Blok AV total merupakan kasus yang jarang terjadi dan berpotensi menimbulkan
masalah serius pada kehamilan.1 Kasus ini lebih sering mengenai pria dibandingkan wanita,
dan lebih jarang lagi terjadi pada wanita hamil. 2 Laporan kasus mengenai blok AV total pada
wanita hamil relatif sedikit. Pada sebuah laporan di tahun 1960, Mendelson melaporkan 53
kasus blok AV total dan kehamilan, di mana 28 pasien merupakan blok AV total yang
Biasanya blok AV total yang ditemukan pada wanita hamil berhubungan dengan blok
AV total kongenital. Pada 30 % kasus, blok AV total kongenital bisa asimptomatis dan tidak
terdeteksi sampai usia dewasa atau pada saat orang tersebut hamil. 4 Pada dasarnya, blok
AV total jarang menimbulkan masalah obsterti khusus, kecuali terdapat penyakit jantung
struktural penyerta.1
Pengalaman para ahli pada wanita yang memakai alat pacu jantung sebelum terjadi
kehamilan telah banyak dilaporkan, tetapi terdapat informasi yang bervariasi mengenai
manajemen pasien blok AV total yang terdeteksi pertama kali pada saat hamil atau
menjelang melahirkan. Hanya sedikit laporan khusus yang membahas mengenai hal
tersebut.1 Sehingga, sampai saat ini tidak ada pedoman khusus penatalaksanaan wanita
hamil dengan blok AV total pada saat melahirkan. Meskipun pemasangan pacu jantung saat
kehamilan terbukti aman dan pasien dapat melahirkan dengan aman, namun beum jelas
bagaimana manajemen terbaik saat melahirkan untuk wanita dengan blok AV total dan
tanpa pacu jantung.2 Di bawah ini akan dipaparkan satu pasien yang datang dalam keadaan
in partu dan didapatkan blok AV total yang baru pertama kali diketahui. Pasien kemudian
dipasang pacu jantung sementara sebelum dilakukan operasi sectio cesaria (SC),
KASUS
Seorang wanita Ny. W, usia 34 tahun, dengan alamat di Srengat, status pembiayaan
Jamkesmas, dikonsulkan dari bagian Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) tanggal 12 Maret
2014 pukul 19.00, dengan diagnosa GIIP1-1 35/36 minggu + Partus Prematur Iminens (PPI)
+ kelainan jantung (blok AV total). Saat diperiksa pasien tidak memiliki keluhan sesak napas,
nyeri dada, maupun berdebar pasa saat sekarang maupun saat sebelum pasien hamil.
Pasien tidak pernah mengeluh sesak saat aktivitas sehari-hari maupun saat istirahat. Tidak
pernah ada keluhan mual muntah, pusing, keluar keringat dingin, maupun pingsan pada
Pasien selama ini kontrol kehamilan di poli hamil Wlingi sebanyak 7 kali dan tidak
pernah dikatakan ada kelainan. Pada kontrol kehamilan terakhir, didapatkan nadi tidak
teratur, dan pasien dirujuk ke RS Saiful Anwar karena ditemukan blok AV total dari rekaman
EKG. Kehamilan ini adalah kehamilan kedua, anak pertama pasien berusia 8 tahun, lahir
spontan cukup bulan ditolong oleh dukun. Selama kehamilan pertama pasien tidak pernah
kontrol ke bidan maupun dokter spesialis kandungan. Riwayat pemakaian kontrasepsi pil KB
sejak 10 tahun yang lalu (setelah melahirkan), berhenti sejak 1,5 tahun yang lalu. Pasien
menyangkal pernah memiliki penyakit hipertensi, kencing manis, sakit jatung, stroke,
merokok, nyeri-nyeri sendi, atau penyakit autoimun sebelumnya. Pasien adalah anak
tunggal, kedua orang tua pasien telah meninggal dunia saat pasien masih kecil dengan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum cukup, pasien tidak tampak
sesak maupun kesakitan. Kesadaran kompos mentis, tekanan darah 130/80, nadi 45
x/menit reguler, respirasi 18x/menit, suhu rectal 37C. Pada pemeriksaan fisik jantung: iktus
kordis di ICS V MCL sinistra, S 1S2 tunggal, tidak didapatkan murmur, ektrasistol maupun
gallop. Pemeriksaan fisik paru suara napas vesikuler di kedua lapangan paru, tidak
ditemukan ronki maupun wheezing. Akral hangat, kering, dan merah pada keempat
pemeriksaan EKG di IRD tanggal 12 Maret 2014 didapatkan irama sinus 88 x/menit, aksis
normal, blok AV total dengan irama lolos penghubung 46 x/ment (gambar 1). Pasien
ringan dengan fungsi sistolik LV normal (EF 74.88 %) (hasil pemeriksaan hanya berupa
laporan)
Pasien didiagnosis dengan blok AV total tanpa gangguan hemodinamik. Saran dari bagian
Kardiologi untuk pemasangan pacu jantung sementara / temporarily pace maker (TPM),
rencana pemberian Dopamin 3 g/kg/menit apabila tidak berhasil terpasang TPM, dan saran
mode of delivery dengan sectio cesaria (SC). Tatalaksana pasien dari bagian Obgyn untuk
Dalam perjalanannya pada pukul 20.00 pasien mengalami in partu kala I. Pada pukul 21.00
pasien dipasang TPM secara blind dengan menggunakan monitor EKG sebagai panduan di
kamar operasio oleh bagian Kardiologi, dan selanjutnya dilakukan SC dan tubektomi
bilateral oleh teman sejawat Obgyn. Lahir bayi perempuan dengan berat badan lahir 2700
gram, APGAR score 8-9. Setelah operasi pasien dirawat di ruang observasi intensif (RR)
ruang-ruang jantung normal, tidak tampah trombus / vegetasi intrakardiak, fungsi sistolik LV
dilakukan pemasangan pacu jantung permanen / permanent pace make maker (PPM). Pada
tanggal 25 Maret 2014 dilakukan pemasangan lead PPM Tipe ISOFLEX 1948/58cm SN
- Mode : VVI
- Rate : 80 bpm
- Pulse Amplitude : 0,8 V
- Impendance : 776
- Current : 0,9 Ma
- Mode : VVI
- Rate : 70 bpm
- Pulse Amplitude : 2,4 V
- Pulse Width : 0,37 ms
- Sensitivity (R wave) : 3,0 mV
- Sense Configuration : bipolar
- Pulse Configuration : bipolar
Selama dan setelah tindakan berlangsung tidak didapatkan penyulit (gambar 3).
Ny.
Wiyah
Gambar 2. EKG post pemasangan pacu jantung permanen
Tanggal 28 Maret 2014 pasien dipulangkan. Pasien sudah melakukan kontol PPM sebanyak
PEMBAHASAN
impuls. Blok AV total tergolong dalam gangguan penghantaran impuls listrik jantung, di
mana tidak ada impuls atrium yang diteruskan ke ventrikel, sehingga terjadi disosiasi antara
Blok AV total daoat meruakan kelainan kongential maupun didapat. Berbagai proses
konduksi yang normal akan menghasilkan blok AV total. Pada blok AV total kongenital,
kelainan yang terjadi biasanya berada pada level nodus atriobentrikular (AV node). Pasien
umumnya relatif asimptomatis pada keadaan istirahat, dan dapat timbul gejala klinis dengan
latihan fisik, karena detak jantung tidak dapat meningkat sebagai kompensasi meningkatnya
kebutuhan pada saat latihan. Apabila tidak didapatkan kelainan strukturan jantung, blok AV
total kongenital seringkali disebabkan oleh antibodi maternal terhadap antigen SS-A (Ro)
Penyebab didapat dari blok AV total antara lain akibat proses degeneratif; infark
miokard akut (yang mengenai dinding inferior atau septal ventrikel kiri, atau infark ventrikel
kanan); obat-obatan seperti digitalis, beta blocker, amiodarone, dan calcium channel
blocker; infeksi seperi endokarditis terutama yang mengenai katup aorta, penyakit inflamasi
jantung, tinfakan kateterisasi jantung, atau ablasi nodus AV/berjas His; dan trauma.7,8,9
Secara teori, perubahan fisiologi selama kehamilan dapat mencetuskan masalah
stimulasi vagal akibat uterus gravida dapat menyebabkan blok AV total yang didapay pada
perhatian utama dalam mempelajari kasus blok AV total yang didapat pada wanita hamil. 3
Meskipun kehamilan jarang blok AV total, namun beberapa laporan menunjukkan adanya
kasus blok AV total yang didapat pada saat hamil. Apabila blok AV total diketahui pertama
kali pada saat hamil, biasanya keaddan ini sudah terjadi sebelumnya, namum asimptomatis,
Pada pasien ini, penyebab blok AV total diduga akibat kelainan kongenital, yang
asimptomatis dan tidak terdeteksi selama periode pemeriksaan ante natal maupun saat
kehamilan sebelumnya. Karena tidak aa data detak jantung maupun rekaman EKG pasien
sebelum kehamilan dan hanya pada saat pasien datang ke rumah sakit, kami tidak dapat
menarik kesimpulan definitif mengenai hubungan kausal antara kehamilan dan gangguan
konduksi yang terjadi. Namun mungkin saja blok AV total menjadi manifest selama hamil
akibat perubahan hemodinamik orang hamil. Blok AV total ini tidak menghilang setelah
kehamilan berakhir, dan tetap berlangsung setelah 12 hari sebelum akhirnya diputuskan
Blok AV total memiliki prsenstasi klinis yang beragam. Terkadang pasien bisa
asimptomatis. Pasien-pasien dengan irama lolos penghubung (komplek QRS sempit pada
rekaman EKG), dapat hanya memiliki gejala minimal akibat adanya hipoperfusi jaringan,
seperti mudah lelah, atau pusing. Gejala klinis yang lebih berat, biasanya irama lolosnya
berasal dari ventrikel (dengan komplek QRS lebar), contohnya sinkop, dyspnea, nyeri dada
dewasa, dan mungkin saja terdeteksi pertama kali saat kehamilan. Isolated congenital
complete heart block memiliki outcome yang beragam selama kehamilan, terutama apabila
irama lolosnya memiliki kompleks ORS yang sempit. 11 Wanita dengan blok AV total
kongenital memiliki toleransi yang baik terhadap kehamilan, meskipun keterbatasan respon
denyut jantung akan mempersulit kemampuan jantung untuk meningkatkan cardiac output.
Hal ini penting terutama karena pasien-pasien semacam ini biasanya memiliki ukuran
ventrikel kiri yang mengalami dilatasi ringan, stroke volume yang tinggi pada kondisi tidak
hamil, serta kapasitas peningkatan volume akhir diastolik dan stroke volume yang terbatas
meskipun terjadi ekspansi volume intravaskular yang cukup besar pada awal kehamilan.
Pada wanita dengan gestasi multipel, cardiac output lebih meningkat dibandingkan dengan
kehamilan tunggal, dan peningkatan detak jantung ibu dan kontraktilitas pada kasus seperti
Pada kehamilan normal, curah jantung mulai meningkat pada minggu kelima
kehamilan, dan terus meningkat sampai 45 % saat pertengahan kehamilan. Peningkatan ini
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hemodinamik orang hamil. Setelah periode tersebut,
curah jantung akan relatif lebih stabil dan tidak ada perubahan yang terlalu bermakna
terhadap curah jantung. Baik denyut jantung dan stroke volume berperan dalam
peningkatan curah jantung pada kehamilan ini. Denyut jantung akan meningkat pada
minggu kelima kehamilan, dan terus meningkat sampai usia usia kandungan 32 minggu.
Peningkatan stroke volume mulai terjadi pada usia kehamilan 8 minggu, dan meningkat
Pasien dengan blok AV total tidak dapat terjadi peningkatan denyut jantung,
sehingga peningkatan curah jantung hanya tergantung pada stroke volume saja.2 Ini adalah
salah satu penjelasan mengaoa sebgaian pasien blok AV total tetap asimptomatis selama
kehamilan berlangsung, dan sebagian lagi mengalami serangan Adams-Stokes. Selain itu,
belum jelas apakah status hemodinamik wanita hamil dengan blok AV total yang tidak
dipasang pacu jantung akan tetap stabil pada saat persalinan berlangsung dan pada masa
setelah persalinan, di mana seringkali kerja jantung meningkat dan terjadi pendarahan akut
Pasien pada kasus ini tidak memiliki gejala klinis selama kehamlian berlangsung maupun
sebelum hamil. Setelah proses persalinan, tidak ada perubahan tanda hemodinamik yang
Pada pemeriksaan fisik, nadi pasien blok AV total akan didapatkan bradikardi.
Disinkroni antrioventrikular dapat menyebabkan perubahan relatif posisi katup mitral dan
triskupid pada saat penutupan atau pembukaannya, sehingga intensitas suara jantung
pertama (S1) dapat bervariasi, atau dapat terdengar suara galop atrial (S4), murmur ejeksi
Pada pemeriksaan pulsasi vena leher, dapat terdeteksi gelombang a dan gelombang
cv yang prominen, dan diagnosis blok AV terkadang dapat ditegakkan apabila didapatkan
temuan tersebut. Pulsasi alteri karotis dapat bervariasi volume dan kecepatannya. Apabila
pada pemeriksaan dada ditemukan ronki, hal ini mencerminkan terjadinya peningkatan
tekanan vena pulmonalis dan regurgitasi katup jantung, dan bukan merupakan gambaran
disfungsi sistolik atau diastolik ventrikel. Hepar dapat membesar dan teraba pulsasi, oleh
karena terjadi transmisi dari gelombang vena sentral. Edema erifer bisa terjadi apabila AV
Pada pasien di atas temuan pemeriksaan fisik yang didapatkan hanya bradikardi. Tidak
P dan kompleks QRS.5,9 Blok AV total dapat terjadi sebagai akibat dari blok di tingkat simpul
AV atau level serabut His sampai dengan Purkinje. Pada pasien dengan blok pada level
simpul AV, irama lolosnya biasanya irama lolos penghubung, dengan kompleks QRS yang
sempit dengan denyut 40-60 x/menit. Pada blok AV total yang terjadi akibat penyakit di level
His-Purkinje, irama lolosnya berasak dari ventrikel, dengan interval QRS yang lebar dan
denyut 20-40 x/menit.7,9 Pada pasien dengan gejala paroksismal sinkop dan tidak
didapatkan konduksi yang abnormal pada EKG, maka dapat dilakukan pemantauan EKG
Pasien kasus ini blok AV total ditegakkan dengan rekaman EKG pasien yang menunjukkan
irama sinus 88 x/menit, aksis normal, blok AV total dengan irama lolos penghubung 46
x/menit.
yang diduga menjadi penyebab blok AV total harus dihentikan, koreksi kelainan elektrolit dan
pemasangan pacu jantung permanen. Pada pasien yang hemodinamikanya tidak stabil dan
tidak respon terhadap obat-obatan seperti atropine atau isoprenalin, maka pemasangan
pacu jantung temporer dapat diberikan sampai blok AV total teratasi, atau dapat dilanjutkan
kehamilan biasanya tidak diperlukan. Persalinan per vaginam tidak memliki risiko yang tinggi
pada ibu dengan blok AV total kongenital, kecuali terdapat kontraindikasi secara obstetri.11
Pasien yang simptomatis di trimester pertama dan kedua, pemasangan pacu jantung
permanen merupakan terapi pilihan utama, dan dapat dilakukan di bawah panduan alat
echocardiography. Pasien simptomatis yang datang pada saat kehamilan hampir aterm,
disarankan dipasang pacu jantung sementara dilanjutkan dengan induksi kelahiran secepat
mungking, untuk menghindari komplikasi akibat pemasangan pacu jantung sementara yang
terlalu lama.1
untuk persalinan pasien blok AV total tana memoerdulikan ada atau tidaknya gejala klinis
pasien, nampaknya memiliki outcome yang baik. Namum, serial pasien yang dilaporkan
tersebut tidak membahas mengenai waktu yang tepat untuk melakukan pemasangan pacu
jantung sementara, dan denyut jantung yang cukup untuk persalinan berlangsung. Selain
itu, tidak pernah diketahui apakah pacu jantung sementara tersebut benar-benar diperlukan
karena penulis tidak mencantumkan indikasi atau pertimbangan pengambilan keputusan
melakukan pemasangan pacu jantung tersebut.12 Pada pasien blok AV total dengan internal
QT yang memanjang, atau abnormalitas atrium kiri pada rekaman EKG, memiliki insiden
kematian mendadak yang lebih tinggi. Pada pasien seperti ini disarankan pemasangan pacu
Pasien kasus ini dilakukan pemasangan pacu jantung sementara sesaat sebelum dilakukan
operasi SC. Hal ini dikarenakan pasien datang sudah dalam keadaan in partu, dan untuk
Persalinan pada pasien dengan blok AV total dapat dipersulit dengan terjadinya
sinkop atau kejang karena bertambah lambatnya detak jantung akibat manuver Valsava. Hal
ini dapat terjadi selama kontraksi uterus yang terlalu kuat saat kala II persalinan. Persalinan
pada kasus seperti ini disarankan dengan posisi lateral dekubitus untuk meminimalisir
bearing down, dan mempercepat kala II dengan menggunakan alat forcep. Operasi sectio
cesar (SC) memiliki risiko perdarahan dan volume shifting yang lebih besar dibandingkan
dengan persalinan normal, oleh karena itu prosedut operasi SC seharusnya dilakukan atas
hemodinamik maternal selama proses persalinan berlangsung. Pada persalinan normal kala
I tanpa analgetik epidural, curah jantung basal akan meningkat sampai 12 % saat kontraksi
terjadi. Curah jantung ini dapat meningkat progresif sampai 34 % pada saat terjadi dilatasi
sevks maksimal. Perubahan curah jantung ini dapat berkurang dengan pemberian analgetik
epidural, yang juga memiliki keuntungan lain untuk mengurangi nyeri saat persalinan
berlangsung.12,15
Pada pasien ini, persalinan berlangsung melalui operasi sectio cesaria. Indikasi dilakukan
operasi SC adalah karena pasien memiliki blok AV total. Secara teori, blok AV total yang
asimptomatis dapat menjalani persalina per vaginam dengan kala II yang dipercepat dan
bantuan pemberian analgetik epidural untuk mengurangi beban jantung dan nyeri saat
persalinan.
seperti sebelum hamil setelah pasien melahirkan. Perubahan variabel hemodinamik ini
dapat mempengaruhi gejala pasien selama kehamilan, sehingga status simptomatis pasien
harus dinilai kembali pada periode post partum sebelum melakukan pemasangan pacu
jantung permanen.1 Pada beberapa laporan kasus pasien dengan blok AV total, terdapat
insiden sinkop yang tidak terduga yang cukup tinggi, penurunan denyut jantung secara
pemasangan pacu jantung permanen bahkan pada pasien yang asimptomatis sekalipun. 16
Pada pasien di atas, keadaan hemodinamik pasien tetap baik sebelum, selama, dan setelah
persalinan. Namun gambaran EKG blok AV total menetap bahkan setelah 12 hari
perawatan. Oleh karena itu pasien selanjutnya dilakukan pemasangan pacu jantung
permanen.
Kesimpulan
Telah dilaporkan satu pasien wanita hamil in partu yang datang dengan blok AV total
asimptomatis dan kondisi hemodinamik yang stabil. Pasien dipasang pacu jantung
sementara sebelum dilakukan operasi sectio cesaria merupakan metode yang dipilih untuk
menghindari komplikasi akibat blok AV total selama persalinan berlangsung. Selama dan
setelah operasi tidak didapatkan komplikasi. Blok AV total menetap 2 minggu setelah
DAFTAR PUSTAKA
required for women with complete atrioventrivular block? An analysis of seven cases.
BJOG. 2006;113:605-607.
3. Kenmure ACF, Cameron AJV. Congenital Complete Heart Block in Pregnancy. British
Heart J. 1967;29:910.
4. Tietge W, Daniels M. A case og an acquired high-degree AV block in a pregnant
overview.
7. Crawford MH. Current Diagnosis and Treatment: Cardiology. 3rd Ed. The McGraw Hill
and Fetal Heart Disease. 3rd Ed. Wiley Liss Inc.; 1998.
11. Regitz-Zagrosek V, et al. ESC Guidelines on the management of cardiovascular
34:1161-1176.
13. Constant J. Bedside Cardiology Fourth Edition. Little Brown and Company. Boston;
1993.
14. Dalvi BV, Chaudhuri A, Kulkarni HL, Kale PA. Therapeutic Guidelines for Congenital
congenital complete heart lock: a case report. J Pak Med Assoc. 2007;57(11):565-6.
16. Suri V, et al. Maternal complete heart block in pregnancy: Analysis of four cases and
Circulation. 2008;117:e350-e408.