Anda di halaman 1dari 41

Status pasien

IDENTITAS PASIEN Nama lengkap : Nn. L Umur : 21 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : Mahasiswi Alamat : Temanggung Tanggal pemeriksaan : 23 Juli 2013

Keluhan Utama: Terdapat benjolan di kelopak mata atas pada mata sebelah kiri.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan utama terdapat benjolan di kelopak mata atas pada mata sebelah kiri. Benjolan tersebut timbul sejak 4 bulan yang lalu, pada awalnya benjolannya besar dan terdapat nanah, kelopak mata seperti membengkak, mengganjal dengan rasa sakit, merah dan nyeri bila ditekan, lalu pasien pergi ke dokter untuk berobat, lalu oleh dokter diberi salep mata, lalu benjolan tersebut mengecil namun menjadi keras, benjolan terlihat tidak memerah dan tidak nyeri. Pasien mengaku tidak terdapat gangguan dalam penglihatan dan tidak demam. Pasien mengaku sebelumnya pernah mengalami keluhan seperti ini pada mata kanan 1 tahun yang lalu, lalu sudah diperiksakan ke dokter dan dilakukan tindakan operatif, lalu oleh dokter pasien tidak boleh mengkonsumsi mie dan telur, namun 4 bulan yang lalu pasien mengkonsumi mie dan telur lalu tidak

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat menderita penyakit seperti ini sebelumnyadiakui. Riwayat alergi terhadap makanan diakui (mie dan telur) Riwayat operasi pada mata disangkal. Riwayat trauma pada mata disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga:


Ibu penderita pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Riwayat Pemakaian Obat Pasien pernah berobat ke dokter dan diberi salep mata oleh dokter namun belum mengalami perbaikan. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien adalah seorang mahasiswi. Biaya ditanggung orangtua. Kesan ekonomi cukup.

Pemeriksaan fisik

STATUS GENERALIS Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis Tanda Vital : Tekanan Darah : 100/60 mmHg Nadi : 74 kali/menit Pernapasan : 20 kali/menit Suhu : 36,5C Status gizi : Baik

Status Oftalmologi
Gambar : OS OD

OCULUS DEXTER (OD)

PEMERIKSAAN

OCULUS SINISTER (OS)

6/6

Visus

6/6

Gerak bola mata normal, tidak ditemukan pseudoptosis, tidak ditemukan proptosis atau
Bulbus okuli

Gerak bola mata normal, terdapat pseudoptosis, tidak ditemukan proptosis atau eksoftlamus Superior Terdapat benjolan, teraba keras, tidak hiperemis, tidak berbenjolbenjol Tidak nyeri tekan , tidak terdapat bintik berwarna keputihan atau kekuningan pada benjolan, dan tidak didapatkan material rambut atau material seperti tulang dan jaringan saraf, tidak ditemukan adanya trikiasis

eksoftlamus Superior Tidak terdapat benjolan, Tidak hiperemis, Tidak nyeri tekan, tidak ditemukan adanya trikiasis Inferior Tidak terdapat benjolan, Tidak hiperemis, Tidak nyeri tekan, tidak ditemukan adanya trikiasis

Palpebra

palpebra

Inferior Tidak terdapat benjolan, Tidak hiperemis, Tidak nyeri tekan, tidak ditemukan adanya trikiasis

Tidak ada benjolan pada konjungtiva palpebra superior, Tidak hiperemi, tidak terdapat injeksi siliar, tidak terdapat injeksi konjungtiva, tidak terdapat sekret Jernih, tidak edema, tidak
ada infiltrat, tidak ada sikatrik

Konjungtiva

Pada konjungtiva palpebra superior terdapat benjolan, berwarna merah, tidak nyeri tekan, tidak terdapat injeksi siliar, tidak terdapat injeksi konjungtiva, tidak terdapat sekret Jernih, tidak edema, tidak
ada infiltrat, tidak ada sikatrik

Kornea

Jernih, Kedalaman cukup, tidak ada hipopion

Camera Oculi Anterior (COA)

Jernih, Kedalaman cukup, tidak ada hipopion,

Kripta normal, warna coklat, tidak ada edema,


Iris

Kripta normal, warna coklat, tidak ada edema,

Bentuk bulat, diameter 2mm, reflek pupil langsung/tidak langsung (+/+), Pupil

Bentuk bulat, diameter 2mm, reflek pupil langsung/tidak langsung (+/+),

isokhoris (+)
Jernih, iris shadow (-) Jernih Lensa Corpus vitreum

isokhoris (+)
Jernih, iris shadow (-) Jernih

+ cemerlang
Papil nervus opticus : merah muda, batas tegas, Vasa : AVR 2:3 Makula lutea : cemerlang Retina : dalam batas normal,

Fundus reflek

+ cemerlang
Papil nervus opticus : merah muda, batas

Funduskopi

tegas,tidak ditemukan edema papil. Vasa : AVR 2:3

Makula lutea : cemerlang


Retina : dalam batas normal

Normal

TIO

Normal

Usulan Pemeriksaan Penunjang


Analisa lipid Kultur Biopsi/histopatologik Pencitraan fotografik infra merah dari kelenjar Meibom Topografi kornea

Diagnosis Banding
Oculus Sinister :

Kalazion : dipertahankan. Karena pada pasien ditemukan adanya benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan dan adanya pseudoptosis. Dan ketika palpebra dibalik, konjungtiva palpebra superior menonjol merah. Hordeolum : disingkirkan. Pada hordeolum nampak ada benjolan dikelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan, kadang terdapat bintik berwarna keputihan atau kekuningan disertai dengan pembengkakan kelopak mata, terasa mengganjal, nyeri tekan. Selulitis Orbita : disingkirkan. Pada selulitis didapatkan gejala demam, mata merah, kelopak sangat edema dan kemotik, mata proptosis atau eksoftalmus, diplopia, sekit terutama bila digerakan dan tajam penglihatan menurun. Dan pada retina

Karsinoma kelenjar sebasea: disingkirkan. Karena pada karsinoma terdapat nodul kecil pada kelopak mata, tidak sakit, keras, ditemukan proptosis, strabismus dan visus terganggu. Adenokarsinoma : disingkirkan. Karena pada adenokarsinoma didapatkan benjolan yang keras, tidak terfiksir pada kulit akan tetapi pada jaringan dibawahnya, dan ditemukan adanya proptosis, strabismus dan penurunan visus. Kista dermoid : disingkirkan. Karena pada kista dermoid ditemukan adanya pembengkakan pada daerah orbita disertai adanya proptosis biasanya unilateral, strabismus, visus terganggu, dan pada pemeriksaan funduskopi terlihat pembengkakan pada papil saraf optikus. Pada perabaan, permukaannya halus, konsistensi lunak, berwarna kuning dan kenyal.Secara makroskopis isi kista berupa material

Diagnosis Kerja OS Kalazion

Terapi
Terapi medikamentosa Topical : Antibiotik Gentamycin Zalf mata S 3dd zalf OS Oral : Antibiotik : Amoxycilin tab 500 mg ( 3 x 1) Parenteral : Dilakukan ekskokleasi kalazion Terapi nonmedikamentosa Kompres hangat

Edukasi

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang sedang dialami pasien adalah peradangan di kelopak mata yang dapat disebabkan oleh karena stress, kebersihan kelopak mata yang kurang dijaga, dan alergi, misalnya alergi terhadap makanan tertentu seperti mie, telur. Oleh karena itu, dianjurkan untuk menghindari faktor-faktor penyebab. Apabila timbul kembali keluhan serupa segera berobat ke dokter. Karena meskipun sudah dilakukan tindakan operatif, keluhan tersebut dapat muncul kembali apabila faktor-faktor penyebab tidak dihindari.

Edukasi

Menjelaskan pada pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter Menjelaskan pada pasien dapat, bahwa pasien dapat melakukan terapi dirumah dengan kompres hangat pada daerah yang membengkak selama 4 kali sehari 5-10 menit, dan pada daerah yang membengkak tidak boleh digaruk.

Prognosis
OD OS

Quo ad vitam Quo ad sanam


Quo ad fungsionam Quo ad visam Quo ad kosmeticam

Ad Bonam Dubia ad Bonam


Ad Bonam Ad Bonam Ad Bonam

Ad Bonam Dubia Ad Bonam


Ad Bonam Ad Bonam Ad Bonam

Komplikasi
Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan kehilangan bulu mata. Kalazion yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya keganasan. Astigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea. Kalazion yang drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi prolapsus diatas konjungtiva atau kulit.

Rujukan
Dalam kasus ini tidak dilakukan Rujukan ke Disiplin Ilmu Kedokteran Lainnya karena dari hasil pemeriksaan klinis tidak didapatkan kelainan yang berhubungan dengan Disiplin Ilmu Kedokteran Lainnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Palpebra

Kelopak mata atau palpebra di bagian depan memiliki lapisan kulit yang tipis, sedangkan di bagian belakang terdapat selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva palpebra. Pada kelopak terdapat bagian-bagian berupa kelenjar-kelenjar dan otot. Kelenjar yang terdapat pada kelopak mata di antaranya adalah kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeiss pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus yang bermuara pada margo palpebra. Sedangkan otot yang terdapat pada kelopak adalah M. Orbikularis Okuli dan M. Levator Palpebra. Palpebra diperdarahi oleh Arteri Palpebra. Persarafan sensorik kelopak mata atas berasal dari ramus frontal n. V, sedangkan kelopak mata bawah dipersarafi oleh cabang ke II n. V (n.maksilaris).

Pada kelopak terdapat bagian-bagian: 1. Kelenjar : Kelenjar Assesoria (Tambahan) : Krause & wolfring, dibawah konjungtiva palpebra, menghasilkan komponen air (lapisan tengah air mata) Kelenjar Moll atau Kelenjar Keringat Kelenjar Zeis pada pangkal rambut, berhubungan dengan folikel rambut dan juga menghasilkan sebum Kelenjar Meibom (Kelenjar Tarsalis) terdapat di dalam tarsus. Kelenjar ini menghasilkan sebum (minyak/lapisan terluar air mata) 2. Otot-otot Palpebra: M. Orbikularis Okuli Berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. Orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N.

M. Levator Palpebra Bererigo pada Anulus Foramen Orbita dan berinsersi pada Tarsus Atas dengan sebagian menembus M. Orbikularis Okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Otot ini dipersarafi oleh N. III yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata. 3. Di dalam kelopak mata terdapat : Tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra Septum Orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (tediri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak mata atas

Konjungtiva palpebra yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan melakukan eversi kelopak.Konjungtiva palpebra melalui forniks menutup bulbus okuli. Konjungtiva merupakan membrane mukosa yang mempunyai sel goblet yang menghasilkan musin.

Gerakan palpebra : Menutup Kontraksi M. Orbikularis Okuli (N.VII) dan relaksasi M. Levator Palpebra superior. M. Riolani menahan bgn belakang palpebra terhadap dorongan bola mata. Membuka Kontraksi M. Levator Palpebra Superior (N.III). M. Muller mempertahankan mata agar tetap terbuka. Proses Berkedip (Blink): Refleks (didahului oleh stimuli) dan Spontan (tidak didahului oleh stimuli) Kontraksi M.

Definisi
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis tersebut. Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan parut lainnya.

Etiologi
Kalazion disebabkan oleh minyak dalam kelenjar terlalu pekat untuk mengalir keluar kelenjar atau saluran kelenjar minyak yang tersumbat. Oleh karena tidak dapat mengalir keluar, produksi minyak tertimbun di dalam kelenjar dan membentuk tembel di palpebra. Kelenjar dapat pecah,mengeluarkan minyak ke jaringan palpebra sehingga menyebabkan inflamasi dan kadang-kadang jaringan parut

Faktor resiko
Belum diketahui dengan pasti factor resiko apa yang menyebabkan terjadinya kalazion. Hygiene palpebra yang buruk mungkin dapat dihubungkan dengan kalazion meskipun perannya masih perlu dibuktikan. Stress juga sering dihubungkan dengan kalazion namun stress belum dibuktikan sebagai penyebab dan mekanisme stress dalam menyebabkan kalazion belum diketahui.

Patofisiologi
Kalazion adalah peradangan noninfeksi granulomatosa pada kelenjar Meibom. Nodul kalazion terdiri dari berbagai jenis sel imun yang responsif terhadap steroid, termasuk makrofag jaringan ikat yang dikenal sebagai histiosit, sel-sel raksasa multinukleat, sel plasma, leukosit PMN, dan eosinofil. Kalazion mungkin merupakan agregasi sisa sel-sel inflamasi setelah infeksi kelopak mata seperti hordeolum dan selulitis preseptal, atau mungkin berkembang dari retensi sekresi kelenjar Meibom Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik yang menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum, begitupun sebaliknya.

Gejala Klinik

Kalazion akan memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut Awalnya, gejala kalazion mungkin menyerupai hordeolum. Setelah beberapa hari, gejala-gejala awal hilang, tanpa rasa sakit, tumbuh lambat, benjolan tegas dalam kelopak mata. Kulit di atas benjolan dapat digerakkan secara longgar. Kalazion lebih sering terjadi pada palpebra superior dibandingkan palpebra inferior karena banyaknya jumlah kelenjar Meibom di palpebra superior Gejala yang mungkin dirasakan pasien dengan kalazion adalah sebagai berikut.

Pembengkakan di kelopak mata Kekakuan pada kelopak mata Sensitivitas terhadap cahaya Peningkatan keluarnya air mata Berat dari kelopak mata

Diagnosis

Dari anamnese diriwayatkan pembesaran dari waktu ke waktu, dan mungkin ada riwayat infeksi pada kelopak mata yg nyeri sebelum terbentuk kalazion, tapi ini tidak selalu terjadi. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi tes penglihatan masing-masing mata dan inspeksi muka, palpebra, dan mata itu sendiri. Sebagai tambahan dalam memeriksa kulit palpebra, dokter mata juga akan melihat bagian dalam palpebra superior jika tembel ada di palpebra superior Temuan klinis dan respon terhadap terapi pada pasien kalazion biasanya spesifik. Materi yang diperoleh dari kalazion menunjukkan campuran selsel inflamasi akut dan kronik.

Analisis lipid memberikan hasil asam lemak dengan rantai karbon panjang. Kultur bakteri biasanya negatif, tapi Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus, atau organisme komensal kulit lainnya bisa ditemukan. Propionibacterium acnes mungkin ada didalam isi kelenjar Pencitraan fotografik infra merah dari kelenjar Meibom dapat menunjukkan dilatasi abnormal yang tampak pada permukaan tarsal palpebra yang dieversi. Kadang saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit, untuk memastikan hal ini maka perlu dilakukan pemeriksaan

Diagnosis banding
a. Selulitis Orbita Selulitis orbita merupakan peradangan supuratif jaringan ikat longgar intraorbita di belakang septum orbita. Selulitis orbita akan memberikan gejala demam, mata merah, kelopak sangat edema dan kemotik, mata proptosis, atau eksoftalmus diplopia, sakit terutama bila digerakkan, dan tajam penglihatan menurun bila terjadi penyakit neuritis retrobulbar. Pada retina terlihat tanda stasis pembuluh vena dengan edema papil.

b. Hordeolum Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Dikenal bentuk hordeolum internum dan eksternum. Horedeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Gejalanya berupa kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan. Hordeolum eksternum atau radang kelenjar Zeis atau Moll akan menunjukkan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak (Mardiana & Roza, 2011)

Kista dermoid Kista dermoid merupakan suatu massa kistik yang dilapisi oleh epitel gepeng disertai adanya struktur adneksa seperti kelenjar sebasea, rambut, folikel rambut,serta struktur lain seperti tulang, otot, dan kartilago.. Pada kista dermoid ditemukan adanya pembengkakan pada daerah orbita disertai adanya proptosis biasanya unilateral, strabismus, visus terganggu, dan pada pemeriksaan funduskopi terlihat pembengkakan pada papil saraf optikus. Dari pemeriksaan makroskopis kista dermoid tampak berupa nodul intrakutan atau subkutan, soliter berukuran l - 4 cm,mudah digerakkan dari kulit diatasnya dan dari jaringan di bawahnya.Pada perabaan, permukaannya halus, konsistensi lunak dan kenyal.Secara makroskopis isi kista berupa material keratin yang berlemak dengan rambut, kadang-kadang tulang, gigi atau jaringan syaraf.

Karsinoma kelenjar sebasea Karsinoma kelenjar sebasea merupakan bisa menunjukkan gambaran klinis berspektrum luas biasanya berbentuk nodul yang kecil, keras , tidak sakit seperti kalazion. Sering kelihatan seperti kalazion yang tidak khas atau berulang, menunjukkan konsistensi yang kenyal. Karsinoma Kelenjar sebasea adalah keganasan kedua terbanyak pada palpebra. Dan pada karsinoma kelenjar sebase ditemukan proptosis, strabismus dan visus terganggu. Adenokarsinoma Adenokarsinoma merupakan keganasan yang terjadi baik berasal dari kelenjar meibom ataupun zeis. Bentuknya mirip dengan kalazion. Benjolan yang keras, tidak nyeri, bengkak, tidakterfiksasi pada kulit akan tetapi pada jaringan yang ada dibawahnya dan ditemukan adanya proptosis, strabismus dan penurunan visus.

Penatalaksanaan

Kompres hangat dengan cara menempelkan handuk basah oleh air hangat selama lima sampai sepuluh menit. Kompres hangat dilakukan empat kali sehari untuk mengurangi pembengkakan dan memudahkan drainase kelenjar. Meskipun handuk dan air harus bersih, namun tidak perlu steril. Selain itu, pasien juga bisa memijat dengan lembut area kalazion beberapa kali sehari.Namun, kalazion tidak boleh digaruk. Pemberian antibiotic diperlukan jika dicurigai adanya infeksi bakteri. Injeksi steroid di area tembel/benjolan dapat membantu meredakan inflamasi. Jika kalazion menimbulkan gejala yang berat atau tidak sembuh setelah berminggu-minggu,mungkin diperlukan operasi. Jika pembengkakan tidak berakhir dalam beberapa minggu atau muncul gejala penglihatan kabur, dokter mata akan menyarankan operasi untuk mengangkat kalazion. Jika

Komplikasi
Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan kehilangan bulu mata. Kalazion yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya keganasan. Astigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea. Kalazion yang drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi prolapsus diatas konjungtiva atau kulit.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai