KELOMPOK B
3
Stage I Stage II
(Non-blanchable erythema of intact skin) (Partial-thickness skin loss with
exposed dermis)
• Kulit (Epidermis) intak • Melibatkan jaringan epidermis-dermis dan
• Eritema local atau mengenai sebagian dermis (Partial
• Warna kemerahan (hangat atau dingin thickness)
tergantung penyebab) • Jaringan granulasi dan eschar tidak terlihat
• Kulit melunak • Warna merah muda atau merah (hangat atau
• Rasa nyeri dingin tergantung penyebab)
• Rasa gatal • Kedalaman luka +/- 0,4 mm
Stage III Stage IV
(Full Thickness skin loss) (Full thickness loss of skin and tissue)
Fase Remodeling
Time: hari ke 21- 2 tahun
7
TATALAKSANA LUKA
Triangle of Wound
Assessment
3
Faktor sistemik
2
Mengetahui
penyebab luka
1 PENILAIAN LUKA
Tujuan dari perawatan luka adalah untuk menghentikan perdarahan, mencegah infeksi, dan
untuk membantu penyembuhan luka. Semua jenis luka, baik akut maupun kronik harus di
evaluasi untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan. Pemberian profilaksis tetanus
pada luka terbuka diberikan terutama jika status imunisasi tidak diketahui jelas atau vaksin
booster terakhir dilakukan 5 tahun yang lalu
9
Triangle of Wound Assessment
10
Triangle of Wound Assessment
11
Triangle of Wound Assessment
12
Macam-macam Teknik
Perawatan Luka
13
Pembersihan luka
Saline Toksisitas rendah.
Kurang baik dalam menurunkan bacterial load.
Pertumbuhan bakteri sangat mudah terjadi dalam 24 jam
saat membuka wadah larutan.
Sterile water Kurang baik dalam menurunkan bacterial load.
Sangat mudah diserap jaringan; dapat menyebabkan toksisitas
air ketika digunakan dalam jumlah yang banyak.
Tidak steril lagi setelah wadah terbuka.
Air mengalir (air keran) Direkomendasikan ketika saline dan air steril tidak ada.
Kurang baik dalam menurunkan bacterial load.
Mikroba, khususnya P. aeruginosa, dapat berkoloni pada keran
dan akhirnya dapat berpindah ke luka.
Produk komersil yang tersedia Sangat toksik untuk jaringan sehat dan jaringan granulasi luka.
(sabun, tissue pembersih, busa Mengandung bahan pengawet sehingga tidak baik dalam luka.
pembersih, pembersih berbasis
alkohol)
Povidone iodine Aktivitas antimikroba spektrum luas.
Sitotoksik terhadap sel yang sehat dan jaringan granulasi.
Dapat mengiritasi kulit disekitar luka.
Hidrogen peroksida Dapat bersifat toksik terhadap sel dan jaringan granulasi.
Tidak efektif dalam menurunkan jumlah bakteri.
Polyhexamethylene biguanide Mengandung betaine dan surfaktan yang dapat mengangkat
(PHMB) 0.1% mikroba dan debris untuk mencegah kontaminasi luka.
Dapat membus lapisan kulit yang dalam, mengangkat debris,
bakteri dan biofilm dari luka.
Bersifat spektrum luas dalam melawan bakteri, virus, dan jamur.
Tidak ada penelitian yang mengatakan dapat terjadi resistensi
bakteri.
Sifat sitotoksik rendah.
Octenidine Mengandung octenidine dihydrochloride, bahan yang digunakan
untuk memepertahankan kandungan molekul seperti surfaktan
yang efektif untuk membersihkan luka dan mencegah
pertumbuhan bakteri.
Sifat sitotoksik rendah.
DEBRIDEMEN
Ketika luka ditutupi oleh jaringan berwarna
kehitaman, jaringan nekrosis atau debris
berwarna abu/kehijauan, maka pembalutan
luka saja tidak cukup adekuat untuk
perawatan luka. Debridemen diperlukan
untuk mengangkat jaringan yang mati. Tanpa Teknik yang biasa digunakan pada debridemen adalah
debridemen yang memadai, luka akan terus teknik sharp debridement. Dalam melakukan
terpapar zat sitotoksik dan bersaing dengan debridemen dapat digunakan anestesi ataupun tidak,
bakteri untuk mengambil oksigen dan nutrisi biasanya jaringan yang mati tidak memiliki sensasi.
(Semer, 2011; Grabb and Smith’s Plastic Debridemen yang dilakukan sampai menemukan
Surgery, 2014) jaringan yang sehat, yaitu jaringan yang mengalami
perdarahan. Lakukan prosedur sedikit demi sedikit
sampai jaringan nekrotik terangkat (Semer, 2011).
DRESSING Material Dressing Karakteristik
Dressing
Aplikasi Klinis
17
Material Dressing Karakteristik Dressing Aplikasi Klinis
Kolagen Absorbs moderate hingga tinggi Luka yang superfisial hingga yang dalam
Tidak lengket Luka ringan hingga moderate
Tidak menghidrasi
Teknik Dressing
Wet to dry
Indikasi: membersihkan luka yang kotor atau terinfeksi.
Teknik: Basahi sepotong kain kasa dengan larutan dan
peras cairan yang berlebih. Kasa harus lembab, tidak
basah kuyup. Buka kain kasa (Foto A) dan letakkan di
atas luka untuk menutupinya (Foto B). Tidak perlu
banyak lapisan kain kasa basah. Tempatkan kasa
kering di bagian paling atas. Kasa akan mongering dan
ketika dilepas ia akan menarik debris-debris pada luka.
Sebaiknya sebelum dilepas, kasa dibuat agar lembab
supaya mudah dilepaskan.
23