Anda di halaman 1dari 15

BAB III

GAMBARAN RADIOLOGI

3.1 Radioposisi

3.1.1 X-Ray Thorax

X-Ray adalah salah satu bentuk dari radiasi elekromagnetik dengan

panjang gelombang berkisar antara 10nanometer-100pikometer dan

memiliki energi dalam rentang 100eV-100keV. X-Ray thorax adalah

radiografi proyeksi dari dada digunakan untuk mendiagnosa kondisi yang

mempengaruhi dada, isinya, dan struktur di dekatnya. Densitas tiap

organ/struktur tubuh berbeda-beda, ditentukan berdasarkan pada

kemampuan substansimenembus sinar X. Substansi yang mudah ditembus

sinar X akan memberikan bayangan hitam (radiolusen) sedangkan yang

sulit ditembus akan memberikan bayangan putih (radiopak). 21

Tabel 3. Densitas Foto X-Ray21


Desintas Foto X-Ray

Radioopaque Logam, kontras media

Moderately Tulang, struktur yang mengalami

Radioopaque kalsifikasi

Jaringan lunak, cairan/darah, pembuluh


Intermediate
darah, otot, kartilago

Moderately
Jaringan lemak
Radioluscent

Radioluscent Udara, gas

33
34

Tabel 4. Keuntungan & Kerugian Penggunaan Foto X-Ray21


Keuntungan Kerugian
Biaya lebih murah
Terdapat efek paparan sinar radiasi
Cepat
Hanya menampilkan gambaran format 2 dimensi
Sederhana
Gambaran anatomi tampak tumpang tindih
Banyak tersedia

Jantung berada di sisi anterior rongga dada. Pada radiografi toraks

dengan posisi berdiri, dimana sinar berjalan dari belakang ke depan (PA),

maka letak jantung dekat sekali dengan film. Jika jarak dari fokus sinar ke

film cukup jauh, maka bayangan jantung yang terjadi pada film tidak

banyak mengalami pembesaran/magnifikasi. Pada umumnya jarak fokus-

film untuk radiografi jantung 1,8 – 2m. Bayangan jantung yang terlihat

pada radiografi toraks proyeksi PA mengalami magnifikasi ± 5% dari

keadaan sebenarnya. 22

Lain halnya bila radiografi dibuat dalam proyeksi antero-posterior

(AP), maka jantung letaknya akan menjadi jauh dari film sehingga

bayangan jantung akan mengalami magnifikasi bila dibandingkan dengan

proyeksi PA. Hal yang sama akan terjadi pada radiografi yang dibuat

dengan posisi telentang (supine) dengan sinar berjalan dari depan ke

belakang (AP). Di sini bayangan jantung juga akan terlihat lebih besar

dibanding dengan proyeksi PA dan posisi berdiri. Posisi AP dilakukan

pada pasien yang tidak sanggup berdiri (posisi PA). 22

Pada orang yang kurus dan jangkung (astenikus) jantung berbentuk

panjang dan ke bawah. Ukuran vertikal jauh lebih besar daripada ukuran

melintang. Diafragma letaknya mendatar sehingga jantung seolah


35

tergantung (cor pendulum). Sebaliknya pada orang yang gemuk dan

pendek (piknikus); letak jantung lebih mendatar dengan ukuran melintang

yang lebih besar disertai diafragma yang letaknya lebih tinggi. 22

Bentuk dinding toraks seperti pectus excavatum/pigeon chest,

pectus carinatum, kelainan pada kelengkungan vertebra seperti skoliosis,

kifosis atau hiperlordosis dapat mempengaruhi bentuk dan letak jantung.

Kelainan luas pada paru dapat mempengaruhi bentuk dan letak jantung.

Fibrosis atau atelektasis dapat menarik jantung, sedangkan efusi pleura

dan pneumotorak dapat mendorong jantung. 22

Radioposisi foto toraks antara lain:

1. Posteroanterior Projection (PA)

a. Kecepatan kaset

Kaset dengan kombinasi layaer-film (screen-film combination),

kecepatan nominal adalah 200 dalam tempat kaset.

b. Ukuran kaset

 35 x 43 cm

 35 x 35 cm

 24 x 30 cm (Untuk anak-anak)

 Gunakan penanda Left atau Right

c. Sarat pemeriksaan

 Apeks paru harus terlihat

 Pajanan sebaiknya dilakukan pada saat inspirasi penuh: iga

ke-10 posterior dan iga ke-6 anterior harus tampak diatas

diafragma.
36

 Pastikan bahwa bagian bawah diafragma terlihat pada dua

sisi, termasuk kedua sudut kostofrenikus

 Struktur paru-paru dan tulang belakang harus dapat terlihat

dibelakang jantung.

d. Prosedur pemeriksaan

 Pasien masuk ke dalam kamar pemeriksaan, tentukan format

kaset, dan letakan kaset dalam tempat kaset. Sejajarkan arah

sinar terhadap susunan kaset tersebut.

 Atur posisi pasien, pastikan bahu pasien ditekankan kedepan

dengan benar. Sejajarkan kembali arah sinar jika mungkin.

 Beritahu pasien untuk menarik nafas dalam, lalu menahan

nafas.

 Pajankan sinar X (expose).

 Beritahu pasien untuk nafas biasa.22

Gambar 6. Posisi pasien (PA)22

2. Anteroposterior Projection (AP)

a. Kecepatan kaset

Kaset dengan kombinasi layaer-film, kecepatan nominal adalah

200 dalam tempat kaset.


37

b. Ukuran kaset

 35 x 43 cm
 35 x 35 cm
 24 x 30 cm (Untuk anak-anak)
 Gunakan penanda Left atau Right
c. Sarat pemeriksaan

 Apeks paru harus terlihat

 Pajanan sebaiknya dilakukan saat inspirasi penuh

 Pastikan bahwa bagian bawah diafragma terlihat pada dua

sisi, termasuk kedua sudut kostofrenikus

 Struktur paru-paru dan tulang belakang harus dapat terlihat

dibelakang jantung.

d. Prosedur pemeriksaan

 Pasien masuk ke dalam kamar pemeriksaan, tentukan format

kaset, dan letakan kaset dalam tempat kaset. Sejajarkan arah

sinar terhadap susunan kaset tersebut.

 Atur posisi pasien, pastikan pasien duduk tegak, sejajarkan

lagi arah sinar jika mungkin.

 Beritahu pasien untuk menarik nafas dalam, lalu menahan

nafas.

 Pajankan sinar X (expose).

 Beritahu pasien untuk nafas biasa.22


38

Gambar 7. Posisi pasien (AP)22

3. Lateral Projection

a. Kecepatan kaset

Kaset dengan kombinasi layaer-film, kecepatan nominal adalah

200 dalam tempat kaset.

b. Ukuran kaset

 35 x 43 cm

 35 x 35 cm

 24 x 30 cm (Untuk anak-anak)

c. Sarat pemeriksaan

 Apeks paru harus terlihat

 Sternum tampak lurus dari lateral

 Pastikan bahwa bagian bawah diafragma terlihat

d. Prosedur pemeriksaan

 Pasien masuk ke dalam kamar pemeriksaan, tentukan format

kaset, dan letakan kaset dalam tempat kaset. Sejajarkan arah

sinar terhadap susunan kaset tersebut.


39

 Atur posisi pasien (biasanya lateral kiri), sebaiknya pasien

berdiri tegak atau agak condong kedepan (sedikit bungkuk),

jangan kebelakang. Gunakan lengan tempat kaset untuk

membantu menyokong tubuh. Sejajarkan lagi arah sinarnya

jika mungkin.

 Beritahu pasien untuk menarik nafas dalam, lalu menahan

nafas.

 Pajankan sinar X (expose).

 Beritahu pasien untuk bernafas normal.22

Gambar 8. Posisi pasien (lateral) diafragma dikatakan mendatar.22

3.1.2 USG Thorax

Ultrasonografi (USG) adalah alat diagnostik noninvasif

menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi diatas 20.000

hertz (>20 kilohertz) untuk menghasilkan gambaran struktur organ di

dalam tubuh. Pemeriksaan USG thorax lebih aman dibanding dengan

pemeriksaan computed tomography scaning (CT Scan) dan radiologi

karena tidak menggunakan radiasi. USG thorax dibandingkan dengan


40

magnetic resonance imaging (MRI) lebih aman karena tidak menggunakan

medan magnet yang kuat. 24

Indikasi penggunaan USG thorax pada awalnya hanya terbatas

pada kasus-kasus gawat darurat. Penggunaan pada kasus darurat

dikarenakan pemeriksaan radiologi membutuhkan ruang khusus dan alat

yang lebih besar dan rumit untuk dijalankan sedang USG thorax lebih

kecil dan tidak memerlukan ruangan khusus. Penggunaan USG thorax

dapat langsung dikerjakan disamping tempat tidur pasien tanpa harus

memindahkan pasien. Pemeriksaan juga dapat langsung dilakukan oleh

dokter diruang gawat darurat tanpa perlu dokter ahli radiologi. 24

Indikasi penggunaan USG thorax :

a. Membedakan efusi pleura atau penebalan pleura.

b. Mendeteksi efusi pleura dan pemandu untuk punksi terutama efusi

yang minimal dan terlokalisir.

c. Membedakan efusi pleura dan kelumpuhan diafragma, dilihat dari

gambaran radiologi meragukan.

d. Menentukan pneumothorax terutama dalam keadaan gawat darurat

dan peralatan radiologi tidak tersedia atau masih menunggu lama hasil

radiologi.

e. Menilai invasi tumor ke pleura atau dinding dada dan memandu biopsi

jarum untuk tumor.

f. Mengevaluasi pasien dengan pleuritis yang sangat nyeri. 24


41

Tabel 5. Kelebihan dan kekurangan USG thorax24

Transthoracic dada US dapat dilakukan dengan unit US modern.

Sebuah 2-5-MHz penyelidikan lengkung memungkinkan visualisasi

struktur yang lebih dalam, dan bidang pemindaian sektor memungkinkan

bidang pandang yang lebih luas melalui jendela akustik kecil. Dinding

dada, pleura, dan paru-paru dapat dengan cepat disurvei dengan probe

lengkung. Setelah kelainan telah diidentifikasi, resolusi tinggi 7,5-10-MHz

linear probe dapat digunakan untuk memberikan gambaran rinci dari

setiap dinding dada, pleura, atau kelainan paru-paru perifer. Kedua skala

abu-abu dan warna Doppler pencitraan berguna untuk penilaian kelainan

pleura dan parenkim.24

Mengangkat lengan di atas kepala pasien meningkatkan ruang

rusuk jarak dan memfasilitasi pemindaian dengan pasien dalam tegak atau

posisi telentang. Dada posterior terbaik dicitrakan dengan pasien duduk

tegak, sedangkan anterior dan lateral dada dapat dinilai dalam posisi

dekubitus lateral.24
42

Gambar 9. Posisi probe pada USG thorax24

Gambar 10. Posisi probe lateral USG thorax24

Gambar 11. Posisi probe24

Sebelum melakukan pemeriksaan US, penting untuk meninjau dada

radiografi pasien untuk melokalisasi area of interest. Visualisasi

maksimum dari paru-paru dan pleura ruang dicapai dengan scanning

sepanjang ruang interkostal. Pemindaian harus dilakukan selama respirasi

tenang, untuk memungkinkan untuk penilaian gerakan paru-paru normal,

dan dalam respirasi ditangguhkan, ketika lesi dapat diperiksa secara detail
43

dengan skala abu-abu atau warna Doppler US. Pada gambar skala abu-abu,

yang echogenicity lesi dapat dibandingkan dengan hati dan ditandai

sebagai hypoechoic, isoechoic, atau hyperechoic. 23

Ketika Doppler warna yang digunakan, sensitivitas Doppler yang

harus di set ke aliran rendah atau skala-kecepatan rendah (biasanya 0,25

m/detik). Filter dinding diatur untuk meminimalkan penolakan dari

pergeseran frekuensi kecil dan untuk menghindari gangguan dari gerakan

pernapasan atau jantung. Keuntungan warna Doppler meningkat sampai

latar belakang seragam berwarna “badai salju” diperoleh dan kemudian

menurun sampai hanya beberapa Speckles berwarna acak tetap. 23

Ketika berdenyut-gelombang Doppler digunakan untuk

mengevaluasi aliran pembuluh darah dalam lesi, itu penting untuk menjaga

sudut Doppler pada 60° atau kurang. The berdenyut-gelombang Doppler

harus diulang setidaknya dua kali untuk memastikan reproduktifitas bentuk

gelombang spektral. Puncak kecepatan sistolik, kecepatan akhir diastolik,

indeks resistif, dan indeks pulsasi mudah berasal dari menjiplak. 23

Pandangan sonografi dari anterior atas dan mediastinum menengah

dapat diperoleh melalui pendekatan suprasternal. Pendekatan suprasternal

memungkinkan penilaian yang memadai dari mediastinum atas di 90% -

95% dari kasus. Hal ini dilakukan dengan pasien dalam posisi terlentang,

dengan bahu didukung dengan bantal dan kepala diperpanjang mundur.

Dilihat dari mediastinum atas harus diperoleh dalam sagital dan aksial.

Warna Doppler US membantu dalam membedakan pembuluh darah besar

dari setiap massa mediastinum. Visualisasi dari mediastinum melalui


44

pendekatan parasternal atau infrasternal biasanya kurang dapat

diandalkan.23

Gambaran dinding dada normal terdiri dari lapisan jaringan lunak,

otot dan fascia adalah echogenic. Tulang rusuk digambarkan seperti garis

echogenic diatas lapisan jaringan lunak, otot dan fascia. Pleura parietal

digambarkan seperti dua garis echogenic dibawah tulang rusuk.

Transducer yang digunakan sebaiknya berbentuk linier array dengan

panjang gelombang 7,5-10 MHz. Bentuk transducer lain dapat digunakan

untuk pemeriksaan ini tapi hasil yang didapat tidak sebaik jika

menggunakan transducer linier array. Gambaran normal thorax dapat

berbeda tergantung dari posisi pemeriksa dan letak transducer. 22

3.1.3 CT-SCAN Thorax

Teknik Pemeriksaan CT-SCAN thorax:

1. Posisi pasien : Supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi kepala

dekat dengan gantry.

Gambar 12. Posisi pasien CT-SCAN Thorax23


45

2. Posisi objek :

 Mengatur pasien sehingga Mid Sagital Plane (MSP) tubuh sejajar

dengan lampu indicator longitudinal. Kedua tangan pasien di atas

kepala.

 Memfiksasi lutut dengan menggunakan body clem.

 Menjelaskan kepada pasien untuk inspirasi penuh dan tahan nafas

pada saat pemeriksaan berlangsung.

3. Scan parameter pemeriksaan CT-Scan thorax adalah seperti tercantum

pada tabel dibawah ini. 23

Tabel 6. Scan Parameter23

3.1.4 MRI Thorax

Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah pemeriksaan yang

memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk

menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh. MRI thorax

memberikan detail struktur didalam rongga dada, termasuk mediastinum,

dinding dada, pleura, jantung, dan pembuluh darah, dari hampir semua

sudut. MRI tidak menggunakan radiasi pengion (X-Ray).23


46

Pada MRI thorax menggunakan posisi body coil, dimana pasien

berbaring supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi badan dekat

dengan gantry. 23

Gambar 13. Posisi pasien MRI Thorax23

3.2 Radioanatomi

3.3.1 X-Ray Thorax

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menilai foto

thorax:

 Bayangan hilus: secara dominan disebabkan ole arteri pulmonalis.

Hilus kiri lebih kecil dan sedikit lebih tinggi dibandingkan hilus

kanan.

 Fissura horizontal: suatu bayangan garis rambut / hair line brwarna

putih yang memisahkan lobus kanan atas dam tengah dan meluas

sampai hilus kanan. Fissura ini tidak selalu terlihat.


47

 Bayangan jantung: atrium kanan terlihat sedikit disebelah kanan

tulang belakang torakal. Batas inferior dibentuk oleh ventrikel kanan

dan batas kirir oleh ventrikel kiri.

 Diafragma: diafragma kanan biasanya lebih tinggi dibandingkan sisi

kiri.

 Trakea: berada pada garis tengah dengan bifurkasio setinggi T6.

Trakea mengalami sedikit deviasi kanan setinggi tonjolan aorta.

 Lapangan paru: arteri intrapulmonal menyebar dari hilus pulmonal

dan semakin mengecil menuju perifer. Paru kanan dibagi menjadi

tiga lobus yaitu lobus atas, lobus tengah, dan lobus bawah. Paru kiri

memiliki dua lobus yaitu lobus atas dan lobus bawah. 21

Tabel 7. Struktur yang dinilai pada foto thoraks:21


Amati kedua paru dimulai dari bagian apeks dan terus
kebawah. Bandingkan penampakan setiap zona
Paru
(atas/tengah/bawah) paru kiri dan kanan. Carilah
bayangan homogen pada tiap area atau lesi massa.
Merupakan tempat tersering limfadenopati dan
Hilus karsinoma bronkus. Cari peningkatan densitas dan
ketidakteraturan seperti pembesaran bayangan hilus.
Jantung Perhatikan ukuran dan bentuk jantung.
Mediastinum Nilai adanya massa dan pergesaran mediastinum.
Diafragma Sudut costofrenikus harus terlihat jelas dan lancip.
Perhatikan costa dan klavikula untuk mengetahui
Tulang dan
adanya fraktur, penampakan bayangan payudara &
jaringan
apakah telah dilakukan mastektomi, bagian bawah
lunak
diafragma, dll.

Anda mungkin juga menyukai