Anda di halaman 1dari 32

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA


PERIODE 22 JULI – 29 SEPTEMBER 2018

REFERAT

Spondilitis Tuberkulosis

Disusun oleh :
Winda Ryana

Pembimbing :
dr. Ronald Munthe, Sp.OT
Anatomi
DEFINISI
• Spondilitis TB : infeksi yang sifatnya kronis oleh
mycobacterium tuberculosis mengenai tulang vertebra.
• Detruksi dari diskus intevertertebralis, keterbatasan tulang
vertebrae dan terjadi deformitas spinal yang progressive
(percival pott)
• Disebut juga pott’s disease of the spine
• Paling sering ditemukan pada vertebra Th 8-L3 dan jarang
pada vertebra C2.
EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan laporan WHO, kasus baru TB di dunia lebih


dari 8 juta/tahun

Indonesia terbesar ketiga setelah India dan China yaitu


583.000 orang pertahun, kasus TB menular 262.000 orang
dan angka kematian 140.000 orang pertahun.

Kejadian TB ekstrapulmonal 4000 kasus setiap tahun di


Amerika,

Terjadi hampir setengah dari kejadian TB ekstrapulmonal


yang mengenai tulang belakang dan sendi.
ETIOLOGI

Kuman Mycobacterium
tuberculosis.. Basil tuberkel Dinding sel tebal, sifat
berbentuk batang gram pleimorfik, tidak bergerak
positif. Disebut juga kuman dan tidak membentuk
batang tahan asam spora , panjang 2-4 μm

Penyebaran hematogens
dari fokus primer
Regional distribution of
SpineTB
• Cervical –
12%
• Cervicodorsa
l – 5%
• Dorsal – 42%
• Dorsolumbar
– 12%
• Lumbar – 26%
• Lumbosacral
– 3%
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
STADIUM SPONDILITIS TB
Stadium Implantasi

Stadium Destruksi Awal

Stadiium Destruksi Lanjut

Stadium Gangguan Neurologis

Stadium Deformitas Residual


Klasifikasi klinikoradiologis
DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
1. Gambaran adanya penyakit sistemik : kehilangan berat badan,
keringat malam, demam yang berlangsung secara intermitten
terutama sore dan malam hari.
2. Adanya riwayat batuk lama (lebih dari 3 minggu) berdahak
atau berdarah.
3. Nyeri terlokalisir pada satu regio tulang belakang atau berupa
nyeri yang menjalar
4. Defisit Neurologi
Pemeriksaan Fisik

Palpasi :
Pola jalan: rigiditas. Langkah kaki Tampak adanya deformitas, dapat
pendek, karena mencoba menghindari berupa : kifosis (gibbus/angulasi tulang Bila terdapat abses maka akan teraba
nyeri di punggung. belakang), skoliosis, bayonet deformity massa yang berfluktuasi dan kulit
diatasnya terasa sedikit hangat.

Di regio lumbar :tampak sebagai suatu


pembengkakan lunak yang terjadi di
Perkusi :
atas atau di bawah lipat paha.
Pada perkusi atau pemberian tekanan
Pasien tampak berjalan dengan lutut
diatas prosesus spinosus vertebrae yang
dan hip dalam posisi fleksi dan
terkena, sering tampak tenderness.
menyokong tulang belakang dengan
meletakkan tangan diatas paha.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
2. Radiologi
3. CT Scan
4. MRI
Pencitraan sinar-X proyeksi AP pasien spondilitis TB. Sinar-X memperlihatkan iregularitas dan
berkurangnya ketinggian dari badan vertebra T9 (tanda bintang), serta juga dapat terlihat massa
paravertebral yang samar, yang merupak cold abscess (panah putih)
Gambar. Gambaran foto polos wanita 48 tahun. Tampak deformitas dari kerusakan
korpus vertebra L3 (panah) dan kehilangan diskus intervertebralis L2-3.

Gambar. Pencitraan CT-scan pasien spondilitis TB potongan aksial setingkat T 12. Pada CT-scan dapat
terlihat destruksi pedikel kiri vertebra L3 (panah hitam), edema jaringan perivertebra (kepala
panah putih), penjepitan medula spinalis (panah kecil putih), danabses psoas (panah putih besar)
Gambar. Pencitraan MRI potongan sagital pasien spondilitis TB. Pada
MRI dapat dilihat destruksi dari badan vertebra L3-L4 yang
menyebabkan kifosis berat (gibbus), infi ltrasi jaringan lemak (panah
putih), penyempitan kanalis spinalis, dan penjepitan medula
spinalis.19 Gambaran ini khas menyerupai akordion yang sedang
ditekuk
PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi pada kasus spondilitis tuberkulosa adalah :

1. Mengeradikasi infeksi atau setidaknya menahan


progresifitas penyakit
2. Mencegah atau mengkoreksi deformitas atau defisit
neurologis
PENATALAKSANAAN
Terapi Konservatif
- Medikamentosa

Terapi Operatif
Medikamentosa
1st line c h e m o t h e r a p y
Bactericidal drugs Dose
Isoniazid 5 m g/ kg
Rifampicin 10-15 m g/ kg
Streptomycin 20 m g/ kg
Pyrazinamide 20 -25 m g/ kg

Bacteriostatic drugs Dose


Ethambutol 25 m g/ kg
Terapi Operatif
Indikasi operasi :
- Adanya abses paravertebra
- Deformitas yang progresif
- Gejala penekanan pada sumsum tulang belakang
- Gangguan fungsi paru yang progresif
- Kegagalan terapi konservatif dalam 3 bulan
- Terjadi paraplegia dan spastisitas hebat yang tidak dapat
dikontrol

Kontra-indikasi operasi :
- Kegagalan pernapasan dengan kelainan jantung yang
membahayakan operasi
Klasifikasi Gulhane
Askeri Tip
Akademisi (GATA)
untuk spondilitis
TB
PROGNOSIS

Mortalitas Relaps

Defisit
Kifosis
Neurologis

Fusi
Kesimpulan
• Infeksi spinal oleh tuberkulosis diperkirakan sekitar satu
hingga lima persen penderita tuberkulosis. Spondilitis TB
berpotensi menyebabkan morbiditas serius yaitu kelumpuhan
dan deformitas tulang belakang yang hebat. Diagnosis dini
spondilitis TB masih terbatas. Keterlambatan diagnosis masih
sering ditemukan dan mampu menyebabkan perburukan
kualitas hidup penderita.

Anda mungkin juga menyukai