Kep
DI & INB
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Sistem Konduksi
Jantung mempunyai sistem yang automatis dan irama kontraksi yang teratur untuk memberikan
impulse konduksi yang merangsang otot jantung berkontraksi. Kemampuan ini terlokalisasi dalam
jaringan neuromuskuler yang disebut sistem konduksi.
Bundle Branches
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Indikasi Pemasangan TPM
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Temporary Pacemaker (TPM)
Jenis TPM:
• Eksternal pacemaker
• Endocardial pacemaker
• Pericardial pacemaker
Digunakan dalam keadaan emergency, operasi
jantung, dan penolongan pertama sebelum
pemasangan PPM
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Rate
Jumlah impulse listrik yang dihasilkan oleh generator setiap
menit. (30 – 160 bpm)
Output
Besarnya energi listrik yang dikeluarkan setiap kali
memberi impulse (0.1-20mA)
Sensitivity
Kemampuan pacemaker membaca batas level/ besarnya intrinsik
listrik jantung (amplitudo) dimana generator harus memberi
impulse atau menunda/menghambat (1 -20 mV).
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Anti Tachycardia Pacing
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Entry Site
Subclavia Vein
Vena internal jugular kanan dan vena subclavian lebih Akses femoral dapat menyebabkan leg
banyak digunakan karena mempunyai pathway yang immobilization, serta risiko tinggi infeksi apabila
langsung masuk ke RV penanganannya tidak sempurna
Instalasi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Fungsi Pacemaker
Pacing – memberikan stimulasi melalui impuls listrik ketika detak jantung dibawah
normal
Sensing – memonitor dan mendeteksi apakah ada sinyal intrisik dari jantung
Pacing S e n s i n g Pacing
Instalasi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Cardiac Pacing Overview
Capture - Generator memberi impulse (pacing) Untuk membuat sebuah pacing ‘capture’ diperlukan:
diikuti dengan depolarisasi jantung yang dapat
membuat jantung berkontraksi, yang ditandakan - Jaringan yang sehat
dengan ‘spike’. - Kontak endocard yang baik
- Threshold output yang optimal (tidak terlalu
Spike terjadi karena adanya energi listrik artifisial besar/kecil) untuk menghemat baterai
pacemaker yang sampai ke miocard
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Pengukuran Threshold Output
Jumlah energi minimal yang dibutuhkan generator untuk memberi stimulus listrik (pacing)
yang dihitung dengan satuan mA.
loss capture
Sensitivity merupakan jumlah nilai (threshold) sensing untuk mendeteksi event intracardiac.
Semakin tinggi nilai sensing threshold, maka semakin rendah tingkat sensitifitasnya, dan
sebalikanya.
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Undersensing -> overpacing
Semakin tinggi setting sensitivity
(tanpa mengukur threshold
sensitivity) akan semakin
asynchronous.
“Eyes Closed”
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Masalah dan Troubleshooting
No Output Generator tidak menghasilkan energi/energi yang dihasilkan tidak sampai ke myocard
Hubungan kabel konduktor penghubung Perbaiki sirkuit luar antara generator dan
dengan konduktor kabel penyambung
Mobilisasi elektrod dengan distal Bila belum juga terlihat spike, masukkan
miokard sedikit elektrod lewat sheath -> panggil dokter
Battery failure Ganti baterai
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Masalah dan Troubleshooting
Loss of Capture Tidak terjadinya depolarisasi pada otot jantung ketika impuls listrik dihantarkan pada saat pacing
Jaringan myocard semi konduktor Lakukan pengukuran / observasi secara berkala, mis tiap 6
(ischemia/infark) jam / ganti shift
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Masalah dan Troubleshooting
Undersensing Kegagalan generator untuk mendeteksi adanya sinyal intrinsik (terlalu cuek/tidak sensitif) sehingga
pacemaker selalu memberi stimulus sesuai pacing rate
Overpacing
Undersensing
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Generator tidak dapat sensing aktifitas intrinsik sehingga mengakibatkan
kejadian overpacing → jika dibiarkan dapat menyebabkan VF
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Masalah dan Troubleshooting
Oversensing Generator terlalu sensitif sehingga dapat mendeteksi aktifitas listrik dari sumber lain (noise, T wave, dll)
yang dianggap sebagai intrinsik sehingga generator selalu dihambat memberi stimulus
Oversensing
Underpacing
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Permanent Pacemaker (PPM)
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Single Chamber
Pacing
Dual Chamber
Pacing
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Triple Chamber
Pacing
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Lead Implantation
EPICARDIAL ENDOCARDIAL
Surgery Transvenous
Unipolar Uni-/Bipolar
Higher Threshold Lower Threshold
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Komponen Lead Pasif
Aktif
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
NBG Code
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Mode AAI
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Mode DDD
Untuk NBG Code ke-3 pada Dual Chamber berfungsi agar PPM bekerja dengan baik. Algoritma sudah
dipasang sedemikian rupa sehingga meminimalisir kejadian double pacing/double sensing.
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Recommended Pacemaker Modes
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Pre Implantasi Langkah-langkah Implantasi
1. Indikasi
2. Inform consent 1. Disifenksi dan anestesi lokal
3. Puasa minimal 6 jam 2. Persiapan akses vena
4. Informasi pasien: 3. Pemasangan Lead
• Riwayat penyakit dan medikasi pasien
4. Pengukuran intra-operative
• Aktifitas harian pasien
• Efek pemasangan PPM terhadap kualitas hidupnya menggunakan external device
• Risiko dan komplikasi terhadap pemasangan PPM (programmer)
5. Pemberian antibiotik 5. Membuat pocket generator
• Prophylactic antibiotik 6. Penyambungan antara lead ke IPG
- e.g. UNASYN 1.5 gr, 1 jam sebelum tindakan (Implantable Pacemaker Generator)
6. Chest X-ray 7. Pemberian antibiotik di pocket
- morphological anomalies?
8. Pemasangan IPG
7. Ipsilateral peripheral catheter: contrast injection for venous
access 9. Suture
10. Post-op program
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Entry Site
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Anestesi Lokal, Insisi dan Pembuatan Pocket Pacemaker
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Persiapan Akses Vena
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Persiapan Akses Vena
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Pemasangan Lead
1. Menggunakan panduan fluroskopi untuk memastikan posisi lead sudah tepat, serta untuk
memastikan apakah lead sudah terfiksasi dengan benar atau belum
2. Analisis electrical intra-cardiac (sensing) dan nilai threshold (pacing) menggunakan programmer
(PSA Test)
• Sensing P Wave (atrial): > 2 mV
• Sensing R Wave (ventricular): > 5 mV
• Pacing threshold: ≤ 1.5 V
• Lead impedance: 300 – 3000 Ω
Apabila perhitungan parameter lead sudah selesai, maka lead bisa langsung di-screw/fiksasi ke
myocard jantung.
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Follow Up
Asuhan Keperawatan Pasca
Implantasi
1. Cukup dilakukan di dalam poli jantung
1. Monitor adanya perubahan irama,HR, 2. 1st week: cek luka, cek parameter sensing,
dan adanya disritmia threshold, lead impedance, evaluasi
2. Pemeriksaan X-ray (cek paru, generator symptom
dan lead) 3. 4-7 week: cek patency lead, cek parameter
3. Imobilisasi ektremitas yang terpasang sensing, threshold, lead impedance,
generator evaluasi program dengan symptom
4. Monitor insersi luka dan perhatikan 4. 3-6 moth: patency lead, evaluasi symptom
adanya tanda2 infeksi.
& repogram (final program)
5. Pemberian Antibiotik selama 3 hari
6. Monitor vital sign setiap 15 “ hingga 2 5. 0.5- 1 year: evaluation symptom measure
jam pertama pacemaker
7. Sebelum pulang cek pulse generator
(Program) di Klinik Pacemaker
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Discharge Planning
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Komplikasi Lead Failure pada PPM
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Lead Failure pada PPM
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Diagnosa Keperawatan
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
DX3. Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan
Berisiko mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk menunjang
kehidupan.
Kondisi klinis: Bradikardia
Luaran Utama: sirkulasi spontan
Kemampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk menunjang kehidupan meningkat
Kriteria hasil:
1. Saturasi oksigen meningkat
2. Frekuensi nadi, tekanan darah, dan nafas membaik
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
DX3. Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan
INTERVENSI PENDUKUNG • Terapeutik
Managemen Alat Pacu Jantung Sementara 1. Sediakan inform consent
Mengidentifikasi dan mengelola pompa jantung melalui 2. Siapkan alat pacu jantung yang dipilih
pemasangan dan penggunaan alat pacu jantung sementara 3. Pasang elektroda alat pacu jantung transkutan eksternal
4. Fasilitasi pemasangan alat pacu jantung
TINDAKAN 5. Lakukan rontgen setelah pemasangan alat pacu jantung sementara
• Observasi 6. Analisis kemampuan pompa jantung setelah pemasangan alat pacu
1. Identifikasi pemasangan alat pacu jantung sementara jantung sementara
2. Identifikasi alat pacu jantung yang dibutuhkan • Edukasi
3. Periksa EGG 12 lead jika perlu 1. Jelaskan indikasi, fungsi dan komplikasi pemasangan alat pacu
4. Periksa sirkulasi perifer jantung
5. Monitoring disritmia dan respon hemodinamik terhadap 2. Ajarkan tindakan pencegahan gangguan alat pacu jantung
disritmia (pembatasan gerak)
6. Monitoring komplikasi pemasangan alat pacu jantung • Kolaborasi
7. Monitor kegagalan alat pacu jantung Kolaborasi pemeriksaan rontgen dada setelah pemasangan alat
pacu jantung sementara
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Kesimpulan
1. Manajemen yang kompeten pada pasien dengan pacu jantung merupakan suatu keterampilan
yang penting bagi perawat yang memberikan perawatan pada pasien kritis dengan penyakit
jantung
2. Manajemen pada pasien dengan pacu jantung membutuhkan familiaritas dengan anatomi dan
fisiologi kardiovaskular normal, defek sistem konduksi, dan interpretasi irama
3. Perawatan pasien dengan alat pacu jantung memerlukan pemantauan status hemodinamik,
mengamati perubahan yang mengindikasikan perlunya modifikasi pada pengaturan alat pacu
jantung.
4. Intervensi perawatan yang dilakukan yaitu perawatan lokasi insersi dan tes threshold setiap shift
Divisi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Instalasi Pendidikan dan Pelatihan– RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita