Anda di halaman 1dari 51

Presentasi Kasus

Seorang Wanita 54 tahun dengan OS Ulkus Kornea Perforasi


ec Herpes Zoster Oftalmikus

KEPANITERAAN KLINIK/ PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI
2019
 DISUSUN OLEH :
1. Akhlis Mufid Auliya G99172028
2. Akmalia Fatimah G99172029
3. Fauziah Nur Sabrina G99181030
Dokter Muda FK UNS
4. Gerry G99171018
Stase Mata Periode
5. Rahma Luthfa Annisa G99172137
(24 Desember 2018 –
20 Januari 2019)
 PEMBIMBING :
dr. Andi Cleveriawan Arvi Putra, Sp.M
PENDAHULUAN
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan
kornea sering dikaitkan dengan inflamasi.

Ulkus kornea termasuk dalam suatu kegawatdaruratan


karena dapat merusak penglihatan secara permanen
atau berkembang menjadi perforasi.

Keluhan yang dirasakan pasien antara lain nyeri, mata


merah, nrocos dan penglihatan kabur.

(Borke, 2018).
STATUS PASIEN
 Nama : Ny. S
 Umur : 54 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Suku : Jawa

Identitas  Kewarganegaraan : Indonesia

Pasien
 Agama : Kristen
 Alamat : Jebres, Surakarta,
Jawa Tengah
 Tanggal pemeriksaan : 2 Januari 2019
 No. RM : 0143xx
Keluhan Utama: Nyeri di mata kiri

3 Bulan SMRS 1 Bulan SMRS

•Muncul keluhan bintik putih di


mata kirinya yang terasa nyeri
• Pasien mengaku menderita
penyakit herpes zoster. •Kemudian semakin membesar
dan menghalangi penglihatan
Anamnesis • Keluhan plenting-plenting
yang nyeri muncul di area
pasien

dahi, kelopak mata, hidung •Terus menerus dan semakin


hingga kulit kepala sisi memberat
kiri.
•Pasien mengeluhkan mata
• Pasien sudah berobat dan kirinya sudah tidak dapat melihat
penyakitnya sudah sembuh
•Merah (+), Panas (+), Kemeng
(+), mengganjal (+)
Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat keluhan serupa : disangkal


 Riwayat hipertensi : disangkal
 Riwayat diabetes melitus : disangkal
Anamnesis  Riwayat alergi obat dan makanan: disangkal
 Riwayat operasi mata : disangkal
 Riwayat kacamata : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat keluhan serupa : disangkal

Anamnesis  Riwayat hipertensi : disangkal

 Riwayat diabetes melitus : disangkal


OD OS
Proses - Virus Herpes Zoster menginfeksi
kornea sehingga muncul reaksi
peradangan dan menghasilkan
Simpulan infiltrat yang menutupi kornea

Anamnesis Lokasi - Kornea


Sebab - Infeksi virus
Perjalanan - Akut
Komplikasi - Infeksi intraokular
 Kesan Umum
Keadaan umum baik, compos mentis, gizi
kesan berlebih

 Vital Sign
Pemeriksaan TD : 130/100 mmHg RR : 20 x/menit
HR : 99 x/menit t : 35,8°C

TB : 149 cm BB : 103 kg
OD OS
A. Visus Sentralis
1. Visus sentralis
6/7 1/300
jauh
a. pinhole Maju (6/6) TidakMaju
b. koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Pemeriksaan c. refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan


2. Visus sentralis
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
dekat
B. Visus Perifer
1. Konfrontasi tes Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2. Proyeksi sinar Tidak dilakukan Tidak dilakukan
3. Persepsi warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
1. Sekitar mata OD OS
a. tanda radang Tidak ada Tidak ada
b. luka Tidak ada Tidak ada
c. parut Tidak ada Ada
d. kelainan warna Tidak ada Patch depigmentasi
disekitar mata bagian
atas dan dahi
Pemeriksaan e. kelainan bentuk Tidak ada Tidak ada
2. Supercilia
a. warna Hitam Hitam
b. tumbuhnya Normal Normal
c. kulit Sawo matang Sawo matang
d. gerakan Dalam batas normal Dalam batas normal
3. Pasangan bola
mata dalam orbita
a. heteroforia Tidak ada Tidak ada
b. strabismus Tidak ada Tidakada
c. pseudostrabismus Tidak ada Tidak ada
d. exophtalmus Tidak ada Tidak ada

Pemeriksaan e. enophtalmus Tidak ada Tidak ada


4. Ukuran bola mata
a. mikroftalmus Tidak ada Tidak ada
b. makroftalmus Tidak ada Tidak ada
c. ptisis bulbi Tidak ada Tidak ada
d. atrofi bulbi Tidak ada Tidak ada
5. Gerakan bola mata
a. temporal Tidak terhambat Tidak terhambat
b. temporal superior Tidak terhambat Tidak terhambat
c. temporal inferior Tidak terhambat Tidak terhambat
d. nasal Tidak terhambat Tidak terhambat
e. nasal superior Tidak terhambat Tidak terhambat
f. nasal inferior Tidak terhambat Tidak terhambat
6. Kelopak mata

Pemeriksaan a. pasangannya
1.) edema Tidak ada Tidak ada
2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada
3.) blefaroptosis Tidak ada Tidak ada
4.) blefarospasme Tidak ada Tidak ada
b. gerakannya
1.) membuka Tidak tertinggal Tidak tertinggal
2.) menutup Tidak tertinggal Tidak tertinggal
c. rima
1.) lebar 10 mm 10 mm
2.) ankiloblefaron Tidak ada Tidak ada
3.) blefarofimosis Tidak ada Tidak ada
d. kulit
1.) tanda radang Tidak ada Tidak ada
2.) warna Sawo matang Terdapat patch
depigmentasi

Pemeriksaan dengan jaringan


parut
3.) epiblepharon Tidak ada Tidak ada
4.) blepharochalasis Tidak ada Tidak ada
e. Tepi kelopak mata
1.) enteropion Tidak ada Tidak ada
2.) ekteropion Tidak ada Tidak ada
3.) koloboma Tidak ada Tidak ada
4.) bulumata Dalam batas normal Dalam batas normal
7.sekitar glandula
lakrimalis
a. tanda radang Tidak ada Tidak ada
b. benjolan Tidak ada Tidak ada
c. tulang margo Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
tarsalis
8.Sekitar saccus
lakrimalis
Pemeriksaan a. tanda radang Tidak ada Tidak ada

b. benjolan Tidak ada Tidak ada


9. Tekanan
intraocular
a. palpasi Normal per palpasi Normal per palpasi
b. tonometri schiotz Tidak dilakukan Tidak di lakukan
c. Non contact 18 -
tonometer
10. Konjungtiva
a. konjungtiva
palpebra superior
1.) edema Tidak ada Tidak ada
2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada
3.) secret Tidak ada Tidak ada

Pemeriksaan 4.) sikatrik Tidak ada Tidak ada


b. konjungtiva
palpebra inferior
1.) edema Tidak ada Tidak ada
2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada
3.) sekret Tidak ada Tidak ada
4.) sikatrik Tidak ada Tidak ada
c. konjungtiva fornix
1.) edema Tidak ada Tidak ada
2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada
3.) sekret Tidak ada Tidak ada
4.) benjolan Tidak ada Tidak ada
d. konjungtiva bulbi
1) penebalan konjungtiva Tidak ada Tidak ada
berbentuk segitiga

Pemeriksaan 2.) edema


3.) hiperemis
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
4.) sekret Tidak ada Tidak ada
5.)injeksi konjungtiva Tidak ada Ada
6.) injeksi siliar Tidak ada Tidak ada
e. caruncula dan plika
semilunaris
1.) edema Tidak ada Tidak ada
2.) hiperemis Tidak ada Tidak ada
3.) sikatrik Tidak ada Tidak ada
11. Sclera
a. warna Putih Putih
b. tanda radang Tidak ada Tidak ada
c. penonjolan Tidak ada Tidak ada
12. Kornea
a. ukuran 11 mm 11 mm
b. limbus Jernih Infiltrat putih
menutupi hampir
seluruh limbus
Pemeriksaan c. permukaan Rata, mengkilap Tidak rata
d. sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
e. keratoskop Tidak dilakukan Tidak dilakukan
(placido)
f. fluorecsintes Tidak dilakukan Tidak dilakukan
g. arcus senilis Tidak ada Tidak ada
13. Kamera okuli
anterior

a. kejernihan Jernih Jernih


14. Iris
a. warna Cokelat Cokelat
b. bentuk Tampak lempengan Sulitdievaluasi
c. sinekia anterior Tidak tampak Sulitdievaluasi
d. sinekia posterior Tidak tampak Sulitdievaluasi
15. Pupil
a. ukuran 3 mm Sulitdievaluasi
b. bentuk Bulat Sulitdievaluasi

Pemeriksaan c. letak Sentral Sulitdievaluasi


d. reaksi cahaya langsung Positif Sulitdievaluasi
e. tepi pupil Tidak ada kelainan Sulitdievaluasi
16. Lensa
a. ada/tidak Ada Ada
b. kejernihan Jernih Jernih
c. letak Sentral Sentral
e. shadow test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
17. Corpus vitreum
a. Kejernihan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
OD OS
A. Visus sentralis jauh 6/17 PH 6/6 1/300

B. Visus perifer
Konfrontasi tes Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Persepsi warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
C. Sekitar mata Dalam batas normal Jaringan parut dan
depigmentasi pada kulit

Simpulan D. Supercilium Dalam batas normal


sekitar mata
Dalam batas normal
Pemeriksaan E. Pasangan bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal
dalam orbita
F. Ukuran bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal
G. Gerakan bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal

H. Kelopak mata Dalam batas normal Jaringan parut


I. Sekitar saccus Dalam batas normal Dalam batas normal
lakrimalis
J. Sekitar glandula Dalam batas normal Dalam batas normal
lakrimalis
K. Tekanan intarokular Dalam batas normal Dalam batas normal

L. Konjungtiva Dalam batas normal Dalam batas normal


palpebra
M. Konjungtiva bulbi Dalam batas normal Hiperemis dan injeksi
konjungtiva
N. Konjungtiva fornix Dalam batas normal Dalam batas normal

Simpulan O.
P.
Sklera
Kornea
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Infiltrat putih menutupi
Pemeriksaan hampir seluruh limbus
Q. Camera okuli Dalam batas normal Dalam batas normal
anterior
R. Iris Bulat, warna coklat Sulit dievaluasi
S. Pupil Diameter 3 mm, bulat, Sulit dievaluasi
sentral
T. Lensa Jernih Sulit dievaluasi
U. Corpus vitreum Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Gambar
Klinis
Gambar
Klinis
 Diagnosis Banding
 OS Ulkus Kornea Perforasi et causa Herpes Zoster
Oftalmikus
 OS Keratitis Bakteri
 OS Endoftalmitis

Diagnosis
 Diagnosis
OS Ulkus Kornea Perforasi et causa Herpes
Zoster Oftalmikus
Non Medikamentosa

 Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya,


rencana pengobatan, serta komplikasi yang dapat
terjadi

Terapi
 Menjelaskan perlunya kontrol
 Menjelaskan pentingnya rawat inap
 Pembersihan sekret 4 kali sehari
 Edukasi pasien bahwa dapat dilakukan tindakan
pembedahan
Medikamentosa

• LFX ED tiap jam OS


• Noncort ED 4xOS

Terapi
Planning

Pro OS periosteal graft


OD OS
1. Ad vitam Bonam Bonam

Prognosis 2. Ad fungsionam
3. Ad sanam
Bonam
Bonam
Dubia ad malam
Dubia ad malam
4. Ad Kosmetikum Bonam Dubia ad malam
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi
 Kornea adalah jaringan transparan dan
avaskuler yang membentuk permukaan
anterior bola mata

 Berfungsi sebagai media yang dilalui berkas


cahaya menuju retina
 Ulkus Kornea
Ulkus kornea merupakan diskontinuitas
atau hilangnya sebagian permukaan
kornea akibat kematian jaringan kornea.
Definisi Terbentuknya ulkus kornea diakibatkan
oleh adanya kolagenase yang dibentuk
oleh selepitel baru dan sel radang.
Penyebab utama kebutaan unilateral
pada negara berkembang

Ulkus kornea infeksius:


Staphylococcus aureus dan
Aspergillus spp

Ulkus kornea non infeksius: autoimun


Epidemiologi
Laki-laki > Perempuan

Insidensi tersering: trauma dan


pemakaian kontak lensa
• Kelainan bulu mata

Internal • Kelainan sistem air mata


• Kelainan kornea
• Autoimun
Faktor
Risiko • Trauma pada kornea
External • Penggunaan lensa kontak
• Luka bakar pada daerah wajah
• Bakteri: Staphyloccoccus aureus,
Pseudomonas aeruginosa, Streptococcus
pneumonia, Moraxella sp
Infeksi • Jamur: Aspergillus sp, Candida sp
• Virus: Herpes simplex, varicela zoster
• Acanthamoeba: komplikasi pada
pengguna kontak lensa

Etiologi
• Bahan kimia

Non
• Radiasi atau suhu
• Sindrom Sjorgen
• Defisiensi vit A

infeksi •

Obat-obatan : Kortikosteroid
Kelainan membrane basal : karena trauma
• Reaksi hipersensitifitas : pada SLE
Ulkus •

Ulkus Kornea Bakterialis
Ulkus Kornea Fungi
Kornea • Ulkus Kornea Virus
• Ulkus Kornea
Sentral Acanthamoeba
Klasifikasi
Berdasarkan lokasi dan
penyebab
Ulkus
• Ulkus Marginal
Kornea • Ulkus Mooren
Perifer
Gambar 2. Ulkus kornea Pseudomonas Gambar 3. Ulkus kornea fungi Gambar 4. Ulkus kornea herpes zooster

Gambar 5. Ulkus kornea marginal Gambar 6. Ulkus Mooren


Tahap Progresif Tahap Regresi Tahap
Penyembuhan

• Perlekatan • Dipengaruhi oleh • Histiosit dan

organisme mekanisme imun keratosit dirubah


penderita menjadi fibroblast 
• Invasi progresif
• Peningkatan pada jaringan parut
kornea oleh PMN
gejala dan tanda • Vaskularisasi terjadi
dan fagosit
klinis menuju lokasi ulkus

Patofisiologi • Nekrosis dan


terlepasnya epitel
• Muncul garis
demarkasi di sekitar
• Proses munculnya
sikatriks 
ulkus pembiasan cahaya
tidak teratur
Gambaran  Gejala klasik ulkus kornea meliputi adanya
Klinis nyeri, mata berair, fotofobia, penurunan
visus, dan pembengkakan kelopak mata.

 Ulkus kornea sendiri terlihat seperti


daerah abu-abu atau putih atau bercak
pada kornea yang biasanya transparan.
1. Anamnesis dan pemeriksaan menyeluruh
menggunakan slit-lamp adalah langkah
penting dalam mendiagnosis ulkus kornea.
2. Penilaian visus dan ukuran lesi adalah dua

Dasar indikator
penyakit.
penting dari tingkat keparahan

Diagnosis 3. Pemeriksaan biomicroscopic slit-lamp yang


terperinci diperlukan untuk memeriksa kasus
keratitis infeksi. Slitlamp biomikroskopi harus
mencakup pemeriksaan konjungtiva, kornea,
COA, iris, lensa dan vitreous anterior.
 Pewarnaan menggunakan strip fluoresensi dapat membantu untuk
mengetahui defek epitel kornea.
 Dibutuhkan pemeriksaan fluorescein
dengan pencahayaan lampu biru pada
slit lamp, pada kornea yang mengalami
diskontinuitas akan memberikan
perwarnaan hijau
Diagnosis
Banding  Diagnosis banding:
 Keratitis, dan
 endopthtalmitis
Ulkus Keratitis Endopthtalmitis
Etiologi Infeksi, trauma Infeksi, alergi Infeksi post operasi
intravitreal

Patofisiologi Terjadinya infeksi akibat Terjadinya peradangan yang Terjadinya proses


trauma yang menyebabkan menyebabkan mata pasien infeksi yang
kerusakan lapisan kornea terasa membengkak, merah, menyebabkan mata
hingga kornea dapat gatal, dan nyeri pasien memerah dan
mengalami perforasi dan edema dengan ukuran
bahkan timbul hipopion pupil normal

Pemeriksaan - Kultur goresan mata - Kultur goresan mata - USG Mata


penunjang - Uji fistel
KERATITIS ULKUS KORNEA ENDOPTHTALMITIS
 Diawali antibiotik spektrum luas
 Ulkus kecil: moxifloxacin 0.5% /
gatifloxacin 0.3 hingga 0.5 %
 Ulkus yang lebih besar: tobramycin
15mg/mL atau cefazolin 50 mg/mL

Terapi
 Dosis: frekuensinya sering diawal terapi
 Seperti 1 tetes / 15 menit pada 1 jam
pertama
 dilanjutkan 1 tetes per jam
 Hindari menutup mata dengan perban,
sebab:
 membuat suasana lembab yang cocok
bagi pertumbuhan bakteri, dan
 menghambat pemberian obat tetes

Terapi  Pemberian obat Siklopegik, untuk:


(atropine 1% atau scopolamine 0.25% 1
tetes setiap 8 jam)
 mengurangi nyeri, dan
 menghindarkan terbentuknya sinekia
posterior
 Indikasi Rawat Inap
 Pasien yang tidak koperatif dalam
pengobatan
 Ulkus yang besar, di sentral, dan menetap

Terapi  Kortikosteroid topikal, berfungsi:


(prednisolone acetae 1% 4x sehari selama 7
hari , ditapering off selama 2-3 minggu)
 Mengurangi rasa sakit, edem, fotofobia, dan
 Menghindarkan terbentuknya jaringan
parut.
 Penggunaannya masih kontroversial.
 Transplatasi kornea:
Tindakan menggantikan kornea yang telah rusak

Operatif sebelumnya dengan kornea sehat dari


donor
1. Kebutaan parsial atau komplit dalam
waktu yang singkat
2. Kornea perforasi dapat berlanjut
menjadi endopthtalmitis dan
panopthalmitis
Komplikasi 3. Prolaps iris
4. Sikatriks Kornea
5. Katarak

6. Glaukoma sekunder
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai