Teknik ini digunakan untuk menambah udara yang ada di ruangan yaitu
memberikanoksigen dengan frekuensi aliran kurang dari volume inspirasi pasien, kemudian
sisa volumenya ditarik dari udara yang ada di ruangan. Alat oksigen aliran rendah ini cocok
untuk pasien yang stabil dengan pola nafas, frekuensi dan volume ventilasinya normal,
misalnya klien dengan volume Tidal 500 ml dengan kecepatan pernafasan 1620 kali
permenit. Teknik ini juga dibedakan menjadi dua jenis yaitu low flow low
concentrationdan low flow high concentration.
Teknik oksigenasi dengan low flow low concentration ini memberikan oksigen dengan
konsentrasi yang rendah dan dengan aliran yang rendah. Adapun teknik yang digunakan
adalah sebagai berikut :
A. Kateter Nasal
Aliran oksigen yang bisa diberikan dengan alat ini adalah sekitar 16
liter/menit dengan konsentrasi 24% - 44%. Prosedur pemasangan kateter ini meliputi
insersi kateter oksigen ke dalam hidung sampai naso faring. Persentase oksigen yang
mencapai paru-paru beragam sesuai kedalaman dan frekuensi pernafasan, terutama
jika mukosa nasal membengkak atau pada pasien yang bernafas melalui mulut.
Indikasi:
Diberikan pada pasien yang membutuhkan terapi oksigen jangka pendek
dengan konsentrasi rendah sampai sedang.
Kontraindikasi:
Fraktur dasar tengkorak kepala, trauma maksilofasial, dan obstruksi nasal.
Keuntungan:
1. Dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama
2. Oksigen yang diberikan lebih stabil
3. Klien mudah bergerak, makan dan minum, berbicara dan membersihkan mulut
4. Teknik ini lebih murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter
penghisap
Kerugian:
1. Teknik memasukan kateter nasal ini lebih sulit dari pada kanula nasal
2. Pasien merasakan nyeri saat kateter melewati nasofaring dan mukosa nasal
sehingga bisa mengalami trauma
3. Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 44%
4. Kateter harus diganti tiap 8 jam dan diinsersi kedalam nostril lain
5. Dapat terjadi distensi lambung
6. Dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring
7. Aliran > 6 liter/menit dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan
mukosa hidung
8. Kateter mudah tersumbat dan tertekuk
Sedangkan teknik oksigenasi dengan low flow high concentration ini memberikan
oksigen dengan konsentrasi yang tinggi tapi dengan aliran yang rendah. Adapun teknik
yang digunakan adalah sebagai berikut:
C. Sungkup Muka (Masker) Sederhana/Simple Face Mask
Alat ini memberikan oksigen jangka pendek, kontinyu atau selang seling serta
konsentrasi oksigen yang diberikan dari tingkat rendah sampai sedang. Aliran oksigen
yang diberikan sekitar 5-8 liter/menit dengan konsentrasi oksigen antara 40-60%. Berikut
ini adalah aliran FiO2 yang dihasilkan masker sederhana:
5-6 Liter/menit : 40 %
6-7 Liter/ menit : 50 %
7-8 Liter/ menit : 60 %
Indikasi:
Pasien dengan kondisi seperti nyeri dada (baik karena serangan jantung atau
penyebab lain) dan pasien dengan sakit kepala
Kontraindikasi :
Pada pasien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk retensi
Keuntungan:
1. Sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup yang
berlubang besar
2. Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih besar daripada kanul nasal ataupun
kateter nasal
3. Dapat diberikan juga pada pasien yang mendapatkan terapi aerosol
Kerugian :
1. Konsentrasi oksigen yang diberikan tidak bisa kurang dari 40%
2. Dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika alirannya rendah
3. Pemasangannya menyekap sehingga tidak memungkinkan untuk makan dan batuk
4. Bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah
5. Umumnya menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien
6. Menimbulkan rasa panas sehingga kemungkinan dapat mengiritasi mulut dan
pipi
Indikasi :
Pasien dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi, pasien COPD, pasien dengan status
pernapasan yang tidak stabil dan pasien yang memerlukan intubasi
Kontraindikasi:
Pada pasien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk retensi
Keuntungan:
1. Konsentrasi oksigen yang diperoleh bisa tinggi bahkan sampai 100%
2. Tidak mengeringkan selaput lendir
Kerugian:
1. Tidak dapat memberikan oksigen dengan konsentrasi yang rendah
2. Kantong oksigen mudah terlipat, terputar atau mengempes
3. Pemasangannya menyekap sehingga tidak memungkinkan untuk makan dan batuk
4. Terjadi aspirasi bila pasien muntah terutama ketika pasien tidak sadar