Anda di halaman 1dari 60

 Presentasi Kasus

SEORANG WANITA P0A0 BERUSIA 31 TAHUN


DENGAN MIOMA UTERI SEROMURAL DAN
INFERTIL PRIMER 12 TAHUN
 Astarina Indah Apsari G 99172050

 Fauziah Nur Shabrina G 99181030

 Maestro Rahmandika G 991902037

 Ranti Agustin PEMBIMBING :


G 99181053
Teguh Prakosa, dr., SpOG (K) 1
 Zahra Afifah Hanum G 99172162
PENDAHULUAN

1 2
 Kejadian 20-3 4
 Mioma  Tumor
40% pada
uteri pelvis
wanita usia  Gejala:
 tumor jinak otot polos yang terdiri dari
terbanyak >35 th
sel-sel jaringan otot polos, jaringan - Menorhagia
pengikat fibroid dan kolagen
- Dismenorea

- Ganggauan
berkemih

The Power of PowerPoint | thepopp.com 2


STATUS PASIEN
Identitas
Nama : Ny. K

Usia : 31 tahun, menikah

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Karanganyar

No. RM : 01 43 6x xx

Tanggal Periksa 14 Mei 2019

BB: 68 kg, TB: 155 cm


Keluhan Utama

Benjolan di perut
bagian bawah
Riwayat Penyakit Sekarang
• Seorang P0A0, 31 tahun, datang rujukan dari PKU
Muhammadiyah Surakarta dengan keluhan benjolan
perut bagian bawah sejak 2 tahun yang lalu semakin
lama semakin membesar. Riwayat menstruasi 1 bulan
1x selama 7 hari, ganti pembalut 2-3x/hari, nyeri
menstruasi (+), nyeri berhubungan disangkal.
Gangguan BAK dan BAB disangkal, riwayat keputihan
(+). Pasien menikah 1x dan tidak melaksanakan KB.
Riwayat HSG di Jakarta tahun 2008 didapatkan tuba
tidak paten. Cek analisis sperma suami didapatkan
hasil azoospermia.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi obat/ makanan : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga & Lingkungan


• Riwayat diabetes mellitus : disangkal
• Riwayat sakit ginjal : disangkal
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat alergi obat/ makanan : disangkal
Riwayat Haid
Lama menstruasi : ± 6-7 hari
Siklus menstruasi : 30 hari

Riwayat Obstetri
Belum pernah hamil dan melahirkan.

Riwayat Perkawinan
Menikah 1x selama 12 tahun.

Riwayat KB
Pasien tidak menggunakan kontrasepsi.
Status Generalis dan Ginekologi
• Keadaan Umum : tampak sakit sedang, E4V5M6

• Tanda Vital :
• Suhu : 36,5oC
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Denyut nadi : 72 x/menit
• Saturasi O2 : 98%
• Frekuensi pernapasan : 22 x/menit
Pemeriksaan Fisik
– Kepala : mesocephal
– Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
– THT : discharge (-/-)
– Leher : kelenjar getah bening tidak membesar
– Thorax : glandula mammae hipertrofi (-), aerola mammae
hiperpigmentasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Cor :
 Inspeksi : ictus cordis tak tampak
 Palpasi : ictus cordis teraba di SIC IV LMCS tidak teraba kuat angkat,
thrill (-)
 Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
 Auskultasi : Bunyi Jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-)

Pulmo :
 Inspeksi : pengembangan dinding dada kanan = kiri
 Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
 Perkusi : sonor/sonor
 Auskultasi : SDV (+/+), suara tambahan (-/-), wheezing (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen :
Inspeksi : distended (+)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : redup (+) di seluruh lapang abdomen
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), teraba massa padat,
mobile, permukaan licin, batas atas 2 jari atas simfisis pubis,
kanan LMCS, kiri LMAS, bawah kesan masuk panggul.
– Genital
Inspekulo : Vulva uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio utuh,
OUE tertutup, sonde 4cm kesan tertahan, darah (-), discharge (+).
VT : vulva uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio licin, OUE
tertutup, teraba pool bawah tumor bila massa digerakkan portio ikut bergerak, C/U
sebesar kepala bayi, darah (-), discharge (+).
USG: vesika urinaria terisi minimal, tampak uterus membesar dengan ukuran
11x10x10 cm. Tampak gambaran whorl like appearance, A/P kanan kiri dalam batas
normal, kesan menyokong gambaran mioma uteri.
Ekstremitas
oedema akral dingin
- - - -
- - - -
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi Kimia Klinik
Hb : 14.6 g/dL GDS : 98 mg/dL
Hct : 44 % SGOT : 29 u/l
AL : 6.7 x103/uL SGPT : 12 u/l
AT : 229 x103/uL Creatinine : 0.6 mg/dl
AE : 4.85 x106/uL
Albumin : 4.9 g/dl
Gol.darah :O
Rhesus :+
Elektrolit
Kalium darah : 4.0 mmol/L
Hemostasis Klorida darah : 102 mmol/L
PT : 13.1 detik
APTT : 26.2 detik Serologi
INR : 1.030 HBsAg : non reaktif
DIAGNOSIS AWAL
Mioma uteri seromural + infertil primer 12 tahun

PROGNOSIS
Dubia

TERAPI DAN PLANNING


Pro miomektomi dan konsultasi dari defisi FER
FOLLOW UP
DPH 1
11 Mei 2019
Pukul 06.00
P0A0, 31 tahun
S : keluhan (-)
O : KU : baik, CM
VS : TD : 110/70, N : 80x/menit, RR: 20x/ menit, T : 36.5°C
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Thorax : Cor dan pulmo dalam batas normal
Abdomen : Supel, NT (-),
Genitalia : darah (-), discharge (+)
A : Mioma uteri seromural + infertile primer 12 th
P : Miomektomi
DPH 2
12 Mei 2019
Pukul 06.00
P0A0, 31 tahun
S : Perdarahan (-)
O : KU : baik , CM
VS : TD : 125/90, N : 90 x/menit, RR: 20 x/ menit, T : 36.5°C
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Thorax : Cor dan pulmo dalam batas normal
Abdomen : Supel, NT (-), BU (+) N
Genitalia : darah (-), discharge (-)
A : Mioma uteri seromural + infertile primer 12 th
P : Miomektomi perlaparotomi
Pukul 12.30
2 jam post operasi
P0A0, 31 tahun
S : nyeri post op (+)
O : KU : baik, CM
VS : TD : 120/80, N : 82x/menit, RR: 20x/ menit, T : 36.7°C
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Thorax : Cor dan pulmo dalam batas normal
Abdomen : Supel, NT (-), tampak luka operasi tertutup verban,
Genitalia : darah (-), discharge (-)
A : Post miomektomi perlaparotomi, kromatulasi a.i mioma uteri seromural, tuba
paten bilateral + infertil primer 12 th
P : - Inj. Ampicilin Sulbactam 1,5 g/8jam
- Inj asam tranexamat 500 mg/ 8 jam
- Inf paracetamol 1 g/8 jam
DPH 4
14 Mei 2019
Pukul 06.00
S
P1A0,
:
31 tahun
nyeri post op (+) berkurang, BAB (-), BAK (+),
O : KU : baik, CM
VS : TD : 110/70, N : 90x/menit, RR: 20x/ menit, T : 36.5°C
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Thorax : Cor dan pulmo dalam batas normal
Abdomen : Supel, NT (-), tampak luka operasi tertutup verban, BU (+),
Genitalia : darah (-), discharge (-)

A : Post miomektomi perlaparotomi a.i mioma uteri seromural infertil primer 12 th DPH 1

P : - Inj Ampisilin sulbaktam 1,5g/8 jam IV


- Inj Asam traneksamat 500 mg/8 jam IV
- Inf Paracetamol 1g/8 jam bila demam
- Inj ketorolak 30 mg / 8 jam IV
- Vit C 2 x 50 mg
DPH 5
15 Mei 2019
Pukul 06.00
S P0A0, 31
: nyeri tahun
post op (-)
O : KU : baik, CM
VS : TD : 100/70, N : 78x/menit, RR: 20x/ menit, T : 36.4°C
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Thorax : Cor dan pulmo dalam batas normal
Abdomen : Supel, NT (-), tampak luka operasi tertutup verban, BU (+), TFU 2 jari
dibawah pusar
Genitalia : darah (-), lokia (+)
A : Post miomektomi perlaparotomi + kromatulasi a.i mioma uteri seromural + tuba
paten bilateral infertil primer 12 th DPH 2

P : - Aff DC Aff infus


- Diet TKTP
- Asam mefenamat 3 x 500 mg
DPH 6
16 Mei 2019
Pukul 06.00
S P0A0,
: 31 tahun
nyeri post op (-)
O : KU :baik, CM
VS : TD : 108/73, N : 84x/menit, RR: 20x/ menit, T : 36.5°C
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Thorax : Cor dan pulmo dalam batas normal
Abdomen : Supel, NT (-), tampak luka operasi tertutup verban
Genitalia : darah (-), discharge (-)
A : Post miomektomi perlaparotomi + kromatulasi a.i mioma uteri seromural,
tuba paten bilateral infertil primer 12 th DPH 2
P : - Inj Ampisilin sulbaktam 1,5g/8 jam IV
- Inj Asam mefeamat 3 x 500 mg
- Medikasi luka
- BLPL
TINJAUAN PUSTAKA
Mioma uteri adalah tumor monoklonal ringan dari otot
polos yang berasal dari miometrium
Definisi Berbatas tegas, multipel,ukurannya bervariasi
 Saat usia 50, diperkirakan 70 % wanita akan memiliki 1
atau lebih mioma uteri, dengan sekitar 30 % pasien
simtomatis dan membutuhkan pengobatan
 Faktor resiko meliputi :
1. usia ( insidensi meningkat menurut usia sampai
menopause, lalu biasanya ukurannya menurun),
2. nullipara,
Epidemiologi 3. faktor genetik,
4. menarki yang lebih awal,
5. kafein,
6. alkohol,
7. obesitas,
8. dan hipertensi
 Organ genitalia wanita terdiri dari organ genitalia eksterna
dan interna

 Organ genitalis eksterna atau vulva yang mencakup semua


organ yang dapat dilihat dari luar, yaitu : yang dimulai dari
 mons pubis,
Anatomi organ  labia mayora,

genitalia wanita  labia minora,


 klitoris,
 himen,
 vestibulum,
 kelenjar bartholini dan berbagai kelenjar serta
pembuluh darah.
ORGAN GENITALIA EKSTERNA
 Genitalia interna adalah alat reproduksi yang berada
didalam dan tidak dapat dilihat kecuali dengan cara
pembedahan. Organ genitalia terdiri dari:

 Rahim (Uterus)
 Fundus uteri (dasar rahim)
ORGAN  Korpus uteri

GENITALIA  Serviks uteri

INTERNA  Tuba Fallopi


 Indung Telur (Ovarium)
 Parametrium (Penyangga Rahim)
ORGAN GENITALIA INTERNA
 Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri
dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan fiboid, dan
kolagen.
 Beberapa istilah untuk mioma uteri antara lain
 fibromioma,
 miofibroma,

DEFINISI  leiomiofibroma,
 fibroleiomioma,
 fibroma dan
 fibroid (Memarzadeh, 2003).

 Penyebab pasti dari terjadinya mioma uterus sampai
saat ini belum diketahui dengan jelas
 Diperkirakan sumber/asal dari mioma ini adalah dari
ETIOPATOGENE tipe sel yang imatur (genitoblas) dari jaringan otot

SIS uterus ataupun otot polos pembuluh darah disekitar


uterus.
 Progesterone :
meningkatkan aktivitas mitosis dari mioma dan
menyebabkan pembesaran tumor dengan jalan
menstimulasi produksi apoptosis-inhibiting protein
yang berakibat pada penurunan apoptosis dari tumor

Faktor-faktor yang  Estrogen :


berpengaruh berpengaruh terhadap pembesaran tumor dengan
meningkatkan produksi matriks ekstraseluler
terhadap
 Peptide Growth Factor (PGF) seperti (yakni Epidermal
pertumbuhan Growth Factor/EGF, insulin-like growth factor, platelet-
mioma derived growth factor)

EGF merangsang sintesis DNA pada mioma dan sel


miometrium, sedang estrogen memacu efek tersebut
melalui EGF.
multipara,
obesitas,
Faktor risiko riwayat keluarga,
ras asli afrika.
 Gejala yang disebabkan oleh mioma uteri tergantung
pada lokasi, ukuran dan jumlah mioma. Gejala dan
tanda yang paling sering adalah
1. Perdarahan uterus yang abnormal

Gejala klinis 2. Nyeri panggul


3. Penekanan
4. Disfungsi reproduksi
 Mioma intramural/interstisial :
Mioma ini terdapat di dinding uterus di antara serabut
miometrium, berbentuk nodul berkapsul yang terisolasi
KLASIFIKASI dalam berbagai ukuran. Tumor ini dapat menimbulkan
MIOMA UTERI distorsi dari ruang uterus atau permukaan luar uterus,
dimana jika tumor ini muncul single/tunggal dapat
menyebabkan pembesaran uterus yang simetris.
 Mioma submukosum :
berada di bawah endometrium dan tumbuh menonjol
KLASIFIKASI ke dalam rongga uterus, serta mengadakan perlekatan
dengan uterus melalui pedicle/tangkai dan dapat
MIOMA UTERI tumbuh menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui
saluran serviks (myoma geburt)
 Mioma subserosum :
Mioma subserosum ini dapat tumbuh di antara kedua
lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra
KLASIFIKASI ligamenter. Mioma subserosum dapat pula tumbuh
MIOMA UTERI menempel pada jaringan lain misalnya ke ligamentum
atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari
uterus
 Pemeriksaan fisik
PENEGAKAN
DIAGNOSIS  Evaluasi dan studi diagnostik
1) Pemeriksaan Abdominal
Mioma uteri dipalpasi sebagai tumor yang ireguler,
noduler, menonjol ke dinding anterior abdomen, dan
biasanya padat serta kencang saat dipalpasi

Pemeriksaan
2) Pemeriksaan pelvik
fisik Ditemukan pembesaran uterus; ukuran uterus
biasanya asimetris dan ireguler. Uterus biasanya
bergerak bebas kecuali bila ada residu PID
Evaluasi dan studi diagnostik
 Hemoglobin/Hematokrit ; dilakukan pada pasien
dengan perdarahan vaginal yang berlebihan
 Profil koagulasi dan waktu perdarahan ;
dilakukan bila ada riwayat diathesis perdarahan.
 Biopsi endometrium ; dilakukan pada pasien
dengan perdarahan uterus abnormal yang
diperkirakan anovulatory atau beresiko tinggi untuk
Pemeriksaan hiperplasia endometrium.
 USG ; secara akurat digunakan untuk menilai
Penunjang dimensi uterus, lokasi mioma, interval pertumbuhan,
dan anatomi adneksa.
 Evaluasi cavitas endometrium dengan
hysteroscopy atau hydrosalfingografi bisa
digunakan pada pasien dengan mioma uteri dan
infertilitas atau abortus berulang.
 Terapi hormonal
Penatalaksanaan  Tindakan pembedahan
 Radioterapi
1) GONADOTROPIN-RELEASING hormon (GnRH)
agonis
 Pemberian GONADOTROPIN-RELEASING hormon
(GnRH) agonis memberikan hasil untuk
memperbaiki gejala-gejala klinis yang
ditimbulkan oleh mioma uteri.
Terapi  Pemberian GnRH agonis bertujuan untuk
hormonal mengurangi ukuran mioma dengan jalan
mengurangi produksi estrogen dari ovarium.
 Jika diberikan sebelum tindakan pembedahan
akan mengurangi vaskularisasi pada tumor
sehingga akan memudahkan tindakan
pembedahan
2) Terapi hormonal lainnya seperti kontrasepsi oral dan
Terapi preparat progesteron akan mengurangi gejala
perdarahan uterus yang abnormal namun tidak dapat
hormonal mengurangi ukuran dari mioma
Tindakan pembedahan
Indikasi:
1. Perdarahan uterus yang tidak respon terhadap terapi
konservatif.
2. Sangkaan adanya keganasan.
3.Pertumbuhan mioma pada masa menopause.
4. Infertilitas karena gangguan pada cavum uteri maupun
karena oklusi tuba.
5. Nyeri dan penekanan yang sangat menganggu.
Pembedahan 6. Gangguan berkemih maupun obstruksi traktus
urinarius.
7. Anemia akibat perdarahan.

Tindakan pembedahan yang dilakukan adalah miomektomi


maupun histerektomi
 Miomektomi sering dilakukan pada wanita yang ingin
miomektomi
mempertahankan fungsi reproduksinya dan tidak ingin dilakukan
histerektomi.
 Tindakan miomektomi dapat dilakukan dengan
 Laparotomi : dilakukan insisi pada dinding abdomen untuk
mengangkat mioma dari uterus.
 histeroskopi : dilakukan terhadap mioma submukosum yang
terletak pada kavum uteri. Pada prosedur pembedahan ini ahli
bedah memasukkan alat histeroskop melalui serviks dan mengisi
kavum uteri dengan cairan untuk memperluas dinding uterus. Alat
bedah dimasukkan melalui lubang yang terdapat pada histeroskop
Miomektomi untuk mengangkat mioma submukosum yang terdapat pada kavum
uteri.
 Laparoskopi : Tindakan laparoskopi dilakukan dengan ahli bedah
memasukkan alat laparoskop kedalam abdomen melalui insisi
yang kecil pada dinding abdomen. Mioma yang bertangkai diluar
kavum uteri dan mioma subserosum yang terletak didaerah
permukaan uterus dapat diangkat secara lebih mudah dengan
laparoskopi.
Laparotomi
• Dilakukan insisi pada dinding abdomen untuk
mengangkat mioma dari uterus.
Histeroskopi
• Dilakukan terhadap mioma submukosum yang terletak
pada kavum uteri untuk mengangkat mioma
Tindakan submukosum yang terdapat pada kavum uteri.
Miomektomi Laparoskopi
• Dilakukan dengan ahli bedah memasukkan alat
laparoskop kedalam abdomen melalui insisi yang kecil
pada dinding abdomen. Mioma yang bertangkai diluar
kavum uteri dan mioma subserosum yang terletak
didaerah permukaan uterus dapat diangkat secara
lebih mudah dengan laparoskopi.
Tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus

Indikasi tindakan histerektomi adalah :


 menorrhagia,

histerektomi  metrorrhagia,
 keluhan obstruksi pada traktus urinarius dan
 ukuran uterus sebesar usia kehamilan 12 – 14 minggu
(Thompson, 1997).
 Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi
lagi sehingga penderita mengalami menopause.
 Radioterapi ini umumnya hanya dikerjakan kalau
terdapat kontra indikasi untuk tindakan operatif.
radioterapi  Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak
ada keganasan pada uterus.
 Torsi.
Subserosum pedunculated myoma dapat mengalami
rotasi pada perlekatannya dengan uterus, sehingga
vena mengalami oklusi dan tumor dipenuhi oleh darah.

 Inversi.
 Perdarahan kapsular.
Jika vena besar pada permukaan tumor pecah,
KOMPLIKASI perdarahan intraperitonial yang profuse dapat
menyebabkan syok hemoragik akut.

 Infeksi.
 Associated endometrium carcinoma
 Degenerasi ganas
Prognosis pasien baik karena keganasan pada mioma
PROGNOSIS uteri jarang terjadi (< 1%)
ANALISIS KASUS
ANAMNESIS
 P0A0, 31 tahun.
 Rujukan dari RS Swasta Solo
 Benjolan di perut bagian bawah sejak 2 tahun yang lalu dirasakan membesar
 Nyeri perut (+) Nyeri saat menstruasi (+)
 Nyeri saat berhubungan seksual (-)
 Riwayat menstruasi dalam batas normal
 Tidak didapatkan keluhan BAK dan BAB
PEMERIKSAAN FISIK
 Abdomen:
Supel, NT (-), teraba massa 2 jari di atas symphysis pubis padat, mobile,
permukaan licin dengan bagian bawah kesan masuk panggul

 VT:
V/U tenang, dinding vagina dbn, portio licin, OUE tertutup, tidak didapatkan
lendir darah dan discharge
PEMERIKSAAN USG (10 Mei 2019)
 VU terisi minimal
 Uterus ukuran membesar dengan gambaran whorl like appearance
ukuran 6.14 x 5.68 cm
 Kesan menyokong mioma uteri

-------
Pada pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan
miomektomi perlaparotomi.
Diagnosis
 Dapat ditegakan dari hasil pemeriksaan fisik
 Dipalpasi sebagai tumor irregular/regular, nodular dan menonjol ke dinding
anterior abdomen serta padat dan mobile
 Ditemukan pembesaran ukuran uterus dengan ukuran yang biasanya asimetris
dikarenakan adanya massa
 Pemeriksaan USG digunakan untuk menilai dimensi uterus secara menyeluruh,
lokasi mioma, interval pertumbuhan dan anatomi adneksa
Terapi
 Tidak semua dibutuhkan pengobatan bedah
 Pertimbangan ukuran dan keluhan yang dirasakan
 Tetap dibutuhkan observasi agar dapat bertindak segera bila dibutuhkan

---- Pada pasien kemudian direncanakan miomektomi tanpa pengangkatan


uterus. Hal ini juga mempertimbangkan kondisi pasien yang memiliki riwayat
infertile primer 12 tahun dan paritas P0A0.
Prognosis
 Prognosis dubia ad bonam
 Setelah miomektomi, uterus dan cavitas dapat kembali ke bentuk yang
normal
 Perlu diperhatikan risiko recurrent setelah miomektomi
 Observasi keadaan umum pasien pasca operasi
Kesimpulan
 Mioma merupakan tumor jinak
yang terdiri dari sel otot
polos
 Diagnosis mioma uteri ditegakkan
melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan lanjutan seperti
pemeriksaan laboratorium, USG, atau
histeroskopi.
 Penyebab pasti dari terjadinya
mioma uterus sampai saat ini
belum diketahui dengan jelas
 Penatalaksanaan mioma uteri
berupa terapi medisinal dan
pembedahan

The Power of PowerPoint | thepopp.com 58


 Beck, W.W. NMS Obstetri and Gynaecology. 4th Ed. The Williams & Wilkins,
1997; 30: 339 – 345

 Benda JA. Pathology of smooth muscle tumor of the uterine corpus. Clin
Obstet and Gynecol 2001;44:350 – 63.

 Campbell, S., Monga, A. Gynaecology by 10 Teachers. 17th Ed. P: 115 – 117

 DeCherney, A.H., Nathan, L. Current Obstetri and Gynaecology Diagnosis


and Therapy. McGraw-Hill, 2003; P: 693 - 699

 Goldfarb HA. Removing uterine fibroids laparoscopically. Available at:


http://www.obgyn.net

 Hanifa, W. Tumor Jinak Pada Alat Genital dalam Ilmu Kandungan. Edisi III,
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1999;338-345

DAFTAR
 Memarzadeh S, Broder MS, Wexler AS, Pernoll ML. Leiomyoma of the uterus.
In: Current obstetric & Gynecologic diagnostic & treatment, Decherney AH,
Nathan L, editors. Ninth edition. Lange Medical Books, New York, 2003.p:

PUSTAKA
693 – 701.

 Namnoum AB, Murphy AA. Diagnostic and operative laparoscopy. In: Te


Linde’s Operative Gynecology, Rock JA, Thompson JD, editors. Lippincott-
Raven Publishers, Philadelphia, 1997. p: 389 – 413.

 Novak & Novak. Textbook of Gynaecology. 5th Ed. The Williams & Wilkins
Company, 1956; P: 341 – 359

 Thompson JD, Warshaw J. Hysterectomy. In: Te Linde’s Operative


Gynecology, Rock JA, Thompson JD, editors. Lippincott- Raven Publishers,
Philadelphia, 1997. p: 771 -854.

 Seinera P, Farina C, Todros T. Laparoscopic myomectomy and subsequent


pregnancy: results in 54 patients. Hum Reprod 2000;15(9):1993 -96.

 The Power of PowerPoint | thepopp.com 59


THANK YOU

The Power of PowerPoint | thepopp.com 60

Anda mungkin juga menyukai