Anda di halaman 1dari 40

CASE REPORT

CASE REPORT
PNEUMOTHORAX
PNEUMOTHORAX
Preceptor :

dr. Tantri Dwi Kaniya, Sp. Rad

Disusun oleh:

Fadila Rahayu
M. Azzibaginda Ganie
Norman Fahryl

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN RADIOLOGI


RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
Identitas Pasien
Identitas Pasien

Nama : Ny. NS
Usia : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Status : Menikah
Anamnesis
Anamnesis
Keluhan Utama
Sesak napas
Keluhan Tambahan
Batuk, nyeri dada kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak napas. Sesak dirasakan sejak 5 hari SMRS. Sesak timbul tiba-tiba,
tidak dipengaruhi oleh aktivitas, cuaca maupun makanan dan tidak disertai suara mengi. Nyeri dada kanan juga
dikeluhkan pasien, nyeri dada memberat saat pasien batuk. Pasien juga mengeluhkan batuk sejak 8 bulan yang
lalu. Batuk berdahak dengan dahak berwarna putih kekuningan dan mudah dikeluarkan. Riwayat batuk darah 2
bulan yang lalu. Demam juga dikeluhkan oleh pasien sejak 2 bulan yang lalu, demam hilang timbul dan
dirasakan memberat saat malam hari. Selain demam, pasien mengeluhkan keringat saat malam hari. Terdapat
riwayat penurunan berat badan dan penurunan nafsu makan. BAK dan BAB pasien normal tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Hipertensi
Riwayat Diabetes Melitus sejak 3 bulan
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit paru disangkal
Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat alergi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan yang sama. Riwayat asma,
hipertensi, diabetes melitus, dan alergi obat disangkal
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik

Deskrpisi Umum

Tekanan darah : 140/90 mmHg


Tampak sakit Composmentis Nadi : 110x/menit
sedang Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 36,7oC

Keadaan Umum Kesadaran Tanda Vital


Status Generalisata

Kepala : normosefalus, benjolan (-)


Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-, pupil bulat isokor, 3 mm, refleks
cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+
Mulut : sianosis (-), anemis (-)
Leher : kaku kuduk (-), nyeri leher (-), pembengkakan kelenjar limfe (-).

Thoraks

Jantung : pulsasi ictus cordis tidak nampak, bunyi jantung S1-S2 regular, murmur (-),
gallop (-)

Paru-paru : gerakan dada kanan tertinggal, krepitasi -/-, sifat pernapasan


abdominotorakal, suara vesikuler menurun pada lapang paru kanan,
wheezing -/-, ronki +/+, hipersonor pada lapang paru kanan
Abdomen : tampak datar, bising usus (+) normal, timpani di seluruh lapang Abdomen,
nyeri tekan (-)

 Ekstremitas Ekstremitas superior Ekstremitas inferior

Oedem -/- -/-


Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Capillary refill <2 detik/<2 detik <2 detik/<2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NORMAL


HEMATOLOGI
Hemoglobin 10,8 mg/dL 12,0-15,-0
Eritrosit 4,4 jt/μl 4.2 – 5.4
Hematokrit 32 % 40 – 50
Trombosit 523 10^3 / μl 150 – 450
Leukosit 6,7 10^3 / μl 4,5-10,5
Hemoglobin 15.4 g/dL 13.2 – 17.3
Neutrofil Segmen 90 % 50-70
Limfosit 6 % 20-40
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah Sewaktu 390 mg/dl <200
Ureum 104 mg/dL 13-43

Kreatinin 0.6 mg/dl 0.6 – 1.3


Natrium (Na) 137 mmol/L 135.0 – 147.0

Kalium (K) 4.1 mmol/L 3.5 – 5.0


Klorida (Cl) mmol/L
102 98 - 106
Rongent Thorax
Tanggal 18 Mei

Interpretasi:

Kekerasan foto cukup


Tulang tidak fraktur, tidak deformitas
Soft tissue normal, tidak emfisematous
Tampak area hiperlusen pada hemithorax kanan, paru
kanan kolaps.
Sudut costopherinicus kiri dan kanan tajam

Kesan:
Pneumothorax dextra
Rontgen Thorax
Tanggal 20 Mei
Kekerasan foto cukup
Tulang tidak fraktur, tidak deformitas
Soft tissue normal, tidak emfisematous
Tampak infiltrat serta kolaps di paru kanan
Sudut costopherinicus kiri dan kanan tajam
Tampak area luscent tanpa jaringan paru di
hemithorax dextra
Tampak WSD di hemithorax dextra

Kesan:
Pneumothorax dextra serta kolaps paru dextra
USG Thorax
Tanggal 20 Mei

Kesan:
Pneumothorax dextra
Rongent Thorax
Tanggal 24 Mei
Intepretasi:
Cor: besar dan bentuk normal, kesan terdorong ke kiri
Pulmo: tidak tampak infiltrat, tampak collaps paru kanan
Sudut costopherinicus kiri dan kanan tajam
Tampak area luscent tanpa jaringan paru di hemithorax kanan
Tampak terpasang WSD di hemithorax kanan

Kesan:
Pneumothorax dextra
Emfisema subkutis di regio hemithorax kanan
Rongent Thorax
Tanggal 29 Mei
Intepretasi:
Cor: besar dan bentuk normal
Pulmo: tampak infiltrat di paru kiri
Tampak area luscent tanpa jaringan paru di hemithorax kanan
Sudut costopherinicus kiri dan kanan tajam
Tampak emfisema subcutis di hemithorax kanan
Terpasang WSD di hemithorax kanan

Kesan:
Pneumothorax dextra
Emfisema subkutis di regio hemithorax kanan
Sputum BTA SPS Genexpert
Pada tanggal 22 Mei Pada tanggal 22 Mei
Hasil pemeriksaan BTA Hasil pemeriksaan menunjukkan bakteri Mycobacterium
- Sewaktu : + tuberculosis yang tinggi
- Pagi : +
- Sewaktu : +
Resume
Resume
RESUME
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak napas. Sesak dirasakan sejak 5 hari SMRS. Sesak timbul tiba-tiba, tidak dipengaruhi oleh aktivitas, cuaca
maupun makanan dan tidak disertai suara mengi. Nyeri dada kanan juga dikeluhkan pasien, nyeri dada memberat saat pasien batuk. Pasien juga
mengeluhkan batuk sejak 8 bulan yang lalu. Batuk berdahak dengan dahak berwarna putih kekuningan dan mudah dikeluarkan. Riwayat batuk darah 2
bulan yang lalu. Demam juga dikeluhkan oleh pasien sejak 2 bulan yang lalu, demam hilang timbul dan dirasakan memberat saat malam hari. Selain
demam, pasien mengeluhkan keringat saat malam hari. Terdapat riwayat penurunan berat badan dan penurunan nafsu makan. BAK dan BAB pasien
normal tidak ada keluhan.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan gerakan dada kanan tertinggal, suara vesikuler menurun pada lapang paru kanan, terdapat ronki pada lapang paru
kanan dan kiri, dan hipersonor pada lapang paru bawah kanan

Dari pemeriksaan penunjang BTA sputum SPS didapatkan semua nilai +3, dan Genexpert ditemukan M. tuberculosis
Diagnosis &
Diagnosis & Tatalaksana
Tatalaksana

Farmakologis:
 Vectrin 3x1
   IO2 2 LPM nasal kanul (K/P)  Curcuma 3x1
Pneumotoraks  IVFD Ringer Laktat 10 gtt/i
Non faramakologis:
dekstra Spontan  Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam Tirah Baring
sekunder EC  Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam WSD
TB paru  Codein 3x1
 Paracetamol 3x500mg

Diagnosis Tatalaksana
Prognosis
Prognosis

Dubia ad bonam Dubia ad bonam Bonam

Quo ad vitam Quo ad sanationam Quo ad fungtionam


TINJAUAN PUSTAKA
Akumulasi udara di antara lapisan pleura
parietal dan pleura visceral (rongga
pleura)
Udara meningkatkan tekanan intrapleura sehingga paru-paru terdesak sesuai dengan
jumlah udara yang masuk kedalam rongga pleura  paru –paru menjadi kolaps
Klasifikasi
Klasifikasi PNEUMOTHORA
X

Mekanisme
Jenis Fistula
Kejadian

Spontan Traumatik Tertutup Terbuka Ventil

Primer Sekunder Iatrogenik Non Iatrogenik


Simple pneumothoraks Pleura dalam keadaan tertutup (tidak ada jejas terbuka pada dinding dada), sehingga tidak ada
hubungan dengan dunia luar. Tekanan didalam rongga pleura awalnya mungkin positif, namun
lambat laun berubah menjadi negatif karena diserap oleh jaringan paru disekitarnya

Open pneumothoraks Hubungan antara rongga pleura dengan bronkus yang merupakan bagian dari dunia luar
(terdapat luka terbuka pada dada). Dalam keadaan ini tekanan intrapleura sama dengan
tekanan udara luar

Tension pneumothoraks Pneumotoraks dengan tekanan intrapleura yang positif dan makin lama makin bertambah
besar karena ada fistel di pleura viseralis yang bersifat ventil.
Anamnesis
Sesak nafas

Sianosis

Mudah Lelah

Nyeri dada hebat tiba-tiba


Pemeriksaan fisik
Inspeksi Dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit (hiper ekspansi dinding dada)

-Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal

-Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat

Palpasi Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar

-Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat

-Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit

Perkusi -Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak menggetar

-Batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan intrapleura tinggi

-Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang


Auskultasi
-Suara vokal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni negative
Pemeriksaan Penunjang
Analisis Gas Darah
• Gambaran hipoksemi
• Pada pasien dengan gagal napas yang berat secara signifikan
meningkatkan mortalitas sebesar 10%

Radiologi
• X-Ray thorax
• CT-scan thorax
• USG thorax
X-Ray

tepi rongga visceral yang terlihat Tidak ada marking paru yang
terlihat sebagai garis putih yang terlihat perifer pada garis ini
sangat tipis dan tajam

Emfisema subkutaneus dan


pneumomediastinum bisa nampak
Paru bisa kolaps seluruhnya

Peripheral space radiolusen


dibandingkan dengan adjacent
paru
Perhatikan tanda-tanda berikut :

Hiperlusen avascular pada hemitoraks


yang mengalami pneumotoraks dan paru
yang kolaps memberikan gambaran
radiopak

Pleural white line Bagian paru yang


kolaps dan yang mengalami
pneumotoraks dipisahkan oleh batas paru
kolaps berupa garis radioopak tipis yang
berasal dari pleura visceralis
 Deep sulcus sign  tanda yang dicari untuk mendeteksi
pneumotoraks pada foto dada posisi supine orang dewasa
 Sudut kostofrenikus berbentuk lancip dan rongga pleura
menembus lebih jauh ke bawah sampai daerah lateral dari
hepar dan lien  Jika terdapat udara pada rongga pleura,
maka sudut kostofrenikus menjadi lebih dalam daripada
biasanya disebut deep sulcus sign
 Terdapat tanda lainyaitu tepi jantung yang terlihat lebih
tajam. Keadaan ini biasanya terjadi pada posisi supine akibat
udara berkumpul di daerah anterior tubuh utamanya daerah
medial

Deep sulcus sign dan


deep sulcus sign
tension pneumotoraks kiri
disertai deviasi
mediastinum kanan
Ukuran pneumothoraks
Light Index Kircher Equation
Pneumothorax% = 1- X 100 Pneumothorax % =
L 3
HT3

Keterangan:
L is collapsed lung (cm)
HT is diameter of hemithorax (cm)
CT-Scan Thorax
• Tension pneumothorax ditandai dengan panah
hijau dan subcutaneous emphysema panah
merah
• CT menunjukkan peningkatan volume
hemithoraks kanan dan reduksi dari volume
pulmo ipsilateral dan menekan meadiastinum
ke kiri

• Gambaran CT axial menunjukan right-sided


hydropneumothorax
Double wall sign dalam kasus dengan ruptur bulla yang
menyebabkan pneumotoraks (udara yang menguraikan
kedua sisi dinding bulla sejajar dengan dinding dada).

CT menunjukkan bula lobus atas asimetris


yang besar. Tabung dada terletak secara
perifer di ruang pleura kanan. Adanya udara
di ruang pleura yang mengelilingi bulla
anterior di sebelah kanan (panah)
Chest Ultrasonography
Chest Ultrasonography

M-mode dapat digunakan untuk


menentukan pergerakan paru-paru di
dalam ruang antar tulang rusuk
Pneumotoraks kecil paling terlihat di
anterior dalam posisi terlentang (gas
naik) sedangkan pneumotoraks besar
terlihat di lateral di garis mid-axillary

Pada mode M, tanda klasik yaitu:


1. Seashore sign: normal lung sliding
2. barcode / tanda stratosfer: pneumotoraks
Tatalaksana
AIRWAY

Assessment : Observasi dilakukan dalam beberapa hari


- Perhatikan adanya retraksi otot pernapasan dan gerakan dengan foto toraks serial
dinding dada
- Mendengar suara nafas
- Patensi airway Untuk pneumothoraks tertutup dan terbuka
Management : - Re-posisi kepala, pasang collar-neck
- Inspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, lakukan - Lakukan cricothyroidotomy atau
chin-lift dan jaw thrust, hilangkan benda yang traheostomi atau intubasi.
menghalangi jalan napas
- Observasi dan Pemberian O2 (meingkatkan laju resorbsi
udara
Assesment
•Periksa frekuensi nafas
•Perhatikan gerakan respirasi
•Palpasi toraks
•Auskultasi dan dengarkan bunyi napas
BREATHING
Management:
•Lakukan bantuan ventilasi bila perlu
•Lakukan tindakan bedah emergency untuk atasi tension
pneumotoraks, open pneumotoraks, hemotoraks, flail chest
Assesment
•Periksa frekuensi denyut jantung dan denyut nadi
•Periksa tekanan darah
•Pemeriksaan pulse oxymetri
CIRCULATIO •Periksa vena leher dan warna kulit (adanya sianosis)
N
Management
•Resusitasi cairan dengan memasang 2 iv lines
•Torakotomi emergency bila diperlukan
•Operasi Eksplorasi vaskular emergency
Dekompresi

Needle Thoracentesis
Linea mid-clavicula, ICS
II

Needle Thoracentesis
Chest Tube
Linea aksila anterior, ICS
V
Chest Tube
Chest Tube

Anda mungkin juga menyukai