Terapi Oksigenasi
Oksigenasi
merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai
organ dan sel tubuh.
Keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses
metabolism dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas dari
atmosfer. Oksigen (O2) untuk kemudian diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
Teknik oksigenasi dengan low flow low concentration ini memberikan oksigen
dengan konsentrasi yang rendah dan dengan aliran yang rendah. Adapun teknik yang
digunakan adalah sebagai berikut (Ni Luh Suciati, 2010):
1. Kanula nasal untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau rendah
biasanya hanya 2-3 liter/menit
2. Membutuhkan pernapasan hidung
Bahaya yang dapat terjadi untuk pemberian O2 yang berlebihan adalah timbulnya
kondisi Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah yang terlalu tinggi.
Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori diantaranya adalah
untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar penularan penyakit,
penggunaan nasal kanul yang tidak steril juga memperbesar penularan penyakit
melalui secret dari satu pasien ke pasien lain. Penggunaan cairan humidifier yang
tidak steril meningkatkan kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air
akan terhirup oleh klien.
Jika klien terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanul.
Perhatikan jumlah air steril dalam humidifier, jangan berlebih atau kurang dari
batas. Hal ini penting untuk mencegah kekeringan membran mukosa dan
membantu untuk mengencerkan sekret di saluran pernafasan klien. Pada klien
dengan masalah febris dan diaforesis, maka perawat perlu melakukan perawatan
kulit dan mulut secara extra karena pemasangan masker tersebut dapat
menyebabkan efek kekeringan di sekitar area tersebut.
Sedangkan teknik oksigenasi dengan low flow high concentration ini memberikan
oksigen dengan konsentrasi yang tinggi tapi dengan aliran yang rendah. Adapun
teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:
b. Sungkup Muka (Masker) Sederhana/Simple Face Mask
Alat ini memberikan oksigen jangka pendek, kontinyu atau selang seling serta
konsentrasi oksigen yang diberikan dari tingkat rendah sampai sedang. Aliran
oksigen yang diberikan sekitar 5-8 liter/menit dengan konsentrasi oksigen antara
40-60%. Berikut ini adalah aliran FiO2 yang dihasilkan masker sederhana:
5-6 Liter/menit : 40 %
6-7 Liter/ menit : 50 %
7-8 Liter/ menit : 60 %
Gambar :
Prinsip
Masker wajah sederhana untuk mengalirkan oksigen tingkat sedang dari
hidung kemulut, dengan konsentrasi oksigen 40-60%.
Masker wajah sederhana mengalirkan oksigen dengan kecepatan 5-8
liter/menit.
Indikasi dan Kontraindikasi (Ni Luh Suciati, 2010)
Indikasi:
Pasien dengan kondisi seperti nyeri dada (baik karena serangan jantung atau
penyebab lain) dan pasien dengan sakit kepala
Kontraindikasi :
Pada pasien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk retensi
Hal-hal yang harus diperhatikan (Ignatavicius, 2006 & Suzanne, 2008):
1) Aliran O2 tidak boleh kurang dari 5 liter/menit karena untuk mendorong
CO2 keluar dari masker
2) Saat pemasangan perlu adanya pengikat wajah dan jangan terlalu ketat
pemasangan karena dapat menyebabkan penekanan kulit yang bisa
menimbulkan rasa phobia ruang tertutup
3) Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan masker dan tali pengikat
untuk mencegah iritasi kulit
Keuntungan dan Kerugian (Suparmi, 2008)
Keuntungan:
1) Sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup yang
berlubang besar
2) Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih besar daripada kanul nasal
ataupun kateter nasal
3) Dapat diberikan juga pada pasien yang mendapatkan terapi aerosol
Kerugian :
1) Konsentrasi oksigen yang diberikan tidak bisa kurang dari 40%
2) Dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika alirannya rendah
3) Pemasangannya menyekap sehingga tidak memungkinkan untuk makan
dan batuk
4) Bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah
5) Umumnya menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien
6) Menimbulkan rasa panas sehingga kemungkinan dapat mengiritasi mulut
dan pipi
c. Sungkup Muka (Masker) dengan kantong rebreathing
Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 60-80% dengan
aliran 8-12 liter/menit. Memiliki kantong yang terus mengembang, baik saat
inspirasi maupun ekspirasi. Pada saat inspirasi, oksigen masuk dari sungkup
melalui lubang antara sungkup dan kantung reservoir, ditambah oksigen dari
kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi pada kantong. Udara inspirasi
sebagian tercampur dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi CO2 lebih tinggi
daripada simple face mask (Ni Luh Suciati, 2010)
Gambar :
Prinsip
Prinsip
1. Mengalirkan oksigen dengan konsentrasi mencapai 99%
2. Volume aliran 10-12 liter/menit
Ignatavicius. 2006. Medical Surgical Nursing. Critical Thinking for Collaborative Care. 5
Ed. United States of America: Elsevier Saunders
Perry, P. 2010. Fundamental Keperawatan. Buku 3 Edisi 7. Alih Bahasa: Diah Nur. Jakarta:
EGC
Suparmi, Yulia. 2008. Panduan Praktik Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta
: Citra Aji Parama.
Suzzane & Brenda. 2008. Brunner and Suddarths Textbook of Medical Surgical Nursing.
Eleventh edition. Philadelphia: Lippincott Williams and wilkins
SOP PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI MASKER
NON-REBREATHING
Petugas Perawat
2. tahap Orientasi
a. memberi salam kepada pasien dan sapa nama pasien
b. menjelaskan tujuan dan prosedur dan sapa nama pasien
c. menanyakan peraetujuan atau kesiapan pasien
3. tahap kerja.
a. Kaji adanya tanda dan gejala klinis dan secret pada jalan napas
R : untuk memperlancar jalan napas pada saat oksigen dimasukkan.
b. Sambungkan masker keselang dan ke sumber oksigen
R : untuk mengalirkan oksigen dari tabung oksigen ke pasien.
c. Berikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan aliran pada progam
medis dan pastikan berfungsi dengan baik.
1. Selang tidak tertekuk dan sambungan paten.
SOP PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI MASKER
REBREATHING
No Dokumen No Revisi Halaman
Pengertian Masker rebreathing adalah masker wajah yang terdapat sebuah kantung
reservoir dan maskernya tanpa klep. Kantong reservoir oksigen yang
terhubung memungkinkan klien mengambil nafas kembali sekitar
sepertiga dari udara yang dihembuskan bersamaan dengan oksigen.
Masker rebreathing mengalirkan oksigen dengan kecepatan aliran O2 8-12
liter/menit dan konsentrasi O2 60-80 %.
Petugas Perawat
Instruksi kerja
ta 1. Tahap prainteraksi
a. mengecek program terapi
b. mencuci tangan
c. menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. memberi salam kepada pasien dan sapa nama pasien
b. menjelaskan tujuan dan prosedur dan sapa nama pasien
c. menanyakan peraetujuan atau kesiapan pasien
3. tahap kerja
a. Mengkaji adanya tanda dan gejala klinis dan sekret pada jalan
napas
R: mengetahui kondisi fisik pasien
b. Menyambungkan masker ke selang dan ke sumber oksigen
R: mengalirkan oksigen pada masker
c. Memberikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan aliran pada
progam medis dan memastikan bahwa berfungsi dengan baik.
R: mencegah terjadinya kesalahan asuhan keperawatan sehingga
melukai klien. Memberikan aliran oksigen sesuai dengan
kebutuhan klien
d. Selang tidak tertekuk dan sambungan paten.
R: jika selang tertekuk akan menghambat jalan oksigen bantuan
e. Ada gelembung udara pada humidifier.
R: gelembung merupakan supply oksigen
Sop Oksigenasi Dengan Kanula Nasal
B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan / kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Kaji adanya tanda dan gejala klinis dan secret pada jalan napas
2. Sambungkan kanula nasal keselang oksigen dan ke sumber
oksigen.
3. Berikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan aliran pada progam
medis dan pastikan berfungsi dengan baik.
1. Selang tidak tertekuk dan sambungan paten.
2. Ada gelembung udara pada humidifier.
3. Terasa oksigen keluar dari kanula.
4. Letakkan ujung kanula pada lubang hidung pasien.
5. Atur pita elastic atau selang plastic ke kepala atau ke bawah dagu
sampai kanula pas dan nyaman.
l) Beri plester pada kanula dikedua sisi wajah.
6) Periksa kanula setiap 8 jam.
7) Pertahankan batas air pada botol humidifier setiap waktu.
8) Periksa jumlah kecepatan aliran oksigen dan program terapi secara
periodic sesuai respon klien, biasanya tiap 1 jam sekali.
9) Kaji membran mukosa hidung dari adanya iritasi dan beri jelly untuk
melembapkanmembrane mukosa jika diperlukan
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Pengertian Masker wajah sederhana adalah alat untuk terapi oksigen yang menutupi
hidung dan mulut klien, digunakan untuk inhalasi oksigen. Bagian ekshalasi
pada kedua sisi masker memungkinkan dikeluarkannya karbon dioksida
yang dihembuskan. Masker wajah memberikan oksigen dengan konsentrasi
dan kecepatan aliran lebih tinggi dari kanula nasal, 40-60% pada kecepatan
5-8 liter/menit.
Tujuan Tujuan utama pemberian terapi oksigen adalah untuk mempertahankan
PaO2> 60 mmHg atau SaO2> 90% dan mencegah dan mengatasi hipoksia
jaringan dan beban kerja kardiorespirasi yang berlebih (Perry & Potter,
2006). Selain itu, terapi oksigen juga dapat meningkatkan bersihan napas
klien, mencegah infeksi, dan meningkatkan rasa nyaman pada klien.
Kebijakan Pada klien hipoksemia dengan tanda klinis sianosis (pucat pada wajah.
bibir, dan warma kulit)
Petugas Perawat
Ignatavicius. 2006. Medical Surgical Nursing. Critical Thinking for Collaborative Care. 5
Ed. United States of America: Elsevier Saunders
Perry, P. 2010. Fundamental Keperawatan. Buku 3 Edisi 7. Alih Bahasa: Diah Nur. Jakarta:
EGC
Suparmi, Yulia. 2008. Panduan Praktik Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta
: Citra Aji Parama.
Suzzane & Brenda. 2008. Brunner and Suddarths Textbook of Medical Surgical Nursing.
Eleventh edition. Philadelphia: Lippincott Williams and wilkins