PENDAHULUAN
Glaukoma neovaskuler disebabkan oleh pertumbuhan membran
fibrovaskuler yang terdapat pada permukaan iris dan sudut kamera
okuli anterior.Mulanya membran ini hanya menutup struktur sudut ,
tetapi kemudian ia mengkerut dan menimbulkan sinekia anterior
perifer. Disebut glaukoma neovaskuler karena disebabkan oleh
membran fibrovaskuler yang terdapat pada iris dan atau sudut
kamera okuli anterior. Ini sangat penting untuk membedakan
glaukoma
neovaskuler
dan
rubeosis
iridis.
Rubeosis
iridis
mellitus
umtunnya
merupakan
penyebab
terbanyak
glaukoma
neovaskuler.
Sekitar
sepertiga
dari
semua
kasus
glaukoma
retina
berkembang
menjadi
glaukoma
akan
kasus
Neovaskular
glaukoma
dengan
melakukan
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi
Glaukoma neovaskuler adalah glaukoma sekunder sudut tertutup yang terjadi akibat
pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada permukaan iris dan anyaman trabekula yang
menimbulkan gangguan aliran humor akuos dan meningkatkan tekanan intraokuler.1,6
Glaukoma neovaskular terjadi jika terdapat proliferasi pembuluh darah baru pada
permukaan iris, hingga mencapai struktur sudut bilik mata depan dan menghalangi
aliran humor akuos melewati anyaman trabekulum. Retina yang hipoksia dan
memiliki sirkulasi kapiler yang buruk diyakini merupakan hal yang menginisiasi
terjadinya glaukoma neovaskular ini.6,7
Glaukoma neovaskular merupakan istilah yang digunakan untuk
semua glaukoma yang disebabkan atau yang berhubungan dengan
adanya membran fibrovaskular yang terbentuk pada iris dan atau
pada sudut bilik mata. Nama lain dari glaukoma neovaskuler ini
adalah
glaukoma
hemoragik,
glaukoma
kongestif,
glaukoma
Berdekatan
dengan
sudut
ini
didapatkan
jaringan
tempat
insersi
otot
siliar
longitudinal.
Anyaman
II.2.2 Fisiologi
Aquoeus humor
ul
2.
3.
4.
ukuran
pori-pori
di
jalinan
tersebut
sehingga
II.3 Epidemiologi
Sepertiga pasien dengan glaucoma neovascular terdapat pada
penderita retinopati diabetika. Frekuensi timbulnya hal tersebut
berhubungan oleh adanya tindakan bedah pada mata. Insiden
terjadinya glaucoma ini dilaporkan sekitar 25% 42 % setelah
tindakan bedah mata. Dan 10 % - 23 % terjadi pada 6 bulan pasca
operasi bedah mata.
II.4 Etiologi
Pengetahuan
tentang
glaukoma
neovaskular
dimulai
dengan
yang
merupakan
suatu
diagnosis
dengan
karakteristik
II.5 Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi mata dengan glaucoma neovaskuler
tanpa menghiraukan etiologinya didapatkan bahwa pembuluh =
pembuluh darah baru timbul dari bantalan mikrovaskuler (kapiler /
venula) pada iris dan korpus siliar. Pembuluh darah tersebut muncul
pertama kali sebagai kuncup endotel dari kapiler sirkulasi arteri
kecil.
terlihat
membran
fibrosa
yang
berkembang
sepanjang
akan
melepaskan
faktor
angiogenik
seperti
vascular
endotel
kapiler,
neovaskularisasi
kornea,
dan
menjelaskan
mengapa
rubeosis
iridis
dan
glaukoma
walaupun
diyakini
sebagai
pemicu
utama
dari
sentralis,
oklusi
arteri
carotis,
retinal
detachment,
dari
iskemik
(cappilarry
dropout)
sangat
riskan
dalam
setelah
didiagnosa.
Seperti
CRVO
Neovaskular
glaukoma
intraokular,
penglihatan
peningkatan
(hitung
tekanan
jari
hingga
intraocular
(>
lambaian
60
mm
tangan),
Hg),
injeksi
mata
akibat
sinekia,
rubeosis
yang
sudah
lanjut,
depan
menunjukkan
sel-sel
dan
flare.
Gonioscopy
korpus
silier
dan
sclera
spurs
menuju
terus
anyaman
sudut
terbuka,
yang
memiliki
karakteristik
adanya
iris
anterior.
Pada
tahap
ini,
pasien
biasanya
ini
dilakukan
dengan
meletakkan
lensa
sudut
dengan
memutarnya
360 derajat.1
Uji Kopi
Penderita
meminum
1-2
mangkok
kopi
pekat,
bila
tekanan bola mata naik 15-20 mmHg setelah minum 2040 menit menunjukkan adanya glaukoma.1,7
Uji Steroid
Pada pasien yang dicurigai adanya glaukoma terutama
dengan
riwayat
glaukoma
simpleks
pada
keluarga,
II.9 Diagnosis
Diagnosis
glaukoma
neovaskular
ditegakkan
berdasarkan
hipertensi
menegakkan
pemeriksaan
dan
PJK
diagnosis.
fisik
mata
sangat
Dari
penting
untuk
membantu
fisik
khususnya
pemeriksaan
dengan
menggunakan
slit-lamp
dan
pupil
Pemeriksaan
miosis
dan
penunjang
neovaskularisasi
yang
dipakai
di
iris
seperti
dan
COA.
pemeriksaan
laboratorium kimia darah untuk melihat profil gula darah dan lipid.6
Pemeriksaan dengan fluorescent angiography dan fluorophotometry
dapat melihat gambaran neovaskularisasi iris dan COA yang
ditandai dengan peningkatan permeabilitas pembuluh darah di
batas pupil dan terlihatnya pembuluh darah di permukaan iris dan
COA akibat terhambatnya aliran darah sekitar pupil oleh pigmen
hitam iris. Perlahan pembuluh darah iris akan melintasi corpus
ciliare dan sklera dan menutup trabekulum yang menyebakan
terjadinya hambatan aliran cairan aquos humour dan peningkatan
TIO.6,9
Diagnosis sebaiknya cepat ditegakkan untuk mencegah terjadinya
komplikasi lebih lanjut seperti terbentuknya keratopathy bula,
glaukoma, iris bombe, uvea ektropion, dekomensasio kornea,
katarak dan ptisis bulbi yang berakibat dengan kebutaan.9
didapatkan kelainan
seperti
sudut
terbuka
di
bagian
lensa
dan
menyebabkan
eksfoliasi
II.11 Tatalaksana
Tujuan penatalaksanaan dari glaukoma neovaskular yaitu untuk
mengontrol faktor resiko, mencegah terjadinya perburukan dan
komplikasi lebih lanjut serta mengurangi rasa tidak nyaman jika
terjadi serangan yang akut dan bila telah terjadi penurunan daya
penglihatan.
Penatalaksanaan
dapat
dilakukan
dengan
terapi
dipakai
untuk
mengurangi
rasa
tidak
Penggunaan
-blocker,
-agonis
dan
inhibitor
untuk
seperti
bevacizumab
(avastin,
genentech).
II.12 Manajemen
II.12.1 Menangani penyakit utama
Bukti-bukti menunjukkan dalam Diabetic Retinopathy study (DRS)
bahwa dengan terapi laser photocoagulation menurunkan angka
kebutaan sebanyak 50% dibandingkan dengan tanpa pengobatan,
dan ini merupakan pengobatan pilihan untuk prevensi dari NVG
dalam penyakit mata diabetes.
II.12.2 Medikamentosa
Pengobatan dengan medikamentosa merupakan tahap pertama
dalam
menangani
NVG
dengan
mensupresi
produksi
aqueus
digunakan
untuk
cycloplegic
effect
dengan
tambahan
adalah
kontra
indikasi
karena
mereka
meningkatkan
digunakan
dalam
terapi
adjuvant
dengan
tambahan
II.12.3 Surgikal
Glaukoma
filtering
surgery
untuk
NVG
trabekulectomy
biasanya
sering
gagal.
dan
adalah
Hal
ini
bentuk
dapat
5-fluorouracil
(5-FU)
mereka
memodulasi
proses
lebih
superior
dibandingkan
5-FU.
Valve implant
Aquesus tube shunts digunakan dalam NVG jika ada kemungkinan
tinggi gagal pengobatan jika menggunakan cara trabeculectomy.
Berbagai macam alat digunakan seperti Molteno Implant , Baerveldt
implant , ahmed valve , socket tube , dan krupin valve. Ahmed valve
di design untuk mencegah post-operasi hypotony dan secara teori
membuka hanya jika tekanan Intraocular diatas dari 8mmHg,
Komplikasi yang menyertai seperti hypotony, anterior chamber
shallowing , choroidal lepas , hyphaema , tube malposition ,
restrictive ocular motility.Ahmed valve terbukti sukses dalam
menurukan IOP dalam short dan middle term akan tetapi dalam
jangka lama tidak dapat mengontrol IOP.
Cycloablative
Pengobatan dengan menggunakan cara ini merupakan cara terakhir
yang digunakan dalam NVG untuk mengurangi tekanan intra ocular.
Berbagai macam cara telah digunakan untuk menghancurkan
cilliary body sehingga mengurangi produksi aqueus. Cyclodiathermy
digantikan oleh cyclocryotherapy dan yang terakhir adalah laser
ablasi menggunakan Nd :YAG atau diode laser dengan cara
transcleral approach. Cyclocryotherapy berhubungan dengan sakit
yang luar biasa sehingga digunakan laser therapu dan dapat
menyebabkan komplikasi yang lebih tinggi
II.13 Prognosis
Prognosis glaukoma neovaskular ditentukan berdasarkan derajat
berat ringannya penyakit yang mendasarinya, waktu pengenalan
penyakit (diagnosis) dibuat, riwayat operasi dan respon terhadap
agen farmakologik yang diberikan. Prognosis glaukoma neovaskular
pada umumnya buruk. Kontrol yang tidak baik terhadap penyakit
yang
mendasarinya,
responnya
terhadap
diagnosis
terapi
yang
terlambat
farmakologik
dan
dibuat,
tidak
bedah
akan
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Longe JL (2006) The Gale Encyclopedia of Medicine, 3rd edn., USA: Gale
2. Mosby (2008) Mosby's Medical Dictionary, 8th edn., USA: Elsevier.
3. Vaughan & Asbury s, Glaucoma Neovascular. Glaukoma.
Dalam Oftalmologi Umum. Ed 17. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2007. Hal 212-29
4. Kingman S (2004) Glaucoma is second leading cause of blindness globally,
Available
at:
http://www.who.int/bulletin/volumes/82/11/feature1104/en/index1.html
(Accessed: 22nd May 2013).
5. Cook C, Foster P (2012) 'Epidemiology of glaucoma: what's new?', Can J
Ophthalmol,
47(3),
pp.
223-6
[Online].
Available
at:
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22687296 (Accessed: 29nd Aug 2015).
6. Ilyas S, Tanzil m, editor. Glaukoma. Dalam Sari Ilmu Penyakit mata. Ed 3.
Jakarta: balai Penerbit FKUI. 2006. Hal 212-18
7. Wijaya N, editor. Glaukoma Sekunder. Glaukoma. Dalam Ilmu Penyakit Mata.
Jakarta. Hal 219-44.
8. Bertamian M. Glaucoma Neovascular in Clinical Guide to Glaucoma
Management. Elsevier lnc. 2004 : 263 - 269.
9. Ghanem AA, El-Kannishy AM, El-Wehidy AS, El-Agamy AF. Intravitreal
Bevacizumab (Avastin) as an Adjuvant Treatment in Cases of Neovascular
Glaucoma. 2009. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2813584/