Anda di halaman 1dari 74

Presentasi Kasus

Seorang Anak Laki-Laki Usia 4 Tahun dengan


OD Kista Dermoid
KEPANITERAANKLINIK/PROGRAM STUDIPROFESI DOKTER
BAGIAN ILMUPENYAKITMATA
FAKULTASKEDOKTERAN UNIVERSITASSEBELAS MARET
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI
2019
 DISUSUN OLEH :
1. Akhlis Mufid Auliya G99172028

2. Akmalia Fatimah G99172029

Dokter Muda FK UNS 3. Fauziah Nur Sabrina G99181030


Stase Mata Periode 4. Gerry G99171018
(24 Desember 2018 –
5. Rahma Luthfa Annisa G99172137
20 Januari 2019)

 PEMBIMBING :
dr. Retno Widiati, Sp.M
PENDAHULUAN
 Kista demoid merupakan tumor jinak,
solid, berwarna putih kekuningan atau
merah jambu
 Terletak di limbus kuardan temporal
(terutama limbus inferotemporal) serta
berada di sklera dan kornea.

 Berukuran beberapa millimeter hingga


melebihi satu sentimeter.
 Biasanya unilateral, namun dapat juga
bilateral

(Finger PT, 2018)


 Merupakan choristoma kongenital
(pertumbuhan jaringan normal yang
berada di tempat yang tidak
semestinya).
 Tersusun dari jaringan kutan dan
subkutan, dan sangat jarang memiliki
rambut dan struktur kulit lainnya

(Harley et al., 2005)


Insidensi kista dermoid limbal bervariai dari 1 kasus per 10.000 populasi
hinga 3 kasus per 10.000 populasi

Berdasarkan letaknya, didapatkan 52% terletak di konjungtiva bulbar,


29% di limbus, 6% di kornea, 4% di karunkula, dan 2.5% berada di
konjungtiva forniks dan konjungtiva palpebra

Angka prevalensi berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa


laki-laki sama dengan perempuan.

(Sherman, 2018)
STATUS
PASIEN
 Nama : An. DAM
 Umur : 4 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Suku : Jawa
 Kewarganegaraan : Indonesia
Identitas  Agama : Islam

Penderita  Alamat
 Tanggal pemeriksaan
: Boyolali, Jawa Tengah
: 9 Januari 2019
 No. RM : 0144xx xx
 Nama Ibu : Ny. S
 Usia Ibu : 36 tahun
A. Keluhan Utama
Benjolan pada bola mata kanan

Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak lahir:
Terdapat benjolan pada
Benjolan berisi cairan
bola mata kanan. Ibu
berwarna putih agak Keluhan lain seperti mata
pasien mengaku benjolan
kekuningan dan tidak merah, gatal, nrocos,
semakin membesar.
nyeri. blobok, pandangan kabur,
Awalnya benjolan hanya
silau, dan demam
terdapat pada bagian
Keluhan seperti disangkal.
putih mata, sekarang
mengganjal diakui
benjolan sudah menyentuh
bagian hitam mata.
Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat trauma : disangkal


 Riwayat rawat inap : disangkal

Anamnesis  Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal


 Riwayat operasi mata : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat keluhan serupa : disangkal

Anamnesis
Riwayat Kehamilan Ibu

 Ibu pasien mengandung saat usia 32 tahun


 Pasien merupakan anak pertama

Anamnesis  Pasien lahir prematur 32 minggu dengan berat


badan lahir 2400 gram

 Riwayat sakit saat hamil : disangkal

 Vaksin : lengkap
Riwayat Anak

 Riwayat ASI : Sampai 3 bulan

 Riwayat susu formula : Sampai sekarang


Anamnesis  Riwayat perkembangan : Sesuai dengan usia.
 Riwayat Imunisasi : Lengkap, sesuai usia
OD OS
Proses Pertumbuhan kista -

Simpulan Lokasi Konjungtiva bulbi dan


limbus kornea
-

Anamnesis Sebab Kelainan perkembangan


struktur mata
-

Perjalanan Kronis -
Komplikasi Gangguan penglihatan -
 Kesan Umum
Keadaan umum baik, compos mentis,
gizi kesan cukup

 Vital Sign
Pemeriksaan TD : tidak dilakukan RR : 22 x/menit
HR : 80 x/menit t : 37.0°C

TB : 100cm BB : 17 kg
OD OS
A. Visus Sentralis
1. Visus sentralis
Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi
jauh
a. pinhole Tidak dilakukan Tidak dilakukan
b. koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Pemeriksaan c. refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan


2. Visus sentralis Fiksasi cahaya (+) Fiksasi cahaya (+)
dekat Fiksasi objek (+) Fiksasi objek (+)
B. Visus Perifer
1. Konfrontasi tes Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2. Proyeksi Cahaya Tidak dilakukan Tidak dilakukan
3. Persepsi warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
1. Sekitar mata OD OS
a. tanda radang Tidak ada Tidak ada
b. luka Tidak ada Tidak ada
c. parut Tidak ada Tidak ada
d. kelainan warna Tidak ada Tidak ada
Pemeriksaan e. kelainan bentuk Tidak ada Tidak ada
2. Supercilia
a. warna Hitam Hitam
b. tumbuhnya Normal Normal
c. kulit Sawo matang Sawo matang
d. gerakan Dalam batas normal Dalam batas normal
3. Pasangan bola mata
dalam orbita
a. heteroforia Tidak ada Tidak ada

Pemeriksaan b. strabismus
c.
Tidak ada
Tidak ada
Tidakada
Tidak ada
pseudostrabismus
d. exophtalmus Tidak ada Tidak ada
e. enophtalmus Tidak ada Tidak ada
4. Ukuran bola mata OD OS
a. mikroftalmus Tidak ada Tidak ada
Pemeriksaan b. makroftalmus Tidak ada Tidak ada
c. ptisis bulbi Tidak ada Tidak ada
d. atrofi bulbi Tidak ada Tidak ada
5. Gerakan bola mata
a. temporal Tidak terhambat Tidak terhambat
b. temporal superior Tidak terhambat Tidak terhambat

Pemeriksaan c. temporal inferior


d. nasal
Tidak terhambat
Tidak terhambat
Tidak terhambat
Tidak terhambat
e. nasal superior Tidak terhambat Tidak terhambat
f. nasal inferior Tidak terhambat Tidak terhambat
g. nystagmus Tidak ada Tidak ada
6. Kelopakmata
a. pasangannya
1.) edema Tidak ada Tidak ada
2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada
Pemeriksaan 3.) blefaroptosis Tidak ada Tidak ada
4.) blefarospasme Tidak ada Tidak ada
b. gerakannya
1.) membuka Tidak tertinggal Tidak tertinggal
2.) menutup Tidak tertinggal Tidak tertinggal
c. rima
1.) lebar 10 mm 10 mm
2.) ankiloblefaron Tidak ada Tidak ada
3.) blefarofimosis Tidak ada Tidak ada
d. kulit
Pemeriksaan 1.) tandaradang Tidak ada Tidak ada
2.) warna Sawo matang Sawo matang
3.) epiblepharon Tidak ada Tidak ada
4.) blepharochalasis Tidak ada Tidak ada
e. tepi kelopak mata
1.) enteropion Tidak ada Tidak ada

Pemeriksaan 2.) ekteropion


3.) koloboma
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
4.) bulumata Dalam batas normal Dalam batas normal
7.sekitar glandula lakrimalis

a. tanda radang Tidak ada Tidak ada


b. benjolan Tidak ada Tidak ada

Pemeriksaan c. tulang margo tarsalis


8.Sekitar saccus lakrimalis
Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

a. tanda radang Tidak ada Tidak ada

b. benjolan Tidak ada Tidak ada


9. Tekanan intraocular
a. palpasi Normal per palpasi Normal per palpasi
b. tonometri schiotz Tidak dilakukan Tidak di lakukan
c. Noncontact tonometer Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi
10. Konjungtiva
Pemeriksaan a. konjungtiva palpebra superior

1.) edema Tidak ada Tidak ada


2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada
3.) secret Tidak ada Tidak ada
4.) sikatrik Tidak ada Tidak ada
b. konjungtiva
palpebra inferior
1.) edema Tidak ada Tidak ada
2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada
3.) secret Tidak ada Tidak ada

Pemeriksaan 4.) sikatrik


c. konjungtiva fornix
Tidak ada Tidak ada

1.) edema Tidak ada Tidak ada


2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada
3.) secret Tidak ada Tidak ada
4.) benjolan Tidak ada Tidak ada
d. konjungtiva bulbi
1.) massa Terdapat massa ukuran Tidak ada
0,5x0,3x0,1, putih
kekuningan, batas tegas,
lunak, tidak nyeri

Pemeriksaan 2.) edema


3.) hiperemis
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
4.) secret Tidak ada Tidak ada
5.) injeksi konjungtiva Tidak ada Tidak ada

6.) injeksi siliar Tidak ada Tidak ada


e. caruncula dan
plika semilunaris
1.) edema Tidak ada Tidak ada
2.) hiperemis Tidak ada Tidak ada

Pemeriksaan 3.) sikatrik


11. Sclera
Tidak ada Tidak ada

a. warna Putih Putih


b. tanda radang Tidak ada Tidak ada
c. penonjolan Tidak ada Tidak ada
12. Kornea
a. ukuran 10 mm 10 mm
b. limbus Terdapat massa Jernih
ukuran 0,5x0,3x0,1,
putih kekuningan,
batas tegas, lunak,

Pemeriksaan c. permukaan
tidak nyeri
Rata, mengkilap Rata, mengkilap
d. sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
e. keratoskop Tidak dilakukan Tidak dilakukan
(placido)
f. fluorecsintes Tidak dilakukan Tidak dilakukan
g. arcus senilis Tidak ada Tidak ada
13. Kamera okuli
anterior
a. kejernihan Jernih Jernih
b. kedalaman Dalam Dalam

Pemeriksaan 14. Iris


a. warna Cokelat Cokelat
b. bentuk Tampak lempengan Tampak lempengan
c. sinekia anterior Tidak tampak Tidak tampak
d. sinekia posterior Tidak tampak Tidak tampak
15. Pupil
a. ukuran 3 mm 3 mm
b. bentuk Bulat Bulat

Pemeriksaan c. letak
d. reaksi cahaya
Sentral
Positif
Sentral
Positif
langsung
e. tepi pupil Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
16. Lensa
a. ada/tidak Ada Ada
b. kejernihan Jernih Sulit dievaluasi
c. letak Sentral Sulit dievaluasi

Pemeriksaan e. shadow test


17. Corpus vitreum
Tidak dilakukan Tidak dilakukan

a. Kejernihan Tidak dilakukan Tidak dilakukan


b. Reflek Fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
OD OS
A. Visus sentralis jauh Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

B. Visus sentralis dekat Fiksasi cahaya (+) Fiksasi cahaya (+)


Fiksasi objek (+) Fiksasi objek (+)

Simpulan C. Visus Perifer


• Konfrontasi tes Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Pemeriksaan • Persepsi warna


D. Sekitar mata
Tidak dilakukan
Dalam batas normal
Tidak dilakukan
Dalam batas normal
E. Supercilium Dalam batas normal Dalam batas normal
F. Pasangan bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal
dalam orbita
G. Ukuran bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal
H. Gerakan bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal

I. Kelopak mata Dalam batas normal Dalam batas normal


Simpulan J. Sekitar saccus Dalam batas normal Dalam batas normal
lakrimalis
Pemeriksaan K. Sekitar glandula Dalam batas normal Dalam batas normal
lakrimalis
L. Tekanan intraocular Dalam batas normal Dalam batas normal
M. Konjungtiva palpebra Dalam batas normal Dalam batas normal

N. Konjungtiva bulbi Terdapat massa ukuran Dalam batas normal

Simpulan 0,5x0,3x0,1, putih


kekuningan, batas

Pemeriksaan tegas, lunak, tidak


nyeri
O. Konjungtiva fornix Dalam batas normal Dalam batas normal
P. Sklera Dalam batas normal Dalam batas normal
Q. Kornea Limbus: Dalam batas normal
Terdapat massa ukuran
0,5x0,3x0,1, putih
kekuningan, batas

Simpulan tegas, lunak, tidak


nyeri

Pemeriksaan R. Camera okuli anterior

S. Iris
Dalam batas normal

Bulat, warna coklat


Dalam batas normal

Bulat, warna coklat


T. Pupil Diameter 3 mm, bulat, Diameter 3 mm, bulat,
sentral sentral
U. Lensa Jernih Jernih
V. Corpus vitreum Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Gambar
Klinis
Gambar
Klinis
Gambar
Klinis
 Diagnosis Banding
 OD Kista Dermoid
 OD Kista Epidermoid
 OD Granuloma
 OD Staphyloma

Diagnosis
 Diagnosis
OD Kista Dermoid
 Non Medikamentosa
 Menjelaskan kepada pasien mengenai
penyakitnya, rencana pengobatan, serta
komplikasi yang dapat terjadi
 Menjelaskan pentingnya kontrol untuk
evaluasi pertumbuhan kista
Terapi  Medikamentosa
 Cendo lyteers 15 ml 4xsehari OD
 Planning
 Kontrol tiap 1 bulan
OD OS
1. Ad vitam Bonam Bonam

Prognosis 2. Ad fungsionam
3. Ad sanam
Bonam
Bonam
Bonam
Bonam
4. Ad kosmetikum Dubia ad bonam Bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi
 Konjungtiva merupakan lapisan tipis
translusen mukosa dengan pembuluh darah.
 Konjungtiva dibagi menjadi 3 bagian:
Konjungtiva bulbi, konjungtiva palpebra dan
konjungtiva forniks.
(Paulsen F dan Waschke J, 2012)
(Heiting G, 2017)
Anatomi
 Kornea adalah jaringan transparan dan
avaskuler yang membentuk permukaan
anterior bola mata.
 Berfungsi sebagai media yang dilalui berkas
cahaya menuju retina.
 Kista dermoid adalah suatu
choriostoma konginental
dalam orbita.
 Choriostoma adalah tumor
Definisi jinak yang secara histologi
merupakan kumpulan sel
normal, namun letaknya
abnormal.

(Sherman, 2018)
 Ketika dua garis sutura menutup pada
tulang tengkorak selama perkembangan
embrional, elemen dermal dan
epidermal terjepit dan membentuk
kista.

 Kista dermoid orbital dapat


mengacaukan struktur dari orbita,
mengakibatkan proptosis, abnormalitas
gerakan, dan penekanan pada Nervus
Optikus.
(American Academy of Ophthalmology, 2018)
(Harley, 2005)
Kurang lebih 50% dermoid yang terjadi di area
kepala ditemukan berdekatan pada orbita, baik di
medial ataupun lateral .

Di Amerika Serikat, angka kejadian tumor


dermoid adalah 2% dari seluruh pasien tumor
orbita yang datang ke Ocular Oncology Cente

Kista dermoid paling sering ditemukan pada


anak-anak

Epidemiologi Laki-laki = Perempuan

Morbiditas: kelainan kosmetik, menyebabkan


hilangnya penglihatan, diplopia, hingga inflamasi
orbita

Mortalitas: hampir tidak pernah menyebabkan


kematian
Kebanyakan kasus kista dermoid terjadi
secara sporadik dan tidak terkait dengan
paparan zat-zat toksik maupun bahan iritan.

Berhubungan dengan agen teratogenik

Etiologi yang dikonsumsi ibu pada trimester


pertama kehamilan

Beberapa teori yang menjelaskan


perkembangan epibulbar dermoid:
• Kesalahan pada perkembangan awal menyebabkan
transformasi metaplastik dari mesoblast
• Sekuestrasi dari sel pluripotent selama perkembangan
embrional dari struktur okuler.
 Kista dermoid: choristoma kongenital,
hasil dari migrasi jaringan normal pada
lokasi abnormal selama embryogenesis.
 Terjadi sekuesterasi sel pluripotensi
pada struktur mata saat embriogenesis
Patofisiologi  Teori lain: transformasi metaplasia pada
mesoblast diantara lapisan N.optikus
dan lapisan ektoderm
 Patogenesis dapat bervariasi tergantung
kasus.

(Sherman, 2018)
 Adanya benjolan mengganjal.
 Benjolan biasanya ada sejak lahir, tapi
baru disadari di dekade 1 atau 2
kehidupan.
 Ciri benjolan: putih-kuning, lunak,
Gambaran sering di inferiorlateral dari limbus

Klinis kornea, dapat terlihat 1-2 rambut keluar


dari benjolan.
 Benjolan dapat membesar perlahan.
 Gejala lain: amblioplia, astigmatisma,
proptosis, penglihatan kabur,
(American International Medical keterbatasan gerak bola mata.
University, 2017)
Gambaran
Klinis
Gambaran
Klinis
 Diagnosis : anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan fisik pada mata:
 massa di limbus kornea berbentuk kubah/dome
shaped
 Kenyal
Diagnosis  Dapat terlihat ada pembuluh darah halus superfisial
 1-2 rambut keluar dari massa/benjolan tsb
 Dapat juga mengandung elemen ektoderm dan
mesoderm
 Umumnya soliter, unilateral, putih-abu-kuning, 1-5
mm

(American International Medical University, 2017;


Sherman, 2018)
Berhubungan dengan abnormalitas
mata lainnya:
 Koloboma palpebra
 Koloboma iris dan koroid
Diagnosis  Aniridia (tidak ada iris)
 Mikroftalmia
 Stenosis duktus lakrimalis
 Stafiloma (protrusi) sklera atau kornea

(American International Medical University, 2017)


Berhubungan dengan penyakit
sistemik:
 Goldenhar syndrome
Diagnosis  SCALP syndrome : Naevus Sebaceous,
Central nervus malformation, Aplasia
cutis, Limbal Dermoid dan Pigmented
Naevus

(American International Medical University, 2017)


Pemeriksaan penunjang:
 MRI : melihat apakah ada keterlibatan
lemak orbita dan otot ekstraokuler.

Diagnosis  Histologis : ditemukan epidermis,


rambut, gigi, tulang, kartilago, jaringan
saraf, otot polos dan lurik, jaringan
lemak.

(American International Medical University, 2017)


Sistem Skoring Visual untuk Dermoid Limbus (Zhong J et al, 2017)

Kategori Skor
0 poin 1 poin 2 poin 3 poin
Keterlibatan kornea Tidak terlibat Diameter ≤ ¼ Diameter ¼ Diameter ≥ ½
kornea, tidak hingga ½ kornea, kornea dan
melibatkan aksis tidak melibatkan melibatkan aksis
penglihatan aksis penglihatan penglihatan

Bentuk permukaan Tidak berubah Sedikit menonjol, Menonjol sedang, Sangat menonjol,
tidak dapat dapat diobservasi mengganggu
diobservasi ketika ketika mata ditutup penutupan mata
mata ditutup.

Keterlibatan Tidak terlibat Keterlibatan Keterlibatan Sklera dan


konjungtiva konjungtiva ≤50% konjungtiva ≥50% jaringan orbital
juga terlibat
Skor 0-3 : grade I
Keterlibatan
kornea
Skor 4-6 : grade II

Bentuk
Skor >6 : grade III
permukaan

Semakin tinggi
grade semakin
Keterlibatan buruk prognosis tajam
konjungtiva
penglihatan setelah
dilakukan operasi
1 poin 2 poin 3 poin

(Zhong J et al, 2017).


DIAGNOSIS
BANDING
Granuloma Piogenik
 Tumor jinak pada konjungtiva yang terjadi
ketika hemangioma tidak aktif, tidak ada pus,
tidak ada sel raksasa.
 Disebabkan trauma minor, kalazion yang parah,
atau post operasi jaringan granulasi.
 Berupa papul atau nodul vaskuler, lunak, warna
kemerahan.
 Seperti daging mentah, mudah berdarah jika
terkena trauma ringan.

(Biswell, 2010)
Staphyloma
 Penipisan dari sklera yang yang melapisi
bagian jaringan terpigmentasi (uvea).
 Sklera yang menipis menjadi berwarna
kebiruan hingga nyaris kehitaman.

 Disebabkan trauma dan infeksi dimana struktur


sklera menjadi terganggu.
 Terjadi protrusi karena adanya tekanan bola
mata .

(American Academy of Opthtalmology, 2018)


Hemangioma

 Merupakan pertumbuhan abnormal dari


pembuluh darah.
 2 tipe , yaitu tipe kavernosus dan kapiler.
 Dapat tumbuh dibagian tubuh mana saja, pada
mata: kelopak mata, permukaan bola mata,
atau di rongga orbita.

(American Academy of Opthtalmology, 2018)


Sklerokornea

 Malformasi kongenital berupa proses


skleralisasi pada bagian perifer kornea atau
seluruh jaringan kornea.
 Perifer: terjadi vaskularisasi pembuluh
darah normal sklera pada area yang
terpengaruh.

 Total: seluruh kornea menjadi opaque dan


tervaskularisasi.

(Elliot, et al., 1985)


Medikamentosa
Tatalaksana Non-medikamentosa
Operatif

(American International Medical University, 2017)


Medikamentosa

 Pemberian tetes mata dan salep


mata yang berfungsi sebagai
lubrikasi.
 Salep mata lubrikan:
Sytane® :Kandungannya:
Polyethylene Glycol 400 0.4% dan
Propylene Glycol 0.3%.
 Hypromellose
 Combiphar Insto® Dry Eyes:
Hypromellose 3 mg,
Benzalkonium klorida 0.1
mg

 Polyethylene glycol 400

Artificial
 Glycerin
 Visine Tears®: Polyethylene

tear
glycol 400 1%, Glycerin
0.2%, Hydroxypropyl
Methylcellulose 0.2%,
Benzalkonium klorida 0.01
%

 Polyvinylpyrrolidone
 Cendo ProtagentA®:
Polyvinylpyrrolidone 20 mg
 Garam isotonis seperti
Sodium klorida (NaCl)
dan potassium klorida
(KCl)
 Cendo Lyteers®: NaCL
4.4 mg dan KCl 0.8 mg.

Artificial  Propylene glycol

tear  Polysorbate
Non-Medikamentosa

 Melepaskan silia yang


tumbuh dari kista dermoid
secara berkala sehingga
tidak menyebabkan iritasi
pada mata pasien.

(American International Medical University, 2017)


Operatif

 Indikasi operasi:
 Mengganggu fungsi penglihatan, dan
 Kecacatan kosmetik yang signifikan
 Dilakukan operasi bila manfaat lebih besar daripada
kerugiannya (seperti skar dan penipisan sklera)

(American International Medical University, 2017)


Operatif

 Tindakan operatif pilihan adalah sklero-keratektomi


superfisial.
 Area yang terekspos ditutup menggunakan:
 flap konjungtival,
 keratoplasti, dan
 grafting menggunakan membran amnion.

(American International Medical University, 2017)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai