan keringkan dengan doek steril, kemudian pasang ground
couter, mengatur lampu operasi.
3. Melakukan scrub gowning dan gloving, operator dan assisten
melakukan tindakan yang sama, bantu operator dan assisten.
4. Memberikan desinfeksi klem, cuching berisi betadine/savlon
untuk  antiseptik area operasi
5. Melakukan drapping dengan doek besar menutup daerah atas
dan bawah, doek sedang menutup kanan dan kiri dan di klem
dengan doek klem.
6. Mengatur couter dan selang suction, letakkan diatas doek dan
fiksasi dengan doek klem
7. Memberikan kassa basah untuk mengeringkan betadin dan kassa
kering, kemudian dekatkan meja mayo dan instrumen ke meja
operasi.
8. Memberikan pinset dan cuching betadine untuk marker daerah
yang akan dibedah
9. Memberikan spuit 3cc berisi pehacain pada operator untuk
anastesi lokal daerah yang akan dilakukan pembedahan
10. Memberikan pinset chirurgies untuk mengecek anastesi pada
daerah operasi agar dipastikan teranastesi.
11. Memberikan handvat mess dan terpasang mess no 15 pada
operator, berikan mosquito, couter dan kassa untuk merawat
perdarahan pada assisten.
12. Operator memperdalam insisi dengan mess, berikan pean
mosquito untuk memperdalam insisi dan mencari  lipoma. Setelah
terlihat berikan ellis klem untuk menjepit  lipoma.
13. Memberikan pean mosquito atau gunting metzembaum pada
operator untuk memisahkan lipoma dan jaringan disekitarnya
14. Setelah lipoma diangkat, rawat perdarahan , berikan pean
mosquito dan kassa pada operator, berikan pinset cirurgies dan
couter pada assisten.
15. Memberikan nald voeder terpasang T-lene 5-0 dan pinset
chirurgies kepada operator untuk menutup luka  insisi.
16. Memberikan kassa basah untuk membersihkan sisa perdarahan,
keringkan, beri sofratulle dan kassa, tutup dengan hypafix.
17. Setelah operasi selesai, alat-alat dan kassa dihitung kemudian
dibersihkan dan di set kembali.
18. Menghitung alat dan bahan habis pakai dan catat dalam
blangko depo.
19. Mencatat waktu operasi dalam buku register
1. Unit Rekam Medik

Unit Terkait 2. Bidang Perawatan


3. Komite Keperawatan
Referensi : Standar Operasional Prosedur Untuk Rumah Sakit

Standar Prosedur Operasional Pembagian Tugas Personil OK


Circuler (omloop)

Petugas kamar operasi yang tidak steril ( tidak memakai jas operasi
 Pengertian
tidak memakai handschoen steril)
Sebagai acuan pembagian tugas menjadi circuler / omloop yaitu
membantu memenuhi seluruh kebutuhan kamar operasi, operator,

Tujuan anestesi, instrumenter dan pasien sebelum, selama dan sesudah


operasi. Membantu team yang steril dengan supply yang steril agar
terlaksananya operasi dengan baik dan aman
Kriteria / syarat menjadi circuler / omloop :
a. Paramedik / bidan terlatih secara intern RS
b. Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptik
c. Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukan dan
Kebijakan
kemungkinan kegawatan
d. Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan dan letak
penyimpanan instrumen dan bahan medik lain dalam kompleks OK
e. Cekatan dan inisisatif
Prosedur Tugas :
1. Sebelum Operasi
a. Cuci tangan bedah tapi tidak memakai jas dan handschoen steril.
Handschoen dapat yang steril tapi tidak dijaga sterilitasnya.
b. Memeriksa kebersihan ruangan , membersihkan ruangan jika
belum dibersihkan
c. Membantu mempersiapkan instrumen bersama instrumenter
d. Identifikasi pasien dan serah terima pasien, memastikn
kelengkapan administrasi
e. Membantu transport pasien senyaman mungkin
f. Mengganti pakaian pasien
g. Membantu memposisikan pasien di meja operasi
h. Menyambungkan alat-alat ke supply listrik, menyambungkan
selang dan kabel steril dengan alat yang non steril seperti suction atau
diatermi
i. Membantu team steril mengenakan apron, jas operasi, sepatu
goggle
j. Mengisi buku catatan operasi, catatan pasien, formulir
pemeriksaan, dsb

2.Selama Operasi
a. Melihat jalannya operasi dan selalu memenuhi alat, supply atau
instrumen yang dibutuhkan team
b. Menghitung kasa yang dipakai
c. Memperhatikan kebutuhan pasien semisal pasien kedinginan, infus
habis, posisi dsb
d. Selalu berkomunikasi dengan seluruh tim . Bila keluar ruangan
agar memberitahukan instrumenter
e. Menerima spesimen dengan baik dan mengelolanya dengan benar
f. Membantu kebutuhan personal tim steril seperti menghapus
keringat, menghapus cipratan darah, membenahi pakaian ,
menyediakan alas kain pada lantai dsb
g.Menjaga agar ruang operasi selalu bersih , rapi, dan nyaman
3. Setelah Operasi
a. Menyediakan waskom chlorine 0,5% untuk cuci handschoen
operator, melepaskan jas operasi
b. Memasangkan plester pada kasa
c. Membersihkan pasien dari darah dan kotoran lainnya dari tubuh.
d. Memakaikan pakaian pasien dengan baik
e. Transport pasien ke ruang pemulihan bersama penata anestesi atau
serah terima pasien dengan petugas rawat inap.
f. Menyiapkan laporan operasi, formulir pemeriksaan, atau resep ,
serta konsumsi untuk operator
g. Membantu instrumenter membersihkan alat dan instrumen
h. Membersihkan ruangan operasi dan menyiapkan ruangan operasi
1. Unit Rekam Medik

Unit Terkait 2. Bidang Perawatan


3. Kelokpok Kerja Fungsional Keperawatan
  Referensi : Standar Prosedur Operasional Untuk Rumah Sakit

Standar Prosedur Operasional Suction


(Standard Operational Procedure Suction)

Nama      :
NIM       :
Jurusan   :
NILAI
VARIABEL YANG DINILAI
0 1 2
PERALATAN
Set mesin suction (1)
Suction kateter (1)
Handuk kecil (1)
Masker (1)
Larutan Nacl atau aquabides (1)
Kom besar (1)
Tisu (1)
Handscoon bersih (1)

• Bengkok (3)
- Bengkok yang berisi Lysol untuk bekas handscoon dan alat
- Bengkok untuk sampah
- Bengkok jika klien muntah

PENGKAJIAN
1. Kaji tanda dan gejala yang mengindikasikan perlunya dilakukan
suction (mis : bunyi kumur-kumur saat inspirasi atau ekspirasi,
kegelisahan, sekresi oral berlebih, batuk tapi tidak mampu
mengeluarkan sekret ).
2. Kaji status pernapasan klien (mis : RR dan kedalaman
pernapasan, suara nafas, kesimetrisan pengembangan dinding
dada).
3. Kaji saturasi oksigen dengan mengkajinya melalui pulse
oximetry (Sp02)

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dapat ditegakkan karena beberapa masalah dibawah ini :
• Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
• Gangguan pertukaran gas
• Resiko aspirasi

RENCANA KEPERAWATAN
1. Hasil yang diharapkan dari prosedur yang ada :
• Pernafasan atas (oral pharynx dan nasal) bebas dari sekresi
• Tidak terdengar suara bising saat klien inspirasi maupun ekspirasi
• Saturasi oksigen (Sp02) normal
2. Menjelaskan prosedur pada klien

IMPLEMENTASI
1. Komunikasi dan jelaskan tujuan
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
4. Pertahankan privasi klien
5. Gunakan handscoon bersih & masker
6. Berikan klien posisi semi fowler
7. Pasang handuk di dada pasien
8. Isi kom besar dengan larutan Nacl atau aquabides ±100 ml
9. Nyalakan mesin suction, sambungkan suction kateter ke set
mesin suction. Cek apakah peralatan bekerja dengan baik dengan
cara suction cairan Nacl pada kom
10. Jika :
- Jika Melakukan suction pada nasal : masukkan suction kateter ke
dalam lubang hidung
- Jika melakukan suction pada oropharyngeal : masukkan kateter ke
dalam mulut sampai ke faring, lakukan suction disekeliling mulut
juga sampai bersih.
11. Instruksikan klien untuk batuk, suction kembali.
12. Bersihkan suction kateter dengan menggunakan air yang ada
dalam kom sampai bersih dari secret. Matikan mesin suction
13. Bersihkan wajah klien jika sekret menempel.
14. Observasi nafas klien, ulangi prosedur jika masih terdapat
sekret.
15. Berikan klien posisi yang nyaman
16. Rapikan alat dan cuci tangan

EVALUASI
1. Observasi status pernapasan klien (mis : RR dan kedalaman
pernapasan, suara nafas, kesimetrisan pengembangan dinding dada
2. Monitor  saturasi oksigen

DOKUMENTASI
1. Catat tanggal dan waktu dilakukan suction
2. Catat karakteristik sputum ( jumlah, warna, bau, konsistensi serta
paraf perawat ).
Referensi : Perry & Potter, 2006
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan. tetapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
                                                                                                               Singkawang, ...........................
                                                                                                                            Dosen Penguji

                                                                                                              ( ............................................ )
Semoga SOP Keperawatan ini bermanfaat bagi rekan-rekan sejawat dirumah sakit, klinik, puskesmas, maupun pusat
kesehatan lain serta rekan-rekan yang masih menempuh pendidikan.

Standar Prosedur Operasional Memindahkan Pasien


(Standard Operational Procedure Range Of Motion)

Nama     :
NIM      :
Jurusan  :
NILAI
 VARIABEL YANG DINILAI
0 1 2
PENGKAJIAN
1.Lihat kembali catatan tentang klien untuk melihat riwayat
kesehatan klien, dan untuk menjalankan instruksi tertentu.
2.Kaji fungsi dasar persendian
a.Observasi kemampuan klien untuk menjalankan latihan ROM
selama aktifitas harian normal
3.Selama latihan ROM, observasi akan adanya :
a.Adanya keterbatasan dalam normal ROM
b.Adanya kemerahan atau penigkatan suhu pada kulit/area diatas
persendian
c.Adanya rasa lembek/udem pada palpasi disekitar persendian
d.Suara (crepitus) diahasilkan saat pergerakan sendi
e.Deformitas
f.Tingkat kenyamanan : rasa nyeri
g.Kaji tingkat pemahaman klien atau care giver tentang kegunaan
ROM

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Ketidakmampuan Beraktifitas (Intoleransi Aktifitas)
2.Kelemahan Fisik
3.Gangguan mobilitas fisik

PERENCANAAN
1.Hasil yang diharapkan setelah prosedur tindakan dilakukan :
• Jangkauan persendian berada pada batasan normal
• Tidak ada keluhan ketidaknyamanan pada klien selama latihan
• Klien dapat mendemonstrasikan ROM dalam aktifitas hariannya
2.Jelaskan prosedur dan rasional dari menjalankan latihan ROM
3.Posisikan klien senyaman mungkin

IMPLEMENTASI
1.Cuci tangan
2.Posisikan tempat tidur ke posisi yang nyaman, perawat berdiri
disamping tempat tidur pada sisi bagian persendian yang akan
dilatih
3.Latihan ROM dilakukan secara perlahan dan lembut
4.Ketika melakukan latihan ROM, pertahankan persendian dengan
menahan bagian distal dan proksimal, berdekatan dengan
persendian, dengan mengayun bagian distal ekstrimitas.
5.Mulai latihan dengan urutan sebagai berikut, setiap gerakan
sebaiknya diulang lima kali selama periode latihan (latihan dapat
dihentikan jika klien merasa tidak nyaman atau terjadi spasme otot)

a.Leher
1.Flexi : turunkan dagu (dongakkan ke bawah) kea arah dada
2.Ekstensi : kembalikan ke posisi semula (ROM 45 derajat)
3.Hiperekstensi : dongakkan kepala keaarah belakang sejauh
mungkin (ROM : 10 derajat)
4.Lateral flexi : patahkan leher ke kiri dan kanan sejauh mungkin
(ROM : 40 sampai 45 derajat)
5.Rotasi : putarkan kepala dengan melihat kebawah dan keatas
secara bergantian (ROM : 360 derajat )

b.Bahu
1.Flexi : naikan lengan secara menyamping kearah atas (ROM : 180
derajat)
2.Ekstensi : kembalikan lengan ke bagian samping tubuh (posisi
semula, ROM 180 derajat )
3.Hiperekstensi : gerakkan lengan ke bagian belakang tubuh,
dengan posisi siku lurus (ROM 45 sampai 60 derajat)
4.Abduksi : angkat lengan kea rah samping pada posisi diatas
kepala, dengan bagian telapak tangan mengarah keluar (ROM 180
derajat)
5.Adduksi :gerakan lengan menyilang diatas tubuh sejauh mungkin
6.Rotasi internal : gerakan lengan ke samping sejajar bahu dengan
siku membentuk sudut 45 derajat
7.Rotasi eksternal : dengan siku pada posisi flexi,gerakan lengan k
atas dan kebawah.
8.Sirkumduksi : gerakan lengan pada posisi menyamping secara
melingkar. (ROM : 360 derajat )

c.Siku
1.Flexi : ekstensikan lengan kemudian gerakan siku ke arah bahu,
hingga telapak tangan menyentuh bahu (ROM : 150 derajat )
2.Ekstensi :turunkan siku menjauhi bahu (ROM :150 drajat)
3.Hiperekstensi : gerakan lengan  kearah belakang sejauh mungkin
( ROM : 10 sampai 20 derajat)

d.Lengan bawah
1.Supinasi : putar lengan bawah sehingga telapak tangan
menghadap ke atas (ROM :70 sampai 90 derajat)
2.Pronasi : putar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap
ke bawah. (ROM :70 sampai 90 derajat)

e.Pergelangan
1.Flexi : gerakkan telapak tangan mendekati bagian bawah
pergelangan (ROM : 80-90 derajat)
2.Ekstensi : kembalikan tangan ke keadaan semula pada posisi
sejajar (ROM 80 sampai 90 derajat)
3.Hiperekstensi : gerakan telapak tangan sejauh mungkin ke bagian
atas pergelangan.
4.Abduksi (flexi radial).bengkokkan pergelangan mengarah ke ibu
jari ROM : diatas 30 derajat )
5.Adduction (fleksi ulnar) : bengkokkan pergelangan ke arah
kelingking ROM 30 sampai 50 derajat)

f.Jari
1.Flexi : kepalkan tangan (ROM 90 derajat)
2.Ekstensi : luruskan jari (ROM 90 derajat)
3.Hiperekstensi : bengkokkan jari kearah belakang sejauh mungkin
( ROM 30 sampai 60 derajat)
4.Abduksi : buka  jari
5.Adduksi : sejajarkan dan posisikan jari berdekatan.

g.Jempol
1.Flexi : gerakan jempol meyilang telapak tangan (ROM : 90
derajat)
2.Ekstensi : gerkan jempol menjauhi telapak tangan (ROM : 90
derajat)
3.Abduksi : bengokkan jempol kearah samping luar(ROM : 30
derajat)
4.Adduksi : kembalikan jempol ke posisi semula (ROM 30 derajat)
5.Oposisi : sentuh jempol dengan jari-jari yang lain pada tangan
yang sama.

h.Pinggul
1.Flexi : gerakkan kaki ke depan(ROM 90 sampai 120 derajat)
2.Ekstensi : kembalikan kaki ke posisi semula (ROM 90 sampai
120 derajat)
3.Hiperekstensi : gerkan kaki ke belakang sejauh mungkin ( ROM
30 sampai 50 derajat)
4.Abduksi : gerakan kaki menyamping menjauhi tubuh (ROM 30
sampai 50 derajat)
5.Adduksi : kembalikan kaki ke posisi semula (30 sampai 50
derajat)
6.Rotasi internal : gerakkan kaki (foot) ke arah dalam 90 derajat
7.Rotasi eksternal : gerakan kaki ke arah luar 90 derajat
8.Sirkumduksi : gerakan secara memutar pada pergelangan kaki
(ROM 360 derajat).

i.lutut
1.Fleksi : angkat betis ke arah bagian belakang paha(ROM 120
sampai 130 derajat)
2.Ekstensi : kembalikan ke posisi semula (ROM 120 sampai 130
derajat)

j.Pergelangan kaki :
1.Dorsifleksi : gerakan pergelangan dengan telapak kaki mengarah
ke depan(ROM 20-30 derajat)
2.Plantar fleksi : gerakan pergelangan kaki ke posisi semula (ROM
45 sampai 50 derajat)

k.Kaki
1.Inversi : luruskan bagian bawah kaki (ROM 10 derajat atau
kurang dari)
2.Eversi :gerakan kaki telapak kaki menyamping (ROM 10 derajat
atau kurang)
3.Fleksi : bengkokkan jari kaki ke bawah (ROM 30 sampai 60
derajat)
4.Ekstensi : luruskan jari jari kaki
5.Abaduksi : gerkakan jari-jari kaki menjauh satu sama lain
6.Adduksi : rapatkan jari kaki.
7.Jika latihan dilakukan di tempat tidur, rendahkan tempat tidur ke
posisi yang aman
8.Posisikan kemabli klien ke posisi yang nyaman, cuci tangan.

EVALUASI
1.Ukur ROM dari sendi-sendi tersebut, sesuaikan dengan
jangkauan.
2.Tanyakan keluhan klien selama prosedur dilakukan
(Ketidaknyamanan, kelelahan)
3.Tentukan tingkat ketergantungan klien dalam melakukan latihan
4.Anjurkan klien untuk melakukan latihan secara mandiri.

DOKUMENTASI
1.Catat dalam catatan keperawatan mengenai  bagian persendian
yang dilatih, tipe latihan,adanya kelainan sendi, data subjektif dan
objektif terkait prosedur tindakan
2.Catat dan laporkan jika terdapat hambatan selama prosedur
tindakan, atau jika klien mengeluh nyeri pada pergerakan sendi,
atau muncul tanda – tanda seperti kemerahan, pembengkakan, atau
rasa hangat pada persendian.

Referensi :  Perry & Potter, 2006


Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan. tetapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
                                                                                                                Singkawang, .........................
                                                                                                                            Dosen Penguji
                                                                                                                ( ......................................... )
Semoga SOP Keperawatan ini bermanfaat bagi rekan-rekan sejawat dirumah sakit, klinik, puskesmas, maupun pusat
kesehatan lain serta rekan-rekan yang masih menempuh pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai