Anda di halaman 1dari 26

OKSIGENASI PADA ANAK

Skenario 2

Seorang anak berusia 5 tahun datang ke IGD diantar oleh keluara karena sesak
nafas karena terpapar dan terhirup asap akibat kebakaran hutan. Klien tampak
gelisah, frekuensi nafas cepat, tampak tarikan dinding dada dan nafas cuping
hidung. Perawat IGD yang berdinas pada saat itu dengan sigap memberikan
oksigen dan mengatur posisi klien semi fowler.

OKSIGENASI
A. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti skill lab mahasiswa mampu melakukan prosedural pemberian
oksigenasi pada anak
B. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti skill lab ini mahaiswa mampu:
1. Melakukan prosedur pemberian terapi oksigen
2. Mendemonstrasikan prosedur pemberian terapi oksigen

TINJAUAN PUSTAKA
Terapi oksigen merupakan upaya yang dilakukan tenaga kesehatan terhadap gangguan
pemenuhan oksigen pada klien dengan memberikan oksigen dengan kosentrasi yang
lebih tinggi dibandingkan oksigen di atmosfer (21%). Terapi oksigen bertujuan
mengatasi atau mencegah hipoksia, memberikan transport oksigen yang adekuat dalam
darah sambil menurunkan upaya bernapas dan mengurangi stress miokardium

Oksigen adalah medikasi yang digunakan hanya ketika diindikasikan dengan


memperhatikan prinsip enam benar. Terapi oksigen mempunyai efek samping yang
berbahaya seperti keracunan oksigen. Jika berlanjut terjadi kerusakan struktur paru
seperti atelektasisi, edema pulmonal, hemoragi pulmonal, kerusakan surfaktan dan
kekeringan membrane mukosa. Pemberian oksigen perlu adanya humidifikasi.
Humidifikasi merupakan proses penambahan air pad agas. Hal ini penting karena
oksigen yang diperoleh dari sumbe roksigen merupakan oksigen kering yang belum
terhumidifikasi, dapat menyebabkan kekringan pada mukosa nasal dan saluran
pernapasan atas. Oksigen dengan kelembapan yang tinggi dapat menjaga jalan napas
tetap lembam dan memabntu menghilangkan dan memobilisasi secret pulmonal
Kebutuhan oksigen merupakan jebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan kelangsungan
metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya dan untuk aktifitas berbagai
organ atau sel.
Oksigenasi adalah pemberian aliran gas oksigen (O 2) dengan konsentrasi lebih dari 21%
sehingga kosentrasi oksigen meningkat dalam darah.

Tujuan tindakan pemberian oksigen adalah:


1. Mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat
2. Menurunkan kerja nafas
3. Menurunkan kerja jantung

Prinsip Pemberian Terapi Oksigen


1. Jauhkan sumber oksigen dari api atau rokok
2. Jaga humidifkasi/ kelembaban oksigen
3. Cegah terjadinnya keracunan oksigen

Indikasi Pemberian Oksigen


1. Klien dengan penurunan PaO2 dengan tanda dan gejala: hipoksia, dipsnoe,
takipnoe, disorientasi, gelisah, apatis, atau penurunan kesadaran.
2. Gagal nafas akut
3. Shok
4. Keracunan CO2
5. Hipovolemia
6. Sianosis
7. Selama dan setelah pembadahan
Metode Pemberian Oksigen
Secara umum pemberian oksigen ada dua cara yaitu:
1. Sistem Aliran Rendah
Sistem aliran rendah diberikan untuk menambah kosentrasi udara ruangan,
menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe pernafasan dengan
volume tidal klien.
Pemberian oksigen dengan sistem aliran rendah pada umumnya dibedakan
menjadi dua yaitu:
a. Sistem aliran rendah dengan konsentrasi rendah
1) Katetr nasal
2) Kanul Nasal
b. Sistem aliran rendah dengan kosentasi tinggi
1) Sungkup muka sederhana
2) Sungkup muka dengan kantong “rebreathing”
3) Sungkup muka dengan kantong “non rebreathing”

Contoh pemberian oksigen dengan sistem aliran rendah:


a) Kateter Nasal
Merupakan suatu alat sederhana untuk pemberian oksigen secara kontinyu
dengan aliran 1-3 L/menit dengan kosentrasi 24-32%.
Prosedur pemasangan kateter ini meliputi insersi kateter oksigen kedalam
hidung sampai nasofaring dengan cara mengukur jarak dari telingga ke
hidung.
Keuntungan:
 Pemberian oksigen stabil
 Pasien bebas bergerak, makan, ataupun minum
Kerugian:
 Tidak dapat memberikan oksigen lebih dari 3L/menit atau 32%
 Kateter dapat mengiritasi selapur lendir nasofaring
 Kateter mudah tersumbat dengan sekret atau tertekuk
 Pada aliran tinggi (lebih dari 3L/menit) dapat menyebabkan nyeri
sinus, mengeringkan mukosa hidung dan terkadang terdengar suara
dari aliran oksigen pada nasofaring.
b) Kanul Nasal
Merupakan suatu alat sederhana untuk pemberian oksigen secara kontinyu
dengan kosentrasi oksigen antara 24%-44% dengan lairan 1-6 liter/menit.
Kosentrasi oksigen akan naik 4% pada tiap kenaikan aliran 1 liter/menit.
Pada pemberian oksigen dengan kanul nasal jalan nafas harus paten.
Estimasi dari FiO2 sebagai mana di formulasikan adalah

FiO2= (flows x4) + 20% / 21%

FiO2 :
 1 litter/menit : 24 %
 2 litter/menit : 28 %
 3 litter/menit : 32 %
 4 litter/menit : 36 %
 5 litter/menit : 40 %
 6 litter/menit : 44 %

Keuntungan:
 Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan
teratur.
 Pemasangannya mudah dibandingkan dengan kateter nasal
 Klien bebas makan, bergerak dan berbicara
 Dapat diberikan dalam jangka waktu lama
 Efisien dan lebih nyaman di guankan

Kerugian:
 Dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan bagian belakang telingan
tali binasal
 Tidak dapat memberikan oksigen dengan kosentrasi lebih dari 44%
atau aliran oksigen lebih dari 6 liter/menit
 Kosentrasi oksigen akan berkurang jika pasien bernafas dengan
menggunakan mulut
 Mudah lepas karena kedalam kanul hanya 1,5 cm
c) Sungkup muka sederhana
Merupakan alat pemberian oksigen kontinyu untuk kosentrasi 40-60%
dengan aliran oksigen 5-8 liter/menit. Pemberian oksigen tidak boleh
kurang dari 5 liter/menit untuk mendorong CO2 keluar dari masker.

Estimasi FiO2:
 5-6 litter/menit : 40 %
 6-7 litter/menit : 50 %
 7-8 litter/menit : 60 %

Keuntungan
 Kosentrasi yang diberikan lebih tinggi dibandingkan dengan kanul
maupun kateter nasal
 Sistem humidifikasi dapat di tingkatkan
 dapat digunakan terpai aerosol

Kerugian
 Tidak dapat memberikan terapi oksigen kurang dari 40 %
 Dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika lairan rendah
 Mengikat (sungkup harus melekat pada pipi/wajah pasien untuk
mencegah kebocoran)
 Pasien tidak dapat makan, minum dan berbicara dengan leluasa
 Dapat terjadi aspirasi pada pasien yang tidak sadar atau anak-anak
d) Sungkup muka dengan kantong rebreathing
Merupakan pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi 60 %-80 %
dengan aliran oksigen 8-12 liter/menit. Pemberian oksigen dengan cara ini
dapat di berikan pada pasien yang mampu bernafas kembali (rebreathing).
Udara inspirasi sebagian bercampur dengan ekspirasi, dimana 1/3 bagian
volume ekhalsi masuk ke kantong reservoir, sedangkan 2/3 bagian volime
ekhalsi melewati lubang pada bagian samping.

Keuntungan:
 Kosentrasi lebih tinggi daripada sungkup muka sederhana
 Tidak mengeringkan selaput lendir

Kerugian:
 Tidak dapat memberikan oksigen dengan kosentrasi rendah
 Aliran rednah dapat menyebabkan penumpukan CO 2 dan kantong
resevoir dapat terlipat
 Mengikat (sungkup harus melekat pada pipi/wajah pasien untuk
mencegah kebocoran)
 Pasien tidak dapat makan, minum dan berbicara dengan leluasa
 Dapat terjadi aspirasi pada pasien yang tidak sadar atau anak-anak

e) Sungkup muka dengan kantong non rebreathing


Merupakan pemberian oksigen dengan kosentrasi oksigen tinggi mencapai
80-90% dengan aliran 8-12 liter/mentin.
Udara inspirasi tidak bercampur dengan ekspirasi, sehingga oksigenasi
tidak dipengaruhi oleh udara luar.

Keuntungan:
 Kosentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapai 100 %
 Tidak mengeringkan selaput lendir

Kerugian:
 Kantong oksigen dapat terlipat
 Mengikat (sungkup harus melekat pada pipi/wajah pasien untuk
mencegah kebocoran)
 Lembab
 Pasien tidak dapat makan, minum dan berbicara dengan leluasa
 Dapat terjadi aspirasi pada pasien yang tidak sadar atau anak-anak

2. Sistem Aliran Tinggi


Pemberian terapi oksigen dengan frekuensi cukup tinggi untuk memberikan 2
atau 3 volume inspirasi pasien. Pemberian oksigen dengan sistem aliran tinggi
pada umumnya dibedakan menjadi dua:
a. Aliran tinggi dengan kosentrasi rendah
1) Sungkup venturi
b. Aliran tinggi dengan kosentrasi tinggi
1) Head box
2) Sungkup CPAP
Contoh tehnik pemberian oksigen dengan aliran tinggi adalah Sungkup muka
dengan venturi
Prinsip pemberian O2 dengan alat ini adalah gas yang di alirkan dari tabung akan
menuju kesungkup yang kemudian akan di hapit untuk mengatur suplai oksigen
sehingga tercipta tekanan negatif akibat udara luar dapat dihisap dan aliran
udara lebih banyak. Masker venturi menggunakan prinsip entrainment
(menjebaj udara seperti vakum), yang memberikan aliran udara yang tinggi
dengan pengayaan oksigen terkontrol.
Memberikan aliran yang bervariasi dnegan kosentrasi pksogen 24-50% dan
digunakan untuk pasien dengan tipe ventilasi tidak teratur

Estimasi FiO2
Warna dan flows (litter/menit) FiO2 (%)
 Biru : 4 : 24 %
 Kuning : 4-6 : 28 %
 Putih : 6-8 : 31 %
 Hijau : 8-10 : 35 %
 Merah muda : 8-12 : 40%
 Oranye : 12 : 50%

Keuntungan:
 Kosentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk alat
dan tidak di pengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2
 Suhu dan udara dapat terkontrol

Kerugaian:
Tidak dapat memberikan oksigen dengan kosentrasi rendah dan kantorng
reservoir dapat terlipat
Perhitungan Kebutuhan Oksigenasi
a. Pada klien dengan kondisi pengambilan oksigen yang tidak adekuat tapi tanpa
kelainan pernafasan yang menyolok atau penyakit saluran pernafasan
MV = TV X RR
b. Pada klien dengan kelainan pernafasan : infeksi, penyakit paru dan saluran
pernafasan yang terdapat dead sapce paru. Dead space adalah ruang yang
tidak bisa dimasuki oksigen.
Perhitungan oksigen menggunakan rumus sebagai berikut:
MV = (TV- dead space) x RR

Keterangan
- Dead Space : 150 cc
- MV : Menit volume (pemberian oksigen pervolume)
- TV : Tidal volume (500 cc)
- RR : Respiratori rate
BBL: 30-40 x/mnt
3 th : 20-30 x/mnt
6 th: 16-22 x/mnt
10 th: 16-20 x/mnt
14 th: 14-20 x.mnt
18 th: 16-20 x/mnt
- TV : Tidal Volume
Pada pasien yang pernafasan cepat dan dangkal
TV : 200 cc
Pada pasien yang pernafasan dalam dan lambat
TV : 1000 cc
FORMAT PENILAIAN

Nama Mahasiswa :
Jenis Tindakan : Pemberian oksigen via kanul nasal
No Nilai
Tindakan 0 1 2

1 Pra Interaksi

1. Baca basmalah dan catatan medis atau keperawatan klien

2. Siapkan alat
 Tabung oksigen dengan flow meter
 Humidifier
 Kanul nasal
 Aquades
 Plester dan kassa
 Gunting
3. Cuci tangan
2 Orientasi
4. Beri salam, panggil klien dengan namanya serta perkenalkan
diri
5. Jelaskan tujuan, dan prosedur pemasangan kanul nasal
6. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
3 Kerja
7. Membawa peralatan kesamping atau dekat dengan klien
8. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
9. Pastikan tabung berisi dengan oksigen
10. Isi gelas humidifier dengan aquades setinggi batas yang
tertera
11. Letakan kembali botol humidifier pada tabung oksigen dan
pastikan terkunci rapat
12. Cek fungsi flometer dan humidifier dengan memutar
kosentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara
dalam gelas humidifier
13. Hubungkan kanul nasal pada tabung oksigen
14. Pastikan aliran udara tidak ada hambatan, dengan
memeriksa selang oksigen tidak terpelintir/terjepit, dan
rasakan adanya aliran udara dengan mengguanakan tangan
15. Atur kecepatan aliran oksigen sesuai dengan yang telah di
programkan
16. Letakan ujung kanul kedalam lubang hidung dan atur lubang
kanul sampai benar benar pas menempati hidung dan
nyaman bagi pasien
17. Kalungkan kanul nasal melewati belakang telinga
18. Tanyakan kepada klien posisi kanul apakah sudah nyaman
atau belum
19. Selipkan kasa kecil pada bagain yang menekan bagian tulang
pipi, bagian atas telinga dan fiksasi selang dengan plester jika
perlu
20. Rapikan pasin dan pastikan kembali oksigen mengalir dan
kecepatan aliran sesuai dengan yang telah ditentukan
21. Rapikan alat dan kembalikan ketempat semula
4 Terminasi
22. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
23. Kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
24. Akhiri kegaitan dengan cara yang baik
25. Cuci tangan
26. Dokumentasi : Waktu pemberian metode pemberian
oksigen, kecepatan aliran, respon klien sebelum dan dan
pengkajian pernafasan setelah pemberian terapi (frekuensi
pernafasan nadi, bunyi nafas, penggunaan otot bantu
pernafasan, dan bunyi nafas)
Total
Keterangan
0 = tidak dilakukan sama sekali
1 = dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
Jumlah nilai yang didapat
x 100 %
Jumlah aspek yang dinilai

Pekanbaru, ..............................2015
Intruktur

(....................................................)

FORMAT PENILAIAN
Nama Mahasiswa :
Jenis Tindakan : Pemberian oksigen via kateter nasal
No Tindakan
Nilai
0 1 2
1 Pra Interaksi
1. Baca basmalah dan catatan medis atau keperawatan klien
2 2. Siapkan alat
 Tabung oksigen dengan flow meter
 Humidifier
 Kateter nasal
 Aquades
 Tongue spatel
 Plester
 Jelly
 Gunting
3. Cuci tangan
2 Orientasi
4. Beri salam, panggil klien dengan namanya serta
perkenalkan diri
5. Jelaskan tujuan, dan prosedur pemasangan kateter nasal
6. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
3 Kerja
7. Membawa peralatan kesamping atau dekat dengan klien
8. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
9. Pastikan tabung berisi dengan oksigen
10. Isi gelas humidifier dengan aquades setinggi batas yang
tertera
11. Letakan kembali botol humidifier pada tabung oksigen
dan pastikan terkunci rapat
12. Cek fungsi flometer dan humidifier dengan memutar
kosentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara
dalam gelas humidifier
13. Hubungkan kateter nasal pada tabung oksigen
14. Pastikan aliran udara tidak ada hambatan, dengan
memeriksa selang oksigen tidak terpelintir/terjepit, dan
rasakan adanya aliran udara dengan pungggung tanagn
15. Atur kecepatan aliran oksigen sesuai dengan yang telah di
programkan
16. Ukur panjang kateter nasal yang akan dimasukan dengan
cara mengukur kateter nasal dari hidung ke telinga
17. Olesakan kateter nasal dengan jelly sebelum dimasukan
18. Masukan kateter nasal sampai batas yang telah
ditentuakan
19. Lakukan pengecakan apakah kateter sudah masuk atau
belum dengan cara menekan lidah dengan lidah dengan
menggunakan tongue spatel
20. Tanyakan pada klien apakah O2 telah mengalir dengan
adekuat
21. Rapikan pasin dan pastikan kembali oksigen mengalir dan
kecepatan aliran sesuai dengan yang telah ditentukan
22. Fiksasi pada area hidung
23. Rapikan pasin dan pastikan kembali oksigen mengalir dan
kecepatan aliran sesuai dengan yang telah ditentukan
24. Rapikan alat dan kembalikan ketempat semula
4 Terminasi
25. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
26. Kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
27. Akhiri kegaitan dengan cara yang baik
28. Cuci tangan
29. Dokumentasi : Waktu pemberian metode pemberian
oksigen, kecepatan aliran, respon klien sebelum dan dan
pengkajian pernafasan setelah pemberian terapi
(frekuensi pernafasan nadi, bunyi nafas, penggunaan otot
bantu pernafasan, dan bunyi nafas)

Keterangan
0 = tidak dilakukan sama sekali
1 = dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna

Jumlah nilai yang didapat


x 100 %
Jumlah aspek yang dinilai

FORMAT PENILAIAN

Nama Mahasiswa :
Jenis Tindakan : Pemberian oksigen via sungkup sederhana dan RM/NRM

No Tindakan Nilai
0 1 2
1 Pra Interaksi
1. Baca basmalah dan catatan medis atau keperawatan klien

2. Siapkan alat
 Tabung oksigen dengan flow meter
 Humidifier
 Sungkup sederhana dan sungkup dengan kantong reservoir
 Aquades
3. Cuci tangan
2 Orientasi

4. Beri salam, panggil klien dengan namanya serta


perkenalkan diri
5. Jelaskan tujuan, dan prosedur pemberian terapi oksigen
6. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
3 Kerja

7. Membawa peralatan kesamping atau dekat dengan klien


8. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
9. Pastikan tabung berisi dengan oksigen
10. Isi gelas humidifier dengan aquades setinggi batas yang
tertera
11. Letakan kembali botol humidifier pada tabung oksigen dan
pastikan terkunci rapat
12. Cek fungsi flometer dan humidifier dengan memutar
kosentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara
dalam gelas humidifier
13. Hubungkan sungkup muka atau sungkup dengan kantong
reservoir (RM/NRM)
14. Pastikan aliran udara tidak ada hambatan, dengan
memeriksa selang oksigen tidak terpelintir/terjepit, dan
rasakan adanya aliran udara dengan mengguanakan
tangan
15. Atur kecepatan aliran oksigen sesuai dengan yang telah di
programkan
16. Letakan sungkup oksigen diatas mulut dan hidung pasien

17. Kalungkan pengikat dibelakang kepala

18. Tanyakan kepada klien posisi sungkup apakah sudah


nyaman atau belum
19. Rapikan pasin dan pastikan kembali oksigen mengalir dan
kecepatan aliran sesuai dengan yang telah ditentukan
20. Rapikan alat dan kembalikan ketempat semula

4 Terminasi

21. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)


22. Kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
3 23. Akhiri kegaitan dengan cara yang baik

24. Cuci tangan


25. Dokumentasi : Waktu pemberian metode pemberian
oksigen, kecepatan aliran, respon klien sebelum dan dan
pengkajian pernafasan setelah pemberian terapi (frekuensi
pernafasan nadi, bunyi nafas, penggunaan otot bantu
pernafasan, dan bunyi nafas)
Total
Keterangan
1 = tidak dilakukan sama sekali
2 = dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = dilakukan dengan sempurna

Jumlah nilai yang didapat


x 100 %
Jumlah aspek yang dinilai

NEBULISASI PADA ANAK

I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan intervensi penatalaksanaan jalan nafas dengan
menggunakan nebulizer
II. Tujuan Khusus
Setelah mengukitu praktikum ini mahasiswa mampu:
a. Menggunakan rasional penggunaan nebulizer
b. Menjelasakan tujuan penggunaan nebulizer
c. Menjelaskan keuntungan nebulisasi
d. Mendemontrasikan penggunaan nebulizer
e. Menjelaskan hal yang perlu di dokumentasikan pada pasien yang menggunakan
nebulizer
III. Materi
Nebulisasi merupakan terapi pemberian obat via alat (nebulizer) yang dapat
mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi uap (aerosol) sehingga dapat
diinhalasi masuk langsung ke tractus respiratorius bawah
Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk mengubah cairan menjadi semprotan
yang halus. Ada beberapara obat yang dapat diberikan secara melalui nebulizer
yaitu : bronkodilator, kortikosteroid, antikolinergik, kromolin, dan mukolitik.
Pemberian terapi nebulisasi bertujuan untuk mengurangi sesak, mengencerkan
dahak, dan bronkodilatasi.
Indikasi pemberian nebulizer:
Penderita asma, sesak nafas kronik, batuk, dan gangguan saluran pernafasan
Kontraindikasi pemberian nebulizer:
Fraktur daerah nasal
Keuntungan nebulisasi:
‒ Dosis lebih rendah dibanding dosis oral
‒ Efek samping sistemik jauh lebih berkurang
‒ Permulaan kerja obat cepat dan dapat diramalkan
‒ Jalan nafas mudah dicapai, permukaan luas, dan obat langsung bekerja

Nebulizer terdiri atas beberapa bagian:


Kompresor
Face mask/mouthpiece (dapat dipilih salah satu)
Nebulizer (medicine) cup
Air tubing (hose)
IV. Ceklist Tindakan
Nama mahasiswa :
Jenis Tindakan : Nebulisasi

No Tindakan Nilai

0 1 2

1 Pra Interaksi

1. Baca hamdalah

2. Baca catatan keperawatan atau medis klien

3. Cuci tangan
4. Siapkan alat:
‒ Sarung tangan bersih
‒ Nebuliser set
‒ Tissue
‒ Spuit 3-5 cc
‒ ventolin
‒ pulmicort
‒ NaCl 0,9%
‒ Bengkok

2 Orientasi

1. Ucapkan salam dan sapa klien dengan namanya

2. Jelaskan maksud dan tujuan kepada anak

3 Kerja

1. Gunakan sarung tangan bersih

2. Tutup sampiran untuk privesi

3. Dekatkan kompresor pada tempat yang aman mudah


dijangkau dan dekat dengan pasien

5. Atur posisi anak yang nyaman

6. Ukur obat sesuai dengan dosis yang sesuai dengan intruksi


dokter

7. Masukan obat kedalam cup nebulizer

8. Hubungkan selang udara dari kompresor ke dasar nebulizer


cup. Pastikan bahwa selang udara dan nebulizer cup
tersambung dengan kuat

9. Hubungkan mouthpiece atau fask mask ke nebulizer cup

10. Hidupkan nebulizer dan lakukan pengecekan bahwa alat


dapat berfungsi dengan baik (dengan adanya uap), lalu matikan

11. Minta anak untuk mengambil posisi yang nyaman

12. Hidupkan kompresor

13. Jika menggunakan mouthpiece : letakkan mouthpiece


diantara gigi anak dan minta anak menutup bibir di
sekelilingnya
14. Jika menggunakan fask mask : letakan mask di wajah
sehingga menutup hidung dan mulut

15. Minta anak untuk menghirup udara yang keluar dengan


tenang sekitar 3-5 detik

16. Minta anak untuk menahan nafas selama minimal 5-10 detik
agar obat dapat menyebar ke jalan nafas

17. Minta anak untuk melakukan pernafasan normal

18. Putar nebulizer cup bila masih ada obat yang tersisa dan
masih dapat menguap

19. Setelah selesai lepas mouthpiece/face mask

20. Bersihkan mulut anak dengan tissue

21. Rapikan alat

22. Jelaskan pada anak/keluarga bahwa tindakan telah selesai


dan minta anak untuk istirahat

23. Ucapkan salam

24. Cuci tangan

4 Terminasi

1. Kontrak waktu dan akhiri pertemuan dengan cara baik

21. Dokumentasikan mengenai keadaan umum anak

3. Bersihkan alat face mask/mouthpiece

Keterangan
1 = tidak dilakukan sama sekali
2 = dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = dilakukan dengan sempurna

Jumlah nilai yang didapat


x 100 %
Jumlah aspek yang dinilai
SUCTION PADA ANAK

A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti skill lab ini diharapkan mahasiswa mampu memberikan tindakan
keperawatan bersihan jalan napas pada anak
B. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti praktikum mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan melakukan suction
2. Mempersiapkan peralatan prosedur suction
3. Mendemontasikan tindakan suction
C. MATERI
Suction adalah penghisapan sekret di jalan napas melalui karet/polyethylene yang
dihubungkan dengan mesin suction. Pengisapan (suction) dilakukan untuk menjaga
agar jalan nafas (hidung dan mulut) tetap bersih dari mucus sehingga anak dapat
bernafas dengan lebih mudah. Pengisapan tidak dilakukan secara rutin tetapi hanya
bila diperlukan.
Pengisapan dilakukan pada hal-hal berikut :
 Anak mengalami kesulitan bernafas
 Cuping hidung anak melebar (meregang)
 Terdengar suara napas ronkhi atau seperti bunyi gelembung udara melewati
mukus
Tujuan tindakan suction :
 Mengeluarkan sekret/cairan pada jalan napas
 Melancarkan jalan napas
Peralatan:
1. Mesin suction  Kom
2. Bak instrument steril berisi : 3. Handscoon steril
 Kasa 4. Kateter suction
5. NaCl

Prosedur:
1. Identifikasi kebutuhan klien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
4. Beri salam, panggil anak dengan namanya
5. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6. Beri kesempatan anak atau keluarga bertanya
7. Posisi klien yang sadar dan mempunyai refleks muntah adalah posisi
semifowler dengan kepala klien diputar ke sisi untuk suction oral dan leher
ekstensi untuk suction nasal, untuk memudahkan kateter masuk dan
membantu mencegah aspirasi
8. Posisi klien yang tidak sadar adalah lateral, sehingga lidah tidak jatuh dan tidak
menutup pemasukan kateter. Posisi lateral juga mengalirkan sekret dari faring
dan mencegah aspirasi. 3) Tempatkan handuk diatas bantal dibawah dagu klien
9. Beberapa suction mempunyai tiga daerah tekanan : tinggi (120-150 mmHg),
sedang (80-120 mmHg), rendah (0-80 mmHg). Umumnya tekanan 100-120
mmHg untuk orang dewasa, dan 50-75 mmHg untuk anak-anak dan bayi.
10. Pastikan nahwa mesin suction sudah dipasang dan dapat berfungsi
11. Buka bak instrumen steril, masukkan NaCl/air steril pada tempatnya
12. Buka kemasan kateter suction masukan kedalam bak intrumen steril
13. Pakai sarung tangan steril
14. Ambil kateter dan hubungkan dengan mesin suction
15. Ukur selang suction untuk jarak yang akan dimasukkan. Tempatkan ujung
kateter pada daun telinga anak dan tandai jaraknya sampai ujung hidup anak.
Pegang kateter pada tanda ini
16. Suction di tes dengan cara tempatkan ujung kateter suction pada air bersih dan
tempatkan ibu jari anda dia atas lubang untuk mendapatkan pengisapan

17. Masukkan kateter suction pada salah satu ujung hidung sesuai dengan
pengukuran tanpa menutup kateter suction(tidak ada oengisapan)

18. Tempatkan ibu jari anda pada lubang pengisap untuk mendapatkan pengisapan
19. Putar kateter dengan gerakan perlahan dan stabil pada saat anda melepasnya.
Baik pemasukan kateter mapuan pengisapan kateter tidak boleh lebih dari 5
detik untuk anak atau ± 10 detik pada klien dewasa . Cobalah untuk menahan
napas pada saat ibu jari anda pada lubang pengisapan. Hal ini dapat
mengingatkan kita terhadap waktu

20. Perhatikan mucus. Periksa adanya perubahan warna, baud an konsistensi


21. Bilas kateter suction dengan air bersih atau Nacl dengan ibu jari pada lubang
penghisap
22. Biarkan anak menarik napas dalam beberapa kali
23. Ulangi prosedur ini sebanyak 3-5 kali atau lebih (terutama pada mucus yang
banyak). Lakukan pada lubang hidung yang lain
24. Setelah selesai bersihkan mulut dan hidup anak
25. Beri pujian pada anak atas kerjasamanya
26. Rapikan alat, kateter suction
27. Lepas sarung tangan dan Cuci tangan anda
28. Evaluasi respon klien
29. Lakukan kontrak kegiatan selanjutnya
30. Akhiri kegiatan dengan cara baik
31. Dokumentasi
D. CHECKLIST TINDAKAN
Nama mahasiswa :
Jenis Tindakan : Suction

No Tindakan Nilai

0 1 2

Pra Interaksi

1 Identifikasi kebutuhan klien

2 Cuci tangan

3 Siapkan alat:
a.Mesin suction
b.Bak instrument steril berisi : Kasa, Kom
c.Handscoon steril
d.Kateter suction
e. NaCl
Orientasi

4 Beri salam, panggil anak dengan namanya

5 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan

6 Beri kesempatan anak atau keluarga bertanya

Kerja

7 Atur posisi anak

8 Pastikan bahwa mesin suction sudah dipasang dan dapat berfungsi

9 Buka bak instrumen steril, masukkan NaCl/air steril pada tempatnya

10 Buka kemasan kateter suction masukan kedalam bak intrumen steril

11 Pakai sarung tangan steril

12 Ambil kateter dan hubungkan dengan mesin suction


No Tindakan Nilai

0 1 2

13 Ukur selang suction untuk jarak yang akan dimasukkan. Tempatkan ujung
kateter pada daun telinga anak anak dan tandai jaraknya sampai ujung hidup
anak. Pegang kateter pada tanda ini
14 Suction di tes dengan cara tempatkan ujung kateter suction pada air bersih
dan tempatkan ibu jari anda dia atas lubang untuk mendapatkan pengisapan
15 Masukkan kateter suction pada salah satu ujung hidung sesuai dengan
pengukuran tanpa menutup kateter suction(tidak ada pengisapan)
16 Tempatkan ibu jari anda pada lubang pengisap untuk mendapatkan
pengisapan
17 Putar kateter dengan gerakan perlahan dan stabil pada saat anda melepasnya.
Baik pemasukan kateter mapuan pengisapan kateter tidak boleh lebih dari 5
detik untuk anak atau ± 10 detik pada klien dewasa . Cobalah untuk menahan
napas pada saat ibu jari anda pada
lubang pengisapan. Hal ini dapat mengingatkan kita terhadap waktu
18 Perhatikan mucus. Periksa adanya perubahan warna, baud an konsistensi

19 Bilas kateter suction dengan air bersih atau Nacl dengan ibu jari pada lubang
penghisap
20 Biarkan anak menarik napas dalam beberapa kali

21 Ulangi prosedur ini sebanyak 3-5 kali atau lebih (terutama pada mucus yang
banyak). Lakukan pada lubang hidung yang lain
22 Setelah selesai bersihkan mulut dan hidup anak

23 Beri pujian pada anak atas kerjasamanya

24 Rapikan alat dan tempatkan kateter suction

25 Lepas sarung tangan dan Cuci tangan anda

Terminasi

26 Evaluasi respon klien

27 Lakukan kontrak kegiatan selanjutnya

28 Akhiri kegiatan dengan cara baik

29 Dokumentasi

Keterangan
1 = tidak dilakukan sama sekali
2 = dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = dilakukan dengan sempurna

Jumlah nilai yang didapat


x 100 %
Jumlah aspek yang dinilai

Anda mungkin juga menyukai