ENTEROPION
Di Susun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Mengikuti Kepanitraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Mata
RSUD Datu Beru Aceh Tengah
Disusun Oleh
AKMALUL HADI
Nim. 17174089
2
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Nn. P
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Pegasing
Tgl pemeriksaan : 26 Oktober 2018
No. RM : 159651
II. ANAMNESIS
A. Keluhan utama
Mata kanan perih dan terasa mengganjal
3
C. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
- Riwayat Trauma : disangkal
- Riwayat Sakit Serupa : disangkal
- Riwayat Alergi Obat dan Makanan: disangkal
- Riwayat Memakai Kacamata : disangkal
E. Kesimpulan Anamnesis
OD OS
1. Proses Radang -
2. Lokalisasi Palpebra -
3. Sebab Belum diketahui -
4. Perjalanan Akut -
5. Komplikasi - -
4
B. Pemeriksaan Subyektif
OD OS
1. Visus Sentralis
Visus sentralis jauh 0,5/60 6/7
Pinhole Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2. Visus Perifer
Konfrontasi test Dalam batas normal Dalam batas normal
Proyeksi sinar Superior: normal Superior: normal
Inferior: normal Inferior: normal
Temporal: normal Temporal: normal
Nasal : normal Nasal : normal
Persepsi warna Baik Baik
C. Pemeriksaan Obyektif
OD OS
1. Sekitar mata
Tanda radang Ada Tidak ada
Luka Tidak ada Tidak ada
Parut Tidak ada Tidak ada
Kelainan warna Tidak ada Tidak ada
Kelainan bentuk Bulu mata tumbuh ke Tidak ada
dalam
5
2.Pasangan Bola
Mata dalam Orbita
Heteroforia Tidak ada Tidak ada
Strabismus Tidak ada Tidak ada
Exophtalmus Tidak ada Tidak ada
Enophtalmus Tidak ada Tidak ada
3. Ukuran bola mata
Mikrophtalmus Tidak ada Tidak ada
Makrophtalmus Tidak ada Tidak ada
Ptisis bulbi Tidak ada Tidak ada
Atrofi bulbi Tidak ada Tidak ada
4.Gerakan Bola
Mata
Temporal superior Dalam batas normal Dalam batas normal
Temporal inferior Dalam batas normal Dalam batas normal
Temporal Dalam batas normal Dalam batas normal
Nasal Dalam batas normal Dalam batas normal
Nasal superior Dalam batas normal Dalam batas normal
Nasal inferior Dalam batas normal Dalam batas normal
5. Kelopak Mata
Gerakan Dalam batas normal Dalam batas normal
Lebar rima ± 10 mm ± 10 mm
6. Tekanan Intra
Okuler
Palpasi Kesan normal Kesan normal
Tonometer Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan
6
7. Konjungtiva
Konjungtiva
Palpebra
Superior
Oedem Tidak ada Tidak ada
Hematom Tidak ada Tidak ada
Sekret Tidak ada Tidak ada
Konjungtiva
Palpebra Inferior
Oedem Tidak ada Tidak ada
Hematom Tidak ada Tidak ada
Sekret Tidak ada Tidak ada
Konjungtiva
fornix
Oedem Tidak ada Tidak ada
Hematom Tidak ada Tidak ada
Sekret Tidak ada Tidak ada
Konjungtiva bulbi
Penonjolan Tidak ada Tidak ada
Oedem Tidak ada Tidak ada
Hematom Tidak Ada Tidak ada
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Injeksi konjungtiva Tidak ada Tidak ada
Injeksi siliar Tidak ada Tidak ada
Sekret Tidak ada Tidak ada
8. Sklera
Warna Merah Putih
Penonjolan Tidak ada Tidak ada
7
9. Kornea
Ukuran 12 mm 12 mm
Limbus Jernih jernih
Permukaan rata, mengkilap rata, mengkilap
Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Keratoskop Tidak dilakukan Tidak dilakukan
(Placido)
Fluoresin Test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Arcus senilis Tidak ada Tidak ada
10.Kamera Okuli
Anterior
Isi Jernih Jernih
Kedalaman Normal Normal
11. Iris
Warna Coklat Coklat
Bentuk Reguler Reguler
Sinekia Anterior Tidak ada Tidak ada
Sinekia Posterior Tidak ada Tidak ada
12. Pupil
Ukuran ±3 mm ±3 mm
Bentuk Bulat Bulat
Tempat Sentral Sentral
Reflek direct (+) (+)
Reflek indirect (+) (+)
8
13. Lensa
Ada/tidak Ada Ada
Kejernihan Jernih Jernih
Letak Sentral Sentral
Shadow test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
14. Corpus vitreum
Kejernihan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
D. KESIMPULAN PEMERIKSAAN
OD OS
Visus sentralis jauh 0,5/60 6/7
Pinhole Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sekitar mata Dalam batas normal Dalam batas normal
Pasangan Bola Mata Dalam batas normal Dalam batas normal
dalam Orbita
Ukuran bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal
Gerakan bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal
Kelopak mata Bulu mata tumbuh ke Dalam batas normal
dalam
Tekanan intra okular Dalam batas normal Dalam batas normal
Konjungtiva palpebra Dalam batas normal Dalam batas normal
Konjungtiva fornix Dalam batas normal Dalam batas normal
Konjungtiva bulbi Dalam batas normal Dalam batas normal
Sklera Dalam batas normal Dalam batas normal
Kornea Dalam batas normal Dalam batas normal
Kamera oculi anterior Dalam batas normal Dalam batas normal
Iris Dalam batas normal Dalam batas normal
9
Pupil Dalam batas normal Dalam batas normal
Lensa Dalam batas normal Dalam batas normal
Corpus vitreum Tidak dilakukan Tidak dilakukan
10
V. DIAGNOSIS BANDING
- Enteropion
- Konjungtivitis
VI. DIAGNOSIS
OS Enteropion
VII. TERAPI
Metil prednisolon 3 dd 1
C. Polydex 4 dd gtt 1 OD
VIII. PLANNING
Kontrol poli mata setelah obat habis
IX. PROGNOSIS
Ad vitam Bonam
Ad sanam Bonam
Ad fungsionam Bonam
Ad cosmeticum Bonam
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. ANATOMI PALPEBRA
Gambar 1 . Palpebra 3
kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea. Palpebra merupakan alat
menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma
12
Palpebra mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian
belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Konjungtiva
- Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar Moll, kelenjar Zeis pada pangkal
orbikularis, dan M. levator palpebra yang dipersarafi oleh N. III yang berfungsi
palpebra
- Septum orbita merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan
- Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V
13
II. DEFINISI ENTROPION
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau
margo palpebra kearah dalam. Hal ini menyebabkan 'trichiasis' dimana bulu mata yang
biasanya mengarah keluar kini menggosok pada permukaan mata. Hal ini dapat
lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Hal ini mungkin disebabkan
lempeng tarsal pada wanita rata-rata lebih kecil dibandingkan pada pria. Entropion
entropion sikatrik lebih sering pada palpebra superior dan paling sering didahului oleh
trakhoma.5
Gambar 2. Entropion 5
14
III. KLASIFIKASI
- Involusi
Paling sering terjadi sebagai akibat dari proses penuaan. Seiring dengan
elastik kelopak mata bawah. Gangguan ini paling sering ditemukan pada
Entropion involusi pada kelopak mata atas juga dapat terjadi. Penelitian Jorge
pada populasi. Kelemahan horizontal dari kelopak mata dapat diketahui dengan
kelopak mata lebih dari 6 mm. Asia merupakan predisposisi entropion involusi
15
- Sikatrik
Dapat mengenai kelopak mata atas atau bawah dan disebabkan oleh jaringan
posterior akibat berbagai sebab. Gangguan ini paling sering ditemukan pada
zooster, trakoma), tindakan bedah (enukleasi, koreksi ptosis) dan trauma (luka
bakar dan trauma kimia). Penggunaan obat glaukoma dalam jangka waktu yang
sekunder. Entropion sikatrik dapat mengenai kelopak mata atas atau bawah. 8
- Kongenital
terjadi trauma pada kornea yang menyebabkan terbentuknya ulkus pada bayi.
sementara pada epiblefaron kulit dan otot pratarsalnya menyebabkan bulu mata
6,9
memutari tepi tarsus . Entropion kongenital sering sering juga terdapat
terjadi pada usia remaja dan diturunkan secara autosomal dominan 10.
16
- Entropion Spastik Akut
Entropion spastik akut biasanya terjadi pada iritasi maupun inflamasi okuli
dimana terjadi pembengkakan pada kelopak mata dan spasme otot orbikularis.
Keadaan ini juga paling sering terjadi setelah operasi intraokuler pada pasien
dengan kelopak mata preoperatif tidak menyadari atau memiliki kelopak mata
yang sedikit menekuk ke arah bola mata. Kontraksi otot orbikularis kelopak
mata yang tertahan menyebabkan rotasi ke dalam tepi kelopak mata. Hal ini
Taping pada kelopak mata, kauterisasi atau teknik penjahitan dapat digunakan
pada beberapa kasus dapat digunakan toksin botullinum tipe A (Botox) untuk
Rambut yang mengiritasi mata dan menyebabkannya produksi air mata yang
berlebih sehingga mata sangat lembab. Rambut dapat mengikis kornea, menyebabkan
ulkus kornea. Ulkus kornea ini sulit untuk sembuh karena rambut yang terus
jelas, dan ini dapat menyebabkan jaringan parut, yang mengganggu penglihatan. 4
Keluhan yang sering timbul adalah rasa tidak nyaman seperti adanya sensasi
benda asing, mata berair, mata merah, gatal, mata kabur dan fotofobia 7. Entropion
17
kronis dapat menyebabkan sensitifitas terhadap cahaya dan angin, dapat menyebabkan
V. DIAGNOSIS
Sebagian besar pasien dengan entropion bermasalah dengan air mata yang terus
mengalir, iritasi, terasa ada benda asing di dalam mata dan mata merah yang persisten.
punctata superfisial yang dapat menjadi ulkus dan formasi panus. Pasien dengan
entropion sikatrik mungkin terdapat keratinisasi pada tepi kelopak mata dan
simblefaron.5
Pemeriksaan fisik pada kelopak mata meliputi test snapback yaitu dengan cara
menarik kelopak mata dengan hati-hati ke arah luar lalu dilihat apakah kelopak mata
dapat kembali ke posisi semula, dan biasanya tes ini tidak menimbulkan rasa sakit. Dari
tes ini dapat dilihat kelemahan pada tonus kelopak mata yang horizontal. Pada pinggir
18
kelopak mata bawah selalu ditemukan kelengkungan ke arah limbus setelah entropion
terbentuk. Forniks inferior tidak selalu kelihatan dalam dan kelopak mata mungkin
dapay mudah dikeluarkan. Tanda klinis lainnya meliputi gambaran garis putih dalam
ukuran milimeter di bawah tarsal inferior akibat dari pergeseran dari retraktor kelopak
mata dan pergerakan yang sedikit atau tidak ada sama seklai dari kelopak bawah saat
melihat ke bawah. Pindahnya bagian superior dari orbikularis superior dapat dideteksi
dengan melakukan observasi yaitu menutup mata yang memerah setelah kelipak
Tarikan dari kelopak mata bawah dan atas menimbulkan bulu mata dan kulit
2. Distikiasis
Meibom.
3. Trikiasis
Kelainan berupa bulu mata yang mengarah ke kornea, sehingga timbul reaksi
4. Dermatokalasis
19
Suatu keadaan degeneratif, timbul lebih awal, dan menunjukkan gambaran
yang longgar dengan penonjolan dan kulit kelopak yang banyak. Perubahan
5. Epiblefaron
bulu mata masuk ke dalam. Orientasi dari tarsal plate normal selalu
VII. PENGOBATAN
menjauh dari bola mata dapat mengurangi gejala sementara terutama untuk involusi
atau spastik entropion. Pencukuran bulu mata bisa dilakukan di tempat lokasi trichiasis.
Terapi kontak lensa (hidrogel, hidrogel silikon, yang memiliki diameter lebih besar dari
tarsotomi pada entropion akibat trakoma. Pembedahan untuk memutar keluar kelopak
mata efektif pada semua jenis entropion. Sebuah tindakan sementara yang bermanfaat
pada entropion evolusional adalah dengan menarik kelopak mata bawah dan
20
Pemilihan prosedur pembedahan tergantung pada penyebab yang mendasari.
Intervensi bedah diindikasikan jika salah satu dari berikut muncul persisten: iritasi
1. Entropion kongenital.
Perbaikan epiblefaron diperlukan jika ada bukti keratopati atau jika gejalanya
simptomatik. Dalam banyak kasus, hal ini dapat dilakukan tanpa harus mengangkat
kelopak mata bawah. Goresan diperluas sekitar mm ke medial dan lateral menuju
area yang melipat. Sejumlah kecil otot orbikularis pretarsal dipindahkan, agar
kemudian tepi kulit bagian bawah ditutup dengan jahitan 6.0 yang biasa.
21
Suntikan toksin botulinum selalu efektif untuk paralisi orbikularis. Efek toksin
botulinum bertahan hanya sekitar 3 bulan, tetapi entropion tidak akan terulang
3. Entropion involusional.
Metode perbaikan entropion ini didasarkan pada jenis dan tingkatan masalah, sepeti
anestesi lokal, suatu goresan subsilar dibuat 2 mm di bawah luka dari bawah
punctum menuju cabang cantal. Penutup kulit yang kecil disayat ke bawah di aats
tarsus, dan potongan oto orbikularis pretarsal disayat sampai batas tarsus. Septum
orbita digores dan dibuka, sehingga tepi fasia kapsulopalpebra yang tipis dapat
terlihat. Dengan adanya bantalan inferior orbita, yang kondisinya sama dengan
keadaan kelopak mata bawah kepada levator, dapat ditutup dengan empat jahitan
sesuai dengan struktur mata. Suatu potongan tarsal yang mengarah ke samping
menunjukkan kelemahan kelopk mata bawah dan potongan tersebut sesuai dengan
banyaknya ketegangan kelopak. Tiga jahitan dengan silk 6.0 digunakan untuk
Kelopak mata tidak harus selalu dikoreksi dan banyaknya jumlah fasia
muka yang ditutup dengan jahitan 6.0 biasa, dan jumlah tepi fasia kapsulopalpebral
harus disatukan dengan tiga jahitan pusat untuk mencegahnya otot orbikularis.
22
b. Jahitan quickert.
Jika pasien yang emmpunyai involusional entropion miskin dan tidak bisa
melakukan pembedahan maka teknik quickert, atau tiga jahitan, dapat digunakan.
Kelemahannya tingkat kekambuhan dengan teknik ini sangatlah tinggi. Jahitan tiga
medial kelopak mata bawah. Jahitan melewati forniks sampai batas di bawah
4. Entropion sikatrik.
Prosedur Wies. Jika entropionnya asli sikatrik, blefarotomi dan rotasi merginal
(prosedur Wies) efektif untuk memperbaiki kelopak mata atas atau bawah. Anestesi
lokal dinerikan pada kelopak mata dan insisi horizontal dibuat 4 mm dari kelopak
sampai kulit dan orbikularis. Dibuat atap marginal yang berada 2-4 mm dari garis
tepi kelopak mata. Kelopak kemudian diangkat, dan dalam hitungan detik dibuat
insisi sampai konjungtiva dan tarsus. Gunting Westcott atau Tenotomi digunakan
untuk memperluas blefarotomi ke medial dan lateral melewati tarsus. Lalu dijahit
tiga double-armed dengan silk 6-0 sampai tarsus, ke atas tarsus yang kemudian
keluar melalui kulit dekat bulu mata. Jahitan diikat di atas kapas untuk melindungi
“pemasangan kawat”. Lalu dkoreksi untuk pastinya. Kulit yang diinsisi ditutup
dengan jahitan 6-0 biasa. Jahitan dan kasa penutup harus diangkat 10-14 hari.
Jika sikatrik entropion masih mengganggu, atau prosedur yang dilakukan gagal,
23
ditempatkan antara konjungtiva/retraktor kelopak bawah dan perbatasan inferior
tarsal. Berbagai material cangkok yang tersedia meliputi tulang rawan telinga,
langit-langit keras, dan selaput lendir. Terbentuknya jaringan parut, dan defek
produksi lamellar posterior, bahan cangkok diletakkan dengan jahitan yang bisa
diserap dan kelopak akan dapat disembuhkan dengan jahitan yang direnggangkan.
VIII. KOMPLIKASI 5
1. Konjungtivitis
Peradangan pada konjungtiva. Akan terlihat lapisan putih yang transparan pada
2. Keratitis
Suatu kondisi dimaan kornea meradang. Masuknya bulu mata dan tepi kelopak
ke kornea dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Jaringan parut akan
3. Ulkus kornea
Ulkus kornea adalah ulkus yang terbentuk di kornea, dan biasanya disebabkan
oleh keratitis. Kondisi ini sangat serius karena dapt menyebabkan kehilangan
24
penglihatan. Sangat penting utnuk segera berobat ke dokter jika mata menjadi
maerah, mata terasa sakit atau seperti ada yang mengganjal di dalam mata.
IX. PROGNOSIS 5
penyakitnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, H. Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata, Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
9. Sodhi PK, Yadava U, Pandey RM, Mehta DK. Modified grey line split with
anterior lamellar repositioning for treatment of cicatricial lid entropion.
Ophthalmic surgery lasers 2002; 33: 169-74
10. Mandal AK, Honavar SG, Gothwal VK. The association of unilateral
congenital glaucoma and congenital lower lid entropion: causal or casual?
Ophthalmic surg lasers 2001; 32: 149-51
11. Park MS, Chi MJ, Baek SH. Clinical study of single-suture inferior retractor
repair for involutional entropion. Ophthalmologica 2006; 220: 327-31.
26