Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH Kardiomiopati

NAMA : FRENSCA MARIANA TITA

NPM : 12114201200076

KELAS : KEPERAWATAN A

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA


MALUKU
BAB I

A. Latar Belakang
Jantung merupakan organ paling dalam tubuh, jantung bekerja untuk mengetahui darah ke
seluruh tubuh, oleh karena itu kita harus memperhatikan kesehatan jantung kita, selain itu
penyakit jantung merupakan penyakt yang mematikan dieluruh dunia. Salah satunya yaitu
kardiomiopati, yang akhir-akhir ini semakin meningkat frekuensinya. Dibeberapa negara,
kardiomiopati merupakan penyebab kematian sampai sebesar 30%.
Kardiomiopati merupakan suatu kelompok penyakit yang langsung mengenai otot jantung
(miokard) yang menyebabkan otot jantung menjadi lemah. Penyakit ini tergolong khusus
karena kelainan-kelainan yang ditimbulkan bukan terjadi akibat penyakit
perikardium,hipertensi, koroner, kelainan kongenital atau kelainan katub. Walaupun sampai
saat ini kardiomiopati masih belum dapat dijelaskan secara pasti, tetapi kardiomiopati diduga
kuat mempengaruhi oleh faktor genetik. Kardiomiopati dapat diklasifikasikan menjadi 3
macam yaitu :
1. Kardiomiopati melebar, adalah kardiomiopati yang paling umum, terdapat pada
100 orang dan manakala otot jantung melemah dan tak mampu menarik darah secara
efektif. Otot jantung yang melemahkan kendur dan rongga jantung membengkak.
Kebanyakan disebabkan oleh penyakit arteri koroner, tetapi sekitar 30% disebabkan oleh
faktor genetik
2. Kardiomiopati hipertrofik, terjadi manakala di dinding jantung menebal, sehingga
dapat mencegah darah lewat jantung. Kelainan ini cukup jarang ditemukan di sekitar
0,2% penduduk Amerika Serikat (USA) atau terdapat pada 2 dalam 1000 orang dan dapat
mengenai laki-laki maupun perembpuan semua umur.
3. Kardiomiopati restriktif, merupakan kardiomiopati lebih jarang (terjadi 1 dalam
1000 orang) terjadi manakala dinding jantung kaku dan tidak fleksibel untuk mengisi
darah. Akibat jantung tidak terisinya darah, maka kemampuannya untuk pengambilan
darah ke seluruh tubuh menjadi tidak efektif.

B. Rumusan masalah

Apa definisi kardiomiopati?


Apa etiologi dan faktor resiko kardiomiopati?
Bagaimana patofisiologi kardiomiopati?
Bagaimana asuhan pasien dengan kardiomiopati?

. Tujuan

Definisi kardiomiopati
Adalah etiologi dan faktor resiko penyakit kardiomiopati
Adalah patofisiologi serta gejala klinis kardiomiopati
Panti asuhan eperawatan pada pasien kardiomiopati
D. Manfaat

Pembaca dapat memahami definisi, etiologi, faktor resiko serta patifiologi kardiomiopati
Pembaca khususnya mahasiswa ilmu keperawtan dapat memahami asuhan keperawatan terhadap
pasien kardiomiopati
Perawat daat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat terhadap pasien dengan kardiomiopati
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Kardiomiopati ( kardiomiopati ) adalah istilah umum untuk gangguan otot jantung yang
menyebabkan jantung tidak bisa lagi berkontraksi secara memadai. Ada banyak penyebab
kardiomiopati, penyakit jantung koroner adalah salah satunya. Konsumsi alkohol
berlebihan, infeksi virus, dan hipertensi adalah beberapa penyebab lainnya. Sesak nafas
merupakan gejala yang sering ditemui dengan kardiomiopati.

Kardiomiopati adalah kelainan fungsi otot jantung dengan penyebab yang tidak diketahui
dan disebabkan oleh penyakit arteri koroner, kelainan jantung bawaan (bawaan),
hipertensi atau penyakit katup. 1-7Kardiomiopati yang secara harfiah berarti penyakit
miokardium, atau otot jantung, ditandai dengan kemampuan jantung untuk mengetahui
darah dan berdenyut secara normal. Kondisi ini cenderung mulai dengan gejala ringan,
selanjutnya memburuk dengan cepat. Pada keadaan ini terjadi kerusakan atau gangguan
miokardium, sehingga jantung tidak mampu berkontraksi secara normal. Sebagai
kompensasi, otot jantung menebal atau hipertrofi dan rongga jantung membesar. Bersama
dengan proses penggunaan ini, jaringan ikat berproliferasi dan menginfiltrasi otot jantung.
Miosit jantung (kardiomiosit) kerusakan dan kematian, akibatnya gagal jantung, aritmia
dapat menyebabkan kematian dan kematian. Oleh karena itu kardiomiopati dianggap
sebagai penyebab utama morbiditas dan mortilitas kardiovaskular.
Kardiomiopati adalah penyakit otot yang tidak diketahui penyebabnya (Jota, Shanta,
1996). Kardiomiopati adalah penyakit yang mengenai miokardium secara primer dan
bukan sebagai akiba hipertensi, kelainan bawaan, katup koroner, arteri dan perikardial.
(Affandi Dedi, 1996 dan Winne Joshua, 2000).

. Klasifikasi
Kardiomiopati merupakan penyakit otot jantung primer. Tidak sering ditemukan,
namun juga tidak jarang terjadi. Kardiomiopati melebarkan 510% gagal jantung.
Kardiomiopati dan berdasarkan hasil pemeriksaan ekokardiografi.
1. Kardiomiopati Dilatasi
Kardiomiopati Dilatasi (kardiomiopati dilatasi / DCM ) menyebabkan ventrikel
kiri (LV) sering juga ventrikel kanan (RV), dan sering terjadi hipokinesia masif dan
global bukan regional, yang lebih menunjukkan penyakit jantung koroner (PJK). Secara
klinis, terjadi kegagalan LV atau gagal jantung kongestif, biasanya berat dan progresif,
dengan iktus kordis yang bergeser dan S3 terdengar jelas. Sering disertai regurgitasi
mitral (MR) fungsional dan fibrilasi atrium (AF). Terdapat risiko tinggi tromboemboli.
Pada foto toraks terlihat jantungnya. Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan
kardiomiopati melebarkan sekunder, yang tersering adalah kelebihan alkohol. DCM
“idiopatik” atau “primer” merupakan diagnosis pereksklusionam. Seperti halnya kasus
memiliki riwayat keluarga, menunjukan kontribusi kontribusi genetik yang bermakna.
Terapi yang dilakukan adalah terapi standar untuk gagal jantung. Transplantasi jantung
merupakan pilihan penting bagi pasien muda dengan refrakter gagal jantung yang berat.
Kardiomiopati dilatasi adalah kardiomiopati yang ditandai dengan adanya dilatasi
atau ekspansi ventrikel dinding bersama dengan penipan otot, penambahan atrium kiri dan
statis darah dalam ventrikel.
2. Kardiomiopati hipertrofik
Penyakit yang ditandai dengan hipertrofi ventrikel kiri yang khas tanpa adanya
dilatasi ruang ventrikel dan tanpa penyebab yang jelas sebelumnya. Karena itu hipertrofi
ini, bukan sekunder karena penyakit sistemik atau kardiovaskuler seperti hipertensi atau
stenosis aorta yang memperberat beban ventrikel kiri.
Kardiomiopati hipertrofik (kardiomiopati hipertrofik /HCM) merupakan penyakit
genetik yang ditandai oleh hipertrofi miokardium ventrikel kiri yang asimetris, terutama
septum. Struktur miokardnya abnormal (kekacauan miosit dan fibrosis interstisial).
Hipertrofi yang berat menyababkan pengecilan rongga ventrikel kiri, disfungsi diastol dan
MR sekunder. Hipertrofi septum menyebabkan obstruksi saluran keluar ventrikel kiri
yang dinamis. Hipertrofi dan sering sering kali asimtomatik namun berat, bisa
menyebabkan sesak napas saat aktivitas, nyeri dada, atau pusing. Risiko terbesar adalah
terjadinya kolaps atau kematian akibat akibat aritmia ventrikel, yang dapat timbul tanpa
gejala dan terjadi pada pasien yang terlihat sehat. HCM disebabkan oleh mutasi pada gen
yang mengkode berbagai protein kontraktil diantaranya miosin, aktin, troponin, dan
protein C pengikat miosin. Mutasi berbeda pada gen yang berbeda menyebabkan variasi
fenotipe, termasuk usia onset, beratnya kematian, dan risiko kematian akibat akibat
aritmia. Terapinya adalah :
• Bloker atau antagonis kanal kalsium digunakan untuk mengobati gejala yang
timbul saat aktivitas.
• Amiodaron digunakan pada pasien yang berisiko tinggi mengalami takikardia
ventrikel. Pemasangan defibrilator implan bisa dibenarkan pada pasien dengan
risiko tinggi dan / keluarga yang kuuat untuk mengetahui kematian atau riwayat
kematian.
• Konseling genetik dan skrining pada anggota keluarga yang asimtomatik melalui
ekokardiografi merupakan aspekpenting dalam penatalaksanaan.

4. Kardiomiopati restriktif

Bagian-bagian yang sangat jarang dan sebabnya tidak diketahui. Tanda khas kardiomiopati ini
adalah adanya gangguan pada fungsi diastolik, dinding ventrikel sangat kaku dan pengisian
ventrikel.

Kardiomiopati restriktif (kardiomiopati restriktif / RCM) menyebabkan miokardium menjadi


kaku, kaku, dan menebal, biasanya terjadi akibat disfungsi infiltrasi miokardium oleh zat-zat
abnormal atau fibrosis. Kelainan ini menyebabkan gagal jantung kongestif akibat disfungsi
diastolik, yang terutama bermanifestasi sebagai gagal ventrikel kanan. Jarang Termasuk
ditemukan. Penyebab yang tersering adalah amiloid (amiloid primer tipe AL, misalnya mieloma
multipel, paraproteinema, atau para amiloid sekunder tipe AA, misalnya keadaan peradangan
kronis). Penyebab lainnya antara lain sarkoid, skleroderma, fibrosis endomiokardial, dan sindrom
hipereosinofilik. RCM biasanya refrakter terhadap terapi. Amiloid jantung simtomatik memiliki
prognosis yang sangat buruk. Terapi biasanya terbatas pemberian diuretik untuk mengurangi
gejala gagal jantung kanan.
B. Etiologi

1. Kardiomiopati Dilatasi

Etiologi kardiomiopati tidak diketahui dengan pasti, tetapi kemungkinan tidak ada hubungannya
dengan beberapa hal seperti pemakaian berlebihan, graviditas, sistemik sistemik, infeksi virus,
kelainan, bahan kimia dan fisik. Individu yang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar lebih
dari beberapa tahun dapat mengalami gambaran klinis yang identik dengan kardiomiopati
dilatasi. Alkoholik dengan gagal jantung yang memiliki prognosis buruk, terutama bila mereka
minum alkohol. Kurang dari pasien yang dapat bertahan hidup sampai 3 tahun. Penyebab
kardiomiopati dilatasi lain adalah kardiomiopati peripatum, dilatasi jantung dan gagal jantung
kongesti tanpa penyebab yang pasti serta dapat timbul selama bulan akhir kehamilan atau dalam
beberapa bulan setelah melahirkan. Penyakit neuromuskuler juga merupakan penyebab
kardiomiopati dilatasi.

2. Kardiomiopati Restriktif

Etiologi penyakit ini tidak diketahui. Kardiomiopati sering ditemukan pada amiloidosis,
hemokromatis, deposit glikogen, fibrosis endomiokardial, eosinofilia, fibro-elastosis dan fibrosis
miokard dengan penyebab yang berbeda.

Fibrosis endomiokard merupakan penyakit progresif dengan penyebab yang tidak diketahui
sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda, ditandai dengan lesi fibrosis endokard
pada bagian aliran masuk dari ventrikel.

3. Kardiomiopati hipertrofik
Kelainan etiologi ini tidak diketahui, diduga disebabkan oleh faktor genetik, familiar, rangsangan
katekolamin, kelainan pembuluh darah koroner kecil. Kelainan yang menyebabkan iskemia
miokard, kelainan konduksi atrioventrikuler dan kelainan kolagen.

C. Patofisiologi

Miopati merupakan penyakit oto. Kardiomiopati merupakan sekelompok penyakit yang


mempengaruhi struktur dan fungsi miokardium. Kardiomiopati digolongkan berdasarkan
patologi, fisiologis dan tanda klinisnya.

Penyakit ini menjadi (1) kardiomiopati dilasi atau kardiomiopati kongestif; (2) kardiomiopati
hipertrofik; (3) kardiomiopati restriktif. Tanpa memperhatikan kategori dan penyebabnya,
penyakit ini dapat mengakibatkan gagal jantung berat dan bahkan kematian.

1. Kardiomiopati dilasi atau kongistif adalah bentuk kardiomiopati yang paling sering
terjadi. Ditandai dengan adanya dilasi atau rongga ventrikel bersama dengan penisisan
dinding otot, penambahan atrium kiri, dan stasis darah dalam ventrikel. Pada pemeriksaan
mikroskopis otot mengurangi jumlah elemen kontraktil serat otot. Komsumsi alkohol
yang berlebihan sering berakibat pada kardiomiopati jenis ini.

2. Kardiomiopati hipertrofi jarang terjadi. Pada kardiomiopati hipertrofi, massa otot jantung
bertambah berat, terutama sepanjang septum. Terjadi peningkatan ukuran septum yang
dapat menghambat aliran darah dari atrium ke ventrikel; selanjutnya, kategori ini menjadi
obstruktif dan nonobstruktif.

3. Kardiomiopati restritif adalah jenis terakhir dan kategori paling sering terjadi. Bentuk ini
ditandai dengan gangguan regangan ventrikel dan tentu saja volumenya.
Kardiomiopati restriktif dapat dilihat dengan amiloidosis (dimana amiloid, suatu protein,
tertimbun dalam sel) dan penyakit difiltrasi lain. Tanpa memperhatikan perbedaannya
masing-masing, fisiologi kardiomiopati merupakan urutan kejadian yang progresif yang
diakhiri dengan terjadinya gangguan pemompaan ventrikel kiri. Karena volume sekuncup
semakin lama semakin berkurang, maka terjadi stimulasi saraf simpatis, mengakibatkan
peningkatan tahanan sistem vaskuler. Seperti patofisiologi pada gagal jantung dengan
berbagai penyebab, ventrikel kiri akan membesar untuk mengakomodasi kebutuhan yang
kemudian juga akan mengalami kegagalan.

F. Gejala Klinis

1. Kardiomiopati Dilatasi

Gejala yang menonjol adalah gagal jantung kongestif, terutama yang kiri, berupa sesak napas saat
bekerja, lelah, lemas, dapat disertai tanda-tanda emboli sistem atau paru serta aritmia, ortopnea,
dispnea proksimal nokturnal, edema perifer, paltipasi berlangsung perlahan pada sebagian besar
pasien.

2. Kardiomiopati Restristif

Pada umumnya penderita mengalami kelemahan, sesak nafas, edema, asites serta hepatomegali
disertai nyeri. Tekanan vena jugularis meningkat dan dapat lebih meningkat dengan inspirasi
(tanda kusmaul). Bunyi jantung terdengar jauh dari biasanya serta ditemukan tanda-tanda gejala
penyakit sistemik seperti amiloidosis, hemokromatis.

3. Kardiomiopati Hipertrofik

· Kardiomiopati hipertrofik simptomatik

Keluhan yang paling sering adalah dispnea, sebagian besar karena kekakuan dinding ventrikel
kiri yang meningkat dan gangguan pengisian ventrikel dan mengakibatkan tekanan diastolik
ventrikel kiri dan atrium kiri meningkat. Gejala lainnya meliputi: angina pektoris, kelelahan dan
sinkop.

· Kardiomiopati Hipertrofik Asimtomatik

Tidak ada tanda dan gejala dan dapat menyebabkan kematian tiba-tiba, sering terjadi pada
anakanak dan orang dewasa muda dan dapat terjadi selama atau setelah beraktivitas.

G. Pemeriksaan Klinis

1. Kardiomiopati Dilatasi / Kongestif

Didapatkan berbagai tingkat jantung dan tanda-tanda gagal jantung kongestif. Pada tingkat lanjut,
tekanan nadi kecil dan tekanan vena jugularis meningkat. Biasanya terdengar bunyi S3 dan S4
serta dapat timbul regurgitasi tripuspid atau mitral.

2. Kardiomiopati Restriktif

Ditemukan adanya jantung sedang. Bunyi jantung S3 atau S4 serta adanya regurgitasi mitral atau
tripuspid.

3. Kardiomipati Hipertrofik

Ditemukan jantung ringan. Pada apeks teraba getaran sistolik bunyi S4 biasanya terdengar.
Bising sistolik yang mengeraskan tindakan falsafah.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kardiomiopati jarang didapat pada saat puncak penyakit infeksinya karena akan tertutup oleh
manifestasi sistem penyakit infeksi tersebut dan baru jelas pada fase pemulihan. Bentuk ini
umumnya sembuh dengan sendirinya, tetapi sebagian berlanjut menjadi bentuk kardiomiopati
dan ada juga yang menjadi penyebab aritmia, gangguan konduksi atau upaya yang dilakukan
secara struktural dianggap normal.

Sebagian besar keluhan klien tidak khas, mungkin didapatkan rasa lemah, berdebar-debar, sesak
napas, dan rasa tidak enak di dada. Nyeri dada biasanya disertai dengan perikarditis bila disertai.
Kadang-kadang didapatkan rasa nyeri yang menyerupai angina pektoris. Gejala yang paling
sering ditemukan adalah takikardia yang tidak sesuai dengan kenaikan suhu. Kadang-kadang
ditemukan hipotensi dengan nadi yang kecil atau dengan gangguan pulsasi.

B. Saran

Sebagai perawat harus selalu sigap dalam menangani penyakit miokarditis karena akan menjadi
fatal jika terlambat ditangani. Selain itu perawat juga memberikan pendidikan kesehatan
kepada klien dan keluarga agar mereka faham deng an miokarditis dan bagaimana
ppengobatannya
DAFTAR PUSTAKA

http://saverinussuhardin.blogspot.com/2013/08/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan_2.html

Anda mungkin juga menyukai