Skenario 2
Seorang anak berusia 5 tahun datang ke IGD diantar oleh keluara karena sesak
nafas karena terpapar dan terhirup asap akibat kebakaran hutan. Klien tampak
gelisah, frekuensi nafas cepat, tampak tarikan dinding dada dan nafas cuping
hidung. Perawat IGD yang berdinas pada saat itu dengan sigap memberikan
oksigen dan mengatur posisi klien semi fowler.
OKSIGENASI
A. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti skill lab mahasiswa mampu melakukan prosedural pemberian
oksigenasi pada anak
B. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti skill lab ini mahaiswa mampu:
1. Melakukan prosedur pemberian terapi oksigen
2. Mendemonstrasikan prosedur pemberian terapi oksigen
TINJAUAN PUSTAKA
Terapi oksigen merupakan upaya yang dilakukan tenaga kesehatan terhadap gangguan
pemenuhan oksigen pada klien dengan memberikan oksigen dengan kosentrasi yang
lebih tinggi dibandingkan oksigen di atmosfer (21%). Terapi oksigen bertujuan
mengatasi atau mencegah hipoksia, memberikan transport oksigen yang adekuat dalam
darah sambil menurunkan upaya bernapas dan mengurangi stress miokardium
FiO2 :
1 litter/menit : 24 %
2 litter/menit : 28 %
3 litter/menit : 32 %
4 litter/menit : 36 %
5 litter/menit : 40 %
6 litter/menit : 44 %
Keuntungan:
Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan
teratur.
Pemasangannya mudah dibandingkan dengan kateter nasal
Klien bebas makan, bergerak dan berbicara
Dapat diberikan dalam jangka waktu lama
Efisien dan lebih nyaman di guankan
Kerugian:
Dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan bagian belakang telingan
tali binasal
Tidak dapat memberikan oksigen dengan kosentrasi lebih dari 44%
atau aliran oksigen lebih dari 6 liter/menit
Kosentrasi oksigen akan berkurang jika pasien bernafas dengan
menggunakan mulut
Mudah lepas karena kedalam kanul hanya 1,5 cm
c) Sungkup muka sederhana
Merupakan alat pemberian oksigen kontinyu untuk kosentrasi 40-60%
dengan aliran oksigen 5-8 liter/menit. Pemberian oksigen tidak boleh
kurang dari 5 liter/menit untuk mendorong CO2 keluar dari masker.
Estimasi FiO2:
5-6 litter/menit : 40 %
6-7 litter/menit : 50 %
7-8 litter/menit : 60 %
Keuntungan
Kosentrasi yang diberikan lebih tinggi dibandingkan dengan kanul
maupun kateter nasal
Sistem humidifikasi dapat di tingkatkan
dapat digunakan terpai aerosol
Kerugian
Tidak dapat memberikan terapi oksigen kurang dari 40 %
Dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika lairan rendah
Mengikat (sungkup harus melekat pada pipi/wajah pasien untuk
mencegah kebocoran)
Pasien tidak dapat makan, minum dan berbicara dengan leluasa
Dapat terjadi aspirasi pada pasien yang tidak sadar atau anak-anak
d) Sungkup muka dengan kantong rebreathing
Merupakan pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi 60 %-80 %
dengan aliran oksigen 8-12 liter/menit. Pemberian oksigen dengan cara ini
dapat di berikan pada pasien yang mampu bernafas kembali (rebreathing).
Udara inspirasi sebagian bercampur dengan ekspirasi, dimana 1/3 bagian
volume ekhalsi masuk ke kantong reservoir, sedangkan 2/3 bagian volime
ekhalsi melewati lubang pada bagian samping.
Keuntungan:
Kosentrasi lebih tinggi daripada sungkup muka sederhana
Tidak mengeringkan selaput lendir
Kerugian:
Tidak dapat memberikan oksigen dengan kosentrasi rendah
Aliran rednah dapat menyebabkan penumpukan CO 2 dan kantong
resevoir dapat terlipat
Mengikat (sungkup harus melekat pada pipi/wajah pasien untuk
mencegah kebocoran)
Pasien tidak dapat makan, minum dan berbicara dengan leluasa
Dapat terjadi aspirasi pada pasien yang tidak sadar atau anak-anak
Keuntungan:
Kosentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapai 100 %
Tidak mengeringkan selaput lendir
Kerugian:
Kantong oksigen dapat terlipat
Mengikat (sungkup harus melekat pada pipi/wajah pasien untuk
mencegah kebocoran)
Lembab
Pasien tidak dapat makan, minum dan berbicara dengan leluasa
Dapat terjadi aspirasi pada pasien yang tidak sadar atau anak-anak
Estimasi FiO2
Warna dan flows (litter/menit) FiO2 (%)
Biru : 4 : 24 %
Kuning : 4-6 : 28 %
Putih : 6-8 : 31 %
Hijau : 8-10 : 35 %
Merah muda : 8-12 : 40%
Oranye : 12 : 50%
Keuntungan:
Kosentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk alat
dan tidak di pengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2
Suhu dan udara dapat terkontrol
Kerugaian:
Tidak dapat memberikan oksigen dengan kosentrasi rendah dan kantorng
reservoir dapat terlipat
Perhitungan Kebutuhan Oksigenasi
a. Pada klien dengan kondisi pengambilan oksigen yang tidak adekuat tapi tanpa
kelainan pernafasan yang menyolok atau penyakit saluran pernafasan
MV = TV X RR
b. Pada klien dengan kelainan pernafasan : infeksi, penyakit paru dan saluran
pernafasan yang terdapat dead sapce paru. Dead space adalah ruang yang
tidak bisa dimasuki oksigen.
Perhitungan oksigen menggunakan rumus sebagai berikut:
MV = (TV- dead space) x RR
Keterangan
- Dead Space : 150 cc
- MV : Menit volume (pemberian oksigen pervolume)
- TV : Tidal volume (500 cc)
- RR : Respiratori rate
BBL: 30-40 x/mnt
3 th : 20-30 x/mnt
6 th: 16-22 x/mnt
10 th: 16-20 x/mnt
14 th: 14-20 x.mnt
18 th: 16-20 x/mnt
- TV : Tidal Volume
Pada pasien yang pernafasan cepat dan dangkal
TV : 200 cc
Pada pasien yang pernafasan dalam dan lambat
TV : 1000 cc
FORMAT PENILAIAN
Nama Mahasiswa :
Jenis Tindakan : Pemberian oksigen via kanul nasal
No Nilai
Tindakan 0 1 2
1 Pra Interaksi
2. Siapkan alat
Tabung oksigen dengan flow meter
Humidifier
Kanul nasal
Aquades
Plester dan kassa
Gunting
3. Cuci tangan
2 Orientasi
4. Beri salam, panggil klien dengan namanya serta perkenalkan
diri
5. Jelaskan tujuan, dan prosedur pemasangan kanul nasal
6. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
3 Kerja
7. Membawa peralatan kesamping atau dekat dengan klien
8. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
9. Pastikan tabung berisi dengan oksigen
10. Isi gelas humidifier dengan aquades setinggi batas yang
tertera
11. Letakan kembali botol humidifier pada tabung oksigen dan
pastikan terkunci rapat
12. Cek fungsi flometer dan humidifier dengan memutar
kosentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara
dalam gelas humidifier
13. Hubungkan kanul nasal pada tabung oksigen
14. Pastikan aliran udara tidak ada hambatan, dengan
memeriksa selang oksigen tidak terpelintir/terjepit, dan
rasakan adanya aliran udara dengan mengguanakan tangan
15. Atur kecepatan aliran oksigen sesuai dengan yang telah di
programkan
16. Letakan ujung kanul kedalam lubang hidung dan atur lubang
kanul sampai benar benar pas menempati hidung dan
nyaman bagi pasien
17. Kalungkan kanul nasal melewati belakang telinga
18. Tanyakan kepada klien posisi kanul apakah sudah nyaman
atau belum
19. Selipkan kasa kecil pada bagain yang menekan bagian tulang
pipi, bagian atas telinga dan fiksasi selang dengan plester jika
perlu
20. Rapikan pasin dan pastikan kembali oksigen mengalir dan
kecepatan aliran sesuai dengan yang telah ditentukan
21. Rapikan alat dan kembalikan ketempat semula
4 Terminasi
22. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
23. Kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
24. Akhiri kegaitan dengan cara yang baik
25. Cuci tangan
26. Dokumentasi : Waktu pemberian metode pemberian
oksigen, kecepatan aliran, respon klien sebelum dan dan
pengkajian pernafasan setelah pemberian terapi (frekuensi
pernafasan nadi, bunyi nafas, penggunaan otot bantu
pernafasan, dan bunyi nafas)
Total
Keterangan
0 = tidak dilakukan sama sekali
1 = dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
Jumlah nilai yang didapat
x 100 %
Jumlah aspek yang dinilai
Pekanbaru, ..............................2015
Intruktur
(....................................................)
FORMAT PENILAIAN
Nama Mahasiswa :
Jenis Tindakan : Pemberian oksigen via kateter nasal
No Tindakan
Nilai
0 1 2
1 Pra Interaksi
1. Baca basmalah dan catatan medis atau keperawatan klien
2 2. Siapkan alat
Tabung oksigen dengan flow meter
Humidifier
Kateter nasal
Aquades
Tongue spatel
Plester
Jelly
Gunting
3. Cuci tangan
2 Orientasi
4. Beri salam, panggil klien dengan namanya serta
perkenalkan diri
5. Jelaskan tujuan, dan prosedur pemasangan kateter nasal
6. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
3 Kerja
7. Membawa peralatan kesamping atau dekat dengan klien
8. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
9. Pastikan tabung berisi dengan oksigen
10. Isi gelas humidifier dengan aquades setinggi batas yang
tertera
11. Letakan kembali botol humidifier pada tabung oksigen
dan pastikan terkunci rapat
12. Cek fungsi flometer dan humidifier dengan memutar
kosentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara
dalam gelas humidifier
13. Hubungkan kateter nasal pada tabung oksigen
14. Pastikan aliran udara tidak ada hambatan, dengan
memeriksa selang oksigen tidak terpelintir/terjepit, dan
rasakan adanya aliran udara dengan pungggung tanagn
15. Atur kecepatan aliran oksigen sesuai dengan yang telah di
programkan
16. Ukur panjang kateter nasal yang akan dimasukan dengan
cara mengukur kateter nasal dari hidung ke telinga
17. Olesakan kateter nasal dengan jelly sebelum dimasukan
18. Masukan kateter nasal sampai batas yang telah
ditentuakan
19. Lakukan pengecakan apakah kateter sudah masuk atau
belum dengan cara menekan lidah dengan lidah dengan
menggunakan tongue spatel
20. Tanyakan pada klien apakah O2 telah mengalir dengan
adekuat
21. Rapikan pasin dan pastikan kembali oksigen mengalir dan
kecepatan aliran sesuai dengan yang telah ditentukan
22. Fiksasi pada area hidung
23. Rapikan pasin dan pastikan kembali oksigen mengalir dan
kecepatan aliran sesuai dengan yang telah ditentukan
24. Rapikan alat dan kembalikan ketempat semula
4 Terminasi
25. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
26. Kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
27. Akhiri kegaitan dengan cara yang baik
28. Cuci tangan
29. Dokumentasi : Waktu pemberian metode pemberian
oksigen, kecepatan aliran, respon klien sebelum dan dan
pengkajian pernafasan setelah pemberian terapi
(frekuensi pernafasan nadi, bunyi nafas, penggunaan otot
bantu pernafasan, dan bunyi nafas)
Keterangan
0 = tidak dilakukan sama sekali
1 = dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
FORMAT PENILAIAN
Nama Mahasiswa :
Jenis Tindakan : Pemberian oksigen via sungkup sederhana dan RM/NRM
No Tindakan Nilai
0 1 2
1 Pra Interaksi
1. Baca basmalah dan catatan medis atau keperawatan klien
2. Siapkan alat
Tabung oksigen dengan flow meter
Humidifier
Sungkup sederhana dan sungkup dengan kantong reservoir
Aquades
3. Cuci tangan
2 Orientasi
4 Terminasi
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan intervensi penatalaksanaan jalan nafas dengan
menggunakan nebulizer
II. Tujuan Khusus
Setelah mengukitu praktikum ini mahasiswa mampu:
a. Menggunakan rasional penggunaan nebulizer
b. Menjelasakan tujuan penggunaan nebulizer
c. Menjelaskan keuntungan nebulisasi
d. Mendemontrasikan penggunaan nebulizer
e. Menjelaskan hal yang perlu di dokumentasikan pada pasien yang menggunakan
nebulizer
III. Materi
Nebulisasi merupakan terapi pemberian obat via alat (nebulizer) yang dapat
mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi uap (aerosol) sehingga dapat
diinhalasi masuk langsung ke tractus respiratorius bawah
Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk mengubah cairan menjadi semprotan
yang halus. Ada beberapara obat yang dapat diberikan secara melalui nebulizer
yaitu : bronkodilator, kortikosteroid, antikolinergik, kromolin, dan mukolitik.
Pemberian terapi nebulisasi bertujuan untuk mengurangi sesak, mengencerkan
dahak, dan bronkodilatasi.
Indikasi pemberian nebulizer:
Penderita asma, sesak nafas kronik, batuk, dan gangguan saluran pernafasan
Kontraindikasi pemberian nebulizer:
Fraktur daerah nasal
Keuntungan nebulisasi:
‒ Dosis lebih rendah dibanding dosis oral
‒ Efek samping sistemik jauh lebih berkurang
‒ Permulaan kerja obat cepat dan dapat diramalkan
‒ Jalan nafas mudah dicapai, permukaan luas, dan obat langsung bekerja
No Tindakan Nilai
0 1 2
1 Pra Interaksi
1. Baca hamdalah
3. Cuci tangan
4. Siapkan alat:
‒ Sarung tangan bersih
‒ Nebuliser set
‒ Tissue
‒ Spuit 3-5 cc
‒ ventolin
‒ pulmicort
‒ NaCl 0,9%
‒ Bengkok
2 Orientasi
3 Kerja
16. Minta anak untuk menahan nafas selama minimal 5-10 detik
agar obat dapat menyebar ke jalan nafas
18. Putar nebulizer cup bila masih ada obat yang tersisa dan
masih dapat menguap
4 Terminasi
Keterangan
1 = tidak dilakukan sama sekali
2 = dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = dilakukan dengan sempurna
Prosedur:
1. Identifikasi kebutuhan klien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
4. Beri salam, panggil anak dengan namanya
5. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6. Beri kesempatan anak atau keluarga bertanya
7. Posisi klien yang sadar dan mempunyai refleks muntah adalah posisi
semifowler dengan kepala klien diputar ke sisi untuk suction oral dan leher
ekstensi untuk suction nasal, untuk memudahkan kateter masuk dan
membantu mencegah aspirasi
8. Posisi klien yang tidak sadar adalah lateral, sehingga lidah tidak jatuh dan tidak
menutup pemasukan kateter. Posisi lateral juga mengalirkan sekret dari faring
dan mencegah aspirasi. 3) Tempatkan handuk diatas bantal dibawah dagu klien
9. Beberapa suction mempunyai tiga daerah tekanan : tinggi (120-150 mmHg),
sedang (80-120 mmHg), rendah (0-80 mmHg). Umumnya tekanan 100-120
mmHg untuk orang dewasa, dan 50-75 mmHg untuk anak-anak dan bayi.
10. Pastikan nahwa mesin suction sudah dipasang dan dapat berfungsi
11. Buka bak instrumen steril, masukkan NaCl/air steril pada tempatnya
12. Buka kemasan kateter suction masukan kedalam bak intrumen steril
13. Pakai sarung tangan steril
14. Ambil kateter dan hubungkan dengan mesin suction
15. Ukur selang suction untuk jarak yang akan dimasukkan. Tempatkan ujung
kateter pada daun telinga anak dan tandai jaraknya sampai ujung hidup anak.
Pegang kateter pada tanda ini
16. Suction di tes dengan cara tempatkan ujung kateter suction pada air bersih dan
tempatkan ibu jari anda dia atas lubang untuk mendapatkan pengisapan
17. Masukkan kateter suction pada salah satu ujung hidung sesuai dengan
pengukuran tanpa menutup kateter suction(tidak ada oengisapan)
18. Tempatkan ibu jari anda pada lubang pengisap untuk mendapatkan pengisapan
19. Putar kateter dengan gerakan perlahan dan stabil pada saat anda melepasnya.
Baik pemasukan kateter mapuan pengisapan kateter tidak boleh lebih dari 5
detik untuk anak atau ± 10 detik pada klien dewasa . Cobalah untuk menahan
napas pada saat ibu jari anda pada lubang pengisapan. Hal ini dapat
mengingatkan kita terhadap waktu
No Tindakan Nilai
0 1 2
Pra Interaksi
2 Cuci tangan
3 Siapkan alat:
a.Mesin suction
b.Bak instrument steril berisi : Kasa, Kom
c.Handscoon steril
d.Kateter suction
e. NaCl
Orientasi
Kerja
0 1 2
13 Ukur selang suction untuk jarak yang akan dimasukkan. Tempatkan ujung
kateter pada daun telinga anak anak dan tandai jaraknya sampai ujung hidup
anak. Pegang kateter pada tanda ini
14 Suction di tes dengan cara tempatkan ujung kateter suction pada air bersih
dan tempatkan ibu jari anda dia atas lubang untuk mendapatkan pengisapan
15 Masukkan kateter suction pada salah satu ujung hidung sesuai dengan
pengukuran tanpa menutup kateter suction(tidak ada pengisapan)
16 Tempatkan ibu jari anda pada lubang pengisap untuk mendapatkan
pengisapan
17 Putar kateter dengan gerakan perlahan dan stabil pada saat anda melepasnya.
Baik pemasukan kateter mapuan pengisapan kateter tidak boleh lebih dari 5
detik untuk anak atau ± 10 detik pada klien dewasa . Cobalah untuk menahan
napas pada saat ibu jari anda pada
lubang pengisapan. Hal ini dapat mengingatkan kita terhadap waktu
18 Perhatikan mucus. Periksa adanya perubahan warna, baud an konsistensi
19 Bilas kateter suction dengan air bersih atau Nacl dengan ibu jari pada lubang
penghisap
20 Biarkan anak menarik napas dalam beberapa kali
21 Ulangi prosedur ini sebanyak 3-5 kali atau lebih (terutama pada mucus yang
banyak). Lakukan pada lubang hidung yang lain
22 Setelah selesai bersihkan mulut dan hidup anak
Terminasi
29 Dokumentasi
Keterangan
1 = tidak dilakukan sama sekali
2 = dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = dilakukan dengan sempurna