Anda di halaman 1dari 37

FRAKTUR COLLUM

FEMUR
Pembimbing:
dr. Ronald Munthe, Sp.OT

Disusun oleh :
Nana Moscowry Margaretta
13.610.50.017
PENDAHULUAN

 Fraktur collum femur  fraktur yang terjadi pada


collum tulang femur.
 collum femur  tempat yang paling sering terkena pada
manula dan kaitannya dengan osteoporosis
 Pada anak terjadi karena akibat paksaan seperti trauma
energi tinggi atau pada keadaan suatu kekerasan
terhadap anak (child abuse)
Anatomi femur proksimal
tampak anterior

Keterangan:

1. Caput Femur,

2. Collum femur,

3. Linea Intertrochanterica,

4. Trochanter minor,

5. Trochanter mayor.
Anatomi femur proksimal
tampak posterior Keterangan:
1. Fossa Trochantierica

2. Trochanter mayor

3. Tuberculum quadratum

4. Crista intertrochanterica

5. Tuberositas glutea

6. Linea aspera

7. Fovea capitis femoris

8. Trochanter minor

9. Linea spiralis
Vaskularisasi pada femur
COLLUM FEMUR
Sudut pada sendi panggul

 Sudut corpus collum femur terbentuk oleh perpotongan garis yang


berjalan sepanjang collum femur dengan garis yang melalui collum femur
GERAKAN SENDI PANGGUL
 Flexi pada sendi panggul N
 besarnya 120º
 Extensi dengan meluruskan
kaki  nilai 0º
 Abduksi N 30-40º axial.
 Adduksi dengan
menyilangkan kedua kaki
N 30º.
 Rotasi lateral dan medial N
 40º.
FRAKTUR COLLUM FEMUR
PADA DEWASA
 Fraktur collum femur sering terjadi pada
usia di atas 60 tahun dan lebih sering
pada wanita yang disebabkan oleh
kerapuhan tulang akibat kombinasi proses
penuaan dan osteoporosis pasca
menopause
 insiden pada pasien muda sangat rendah
dan terutama dikaitkan dengan trauma
energi tinggi. Kebanyakan terjadi pada
usia tua dengan umur rata-rata 72,
sebagai hasil terjatuh dengan energi
rendah.
Mekanisme fraktur

Direct
•Posisi miring  trochanter
mayor langsung terbentur
Indirect
•Gerakan eksorotasi mendadak
Klasifikasi Fraktur Collum
Femur
Basiservikal

Subkapital Transervical

Anatomi
Berdasarkan anatomi
Menurut Pauwels
GARDEN’S CLASSIFICATION
Tension Side Collum Femur
Manifestasi Klinik
 Penderita tidak dapat berdiri karena rasa sakit sekali pada pada panggul.
Posisi panggul dalam keadaan fleksi dan eksorotasi. Didapatkan juga adanya
pemendekakan dari tungkai yang cedera. Tungkai dalam posisi abduksi dan
fleksi serta eksorotasi
Diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan penunjang

X-Ray

Bone Scanning

MRI
Penatalaksanaan

 Prinsip penatalaksanaan yaitu conservatif, operatif dan


rehabilitative

 Undisplaced intracapsular fractures


terapi conservative merupakan terapi primer.
 Displaced intracapsular fractures
Langkah operasi memerlukan internal fiksasi ataupun
arthroplasty
 Terapi Conservative
Penanganan konservatif dapat dilakukan dengan skin traction misal buck
extension
 Terapi operative meliputi:
A. Internal fixation
- Dynamic hip screw (DHS)
- Cannulated screw
B. Arthroplasty
- Hemiarthroplasty
- Total hip arthroplasty
Dynamic hip screw

digunakan sebagai internal fixation dari


fraktur collum femur dan fraktur intertrochanter,
subtrochanter dan basilar-cervical.
 Cannulated Screw

memiliki poros tengah yang berongga.


Cannulated screw memiliki keuntungan karena
dapat dimasukkan melalui guide wire dan guide
pin
Arthroplasty

 Hemiarthroplasty

hanya menggantikan ball portion dari


sendi panggul, tidak dengan socket
portion.
 Ada 2 tipe:
- Unipolar type, yaitu
solid metal ball yang
menggantikan femoral
head.
- Bipolar type 
mempunyai femoral head
yang dapat berputar
dimana femoral head
tersebut melekat pada
steam. Bipolar prosthesis
didesin untuk
mengurangi robekan dari
kartilago artikular di
dalam acetabulum
 Total hip arthroplasty

Total hip replacement adalah operasi dimana


tulang dan kartilago persendiaan panggul yang
rusak diganti dengan sendi artificial.
Terapi Rehabilitative
Acute Phase
- Tujuan terapi ini adalah untuk meningkatkan
penyembuhan, untuk mencegah timbulnya komplikasi
dan mengembalikan fungsi
- Digunakan untuk menunjang terapi
waktu beristirahat dan membantu
pasien mengubah program training
untuk membantu penyembuhan
- Beberapa pasien memerlukan
orthotic untuk mencegah pronasi
yang berlebihan, yang dapat
meningkatkan tekanan pada collum femur
 Recovery Phase
 Latihan kekuatan untuk stabilisasi panggul dan otot
dapat dimulai. Tujuan utama adalah untuk memperbaiki
dan mengembalikan gerakan (range of motion) dari
panggul dan paha
 Bila pasien tidak merasa nyeri lagi, weight bearing
dapat dilakukan. Ketika pasien telah mampu
mentoleransi partial weight-bearing, aktivitas umum di
luar rumah seperti berenang dan cycling
boleh dilakukan. Foto x-ray
dilakukan seminggu sekali
sampai pasien dapat bergerak
dengan full weight bearing
tanpa rasa nyeri.
KOMPLIKASI

 Non-union
Penyebab: buruknya pasokan darah, tidak
sempurnanya reduksi, tidak mencukupinya
fiksasi, dan lambatnya penyembuhan
 Avaskuler nekrosis
Nekrosis Avascular caput femur adalah
komplikasi yang tak terduga setelah dilakukan
semua jenis fiksasi internal.
 Osteoarthritis
Nekrosis avaskular atau kolapnya caput
femoris dapat mengakibatkan osteoarthritis
sekunder setelah beberapa tahun
Avaskular neurosis

Anda mungkin juga menyukai