Oleh:
Oktaviani Angella Budiman
11.2015.418
Pembimbing :
dr. Michael I. L., Sp.M
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU PENYAKIT MATA
Rumah Sakit Family Medical Center-Sentul
Tanda Tangan
Nama : Oktaviani Angella Budiman
NIM : 11-2015-418
Dr. Pembimbing : dr. Michael I. L., Sp.M -------------------
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Juni 1971
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Alamat : KP Panjang RT 02/07, Depok
Tanggal Pemeriksaan : 16 Juni 2016
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis pada tanggal 16 Juni 2016 pukul 13:00 WIB
Keluhan Utama:
Mata kering sejak 1 bulan yang lalu.
B. STATUS OPTHALMOLOGIS
KETERANGAN OD OS
1. VISUS
Visus 1.0 1.0
Koreksi - -
Addisi +1.00 +1.00
Distansi pupil 60
Kacamata Lama - -
4. KONJUNGTIVA BULBI
Sekret Tidak Ada Tidak ada
Injeksi Konjungtiva Tidak Ada Tidak ada
Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada
Pendarahan Subkonjungtiva Tidak ada Tidak ada
Pterigium Ada Tidak ada
Pinguekula Tidak ada Ada
Nevus Pigmentosus Tidak ada Tidak ada
Kista Dermoid Tidak ada Tidak ada
5. SKLERA
Warna Putih Putih
Ikterik Tidak Ada Tidak ada
6. KORNEA
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Rata Rata
Sensibilitas Baik Baik
Infiltrat Tidak ada Tidak ada
Keratik Presipitat Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arkus Senilis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
8. IRIS
Warna Coklat Coklat
Kripte Ada ada
9. PUPIL
Letak Ditengah Ditengah
Bentuk Bulat Bulat
Refleks Cahaya Langsung + +
Refleks Cahaya Tak Langsung + +
10. LENSA
Kejernihan Keruh Keruh
Letak Di tengah Di tengah
Shadow test Positif Positif
11. FUNDUS
Kejernihan Jernih Jernih
12. PAPIL
Rasio Arteri:Vena 1/3 1/3
C/D Rasio 0,3 0,3
Batas Tegas Tegas
Warna Jingga Jingga
Bentuk Bulat Bulat
13. MACULA
Reflek Cemerlang Cemerlang
Letak Temporoinferior Temporoinferior
14. RETINA
Eksudat Tidak ada Tidak ada
Pendarahan Tidak ada Tidak ada
Flame shape Tidak ada Tidak ada
V. RESUME
Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke poliklinik mata dengan keluhan mata
kering sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan mata merah dan penglihatan yang
buram seperti melihat bayangan. Pasien mengaku sering mengusap matanya dan hanya
beristirahat atau tidur saat merasa matanya merah dan kering. Pasien tidak menggunakan obat
maupun berobat ke dokter mata untuk memeriksakan matanya. Pasien mengaku tidak ada
riwayat pemakaian kacamata sebelumnya. Tidak adanya riwayat penyakit hipertensi, diabetes
melitus pada pasien, juga tidak ada riwayat alergi, tidak merokok dan tidak minum alkohol.
Frekuensi makan teratur tiga kali sehari, pasien juga sering mengkonsumsi sayuran serta
makanan berlemak seperti gorengan. Pasien juga mengaku bahwa sering terpapar udara dan
matahari karena sering melakukan aktivitas di luar rumah dan sering bepergian.
Trigliserida (TG). Trigliserida adalah tipe lemak lain dalam darah.Level TG yang
tinggi umumnya menunjukkan bahwa anda makan lebih banyak kalori daripada kalori
yang dibakar untuk aktivitas, karena itu level TG biasanya tinggi pada pasien yang
gemuk atau pasien diabetes. Makanan tinggi karbohidrat (gula sederhana) atau alkohol
dapat menaikkan TG secara bermakna. Idealnya level trigliserida haruslah <150 mg/dL
(1.7 mmol/L). American Heart Association (AHA) merekomendasikan bahwa level TG
untuk kesehatan jantung optimal adalah 100 mg/dL (1.1 mmol/L). 1
Schimers Test
Tes ini dilakukan dengan mengeringkan film air mata dan memasukkan strip Schirmer
(kertas saring Whatman No.41) ke dalam fornix posterior dari palpebra inferior. Bagian
basah yang terpapar diukur lima menit setelah dimasukkan. Panjang bagian basah kurang
dari 10 mm tanpa anastesi dianggap abnormal. Bila dilakukan tanpa anastesi, tes ini
mengukur fungsi kelenjar lakrimal utama, yang aktivitas sekresinya dirangsang oleh
iritasi kertas saring itu. Tes Schirmer yang dilakukan setelah anastesi topical (tetracaine
0,5 %) mengukur fungsi kelenjar lakrimal tambahan. Kurang dari 5 mm dalam 5 menit
adalah abnormal. Tes Schirmer adalah tes saringan bagi penilaian produksi air mata.
Dijumpai hasil false-positive dan false-negatife. Hasil rendah kadang-kadang
dijumpai pada orang normal, dan tes normal dijumpai pada mata kering, terutama yang
sekunder terhadap defisiensi musin.2
TFBUT (Tear Film Break-Up Time) Test
Pengukuran tear film break-up time kadang-kadang berguna untuk memperkirakan
kandungan musin dalam cairan mata. Kekurangan musin mungkin tidak mempengaruhi
tes Schirmer namun dapat berakibat tidak stabilnya film airmata. Ini yang menyebabkan
lapisan itu cepat pecah. Bintik-bintik kering terbentuk dalam film airmata, sehingga
memaparkan epitel kornea atau konjungtiva. Proses ini pada akhirnya merusak sel-sel
epitel, yang dapat dipulas bengal rose. Sel-sel epitel yang rusak dilepaskan dari kornea,
meninggalkan daerah-daerah kecil yang dapat dipulas, bila permukaan kornea dibasahi
flurescein. Tear film break-up time dapat diukur dengan meletakkan secarik kertas
berflurescein pada konjungtiva bulbi dan meminta pasien berkedip. Film airmata
kemudian diperiksa dengan bantuan saringan cobalt pada slitlamp, sementara pasien
diminta agar tidak berkedip. Waktu sampai munculnya titik-titik kering yang pertama
dalam lapis flurescein kornea adalah tera film break-up time. Normalnya tidak lebih
dari 10 detik, namun akan berkurang nyata oleh anastetika lokal, memanipulasi mata,
atau dengan menahan palpebra agar tetap terbuka. Waktu ini lebih pendek pada mata
dengan defisiensi aqueous pada airmata dan selalu lebih pendek dari normalnya pada
mata dengan defisiensi musin. 2
Topografi kornea
Topografi kornea adalah peta yang menyediakan informasi terinci mengenai
kelengkungan kornea. Menggunakan komputer yang sangat canggih dan perangkat
lunak, ribuan pengukuran diambil dan dianalisis dalam hitungan detik. Komputer
menghasilkan peta warna dari data. Informasi ini berguna untuk mengevaluasi dan
mengoreksi astigmatisme, memantau penyakit kornea, dan mendeteksi penyimpangan
dalam bentuk kornea. Peta tersebut ditafsirkan seperti peta topografi lainnya. Nuansa biru
dan hijau yang sejuk mewakili daerah datar kornea, sedangkan nuansa oranye dan merah
yang hangat mewakili daerah curam. Peta kornea ini memungkinkan dokter untuk
merumuskan perspektif tiga dimensi bentuk kornea, yang bermanfaat untuk perencanaan
bedah refraktif, mengepaskan lensa kontak, dan menghitung kekuatan lensa intraokular. 2
VIII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa:
Tabel 1. Algoritma penalaksanaan DKM berdasarkan pendekatan gejala klinis.3
Derajat Gejala klinis Tatalaksana
1 Tidak ada keluhan mata tidak nyaman, Informasi kepada pasien tentang DKM, akibat
gatal atau silau potensial dari diet, dan efek lingkungan rumah
Tanda Klinis DKM berdasarkan atau tempat kerja terhadap air mata.
ekspresi kelenjar meibom Pertimbangan higienitas palpebra termasuk
- Perubahan Sekresi minimal : Gradasi penghangatan dan penekanan
2-4
- Ekspresibilitas : 1
3 Keluhan sedang pada rasa tidak Terapi seperti yang disebutkan pada stage 2
nyaman, gatal, dan silau plus:
Tanda klinis DKM sedang - Derivat tetrasiklin oral
- Fitur tepi palpebra : penyumbatan, - Salep lubrikasi saat tidur
vaskularitas - Terapi anti peradangan untuk mata kering
- Perubahan sekresi sedang : gradasi sesuai indikasi
8 - <13
- Ekspresibilitas : 2
IX. PROGNOSIS
OCCULI DEXTRA (OD) OCCULI SINISTRA (OS)
Ad Vitam : ad Bonam ad Bonam
Ad Fungsionam : ad Bonam ad Bonam
Ad Sanationam : ad Bonam ad Bonam
X. TINJAUAN PUSTAKA
Pterygium
Pterygium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat
degeneratif dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal
maupun temporal konjungtiva yang meluas ke kornea berbentuk segitiga dengan puncak di
bagian sentral atau di daerah kornea. Pterygium diduga disebabkan iritasi kronis akibat debu,
cahaya sinar matahari, dan udara yang panas. Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan
diduga merupakan suatu neoplasma, radang dan degenerasi. Pterygium dapat tidak
memberikan keluhan atau akan memberikan keluhan mata iritatif, merah dan mungkin
menimbulkan astigmat yang akan memberikan keluhan gangguan penglihatan. Pterygium
dapat disertai dengan keratitis pungtata dan dellen (penipisan kornea akibat kering), dan garis
besi (iron line dari Stocker) yang terletak di ujung pterygium. 7
Pinguekula
Pinguekula merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi yang ditemukan pada orang tua, terutama
yang matanya sering mendapatkan rangsangan sinar matahari, debu, angin dan panas. Letak bercak ini
pada celah kelopak mata terutama dibagian nasal. Pinguekula merupakan degenerasi hialin jaringan
submukosa konjungtiva. Pembuluh darah tidak masuk kedalam pinguekula akan tetapi bila meradang
atau terjadi iritasi maka sekitar bercak degenerasi ini akan terlihat pembuluh darah yang melebar. Pada
pinguekula tidak perlu diberikan pengobatan akan tetapi bila terlihat adanya tanda peradangan
(pinguekulitis) dan diberikan obat anti radang.7
DAFTAR PUSTAKA
1. Loscalzo J. Harrisons Cardiovascular medicine. United States: The McGraw-Hill
Companies Inc; 2010.p.328-9.
2. Lang GK. Ophtalmology: a short textbook. New York: Thieme; 2000.p.52,121.
3. Nichols KK, Foulks GN, Bron AJ, et al. The international workshop on meibomian gland
dysfunction: executive summary. Invest Ophthalmol Vis Sci. 2011;52(4):19221929.
4. Bron AJ, Tiffany JM. The contribution of meibomian disease to dry eye. Ocul Surf.
2004;2(2):149165.
5. Nelson JD, Shimazaki J, Benitez-del-Castillo JM, et al. The international workshop on
meibomian gland dysfunction: report of the definition and classification subcommittee.
Invest Ophthalmol Vis Sci. 2011;52(4):19301937.
6. Olson MC, Korb DR, Greiner JV. Increase in tear film lipid layer thickness following
treatment with warm compresses in patients with meibomian gland dysfunction. Eye
Contact Lens. 2003;29(2):9699.
7. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI; 2009.