Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Terapi Oksigen


A. Definisi
Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar keparu
melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan.
Terapi oksigen merupakan pemberian oksigen dengan konsentrasi yang
lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen diatmosfer. Konsentrasi oksigen
dalam udara ruangan 21%. Tujuan terapi oksigen adalah memberikan
transport oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya
bernafas dan mengurangi stress pada miokardium.
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen pada konsentrasi yang lebih
tinggi dari udara bebas untuk mencegah terjadinya hipoksemia dan
hipoksia yang akan mengakibatkan terjadinya kematian.Secara klinis
tujuan utama pemberian O2 adalah (1) untuk mengatasi keadaan
hipoksemia sesuai dengan hasil analisa gas darah, (2) untuk menurunkan
kerja nafas dan menurunkan miokard.
B. Tanda Dan Gejala
Berdasarkan tujuan terapi pemberian O2 yang telah disebutkan, maka
adapun indikasi utama pemberian O2 ini adalah sebagai berikut :
1. Klien dengan kadar 02 arteri rendah dari analisa gas darah,
2. Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon
terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya
pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan
3. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha
untuk mengatasi gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa
jantung yang adekuat
4. Penderita dengan kelumpuhan otot pernafasan seperti penderita
dengan kelumpuhan otot pernafasan, penderita dengan narkose umum,
penderita dengan trauma paru, hypoxia/hypoxemia

Berdasarkan indikasi utama diatas maka terapi pemberian O2


diindikasikan kepada klien dengan gejala :

1. Sianosis
2. Hipovolemi
3. Perdarahan
4. Anemia berat
5. Keracunan CO
6. Asidosis
7. Selama dan sesudah pembedahan
8. Klien dengan keadaan tidak sadar

Kontraindikasi meliputi beberapa:

a. Kanul nasal/kateter binasal/nasal prong : jika ada obstruksi nasal


b. Kateter nasofaringeal/kateter nasal : jika ada fraktur dasar
tengkorak kepala, trauma maksilofasial, dam obstruksi nasal
c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing : pada pasien paCO2
tinggi, akan lebih meningkatkan kadar paCO2 nya lagi.
C. Metode Pemberian terapi oksigen
Dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Sistem Aliran Rendah
Sistem aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara
ruangan, bekerja dengan memberikan oksigen pada frekuensi aliran
kurang dari volume inspirasi pasien. Sisa volume ditarik dari udara
ruangan. Karena oksigen ini bercampur dengan udara ruangan, maka
FiO2 aktual yang diberikan pada pasien tidak diketahui, menghasilkan
FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe pernafasan dengan patokan
volume tidal klien. Alat oksigen aliran rendah cocok untuk pasien
stabil dengan pola nafas, frekuensi dan volume ventilasi normal,
misalnya klien dengan volume tidal 500 ml dengan kecepatan
pernafasan 16-20 kali permenit.
Contoh simtem aliran rendah :
a. Low flow low concentration :
1) Kateter nasal
2) Kanul nasal/kanul binasal/nasal porong
b. Low flow high concentration
1) Sungkup muka sederhana
2) Sungkup muka dengan kantong rebreathing
3) Sungkup muka dengan kantong non rebreathing
a. Kateter nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan
oksigen secaara kontinyu dengan aliran 1-6 liter/mnt dengan
konsentrasi 24% - 44% .Prosedur pemasangan kateter ini
meliputi insersi kateter oksigen ke dalam hidung sampai naso
faring. Persentase oksigen yang mencapai paru-paru beragam
sesuai kedalaman dan frekuensi pernafasan, terutama jika
mukosa nasal membengkak.

1). Keuntungan Pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak,


makan dan berbicara, dan membersihkan mulut, murah dan
nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.
dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

2) Kerugian Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen


yang lebih dari 44%, tehnik memasukan kateter nasal lebih
sulit dari pada kanula nasal,nyeri saat kateter melewati
nasofaring, dan mukosa nasal akan mengalami trauma,
fiksasi kateter akan memberi tekanan pada nostril, maka
kateter harus diganti tiap 8 jam dan diinsersi kedalam
nostril lain, dapat terjadi distensi lambung, terjadi iritasi
selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6
liter/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan
mukosa hidung, serta kateter mudah tersumbat dan tertekuk
b. Kanul nasal/binasa/nasal prong
merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan
oksigen kontinyudengan aliran 1-6 liter/mnt dengan konsentrasi
oksigen sama dengan kateter nasal yaitu 24 % - 44 %. Persentase
O2 pasti tergantung ventilasi per menit pasien. Pada pemberian
oksigen dengan nasal kanula jalan nafas harus paten,dapat
digunakan pada pasien dengan pernafasan mulut. FiO2 estimation:

Flows FiO2

1) 1 liter/min : 24 %
2) 2 liter/min : 28 %
3) 3 liter/min : 32 %
4) 4 liter/min : 36%
5) 5 liter/min : 40 %
6) 6 liter/ min : 44 %
Formula : (flows x 4) + 20% / 21%
1) Keuntungan
Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju
pernafasan teratur, pemasangannya mudah dibandingkan
kateter nasal, murah, disposibel, klien bebas makan,
minum, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolelir klien
dan terasa nyaman. Dapat digunakan pada pasien dengan
pernafasan mulut, bila pasien bernafas melalui mulut,
menyebabkan udara masuk pada waktu inhalasi dan akan
mempunyai efek venture pada bagian belakang faring
sehingga menyebabkan oksigen yang diberikan melalui
kanula hidung terhirup melalui hidung.
2) Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari
44% suplai oksigen berkurang bila klien bernafas melalui
mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1/1.5
cm, tidak dapat diberikan pada pasien dengan obstruksi
nasal. Kecepatan aliran lebih dari 4 liter/menit jarang
digunakan,sebab pemberian flow rate yang lebih dari 4
liter tidak akan menambah FiO2, bahkan hanya
pemborosan oksigen dan menyebabkan mukosa kering dan
mengiritasi selaput lendir. Dapat menyebabkan kerusakan
kulit diatas telinga dan di hidung akibat pemasangan yang
terlalu ketat.

Cara Pemasangan

a) letakkan ujung kanul ke dalam lubang hidung dan atur


lubang kanul yang elastis sampai kanul benar-benar pas
menempati hidung dan nyaman bagi klien.(membuat
aliran oksigen langsung masuk ke dalam saluran nafas
bagian atas. Klien akan tetap menjaga kanul pada
tempatnya apabila kanul tersebut pas kenyamanannya)
b) hubungan kanul ke sumber oksigen dan atur kecepatan
aliran sesuai yang diprogramkan (1-6 L/mnt).
(Mencegah kekeringan pada membrane mukosa nasal
dan membran mukosa oral serta sekresi jalan nafas)
c) pertahankan selang oksigen cukup kendur dan
sambungkan kepakaian pasien (memungkinkan pasien
untuk menengokkan kepala tanpa kanul tercabut dan
mengurangi tekanan ujung kanul pada hidung)
d) periksa letak ujung kanul tiap 8 jam dan pertahankan
humidifier terisi aqua steril setiap waktu. (memastikan
kepatenan kanul dan aliran oksigen, mencegah inhlasi
oksigen tanpa dilembabkan)
e) observasi hidung, pengeringan mukosa hidung, nyeri
sinus, epistaksis dan permukaan superior kedua telinga
klien untuk melihat adanya kerusakan kulit. (terapi
oksigen menyebabkan mukosa nasal mongering, nyeri
sinus dan epistaksis. Tekanan pada telinga akibat selang
kanul atau selang elastis menyebabkan iritasi kulit)
f) inspeksi klien untuk melihat apakah gejala yang
berhubungan dengan hipoksia telah hilang
(mengidentifikasi telah ditangani atau telah
berkurangnya hipoksia)
c. Sungkup Muka Sederhana
Digunakan untuk konsentrasi oksigen rendah sampai
sedang. Merupakan alat pemberian oksigen jangka pendek,
kontinyu atau selang seling. Aliran 5-8 liter/menit dengan
konsentrasi oksigen 40-60%. Masker ini kontraindikasi pada
pasien dengan retensi karbondioksida karena akan
memperburuk retensi, aliran O2 tidak boleh kurang dari 5
liter/menit untuk mendorong CO2 keluar dari masker.
FiO2 estimation :
Flows FiO2
- 5-6 Liter/min : 40 %
- 6-7 Liter/min : 50 %
- 7-8 Liter/min : 60 %
1) Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter
atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan
melalui pemilihan sungkup berlubang besar, dapat
digunakan dalam pemberian terapi aerosol.
2) Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari
40%, dapat menyebabkan penumpukan jika aliran rendah.
menyekap, tidak memungkinkan untuk makan dan batuk.
Bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah. Perlu pengikat
wajah, dan apabila terlalu ketat menekan kulit dapat
menyebabkan rasa pobia ruang tertutup, pita elastik yang
dapat disesuaikan tersedia untuk menjamin keamanan dan
kenyamanan.
a. membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi bila
perlu (syarat terapi oksigen adalah jalan nafas harus
bebas, jalan nafas yang bebas menjamin aliran oksigen
lancer)
b. Atur posisi pasien (meningkatkan kenyamanan dan
memudahkan pemasangan)
c. membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen
sesuai dengan kebutuhan 5-8 liter/menit (mencegah
kekeringan pada membran mukosa nasal dan membran
mukosa oral serta sekresi jalan nafas, menjamin
ketepatan dosis, dan mencegah penumpukan CO2)
d. Atur tali pengikat sungkup menutup rapat dan nyaman
jika perlu dengan kain kasa pada daerah yang tertekan
(mencegah kebocoran sungkup, mencegah iritasi kulit
akibat tekanan)
e. memasang kapas kering pada daerah yang tertekan
sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit.

d. Sangkup muka dengan kantong Rebreathing (Rebreathing


Mask)

Anda mungkin juga menyukai