Anda di halaman 1dari 12

Laporan Kasus

Wanita 66 Tahun dengan Trikiasis pada Kelopak


Mata Kiri

Oleh :
Veneranda Venny Grishela
11.2016.170

Pembimbing :
dr. Sri Harto, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA


Periode 03 April 2017 06 Mei 2017
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RS AU dr. ESNAWAN ANTARIKSA

1
Bab I
LAPORAN KASUS

I.1 IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 52 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Cililitan besar RT/RW 08/09
Tanggal pemeriksaan : 18 April 2017

I.2 ANAMNESIS
Auto Anamnesis tanggal : 18 April 2017
Keluhan Utama : Mata kiri seperti kemasukan benda asing
sejak 1 bulan yang lalu
Keluhan Tambahan : Mata kiri sering berair
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke Poli Mata RS AU dr.
Esnawan Antariksa dengan keluhan mata kiri
seperti kemasukan benda asing sejak 1 bulan
yang lalu. Pasien juga merasakan bulu mata
kiri mengarah ke dalam sehingga terasa
mengganjal, perih dan berair. Tidak terdapat
keluhan mata gatal, nyeri dan penglihatan
kabur. Keluhan pusing, mual dan muntah
tidak ada.
Keluhan ini dirasakan pasien
menganggu aktifitas sehingga pasien
memutuskan untuk berobat ke Poli Mata RS
AU dr. Esnawan Antariksa.

Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit


hipertensi, diabetes melitus maupun alergi.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
Riwayat Pengobatan : Tidak ada

I.3 PEMERIKSAAN FISIK


STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Baik
Tanda Vital : Tekanan darah 130/80 mmHg

2
Nadi 80 x/menit,
Pernapasan 20 x/menit
Suhu 36,5 C
Kepala : Normocephali
Mulut : Dalam batas normal
THT : Dalam batas normal
Thoraks, Jantung : Dalam batas normal
Paru : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal

STATUS OPHTALMOLOGIS
KETERANGAN OD OS
1. VISUS
Axis Visus Ckm 6/7,5 PH tetap Ckm 6/10 PH tetap
Koreksi - -
Addisi - -
Distansia Pupil 64 mm
Kacamata Lama - -
2. KEDUDUKAN BOLA MATA
Eksoftalmus Tidak ada Tidak ada
Enoftalmus Tidak ada Tidak ada
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Gerakan Bola Mata Bola mata bergerak Bola mata bergerak
ke segala arah ke segala arah
(normal) (normal)
3. SUPERSILIA
Warna Hitam, Hitam,
distribusi normal distribusi normal
Simetris Simetris Simetris
4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
Edema Tidak ada Tidak ada
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
Ekteropion Tidak ada Tidak ada
Entropion Tidak ada Tidak ada
Blefarospasme Tidak ada Tidak ada
Trikiasis Tidak ada Ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Punctum Lakrimal Tidak ada Tidak ada
Fissura Palpebra Tidak ada Tidak ada
Tes Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
5. KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIOR

3
Hiperemis Tidak ada Ada
Folikel Tidak ada Tidak ada
Papil Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Hordeolum Tidak ada Tidak ada
Kalazion Tidak ada Tidak ada
6. KONJUNGTIVA BULBI
Sekret Tidak ada Tidak ada
Injeksi Konjungtiva Tidak ada Ada
Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada
Perdarahan Tidak ada Tidak ada
Subkonjungtiva
Pterigium Tidak ada Tidak ada
Pinguekula Tidak ada Tidak ada
Nevus Pigmentosa Tidak ada Tidak ada
Kista Dermoid Tidak ada Tidak ada
7. SKLERA
Warna Putih Putih
Ikterik Tidak ada Tidak ada
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
8. KORNEA
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Jernih Jernih
Ukuran Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Sensibilitas Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Infiltrat Tidak ada Tidak ada
Keratik presipitat Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arcus Senilis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Tes Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
9. BILIK MATA DEPAN
Kedalaman Dalam Dalam
Kejernihan Jernih Jernih
Hifema Tidak ada Tidak ada
Hipopion Tidak ada Tidak ada
Efek Tyndal Tidak ada Tidak ada
10. IRIS
Warna Kecoklatan Kecoklatan
Kripte Tidak ada Tidak ada

4
Sinekia Tidak ada Tidak ada
Koloboma Tidak ada Tidak ada
11. PUPIL
Letak Sentral Sentral
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran 3 mm 3 mm
Reflek Cahaya + +
Langsung
Reflek Cahaya Tak + +
Langsung
12. LENSA
Kejernihan Jernih Jernih
Letak Sentral Sentral
Tes Shadow Negatif Negatif
13. BADAN KACA
Kejernihan Tidak diperiksa Tidak diperiksa
14. FUNDUS OCCULI
Batas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Ekskavasio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Rasio Arteri : Vena Tidak dilakukan Tidak dilakukan
C/D Rasio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Makula Lutea Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Retina Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Eksudat Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Perdarahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sikatriks Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Ablasio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
15. PALPASI
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
Massa Tumor Tidak ada Tidak ada
Tensi Occuli Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tonometri Schiots Tidak dilakukan Tidak dilakukan
16. KAMPUS VISI
Tes Konfrontasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

I.4 ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


Slitlamp
Funduskopi

I.5 RESUME

5
Pasien berusia 66 tahun datang dengan keluhan mata kiri seperti
kemasukan benda asing sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga merasakan bulu
mata kiri mengarah kedalam (+), mengganjal (+), perih (+), berair (+).
Tekanan darah 130/80 mmHg, visus OD Ckm 6/7,5 PH tetap OS Ckm 6/10
PH tetap. Terdapat trikiasis pada OS.

I.6 DIAGNOSIS KERJA


Trikiasis Palpebra Inferior OS
I.7 DIAGNOSIS BANDING
OS dry eye
OS distikiasis
I.8 PENATALAKSANAAN
Epilasi bulu mata palpebra inferior
Radiosurgery
Kloramfenikol 1% ED 3 gtt 1 OS
Artificial tears ED 6 gtt 1 OS

I.9 PROGNOSIS
OS
Ad Vitam : dubia
Ad Fungsionam : dubia
Ad Sanationam : dubia

6
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Palpebra

Palpebra adalah lipatan tipis kulit, otot, dan jaringan fibrosa


yang berfungsi melindungi struktur-struktur mata yang rentan.
Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang
dapat menutup dan melindungi bola mata bagian inferior. Pada
pelpebra terdapat rambut halus, yang hanya tampak dengan
pembesaran.1,2

Kelopak mata atas lebih lebar dan mobile dibandingkan dengan


kelopak mata bawah, dan mempunyai otot penggerak yaitu otot
levator palpebra. Fisura palpebra, terletak pada tepi bebas kelopak
mata dan bergabung pada kantus lateral dan medial. Kantus lateral
relatif tidak mempunyai keistimewaan khusus. Kantus medial sekitar
2 mm di bawah kantus lateral (jarak ini relatif lebih lebar pada orang
Asia). Kantus medial yang merupakan area kecil berbentuk segitiga
yang memisahkan kedua bola mata, dimana lacrimal caruncle
terletak.3

7
Papila lakrimal, terletak pada margin palpebra jaraknya sekitar
1/6 dari kantus medial mata. Punctum lakrimal, terletak di tengah
papila yang membentuk muara dari sistem drainase lakrimal. Dari
margin lateral kelopak mata menuju ke papila lakrimal terdapat
beberapa bulu mata yang disebut bagian siliaris kelopak mata. Dari
margin medial menuju ke papila yang tidak memiliki bulu mata
membentuk bagian lakrimal bulu mata.3

Ketika melihat lurus ke depan, kelopak mata atas menutupi


bagian atas dari kornea sekitar 2 sampai 3 mm, dimana kelopak mata
bawah hanya menutupi sampai di limbus. Ketika mata ditutup,
kelopak mata atas menutupi seluruh bagian kornea. Malposisi pada
kelopak mata bawah adalah umum, terutama pada orang tua.
Ektropion adalah bergulir keluarnya kelopak mata bawah sehingga
tidak lagi kontak dengan kornea. Sedangkan entropion
menggambarkan inversi kelopak mata yang dapat menyebabkan bulu
mata mengarah ke dalam (trikiasis) yang dapat menyebabkan iritasi
kornea.3

Setiap margin kelopak mata tebalnya 2 sampai 3 mm. 2/3


anterior dari kelopak mata merupakan kulit dan 1/3 posterior
merupakan mukosa konjunctiva. Sebuah garis abu-abu yang tajam
terletak anterior dari mucocutaneous junction, berhubungan dengan
lokasi dari bagian siliaris dari orbicularis oculi dan merupakan
surgical landmark, karena insisi pada titik ini menyebabkan kelopak
mata terpisah menjadi lamela anterior dan posterior. Bulu mata
terletak di depan garis abu-abu dan muara sirkular kelenjar tarsal
(kelenjar meibom) terletak di belakangnya.4

Kelopak mata terdiri atas tujuh lapisan. Dari superficial ke


dalam terdapat lapisan kulit dan jaringan subkutan, lapisan otot
orbikularis okuli, septum orbita, lemak orbita, lapisan otot retraktor,
jaringan fibrosa (tarsus), dan lapisan membrane mukosa (konjungtiva
palpebrae).1

8
Gambar 1. Anatomi Palpebra.

2.2 Anatomi Bulu Mata

Bulu mata (dalam bahasa Yunani : blepharo) adalah rambut-


rambut pendek, halus dan melengkung yang terdiri dari 2 sampai 3
lapisan yang tumbuh pada tepi kelopak mata. Bulu mata berfungsi
melindungi bola mata dari debris dan benda asing. 3,5 Bulu mata
kelopak mata bagian atas lebih panjang, lebih banyak, dan
melengkung keatas dimana bulu mata kelopak mata bagian bawah
lebih pendek, lebih sedikit dan melengkung ke bawah sehingga tidak
saling bertemu dan mengganggu ketika kedua kelopak mata ditutup.5

Pada fase embryo, bulu mata tumbuh dari jaringan ektoderm


pada umur kehamilan 22 sampai 26 minggu. Bulu mata membutuhkan
waktu 7 sampai 8 minggu untuk tumbuh kembali setelah dicabut tetapi
penyabutan bulu mata secara terus-menerus dan konstan dapat
menyebabkan kerusakan permanen. Warna bulu mata dapat berbeda
dari rambut pada umumnya, walaupun mereka dapat berwarna lebih
gelap pada seseorang dengan rambut warna gelap dan berwarna lebih
terang pada orang dengan rambut warna terang.3,5

Beberapa penyakit dan kelainan pada bulu mata yaitu 1)


Madarosis, adalah kehilangan bulu mata dapat merupakan kelainan
kongenital atau akibat infeksi seperti leprosy, alopecia totalis dll. 2)
Blepharitis, adalah peradangan kronik pada kelopak mata dengan

9
tingkat keparahan yang bervariasi. Kelopak mata menjadi merah dan
gatal, kulit kelopak mata menjadi menebal dan dapat menyebabkan
bulu mata rontok. 3) Distichiasis, adalah pertumbuhan abnormal dari
bulu mata pada beberapa area dari kelopak mata. 4) Trichiasis, adalah
pertumbuhan bulu mata ke dalam yang dapat menggosok kornea dan
konjunctiva dapat menyebabkan iritasi. 5) Hordeolum eksterna, adalah
peradangan purulen folikel bulu mata, kelenjar Zeis dan kelenjar Moll
sekitar pada kelopak mata. 6) Trikotilomania, adalah kelainan berupa
keinginan untuk mencabut rambut kepala, bulu mata, dll. 7) Demodex
folliculorum, adalah sejenis tungau yang hidup di bulu mata dan
folikel rambut, dan sekitar 98 % orang mempunyai tungau ini.
Terkadang, tungau ini dapat menyebabkan blepharitis. 3,5,6

2.3 Definisi Trikiasis

Trikiasis adalah suatu keadaan dimana bulu mata mengarah pada


bola mata yang akan menggosok kornea atau konjungtiva.1

Gambar 2. Trikiasis.

2.4 Etiologi

Setiap orang dapat terjadi trikiasis, namun umumnya lebih


sering terjadi pada orang dewasa. Trikiasis dapat disebabkan oleh
infeksi pada mata, peradangan pada palpebra, kondisi autoimun, dan
trauma. Proses penuaan juga merupakan penyebab umum terjadinya
trikiasis, karena kulit yang kehilangan elastisitas.7

10
Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan resiko terjadinya
trikiasis sebagai berikut : 1) Idiopatik. 2) Blefaritis kronik : Margo
palpebra meradang, menebal, berkrusta, erythem dengan secret ringan
dan telangiektasis pembuluh darah. 3) Sikatriks : Dapat diakibatkan
oleh luka palpebra oleh trauma. 4) Epiblepharon, penyakit kongenital
yang terjadi dimana jaringan longgar di sekitar mata membentuk
lipatan yang abnormal kulit dan otot pretarsal, menyebabkan bulu
mata mengarah ke dalam. 5) Trachoma, suatu konjunctivitis folikular
kronik yang berkembang hingga terbentuknya jaringan parut. Pada
kasus yang berat, trikiasis dapat terjadi akibat jaringan parut yang
berat. 6) Penyakit-penyakit lainnya yang dapat mengenai kulit dan
membran mukosa seperti Steven Johnson Syndrome dan cicatrical
pemphigoid.1,2,7

Selain dari penyakit-penyakit diatas, pentingnya membedakan


tipe-tipe kelainan dari bulu mata yang dapat menyebabkan trikiasis,
dimana penatalaksanaannya dapat berbeda tergantung dari
penyebabnya. Pembagian trikiasis berdasarkan kelainan bulu mata
yaitu sebagai berikut : 1) Acquired metaplastic eyelashes. Biasanya
disebabkan peradangan kelopak mata seperti meibomitis atau trauma
akibat pembedahan, dimana epitel kelenjar meibom mengalami
perubahan metaplastik menjadi folikel rambut. Hal ini menyebabkan
pertumbuhan bulu mata lebih posterior daripada normal dimana dapat
mengarah ke belakang. 2) Congenital metaplastic eyelashes. Kelainan
kongenital dimana kelenjar meibom menjadi multipoten berkembang
menjadi folikel-folikel rambut. Barisan kedua dari bulu mata tumbuh
dari permukaan kelenjar meibom. Bulu mata yang tumbuh tersebut
mengarah secara vertikel, dan pada anak-anak dapat ditoleransi
dikarenakan oleh adanya tear film yang bagus dan sedikit mengurangi
sensasi kornea. 3) Misdirected eyelashes. Pertumbuhan bulu mata
yang normal, namun akibat dari sedikit jaringan parut pada margin
kelopak mata menyebabkan perubahan arah dari bulu mata ke dalam.

11
4) Marginal entropion. Pembalikan dari margin kelopak mata akibat
dari proses parut dari lamela posterior kelopak mata.7,8,9

2.4

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, H. Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata, Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
2. Anonymous. Entropion-eyelids that turn it. American asociaty of
Ophthalmic and Reconstruction of Surger7, 2005.
3. Anonymous. Eye anatomy (online) available at
www.medicinestuffs.blogspot.com
4. Anonymous. Entropion. Crescent Veterinary Clinic, tanpa tahun.
5. .
6. .
7. Sodhi PK, Yadava U, Pandey RM, Mehta DK. Modified grey line split
with anterior lamellar repositioning for treatment of cicatricial lid
entropion. Ophthalmic surgery lasers 2002; 33: 169-74
8. Mandal AK, Honavar SG, Gothwal VK. The association of unilateral
congenital glaucoma and congenital lower lid entropion: causal or casual?
Ophthalmic surg lasers 2001; 32: 149-51
9. Park MS, Chi MJ, Baek SH. Clinical study of single-suture inferior
retractor repair for involutional entropion. Ophthalmologica 2006; 220:
327-31.

12

Anda mungkin juga menyukai