Oleh:
Davin Pannaausten
11.2013.307
Pembimbing :
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus :12 September 2015
SMF ILMU PENYAKIT MATA
Rumah Sakit Family Medical Center-Sentul
Tanda Tangan
Nama : Davin Pannaausten
NIM : 11-2013-307
Dr. Pembimbing : dr. Saptoyo Argo Morosidi,Sp.M -------------------
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Ny.S
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Cibinong
Tanggal Pemeriksaan : 03 September 2015
II. ANAMNESIS
Dilakukan Autoanamnesis pada tanggal 3 September 2015
Keluhan Utama:
Kelopak mata kanan atas bengkak sejak 3 bulan SMRS.
Keluhan Tambahan:
Pasien mengalami kesulitan saat membaca pada jarak dekat
b. Mata
- Riwayat sakit mata sebelumnya : tidak ada
- Riwayat penggunaan kaca mata : kacamata baca sejak 5 tahun yang lalu
- Riwayat operasi mata : tidak ada
- Riwayat trauma mata sebelumnya : tidak ada
KETERANGAN OD OS
1. VISUS
Visus 1,0 1,0
Koreksi - -
Addisi +1,75 +1,75
3. SUPERSILIA
Warna Hitam Hitam
Simetris Simetris Simetris
6. KONJUNGTIVA BULBI
Sekret Tidak Ada Tidak ada
Injeksi Konjungtiva Tidak Ada Tidak ada
Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada
Pendarahan Subkonjungtiva Tidak ada Tidak ada
Pterigium Tidak ada Tidak ada
Pinguekula Tidak ada Tidak ada
Nevus Pigmentosus Tidak ada Tidak ada
Kista Dermoid Tidak ada Tidak ada
7. SKLERA
Warna Putih Putih
Ikterik Tidak Ada Tidak ada
8. KORNEA
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Rata Rata
Sensibilitas Baik Baik
Infiltrat Tidak ada Tidak ada
Keratik Presipitat Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arkus Senilis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
10. IRIS
Warna Coklat Coklat
11. PUPIL
Letak Ditengah Ditengah
Bentuk Bulat Bulat
Refleks Cahaya Langsung + +
Refleks Cahaya Tak Langsung + +
12. LENSA
Kejernihan Jernih Jernih
Letak Di tengah Di tengah
13. BADAN KACA
Kejernihan Jernih Jernih
15. PALPASI
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
Ada di palpebral superior
Massa Tumor berukuran 0,5 x 1 cm Tidak ada
Tensi Oculi N/palpasi N/palpasi
IV. RESUME
Anamnesis
Serorang perempuan 47 tahun datang ke poliklinik mata FMC dengan keluhan
mata sebelah kanan terdapat benjolan di kelopak matanya sejak tiga bulan SMRS.
Benjolan tidak merah, tidak nyeri, tidak semakin membesar. Pasien tidak merasa
penglihatannya terganggu. Pasien sempat berobat ke dokter mata 2 bulan SMRS dan
diberi obat tetes namun tidak ingat nama obatnya. Karena tidak kunjung sembuh,
pasien berobat ke RS FMC. Pasien mengenakan kacamata baca sejak 5 tahun yang
lalu, namun saat ini tidak dipakai lagi karean dianggap pasien tidak membantu.
V. DIAGNOSIS KERJA
Kalazion OD, Presbiopia ODS
VI. PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa :
Ekskokleasi kalazion dan kuretase
Pemberian kacamata baca Adde S+1,75
Medikamentosa :
Gentamisin e.o 1x1 OD malam hari
Edukasi:
Setelah ekskokleasi mata tidak boleh kena air, tidak boleh dikucek. Mata ditutup
dengan penutup mata saat tidur selama 1 minggu. Pasca operasi mata kanan
dtutup perban selama 8 jam.
Kompres air dingin post op selama 1 hari, dilakukan 3-4x sehari selama 10 menit,
dilanjutkan kompres hangat selama 1 minggu dengan cara seperti pada kompres
dingin .
VII. PROGNOSIS
OCCULI DEXTRA (OD) OCCULI SINISTRA (OS)
Ad Visam : Bonam Bonam
Ad Fungsionam : Bonam Bonam
Ad Sanationam : Bonam Bonam
PENDAHULUAN
TUJUAN
Laporan kasus ini adalah analisa kasus. Laporan ini dibuat untuk membantu dokter layanan
primer agar dapat mendiagnosis dengan tepat. Dari laporan kasus ini diharapkan dokter
umum sebagai dokter layanan primer dapat melakukan diagnosis dengan baik dan dapat
memberikan tatalaksana yang diperlukan untuk kasus serupa sebelum dirujuk ke dokter
spesialis mata.
Kalazion merupakan penyakit pada kelopak mata yang umum ditemui di masyarakat.
Penyebabnya sering tidak diketahui, dan penyakit ini harus dibedakan dari hordeolum
(bintitan). Penyakit ini termasuk SKDI 3A yang menuntut dokter umum untuk dapat
memberikan tatalaksana pendahuluan sebelum merujuk ke dokter mata.
Presbiopia juga termasuk SKDI 3A. Suka tidak suka, presbyopia adalah penyakit
degenerative yang akan dialami oleh semua orang. Maka dari itu, dokter umum perlu
mengetahui bagaimana penanganan pasien presbiop sebelum dirujuk ke dokter mata.
TINJAUAN PUSTAKA
PALPEBRA (KELOPAK MATA)
Palpebra atau kelopak mata mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan
sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea 1,2. Palpebra merupakan
alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar
dan pengeringan bola mata.Dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar kedalam
bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan.
Pembasahan dan pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena pemerataan air mata
dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata. Kedipan
kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk1-3.
Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang
ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal2,3.
- Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis pada
pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.
- Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan
bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot
orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis berfungsi menutup bola
mata yang dipersarafi N. facial M. levator palpebra, yang berorigo pada anulus foramen
orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. orbikularis okuli
menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M. levator palpebra terlihat
sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh N. III, yang berfungsi untuk
mengangkat kelopak mata atau membuka mata.2,4
- Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di
dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.
- Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan
pembatas isi orbita dengan kelopak depan.
- Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran
pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan
penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 di kelopak atas dan 20 pada kelopak
bawah). Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.
- Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang kelopak
bawah oleh cabang ke II saraf ke V.2,4
Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan melakukan
eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli. Konjungtiva
merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang menghasilkan musin.1
KALAZION
ETIOLOGI
Kalazion dapat timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar Meibom atau
sekunder dari hordeolum internum.1,2 Kalazion dihubungkan dengan chronic blepharitis dan
acne rosacea.
EPIDEMIOLOGI
Kalazion terjadi pada semua umur; sementara pada umur yang ekstrim sangat jarang, kasus
pediatrik mungkin dapat dijumpai. Pengaruh hormonal terhadap sekresi sabaseous dan
viskositas mungkin menjelaskan terjadinya penumpukan pada masa pubertas dan selama
kehamilan.4,5
PATOFISIOLOGI
Kalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom. Nodul terlihat atas sel imun
yang responsif terhadap steroid termasuk jaringan ikat makrofag seperti histiosit, sel raksasa
multinucleate plasma, sepolimorfonuklear, leukosit dan eosinofil.
Kalazion akan memberi gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemik, tidak ada
nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler tidak membesar. Kadang-kadang
mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan
refraksi pada mata tersebut.
MANIFESTASI KLINIS1-3
Benjolan pada kelopaka mata, tidak hiperemis dan tidak ada nyeri tekan.
Pseudoptosis
Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya
sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.
Pada anak muda dapat diabsobsi spontan.
DIAGNOSIS BANDING2,5
Hordeoulum.
Dermoid Cyst.
Tear Gland Adenoma.
DIAGNOSIS
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata. Kadang
saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit, untuk memastikan hal ini
maka perlu dilakukan pemeriksaan biopsi.3
PENATALAKSANAAN
Kalazion dapat sembuh atau hilang dengan sendirinya akibat diabsorbsi (diserap) setelah
beberapa bulan atau beberapa tahun. Teknik penanganan kalazion antara lain:
Ekskokleasi Kalazion
Terlebih dahulu mata ditetesi dengan anastesi topikal pantokain. Obat anestesia infiltrative
(umumnya lidokain) disuntikan di bawah kulit didepan kalazion. Kalazion dijepit dengan
klem kalazion kemudian klem dibalik sehingga konjungtiva tarsal dan kalazion terlihat.
Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih.
Klem kalazion dilepas dan diberi salep mata.4
Pada abses palpebra pengobatan dilakukan dengan insisi dan pemasangan drain kalau perlu
diberi antibiotik, lokal dan sistemik. Analgetika dan sedatif diberikan bila sangat diperlukan
untuk rasa sakit.2
PROGNOSIS
Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik. Seringkali timbul
lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama akibat drainase yang kurang baik.
Kalazion yang tidak memperoleh perawatan dapat mengering dengan sendirinya, namun
sering terjadi peradangan akut intermiten.1,4
KOMPLIKASI
Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan kehilangan bulu
mata. Kalazion yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya
keganasan. Astigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra sudah mengubah kontur
kornea. Kalazion yang drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan
granulasi prolapsus diatas konjungtiva atau kulit.4,5
PRESBIOPIA
Presbiopia adalah hilangnya kemampuan mata untuk melihat jarak dekat dengan jelas,
akibatnya menurunnya daya akomodasi mata. Presbiopia bukanlah keadaan patologis,
melainkan keadaan fisiologis pada mata yang berkaitan dengan usia. Seiring usia lensa
menjadi lebih kaku.1,2
Presbiopia disebabkan oleh lemahnya otot akomodasi pada lensa dan adanya proses sclerosis
pada lensa yang mengakibatkan elastisitasnya berkurang. Mekanisme akomodasi yang
normal melibatkan bertambahnya kecembungan lensa yang memungkinkan seseorang
melihat pada jarak dekat. Kemampuan akomodasi yang menurun membuat pasien sulit
melihat dekat. 2,3
Gejala klinis yang muncul biasanya pasien sulit membaca dan saat membaca cenderung
menjauhkan bacaan dari mata pasien. Pemeriksaan presbyopia dilakukan dengan kartu
Jaeger. Pasien diminta membaca kartu Jaeger semampunya. 2,4
Penatalaksanaan
Pasien dirujuk ke dokter mata untuk dapat diberikan kacamata. Apabila pasien sudah
memakai kacamata jauh sebelumnya, maka pasien akan diberikan kacamata bifocal untuk
melihat jauh dan dekat. Untuk penanganan presbyopia, digunakan patokan sebagai berikut:
ANALISA KASUS
Pada kasus ini, pasien didiagnosis menderita kalazion OD. Hal ini didasarkan pada anamnesis
dimana pasien mengatakan terdapat benjolan di kelopak mata kanan atas yang tidak nyeri
sejak 3 bulan SMRS. Pasien merasa benjolan tersebut tidak mengganggu penglihatan, dan
pasien mengeluh benjolan tersebut tidak hilang dengan pengobatan.
Pada kasus ini, dilakukan ekskokleasi kalazion dan pemberian salep gentamisin pasca
ekskokleasi. Pemberian salep bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.
Kompres dingin pada hari pertama pasca ekskokleasi adalah untuk menghentikan perdarahan
yang terjadi akibat insisi yang dilakukan di konjungtiva tarsal superior.
Prgonosis pada kasus ini adalah baik, karena kalazion tidak mengganggu penglihatan dan
tidak nyeri. Ekskokleasi dilakukan lebih karena factor kosmetik.
Pasien juga didiagnosis presbyopia. Pasien mengaku kesulitan membaca dari jarak dekat.
Pasien diberikan kacamata baca +1,75 untuk membantunya dalam membaca berdasarkan
hasil pemeriksaan. Pasien diharapkan dapat beraktivitas dengan baik setelahnya. Prognosis
pada kasus ini adalah bonam, karena meski tidak dapat sembuh, namun dengan kacamata
baca pasien dapat mengembalikan kualitas hidupnya seperti sedia kala.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, S. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. 2008. Balai Penerbit FKUI Jakarta.
2. Suhardjo, SU. Ilmu kesehatan mata. Edisi ke-2. 2012. Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada
3. Riordan-Eva P, Cunningham ET. Vaughan & Asbury’s general ophthalmology. 18 th ed.
2011. McGraw-Hill Medical
4. Olver J, Cassidy L. Ophtalmology at a glance. Oxford: Blackwell Science, 2005
5. Ilyas S, Mailangkay HHB, Taim H, Saman RR, Simarmata M, Widodo PS. Ilmu penyakit
mata untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran. Edisi ke-2. Jakarta: CV sagung
Seto, 2010