Anda di halaman 1dari 39

KONSEP DAN TEKNIK OKSIGENASI

OUTLINE

1 Kewaspadaan dalam terapi Oksigen

2 Jenis – jenis terapi Oksigen

3 Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian Oksigen

4 Indikasi pemberian terapi Oksigen

5 Pedoman perkiraan fraksi inspirasi terapi Oksigen


Oksigen dianggap sebagai terapi

Indikasi Dosis
Pemakaian Pemakaian

Cara Penyulit atau


Pemakaian efek samping
INDIKASI PEMBERIAN OKSIGEN

Persediaan oksigen yang tidak adekuat


Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
Sianosis yang disebabkan oleh penyakit jantung dan paru
Gagal nafas akut
Kerusakan sistem difusi
Ada peningkatan kerja nafas, tubuh berespon terhadap
keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya
pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan
pernafasan
Peningkatan kerja miokard, jantung berusaha untuk
mengatasi gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa
jantung yang adekuat
INDIKASI

Hipoksia juga bisa akibat penyakit


ekstrapulmonal (pengiriman
oksigen yang tidak adekuat) yang
mengganggu pertukaran gas

Hipoksia yang parah, dapat mengancam


jiwa. Hipoksia dapat terjadi baik akibat
penyakit pulmonal yang parah (suplai
oksigen yang tidak adekuat)

Perubahan pola dan frekuensi pernapasan


pasien dapat menjadi indikator terdini akan
kebutuhan terapi oksigen; kondisi ini dapat
terjadi akibat hipoksemia atau hipoksia
TIPE HIPOKSIA

Hipoksia hipoksemik  penurunan kadar


oksigen dalam darah yang mengakibatkan penurunan
difusi oksigen ke dalam jaringan

Kondisi ini dapat disebabkan oleh hipoventilasi,


alveoli kolaps dan tidak dapat memberikan oksigen ke
dalam darah

Kondisi ini diperbaiki dengan meningkatkan ventilasi


alveolar atau dengan memberikan oksigen suplemen
Hipoksia sirkulasi

Hipoksia yang diakibatkan oleh tidak adekuatnya


sirkulasi kapiler

Dapat disebabkan oleh penurunan curah jantung,


keadaan aliran darah yang rendah, seperti pada
henti jantung

Kondisi ini diperbaiki dengan mengidentifikasi


dan mengatasi penyebab yang mendasari
Hipoksia Anemic terjadi akibat penurunan
konsentrasi hemoglobin yang efektif, yang
menyebabkan penurunan dalam kapasitas darah
pembawa oksigen

Hipoksia histotoksik terjadi jika bahan


toksik seperti sianida, menganggu kemampuan
jaringan untuk menggunakan oksigen yang
tersedia
WASPADA DALAM
PEMBERIAN TERAPI
OKSIGEN
Oksigen adalah medikasi dan kecuali dalam situasi darurat, oksigen
diberikan hanya bila diminta dokter. Oksigen harus diberikan hati-hati
dan efeknya terhadap pasien harus dikaji

Pasien dengan gangguan sistem pernafasan diberi terapi oksigen


hanya untuk menaikkan tekanan oksigen arteri kembali kenilai dasar
yang normal

Kelebihan oksigen dapat menimbulkan efek toksik pada paru-


paru dan sistem saraf pusat.
Sebagai contoh, pada pasien PPOM, pemberian oksigen dalam
konsentrasi tinggi akan menyingkirkan dorongan bernafas yang sudah
terbiasa dengan tekanan oksigen yang rendah.
Akibatnya, dapat meningkatkan progresif tekanan karbondioksida, dan
akhirnya mengarah pada kematian akibat narkosis karbondioksida dan
asidosis.
TOKSISITAS OKSIGEN
Oksigen adalah medikasi dan dapat menyebabkan efek
samping serius. Bahaya oksigen yang paling serius dan
mengancam adalah toksisitas oksigen , yang dapat terjadi bila
diberikan dengan konsentrasi yang terlalu tinggi (lebih besar
dari 50%) untuk waktu yang lama (lebih dari 48 jam)

Tanda dan gejala toksisitas oksigen adalah


dispneu, gelisah, keletihan, malaise, kesulitan pernafasan,
parestesia

Pencegahan toksisitas oksigen adalah menggunakan


oksigen hanya bila diresepkan. Jika diperlukan konsentrasi
oksigen tinggi, lamanya pemberian dijaga agar tetap minimal
dan dikurangi secepatnya.
MACAM-MACAM ALAT u/
TERAPI OKSIGEN
Flow meter

Flow adjuster
Oxygen output

HUMIDIFIER

13
Company Logo www.themegallery.com
NASAL KANUL
o Digunakan ketika pasien membutuhkan
oksigen aliran rendah sampai sedang
o Metode ini secara relatif sederhana dan
memungkinkan untuk dapat bergerak
bebas di tempat tidur, berbicara, dan
makan tanpa mengganggu aliran
oksigen
o Kecepatan aliran yang disarankan
adalah 1-6 L/mnt dengan persentasi 23-
42%
o Kecepatan aliran lebih dari 4 liter/menit
jarang digunakan karena efek samping
yang ditimbulkannya, yakni
menyebabkan mukosa kering, dan juga
karena jumlah oksigen yang diberikan
relatif sedikit lebih besar
MASKER OKSIGEN

MASKER SEDERHANA

oDigunakan untuk konsentrasi oksigen


rendah sampai sedang
oKecepatan aliran 5-8 L/mnt dengan
persentasi 40-60 %
oPasien bebas bergerak, berbicara,
makan atau minum
MASKER PERNAFASAN
KEMBALI SEBAGIAN
(REBREATHER PARSIAL MASK)

oKonsentrasi oksigen sedang


oKecepatan aliran 8-11 L/mnt dengan
persentasi 50-75%
oMemiliki kantong yang terus
mengembang baik, saat inspirasi
maupun ekspirasi. Pada saat inspirasi,
oksigen masuk dari sungkup melalui
lubang antara sungkup dan kantung
reservoir, ditambah oksigen dari
kamar yang masuk dalam lubang
ekspirasi pada kantong.
Lanjutan masker RPM

oKantong reservoir yang dipasang


memungkinkan klien menghirup
kembali sekitar sepertiga udara
yang diekshalasi bersamaan dengan
oksigen.
oKantong reservoir tidak boleh
mengempis seluruhnya pada saat
inspirasi untuk menghindari
bertambahnya karbondioksida. Bila
hal ini terjadi, jumlah liter aliran
oksigen perlu ditingkatkan
MASKER TIDAK BERNAFAS KEMBALI
(NON REBREATHER MASK)

o Digunakan untuk oksigen aliran


tinggi
o Kecepatan aliran 10-12 liter/menit
dengan persentasi 80-100%
o Pada prinsipnya, udara inspirasi
tidak bercampur dengan udara
ekspirasi karena mempunyai 2
kaAtup. Katup satu arah pada
masker dan diantara kantong
reservoir dan masker mencegah
udara ruangan dan udara yang
diekshalasikan klien masuk ke
kantong.
Lanjutan MASKER NRM

Kantong reservoir tidak boleh


mengempis seluruhnya pada saat
inspirasi untuk menghindari
bertambahnya karbondioksida. Bila
hal ini terjadi, jumlah liter aliran
oksigen perlu ditingkatkan

Bila hal ini terjadi, jumlah liter


aliran oksigen perlu ditingkatkan
MASKER VENTURI

o Metode pemberian yang paling


akurat dan dapat diandalkan untuk
konsentrasi oksigen yang tepat
o Masker ini digunakan sedemikian
rupa sehingga memungkinkan
aliran udara ruangan bercampur
dengan aliran oksigen yang
ditetapkan
o Digunakan terutama untuk pasien
PPOK karena memberikan oksigen
tingkat rendah.
o Aliran konsentrasi kecil sampai
tinggi
Lanjutan MASKER VENTURI

oKecepatan aliran 4-8 L/mnt dengan


kosentrasi 24-40%
oMasker venturi menerapkan prinsip
entrainmen udara (menjebak udara
seperti vakum) yang memberikan
aliran udara tinggi dengan pengayaan
oksigen terkontrol.
oKelebihan oksigen keluar pada
masker melalui cuff perforasi,
membawa gas tersebut bersama
karbondioksida yang dihembuskan
o masker harus terpasang dengan pas
untuk mencegah oksigen mengalir ke
dalam mata, dan kulit pasien
diperiksa terhadap iritasi
BAG VALVE MASK

o Adalah alat yang digunakan untuk


memberikan tekanan pada sistem
pernafasan pasien yang henti nafas atau
yang nafasnya tidak adekuat. Alat ini
umumnya merupakan bagian dari
peralatan resusitasi untuk tenaga ahli.
Alat ini digunakan secara ekstensif
diruang operasi untuk bantuan
pernafasan pasien yang tidak sadar pada
saat sebelum diberikan bantuan
pernafasan mekanik. Bag Valve Mask
digunakan pada pasien: Cardiac carrest,
Respiratory failure.
o Gas flows 6-8 liter/mnt, dengan
konsentrasi oksigen 40-60% (memakai
oksigen). Jika tanpa oksigen, maka
konsentrasinya adalah 21% (udara)
JACKSON REES
o 100% (Oxygen flow rate 8-10
L/menit)
o alat yang digunakan untuk
memberikan tekanan pada
sistem pernafasan pasien yang
henti nafas atau yang nafasnya
tidak adekuat The Jackson-Rees circuit, also known as the Mapelson D
o Alat ini digunakan secara
circuit, is composed of (A) a valve, (B) a reservoir bag, (C) an
ingress for fresh gases, and (D) a connector for attaching a
ekstensif diruang operasi untuk mask or a tracheal tube.

bantuan pernafasan pasien yang


tidak sadar pada saat sebelum
diberikan bantuan pernafasan
mekanik, sebelum, selama, dan
setelah dilakukan suction.
KATETER TRANSTRAKEAL

o Dipasang melalui pembedahan


dengan membuat saluran di leher
bagian bawah langsung ke dalam
trakea.
o Keuntungan kateter transtrakeal
adalah oksigen yang diberikan
dosis kecil dan langsung melalui
trakea, mengurangi iritasi nasal,
telinga dan fasial serta mencegah
bergesernya alat tersebut pada
saat tidur. Komplikasi yang dapat
terjadi bronkospasme, batuk
paroksismal, dislokasi kateter,
infeksi di lubang trakea tempat
masuknya kateter transtrakeal 
PEMBERIAN OKSIGEN PADA BAYI

 Inkubator
 Head box
 Nasal kanul: low flow, high flow
 Nasal CPAP
 Nasal Intermittent Positive Pressure
Ventilation
(NIPPV)
 Ventilator
INKUBATOR

oMenggunakan selang dengan


aliran tinggi
oButuh waktu 10 menit untuk
stabilisasi oksigen
oKadar O2 turun dengan cepat bila
tutupnya dibuka
HEAD BOX O 2

oKec. Aliran 5 – 7 L /menit


oKec. Aliran > 7 L/menit: ↑ O2,
berisik, bayi muntah
oPerlu kec. aliran tinggi untuk
mencapai kons. O2 yg adekuat
dan mencegah penumpukan CO2
oAliran gas 2-3L/menit diperlukan
untuk mencegah rebreathing
CO2
NASAL KANUL O 2

oKecepatan aliran rendah


<2L/menit( low flow)
oUntuk suplai O2 minimum
oRisiko kecil terjadi obstruksi
oleh mukus
oFiO2 tidak mudah ditentukan
CPAP

(CONTINOUS POSITIVE AIRWAY


PRESURE)

Merupakan alat yang


mempertahankan tekanan
positif pada jalan napas
neonatus saat pernapasan
spontan
Terapi oksigen sangat membantu
kelangsungan hidup bayi dengan masalah
pernapasan

Terapi oksigen tanpa pemantauan yang


cermat sangat berbahaya

Pemantauan yang cermat dimulai di ruang


bersalin menggunakan pulse oximetry

Target saturasi O : 88-92%


2
YANG HARUS
DIPERHATIKAN DALAM
PEMBERIAN OKSIGEN
Amati tanda-tanda vital sebelum, selama dan
sesudah pemberian oksigen
Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan
misalnya : api, yang dapat menimbulkan kebakaran
Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan
isi sesuai batas yang ada pada botol
Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan
bersih dan kering bila tidak dipakai
Nasal prong dan masker harus dibersihkan,
didesinfeksi dan disimpan kering
Pemberian oksigen harus hati-hati terutama
pada penderita penyakit paru kronis karena
pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan keracunan oksigen, hipoventilasi,
penurunan kesadaran.

Terapi O 2 merupakan salah satu intervensi


keperawatan yang bersifat kolaboratif yang
merupakan bagian dari paket intervensi
keperawatan yang diberikan kepada klien
berdasarkan diagnosa keperawatan yang
dirumuskan. Oleh karena itu pemberian oksigen
harus hati-hati dan pasien harus dikaji
PEDOMAN PERKIRAAN
FRAKSI INSPIRASI
TERAPI OKSIGEN
ALAT FiO2
Udara 21%
Nasal Kanul / Kateter
1-2 lt 24 – 28%
3-4 lt 32 – 36%
5-6 lt 40 – 44%
Masker / Sungkup
5-6 lt 40%
6-7 lt 50%
7-8 lt 60%
Masker / sungkup + reservoir
6 lt 60%
7 lt 70%
8 lt 80%
9 – 10 lt 90 – 99%
RUMUS HITUNG FiO2

O2 murni 1 lt/mnt
Kanule/Catheter/Masker = FiO2 x 4 %
O2 murni 5 lt/mnt = 5x4%= 20 %

Jadi udara yang dihisap 20 + 21 %= 41 %


Ringkasan

1. Segera berikan Oksigen gg. Pernafasan,


hipoksemia, SpO2 < 90%
2. Tidak hanya mengandalkan gejala klinis periksa
SpO2 u/ mengenali hipoksemia.
3. Pemberian awal Nasal canul 
dewasa 5 lt/mnt, anak 1-2 lt/mnt
4. Pulse Oxymeter u/ mengukur SpO2  cepat,
mudah namun ada keterbatasan
5. Pemeriksaan AGD  m’berikan informasi PaO2,
PaCO2 yg tdk t’baca pd Pulse Oxymeter.
6. Px mulai stabil penyapihan oksigen

www.themegallery.com
Tugas

1.Buatlah minimal analisa 2 masalah pernafasan


(data focus, etiologi/ pohon masalah, masalah )
& intervensi
2.Tugas individu , dibahas hari sabtu
3.Tugas dikumpulkan  google drive
4.Selamat mengerjakan.

www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai