DISUSUN OLEH :
Gerry G99171018
PEMBIMBING :
dr. Kurnia Rosyida, Sp.M
2019
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
STATUS PENDERITA
A. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Baturan, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah
Tanggal pemeriksaan : 4 Januari 2019
No. RM : 01445xxx
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Selaput putih pada mata sebelah kiri yang mengganjal.
6. Simpulan Anamnesis
OD OS
Proses - Pertumbuhan jaringan
Lokasi - Konjungtiva bulbar
Sebab - Paparan sinar matahari,
debu, udara kering
Perjalanan - Kronis
Komplikasi - Gangguan penglihatan
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesan Umum
Keadaan umum baik, compos mentis, gizi kesan cukup
2. Vital Sign
TD : 110/70 mmHg RR : 18 x/menit
HR : 72 x/menit t : 36.6°C
TB : 150cm BB : 50 kg
3. Pemeriksaan
OD OS
A. Visus Sentralis
1.Visus Sentralis jauh 6/6 6/15
a. Pinhole Tidak dilakukan 6/7
b. Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
c. Refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2.Visus Sentralis Dekat Tidak dilakukan Tidak dilakukan
B. Visus Perifer
Tidak ada
Tidak ada keterbatasan
1. Konfrontasi Tes keterbatasan lapang
lapang pandang
pandang
2. Proyeksi Sinar Tidak dilakukan Tidak dilakukan
3. Proyeksi warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
1. Sekitar mata OD OS
a. tanda radang Tidak ada Tidak ada
b. luka Tidak ada Tidak ada
c. parut Tidak ada Tidak ada
d. kelainan warna Tidak ada Tidak ada
e. kelainan bentuk Tidak ada Tidak ada
2. Supercilia
a. warna Hitam Hitam
b. tumbuhnya Normal Normal
c. kulit Sawo matang Sawo matang
d. gerakan Dalam batas normal Dalam batas normal
3. Pasangan bola mata dalam
orbita
a. heteroforia Tidak ada Tidak ada
b. strabismus Tidak ada Tidak ada
c. pseudostrabismus Tidak ada Tidak ada
d. exophtalmus Tidak ada Tidak ada
e. enophtalmus Tidak ada Tidak ada
4. Ukuran bola mata
a. mikroftalmus Tidak ada Tidak ada
b. makroftalmus Tidak ada Tidak ada
c. ptisis bulbi Tidak ada Tidak ada
d. atrofi bulbi Tidak ada Tidak ada
5. Gerakan bola mata
a. temporal Tidak terhambat Tidak terhambat
b. temporal superior Tidak terhambat Tidak terhambat
c. temporal inferior Tidak terhambat Tidak terhambat
d. nasal Tidak terhambat Tidak terhambat
e. nasal superior Tidak terhambat Tidak terhambat
f. nasal inferior Tidak terhambat Tidak terhambat
6. Kelopak mata
a. pasangannya
1.) edema Tidak ada Tidak ada
2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada
3.) blefaroptosis Tidak ada Tidak ada
4.) blefarospasme Tidak ada Tidak ada
b. gerakannya
1.) membuka Tidak tertinggal Tidak tertinggal
2.) menutup Tidak tertinggal Tidak tertinggal
c. rima
1.) lebar 10 mm 10 mm
2.) ankiloblefaron Tidak ada Tidak ada
3.) blefarofimosis Tidak ada Tidak ada
d. kulit
1.) tanda radang Tidak ada Tidak ada
2.) warna Sawo matang Sawo matang
3.) epiblepharon Tidak ada Tidak ada
4.) blepharochalasis Tidak ada Tidak ada
e. tepi kelopak mata
1.) enteropion Tidak ada Tidak ada
2.) ekteropion Tidak ada Tidak ada
3.) koloboma Tidak ada Tidak ada
4.) bulu mata Dalam batas normal Dalam batas normal
7. sekitar glandula lakrimalis
a. tanda radang Tidak ada Tidak ada
b. benjolan Tidak ada Tidak ada
c. tulang margo tarsalis Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
8. Sekitar saccus lakrimalis
a. tanda radang Tidak ada Tidak ada
b. benjolan Tidak ada Tidak Ada
9. Tekanan intraocular
a. palpasi Kesan normal Kesan normal
b. NCT 17 16
10. Konjungtiva
a. konjungtiva palpebra superior
1.) edema Tidak ada Tidak ada
2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada
3.) sekret Tidak ada Tidak ada
4.) sikatrik Tidak ada Tidak ada
b. konjungtiva palpebra inferior
1.) edema Tidak ada Tidak ada
2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada
3.) sekret Tidak ada Tidak ada
4.) sikatrik Tidak ada Tidak ada
c. konjungtiva fornix
1.) edema Tidak ada Tidak ada
2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada
3.) sekret Tidak ada Tidak ada
4.) benjolan Tidak ada Tidak ada
d. konjungtiva bulbi
1.) edema Tidak ada Tidak ada
2.) hiperemis Tidak ada Tidak ada
3.) sekret Tidak ada Tidak ada
4.) injeksi konjungtiva Tidak ada Tidak ada
5.) injeksi siliar Tidak ada Tidak ada
6.) benjolan Tidak ada Selaput segitiga
berwarna putih (+)
e. caruncula dan plika
semilunaris
1.) edema Tidak ada Tidak ada
2.) hiperemis Tidak ada Tidak ada
3.) sikatrik Tidak ada Tidak ada
11. Sklera
a. warna Putih Putih
b. tanda radang Tidak ada Tidak ada
c. penonjolan Tidak ada Tidak ada
12. Kornea
a. ukuran 12 mm 12 mm
b. limbus jernih Jernih
c. permukaan Rata, mengkilat Rata, mengkilat
d. sensibilitas Normal Normal
e. keratoskop ( placido ) Tidak dilakukan Tidak dilakukan
f. fluorecsin tes Tidak dilakukan Tidak dilakukan
g. arcus senilis Tidak ada Tidak ada
13. Kamera okuli anterior
a. kejernihan Jernih Jernih
b. kedalaman Dalam Dalam
14. Iris
a. warna Cokelat Cokelat
b. bentuk Tampak lempengan Tampak lempengan
c. sinekia anterior Tidak tampak Tidak tampak
d. sinekia posterior Tidak tampak Tidak ada
15. Pupil
a. ukuran 3 mm 3 mm
b. bentuk Bulat Bulat
c. letak Sentral Sentral
d. reaksi cahaya langsung Positif Positif
e. tepi pupil Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
16. Lensa
a. ada/tidak Ada Ada
b. kejernihan Jernih Jernih
c. letak Sentral Sentral
e. shadow test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
17. Corpus vitreum
a. Kejernihan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
b. Reflek fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
B. SIMPULAN PEMERIKSAAN
OD OS
A. Visus Sentralis Dalam batas normal Terdapat kelainan refraksi
yang belum terkoreksi
B. Visus perifer Dalam batas normal Dalam batas normal
C. Sekitar mata Dalam batas normal Dalam batas normal
D. Supercilium Dalam batas normal Dalam batas normal
E. Pasangan bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal
dalam orbita
F. Ukuran bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal
G. Gerakan bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal
H. Kelopak mata Dalam batas normal Dalam batas normal
I. Sekitar saccus Dalam batas normal Dalam batas normal
lakrimalis
J. Sekitar glandula Dalam batas normal Dalam batas normal
lakrimalis
K. Tekanan Dalam batas normal Dalam batas normal
intarokular
L. Konjungtiva Dalam batas normal Dalam batas normal
palpebra
M. Konjungtiva bulbi Dalam batas normal Terdapat selaput segitiga
berwarna putih
N. Konjungtiva fornix Dalam batas normal Dalam batas normal
O. Sklera Dalam batas normal Dalam batas normal
P. Kornea Dalam batas normal Dalam batas normal
Q. Camera okuli Dalam batas normal Dalam batas normal
anterior
R. Iris Bulat, warna coklat Bulat, warna coklat
S. Pupil Diameter 3 mm, bulat, Diameter 3 mm, bulat,
sentral sentral
T. Lensa Jernih Jernih
U. Corpus vitreum Tidak dilakukan Tidak dilakukan
C. GAMBAR KLINIS
Foto tanpa senter
Foto mata dengan senter
D. DIAGNOSIS BANDING
OS Pterygium Grade II
OS Pseudopterygium
OS Pinguekula
E. DIAGNOSIS
OS Pterygium Grade II
F. TERAPI
1. Nonmedikamentosa
Edukasi mengenai penyakit, terapi, dan prognosis
Meminimalisir paparan langsung sinar matahari pada mata yang sakit saat
aktivitas di luar ruangan.
Pasien bisa menggunakan kacamata ataupun topi untuk melindungi dari
paparan sinar matahari.
Menjaga kebersihan mata.
2. Medikamentosa
Avulsi Pterygium dan graft
G. PROGNOSIS
OD OS
1. Ad vitam Bonam Dubia
2. Ad fungsionam Bonam Dubia
3. Ad sanam Bonam Dubia
4. Ad kosmetikum Bonam Dubia
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
fornixconjunctiva
3.2 Pterigium
A. Definisi
B. Epidemiologi
D. Patofisiologi
E. Gambaran Klinis
F. Diagnosis
1. Anamnesis
Pterigium dapat tidak memberikan keluhan atau akan
memberikan keluhan berupa iritasi ringan pada permukaan bola mata,
mata kering, merah dan mungkin menimbulkan astigmat yang akan
memberikan keluhan gangguan penglihatan.Keluhan subjektif yang sering
dialami penderita pterigium antara lain berupa: mata panas, gatal,
mengganjal seperti ada benda asing di mata. (Aminlari, Singh, Liang,
2010)
Kadang-kadang penderita mengeluh mengeluarkan banyak air
mata apabila terkena sinar matahari, atau matanya lekas merah, tetapi pada
beberapa penderita tidak terdapat keluhan sama sekali.Pterigium akan
bergejala pada penglihatan ketika bagian kepalanya menginvasi bagian
tengah kornea dan aksis visual. Selain itu, kekuatan tarikan yang terjadi
pada kornea dapat menyebabkan astigmatisme kornea. Pterigium lanjut
yang menyebabkan skar pada jaringan konjungtiva juga dapat secara
perlahan-lahan mengganggu motilitas okular, pasien kemudian akan
mengalami penglihatan ganda atau diplopia. (Solomon, 2006)
2. Pemeriksaan fisik
- Caput
- Apeks (bagian apikal yang muncul pada kornea),
- Collum (bagian limbal),
- Corpus (bagian sklera) membentang antara limbus dan kantus
Gambar 5.(A) Cap; (B) Apeks; (C) Corpus
G. Diagnosis Banding
I. Komplikasi
Pterigium yang tidak diterapi dapat tumbuh dan meliputi permukaan
kornea, mengganggu fungsi pengelihatan, dan menyebabkan rasa tidak
nyaman yang sangat pada penderita. Pterigium yang telah mendapatkan terapi
pembedahan dapat muncul kembali, namun dapat diatasi dengan pembedahan
ulang
DAFTAR PUSTAKA
Anbesse, D., Kassa, T., Kefyalew, B., Tasew, A., Atnie, A. and Desta, B. (2017).
Prevalence and associated factors of pterygium among adults living in Gondar
city, Northwest Ethiopia. PLOS ONE, 12(3), p.e0174450
Chui, J., Coroneo, M., Tat, L., Crouch, R., Wakefield, D. and Di Girolamo, N. (2011).
Ophthalmic Pterygium. The American Journal of Pathology, 178(2), pp.817-
827.
Erry, U and Dwi S (2011). Distribusi dan Karakteristik Pterigium Indonesia. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan. 14(1), pp. 84-89
Ilyas, S dan Yulianti, SR. 2015. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI.
Ilyas S, Yulianti SR. Mata merah dengan penglihatan normal. Dalam Ilmu Penyakit
Mata. Edisi Keempat. Jakarta: Badan penerbit FKUI; 2011. p:116-117
Kaufman, S., Jacobs, D., Lee, W., Deng, S., Rosenblatt, M. and Shtein, R. (2013).
Options and Adjuvants in Surgery for Pterygium. Ophthalmology, 120(1),
pp.201-208.
Liu, T., Liu, Y., Xie, L., He, X. and Bai, J. (2013). Progress in the Pathogenesis of
Pterygium. Current Eye Research, 38(12), pp.1191-1197.
Paulsen F dan Waschke J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Kepala, Leher dan
Neuroanatomi Jilid 3.EGC : Jakarta. 2012.