Disusun Oleh :
Margarita Terfina Masneno
112017171
Dosen Pembimbing :
dr. Michael Indra Lesmana, Sp.M
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Agama : Islam
Seorang perempuan usia 41 tahun datang ke RS FMC dengan keluhan mata kanan dan
kiri kabur. Keluhan lain adalah pengelihatan yang buram, tampak seperti berkabut, dan
pengelihatan silau. Pengelihatan silau terutama dirasakan saat siang hari jika ada sumber
cahaya. Keluhan seperti nyeri, gatal, mata berair, mata merah, bengkak, pusing dan muntah
disangkal.
Pasien memiliki riwayat operasi katarak mata kanan bulan November 2017 dan mata
kiri bulan Desember 2017. Pasien menyangkal riwayat diabetes dan hipertensi.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Mulut : Normal
THT : Normal
Ekstremitas : Normal
Status Oftalmologis
Keterangan OD OS
1. VISUS
3. SUPERSILIA
6. KONJUNGTIVA BULBI
8. KORNEA
10. IRIS
Ukuran ±3 mm ±3 mm
12. LENSA
14. PALPASI
IV.PEMERIKSAAN PENUNJANG
V.RESUME
Seorang perempuan usia 41 tahun datang ke RS FMC dengan mata kanan dan kiri
perlahan-lahan kabur. Keluhan lain adalah pengelihatan yang buram, tampak seperti
berkabut, dan pengelihatan silau. Pengelihatan silau terutama dirasakan saat siang hari jika
ada sumber cahaya dan membaik saat malam. Pasien memiliki riwayat operasi katarak mata
kanan dan kiri.
OD KETERANGAN OS
0.63 Visus 0.63
Keruh Kejernihan Lensa Keruh
Negatif Shadow Test Negatif
Tidak Funduskopi Tidak dilakukan
dilakukan
VI. DIAGNOSIS KERJA
VII. PENATALAKSANAAN
Laser Nd-YAG
Polidemicin ED fl No.I S4 dd gtt 1 ODS
VIII. PROGNOSIS
OD OS
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Posterior Capsule Opacity atau Posterior Capsule Opacification (PCO)
atau dikenal juga sebagai katarak sekunder adalah katarak yang terjadi akibat
terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal. PCO merupakan
komplikasi jangka panjang yang paling utama setelah dilaksanakannya operasi
katarak. Pada anak-anak, PCO dapat timbul setelah dilakukan operasi katarak
pada kasus-kasus katarak pediatrik.1,2
II. Etiologi
Katarak sekunder merupakan fibrin sesudah suatu operasi EKEK atau
sesudah trauma yang memecah lensa. PCO paling cepat dapat terlihat setelah 2
hari prosedur Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular (EKEK). PCO terjadi akibat
proliferasi, pertumbuhan, migrasi dan trandiferensiasi dari sisa lensa yang
terdapat pada kapsul posterior. Bentuk lain yang merupakan proliferasi epitel
lensa pada katarak sekunder berupa mutiara Elsching dan cincin Soemmering.3,4
Cincin Soemmering mungkin akan bertambah besar oleh karena daya
regenerasi epitel yang terdapat di dalamnya. Cincin Soemmering terjadi akibat
kapsul anterior yang pecah dan traksi kearah pinggir-pinggir melekat pada
kapsula posterior meninggalkan daerah yang jernih di tengah, membentuk
gambaran cincin. Pada cincin ini tertimbun serabut lensa epitel yang
berproliferasi.5,6
Mutiara Elschnig adalah epitel subkapsular yang berproliferasi dan
membesar sehingga tampak sebagai busa sabun atau telur kodok, Elsching
pearl ini mungkin akan menghilang dalam beberapa tahun oleh karena pecah
dindingnya. Katarak sekunder merupakan fibrin sesudah suatu operasi Ekstraksi
Katarak Ekstra Kapsular (EKEK) atau sesudah trauma yang memecah lensa.
PCO paling cepat dapat terlihat setelah 2 hari prosedur EKEK. PCO terjadi
akibat proliferasi, pertumbuhan, migrasi dan trandiferensiasi dari sisa lensa
yang terdapat pada kapsul posterior. Bentuk lain yang merupakan proliferasi
epitel lensa pada katarak sekunder berupa mutiara Elsching dan cincin
Soemmering.6,7
III. Patogenesis
Pada lensa yang normal, sel epitel lensa terbatas pada permukaan anterior
didaerah pertengahan lensa (Gambar 2.1). Baris tunggal sel kuboid ini dibagi
dalam 2 zona biologis yang berbeda, yaitu:8,9
Meskipun kedua tipe sel (sel zona anterior-sentral dan sel pada daerah
busur equatorial) sama-sama berpotensi menghasilkan kekeruhan visual, namun
kasus PCO klasik tersering disebabkan oleh proliferasi dari sel equatorial.
Berbeda dengan lesi dari kapsul anterior (sel A) yang disebabkan oleh
fenomena yang berhubungan dengan fibrosis, sel E cenderung membentuk sel
yang berdiferensiasi menjadi mutiara (sel bladder) dan korteks. Sel E juga
berperan dalam pembentukan cincin soemmering’s. Cincin soemmering’s
merupakan lesi berbentuk donat yang biasanya terbentuk akibat ruptur dari
kapsul anterior, yang pertama kali dijelaskan dalam kaitannya terhadap
trauma okular. Dasar patogenesis dari cincin soemmering’s adalah ruptur
kapsul anterior lensa diikuti keluarnya nukleus dan sebagian material pusat
lensa. Sisa-sisa dari korteks yang dikeluarkan berubah menjadi mutiara
Elsching. Cincin soemmering’s sebenarnya terbentuk setiap kali dilakukan
EKEK baik secara manual maupun secara otomatis atau
denganfakoemulsifikasi. Material ini berasal dari proliferasi sel E di daerah
busur lensa pada garis pertengahan(equatorial). Sel ini mampu untuk
berproliferasi dan bermigrasi ke posterior melalui axis visual sehingga
menimbulkan kekeruhan pada kapsul posterior.
Jenis sel lain selain sel epitel lensa bisa jadi berperan dalam PCO, seperti
halnya EKEK selalu berhubungan dengan kerusakan beberapa sawar darah
aqueous, sel inflamasi, eritrosit, dan banyak mediator inflamasi lainnya yang
dilepaskan ke cairan aqueous/aqueous humor. Keparahan dari respon inflamasi
ini dapat dieksaserbaasi oleh IOL. Benda asing ini memicu respon imun tipe 3
yang melibatkan banyak tipe sel berbeda, termasuk leukosit polimorfonuklear,
sel giant, dan fibroblast. Deposit kolagen pada IOL dan kapsul dapat
menyebabkan kekeruhan dan juga kerut halus pada kapsul posterior. Namun
demikian pada kebanyakan kasus, respon inflamasi ini tidak signifikan secara
klinis.
IV. Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan pada pasien setelah menjalani operasi EKEK
ataupun setelah suatu trauma pada mata, yang mengakibatkan penglihatan
menjadi semakin kabur, juga rasa silau bila melihat cahaya. Dan jika dilakukan
pemeriksaan, melalui pupil yang didilatasikan dengan menggunakan
oftalmoskop, kaca pembesar, atau slit lamp, akan tampak gelembung-
gelembung kecil pada daerah belakang lensa, atau dapat ditemukan gambaran
mutiara Elsching maupun cincin Soemmering pada kapsul posterior lensa. Pada
tes tajam penglihatan didapatkan visus yang menurun.11
V. Terapi
VI. Pencegahan
Dr. Apple telah mengidentifikasi enam faktor penting dalam pencegahan
PCO :5,7
1. Tiga faktor bedah :
a. Pembersihan kortikal dengan peningkatan hydrodissection
b. Diameter curvilinear capsulorhexis lebih kecil dibandingkan
dengan optic IOL
c. Fiksasi posterior chamber IOL
2. Tiga faktor terkait IOL :
a. Geometri IOL: bentuk persegi, tepi terpotong
b. Biokampatibilitasa dari biomaterial IOL (stimulasi dari
proliferasi IOL)
c. Kontak maksimal antara IOL dengan kapsul posterior
VII. Komplikasi
a. Naiknya tekanan intraokuler sementara
b. Kerusakan lensa intraokuler
c. Ruptur muka hialoid anterior dengan penggeseran depan vitreous
menuju kamera anterior
d. Pada mata afakia, ruptur muka vitreous dengan pergeseran vitreous ke
anterior cenderung menimbulkan abrasi retina regmatogen atau edema
makula sistoid
VIII. Prognosis
Operasi katarak umumnya aman. Tetapi bagimanapun hasil dan
komplikasi operasi tidak dapat dipastikan. Penglihatan setelah operasi
tergantung dengan kondisi kesehatan mata. Umumnya pasien merasa puas
karena penglihatan membaik, tetapi sebagian kecil pasien merasa terganggu
dengan adanya efek samping pada lensa intraokular yang ditanam karena
adanya halo, merasa ada banda asing yang berterbangan, atau bayangan.15
DAFTAR PUSTAKA