Anda di halaman 1dari 45

REFERAT

RETINOPATI
Mochammad Okyana S.ked 2006730049
Pembimbing : dr. Hj. Hasri Darni, Sp.M.
Lapisan Retina
Retinopati
Retinopati merupakan kelainan pada retina
akibat penyebab selain infeksi
Retinopati :
Retinopati Diabetik
Retinopati Hipertensif
Retinopati Toksik
Retinopati Akibat Gangguan Darah
Retinopati Akibat Trauma non Okuli
Retinopati Diabetik
RDM : penyebab utama kebutaan pada orang
dewasa berusia antara 20-74 tahun dan dapat
mempengaruhi seluruh struktur jaringan okuli.
Retinopati akibat DM lama berupa :
Aneurismata
Melebarnya vena
Perdarahan
Eksudat lemak
Patofisiologi
Sel di sekitar pembuluh darah retina yang
tipis (perisit) menghasilkan sorbitol dari
suplai glukosa yang meningkat, sel
membengkak, mempersempit
pembuluh darah.
Dinding pembuluh darah menebal karena
glikosilasi iskemia jaringan,
pembentukan mediator angiotrofik,
peningkatan permeabilitas vaskular,
pembentukan pembuluh darah baru, dan
perdarahan.
Perdarahan ini akan memperkeruh badan
kaca dan iskemia akan merusak retina
kebutaan.
Mikroanuerismata
Penonjolan dinding kapiler
Perdarahan dapat dalam bentuk tilik, garis,
dan bercak.
Dilatasi pembuluh darah balik dengan
lumennya irregular dan berkelok-kelok.
Hard Exudate
Infiltrasi lipid ke dalam retina, gambarannya yaitu
iregular, kekuning-kuningan.
Soft Exudate(Cotton Wool Patches)
Merupakan iskemia retina, pada oftalmoskopi
terlihat bercak berwarna kuning difus dan
berwarna putih.
Neovaskularisasi
Proliferasi sel endotel pembuluh darah., tampak
sebagai pembuluh yang berkelok-kelok, dalam
kelompok-kelompok dan iregular.
Edema retina
Hilangnya gambaran retina, terutama makula.
Hiperlipidemia
Retinopati Diabetik dibagi menjadi 2 tipe:
Retinopati Nonproliferatif (hiperpremeabilitas dan
inkompeten pembuluh darah).
Background
Makulopati
Retinopati Proliferatif (mencakup
neovaskularisasi dan proses sekuelnya).

Retinopati Non Proliferatif
Menghasilkan peningkatan permeabilitas kapiler,
Mikroaneurisma,
Hemoragi intraretinal,
Eksudat keras (deposit lipid) dan eksudat halus
(cotton-wool spot),
Edema makular(penebalan lapisan retina akibat
kebocoran cairan dari kapiler) menyebabkan
visus menghilang bila tidak mendapat
penanganan.
Gejala visus jarang timbul pada masa awal
penyakit.
Tanda awal yang timbul yaitu dilatasi vena
dan titik merah kecil (mikroaneurisma kapiler)
terlihat di kutub posterior.
Tanda yang lebih lanjut yaitu titik dan bintik
perdarahan retinal, eksudat keras, dan cotton-
wool eksudat (eksudat halus).

Retinopati Proliferatif
Neovaskularisasi di daerah preretina, yang
muncul pada permukaan vitreus-retina dan dapat
menyebar ke dalam vitreus, menyebabkan
perdarahan vitreus.
Jaringan fibrotik yang terbentuk di vitreus-retina
dapat menyebabkan pelepasan lapisan retina.
Neovaskularisasi juga dapat timbul di permukaan
segmen anterior iris (rubeosis iridis), yang dapat
menyebabkan pertumbuhan membran
neovaskular di sudut bilik mata depan, berakibat
glaukoma neovaskular (glaukoma sudut tertutup
sekunder).
Gejala Klinis
Visus menurun dan titik hitam atau kilatan
cahaya di lapangan pandang penderita.
Vitreus dapat perdarahan
Retina dapat terlepas (ablasio retina),
mengakibatkan visus menghilang secara
mendadak.

Penatalaksanaan
Kontrol DM
Fotokoagulasi panretina
Laser argon
Xenon
Kontrol injeksi kortikosteroid intravitreal atau
periokuli.

Retinopati Hipertensif
Joint National Committee 7 :
Normal : <120/80 mmHg
Prehipertensi : 120-139/80-89 mmHg
Hipertensi
Derajat 1 : 140-159 mmHg (sistole) atau 90-
99 mmHg (diastole)
Derajat 2 : 160 mmHg (sistole) 100
mmHg (diastole)

Kelainan-kelainan retina dan pembuluh darah
retina akibat tekanan darah tinggi.
Kelainan pada retina berupa :
Arteri besarnya tidak teratur
Eksudat pada retina
Edema retina
Perdarahan retina
Primer, akibat oklusi arteri.
Sekunder, akibat arteriosklerose yang
mengakibatkan oklusi vena.


Kelainan pada pembuluh darah berupa :
Spasme umum atau setempat
Percabangan pembuluh darah yang tajam
Fenomena crossing
Elevasi
Deviasi
Kompresi
Sklerose pembuluh darah
Refleks copper wire
Refleks silver wire
Sheating
Retinopati hipertensi dapat berupa perdarahan
atau eksudat.
Eksudat retina yang pada daerah makula
gambarannya seperti bintang (star figure)
Cotton wool patches
Eksudat pungtata yang tersebar
Eksudat putih pada daerah tak tertentu dan luas
Derajat perubahan vaskuler akibat hipertensi
(Klasifikasi menurut Keith-Wagener-Barker):
Derajat I : Konstriksi arteriol
Derajat II : Konstriksi vaskuler berat dan tanda
Gunns crossing arteriovenosa
Derajat III : Perdarahan retina, eksudat keras,
cotton-wool spot, edema retina
Derajat IV : Derajat III ditambah Papilledema

WHO membedakan antara retinopati hipertensi (Derajat I &
II) dan retinopati hipertensi maligna (Derajat III & IV).



Retinopati hipertensif ditangani dengan
mengontrol tekanan darah.
Tekanan darah harus diturunkan di bawah
140/90 mmHg.
Perubahan fundus akibat arteriosklerosis tidak
dapat diperbaiki.
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain :
Oklusi arteri sentral / cabang
Oklusi vena sentral / cabang
Makroaneurisma
Membran epiretinal
Neovaskularisasi retina
Perdarahan vitreus
Edema makular kistoid

Retinopati Toksik
Klorokuin dan Hidroklorokuin
Toksisitas terhadap retina tergantung kepada besar
dosis.
Makulopati toksik merupakan manfestasi awal.
Bila obat ini menyebabkan kelainan pada kulit, palpebra,
kornea, atau rambut, merupakan indikator adanya
retinopati obat.
Skotoma parasentral merupakan kelainan akibat
kercunan klorokuin.

Isoretinoin
Pasien mengeluh matanya kering, dan
penglihatan kabur.
Namun, ada beberapa pasien yang mengeluh
tidak jelas melihat pada malam hari setelah
minum obat ini selama 1-2 tahun.
Disfungsi retina diduga akibat adanya
persaingan reseptor antara asam retinoid
dengan retinol (vitamin A).

Sildenafil
Sildenafil sitrat merupakan obat disfungsi
ereksi, salah satu obat terlaris di dunia.
Efek samping :
warna biru pada lapangan pandangan,
hipersensitivitas terhadap cahaya,
visus kabur.
Kelainan ini dapat timbul selama beberapa
jam tergantung besaran dosis.
Vigabatrin
Vigabatrin merupakan obat yang digunakan
untuk mengobati epilepsi refraktori.
Efek samping utama adalah konstriksi
lapangan pandang baik simtomatik maupun
asimtomatik.
Mekanisme penyebab defek visual
berhubungan dengan asam amino butirat
gamma di sel amakrin retina.

Tamoxifen
Obat antiestrigen ini biasa digunakan untuk
ca. mammae, ca. ovarium, ca. pankreas, dan
melanoma maligna.
Gejala retina timbul bila mengkonsumsi lebih
dari 180 mg perhari.
Pada saat akut:
Pandangan hilang, edema retina, perdarahan
retina, dan pembengkakan saraf optik.

Phenotiazine
Obat ini digunakan untuk depresi, involusi,
senil, psikosis organik, dan skizofrenia.
Setiap phenotiazine berpotensi menyebabkan
efek samping pada retina.
Efek samping yang sering terjadi antara lain
visus menurun, akibat gangguan antikolinergi.

Penanganan
Hentikan penggunaan obat-obatan dengan
segera.
Retinopati Diskriasis Darah
Anemia
Perdarahan dalam dan superfisial.
Diakibatkan oleh anoksia berat.
Polisitemia
Polisitemia vera biasanya timbul pada dewasa tua (60-
80 tahun).
Gejala : peningkatan volume darah total dan
peningkatan viskositas darah.
Gejala okuli : sindrom hiperviskositas, dilatasi vena
retina, dan perdarahan intraretina.
Leukemia
Neoplasma ganas yang sebabnya tidak
diketahui, berjalan akut (granulositik, limfositik,
mielomonositik) dan kronik (granulositik).
Sering terjadi pada usia < 5 tahun / > 50 tahun.
Dapat terjadi akibat leukemia bentuk apapun
seperti akut-kronik, limfoid-mieloid dengan
tanda khusus seperti :
Vena yang melebar dan berkelok-kelok
Refleks yang mengkilat sehingga sukar dibedakan arteri dgn
vena.

Manifestasi Fundus Okuli
Perdarahan intraretina,
Mikroaneurisma,
Eksudat keras,
Edema retina,
Stasis vena,
Papiledema,
Infiltrasi diskuk optik,
Neovaskularisasi retina dan diskus optik,
Inflamasi vitreus,
Infiltrat retina dan koroid,
Ablasio retina.

Retinopati akibat Trauma non-
okuli
Mekanisme Patofisiologi kerusakan retina
setelah trauma diyakini atas 3 bentuk :
Kerusakan endotel pembuluh darah retina
akibat peningkatan tekanan intraluminal;
Emboli yang berasal dari air,produk darah,
atau lemak;
Gaya mekanik dari permukaan vitreoretina
dapat merusak retina

Retinopati Purtschers
Retinopati Embolisasi lipid
Retinopati Valsalva

Retinopati Purtschers
Angiopati hemoragik yang bercirikan :
Perdarahan retina,
Eksudat,
Penurunan visus
Berhubungan dengan trauma non-okuli.
Umumnya, retinopati purtschers berkembang
sebagai sekuele dari trauma kompresi dada.
Onset terjadinya biasanya 2 hari setelah
trauma
kasus non-trauma lain : pankreatitis akut,
lupus eritematosus, dan partus.

Pemeriksaan fundus :
Bercak-bercak putih pada retina atau titik cotton-
wool di sekitar diskus optik, begitu juga dengan
perdarahan retina.
Ablasio makula serosa, dilatasi pembuluh darah,
dan edema diskus optik.

Retinopati Embolisasi Lipid
Merupakan gejala sekunder dari sindrom emboli
lipid.
Patogenesis terjadinya temuan fundus belum
sepenuhnya diketahui, Perubahan homeostasis
lipid mungkin terlibat.
Manifestasi sindrom timbul 24-49 jam post
trauma,.
5 % diketahui pada fraktur tulang panjang.

Manifestasi :
Tampak sebagai titik cotton-wool dan perdarahan
intraretinal.
Beberapa menifestasi lain :
Ruam petechi,
Insufisiensi respiratorik,
Lesi retina,
Perubahan status mental.
Retinopati Valsalva
Retinopati valsalva muncul akibat manuver
valsalva.
Beberapa tindakan yang mencetuskan
manuver ini antara lain :
Mengangkat beban berat,
Batuk,
Muntah,
atau aktivitas lainnya.
Pasien hanya mengeluh penurunan visus.

Pemeriksaan fundus ditemukan
Kemerahan, berbentuk kubah di bawah lapisan
membran interna limitan.
Dengan peningkatan tekanan vena intraokuli,
ruptur kapiler superfisial retina.
Perdarahan dapat menyebabkan penurunan visus
bila darah menyebar ke membran interna limitan di
daerah makula atau fovea.
Perdarahan vitreus juga dapat berkibat penurunan
visus.
Perdarahan preretina dapat sembuh spontan
selama beberapa hari hingga minggu.

Daftar Pustaka

Batterbury, Mark, Brad Bowling. Ophthalmology, an illustrated colour
text. Elsevier :London. 2005.
Crick, Ronald Pitts; Peng Tee Khaw. A Textbook Of Clinical
OPHTHALMOLOGY, 3rd edition, A Practical Guide to Disorders of the
Eyes and Their Management. World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.
:Singapore. 2003.
Duane, Thomas D. Duanes Clinical Ophthalmology 2003 CD ROM.
Lippincot t Wiliams &Wilkins Publishers Inc : United States. 2004.
Ilyas, Sidarta, dkk. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan
Mahasiswa Kedokteran, edisi ke 2. Sagung Seto : Jakarta. 2010.
Ilyas,Sidharta. Ilmu Penyakit Mata. Cetakan III. Balai Penerbitan FKUI.
Jakarta. 2010.
Lang, Gehard K. Ophthalmology, a short textbook. Thieme : Stuttgard.
2000.
Olver, Jane, Lorraine Cassidy. Ophthalmology at a glance. Blackwell
Publishing Company : Massachusets. 2005.
Riordan-Eva P, Whitcer. Vaughan & Asburys General Ophthalmology,
17
th
edition, chapter 19. http://www.accessmedicine.com . 2007.

Anda mungkin juga menyukai