Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

KONSEP DASAR PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

FITRI PARAPAT
JULIANA TAMBA
MARIANA HUTAPEA
NADIA PASARIBU

STIKES SANTA ELISABETH MEDAN

2021 / 2022
Konsep Dasar Pemberian Terapi Oksigen

1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi)

Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam buku Asmadi (2009) lebih
dikenal dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia Maslow. Kebutuhan oksigen menurut
Abraham Maslow tedapat dalam kebutuhan fisiologis, karena oksigen (O₂) sangat berperan
dalam vital bagi kehidupan manusia kebutuhan oksigen (O₂) dalam tubuh harus terpenuhi,
apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan
otak dan bila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian kebutuhan dasar tersebut
mencakup :
a. Kebutuhan oksigenasi dan pertukan gas
b. Kebutuhan cairan dan elektrolit
c. Kebutuhan makanan
d. Kebutuhan eliminasi urine dan alvi
e. Kebutuhan istirahat dan tidur
f. Kebutuhan aktivitas
g. Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh
h. Kebutuhan seksual

2. Definisi Oksigen

Menurut (Sulistyo Andarmoyo, 2012) oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang
paling mendasar yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan
hidup dan aktivitas berbagai organ dan sel tubuh.

Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah
sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium (Potter & Perry,
2006).

3. Fisiologi Sistem Pernapasan

Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen
ke dalam tubuh (insprasi) serta mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida sisa
oksidasi ke luar tubuh (ekspirasi). Proses pernapasan tersebut terdiri atas tiga tahap, yaitu
ventilasi, difusi gas dan transportasi gas.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Oksigenasi

Terdiri dari faktor fisiologis, usia, gaya hidup, olah raga, penyalahgunaan substansi,
lingkungan, dan stres.

5. Tipe Kekuragan Oksigen Dalam Tubuh


Jika oksigen dalam tubuh berkurang, maka ada beberapa istilah yang dipakai sebagai
manifestasi kekurangaan oksigen tubuh, yaitu hipoksemia, hipoksia, dan gagal napas. Status
oksigenasi tubuh dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan analisa gas darah (AGD) dan
oksimetri (Tarwoto & wartonah, 2015).

6. Perubahan Fungsi Pernapasan

a. Hiperventilasi
Hiperventilasi merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O₂ dalam paru-paru
agar pernapasan lebih cepat dan dalam.

b. Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan
O₂ tubuh atau untuk mengeluarkan CO₂ dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan
atelaktasis (kolaps paru). Tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri
kepala, penurunan kesadadaran, desoreintasi, kardiakdistrima, ketikseimbangan elektrolit,
kejang, dan arrest.

7. Terapi Pemenuhan Kebutuhan Oksigen

Terapi oksigen adalah pemberian oksigen lebih dari udara atmosfer (Tarwoto &
Wartonah, 2010). Tujuan terapi oksigen adalah mengoptimakan oksigenasi jaringan dan
mencegah asidosi respiratorik, mencegah hipoksia, menurunkan kerja napas dan kerja otot
jantung.

Indikasi terapi oksigen diberikan pada:


a. Perubahan frekuensi atau pola napas.
b. Perubahan atau gangguan pertukaran gas/ penurunan gas.
c. Hipoksemia.
d. Menurunnya kerja napas.
e. Menurunnya kerja miokard dan trauma berat.

Menurut Tarwoto & Wartonah (2010) Pemberian oksigen atau terapi oksigen dapat
dilakukan dengan metode berikut ini :

1) Sistem aliran rendah


Pemberian oksigen dengan aliran rendah sebagai berikut:
a) Nasal kanula,di berikan dengan kontinu aliran 1 - 6 liter/menit dengan konsentrasi
oksigen 24 - 44%.
b) Sungkup muka sederhana (simple mask), diberikan kontinu atau selangseling 5 - 10
liter/menit dengan konsentrasi oksigen 40 - 60%.
c) Sungkup muka dengan kantong rebreathing. Sungkup ini memiliki kantong yang
terus mengembang baik pada saat inspirasi dan ekspirasi. Pada saat pasien inspirasi,
oksigen masuk dari sungkup melalui lubang antara sungkup dan kantong reservior,
ditambah oksigen dari udara kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi pada kantong.
Aliran oksigen 8 - 12 liter/menit, dengan konsentrasi 60 - 80%.
d) Sungkup muka dengan kantong non-rebreathing. Sungkupini mempunyai 2 katup;
satu katup terbuka saat inspirasi dan tertutup pada saat ekspirasi, dan satu katup yang
fungsiya mencegah udara kamar masuk pada saat inspirasi dan akan membuka saat
ekspirasi. Pemberian oksigen dengan aliran 10 - 12 literj/menit, dengan konsentrasi
oksigen 80 – 100%.

2) Sistem aliran tinggi


Penggunaan teknik ini dijadikan konsentrasi oksigen lebih stabil dan tidak dipegaruhi tipe
pernapasan, sehingga dapat menambah konsentrasi oksigen lebih cepat. Misalnya melalui
sungkup muka dengan venturi.

a. Sungkup muka dengan venturi/Masker Venturi (High flow low concentration).


Merupakan metode yang paling akurat dan dapat diandalkan untuk konsentrasi yang
tepat melalui cara non invasif. Masker dibuat sedemikian rupa sehingga
memungkinkan aliran udara ruangan bercampur dengan aliran oksigen yang telah
ditetapkan. Masker venturi menerapkan prinsip entrainmen udara (menjebak udara
seperti vakum), yang memberikan aliran udara yang tinggi dengan pengayaan oksigen
terkontrol. Kelebihan gas keluar masker melalui cuff perforasi, membawa gas
tersebut bersama karbondioksida yang dihembuskan. Metode ini memungkinkan
konsentrasi oksigen yang konstan untuk dihirup yang tidak tergantung pada
kedalaman dan kecepatan pernafasan. Diberikan pada pasien hyperkarbia kronik
(CO₂ yang tinggi) seperti PPOK yang terutama tergantung pada kendali hipoksia
untuk bernafas, dan pada pasien hypoksemia sedang sampai berat.
FiO₂ estimation, menurut Standar Keperawatan ICU Dep. Kes RI. tahun 2005,
estimasi FiO2 venturi mask merk Hudson Warna dan flows ( liter/menit ) FiO2 ( % )
 Biru : 2 : 24
 Putih : 4 : 28
 Orange: 6 : 31
 Kuning: 8 : 35
 Merah : 10 : 40
 Hijau : 15 : 60

Keuntungan : Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan / tepat sesuai dengan


petunjuk pada ala : FiO₂ tidak dipengaruhi oleh pola ventilasi, serta dapat diukur
dengan O₂ analiser, temperatur dan kelembaban gas dapat dikontrol, Tidak terjadi
penumpukan CO₂.

Kerugian : Harus diikat dengan kencang untuk mencegah  oksigen mengalir kedalam
mata.
 Tidak memungkinkan makan atau batuk, masker harus dilepaskan bila pasien
makan, minum, atau minum obat.
 Bila humidifikasi ditambahkan gunakan udara tekan sehingga tidak
mengganggukonsentrasi O2.

b. Bag and Mask / resuscitator manual digunakan pada pasien :


 Cardiac arrest
 Respiratory failure
 Sebelum, selama dan sesudah suction Gas flows 12 – 15 liter, selama resusitasi
buatan, hiperinflasi / bagging, kantong resusitasi dengan reservoir harus
digunakan untuk memberikan konsentrasi oksigen 74% - 100%. Dianjurkan
selang yang bengkok tidak digunakan sebagai reservoir untuk kantong ventilasi.
Kantong 2.5 liter dengan kecepatan 15 liter/menit telah ditunjukkan untuk
pemberian oksigen yang konsisten dengan konsentrasi 95% - 100%. Penggunaan
kantong reservoar 2.5 liter juga memberikan jaminan visual bahwa aliran oksigen
utuh dan kantong menerima oksigen tambahan. Pengetahuan tentang kantong dan
keterampilan penggunaan adalah vital.
 Kekuatan pemijatan menentukan volume tidal ( VT ).
 Jumlah pijatan permenit menentukan frekuensi
 Kekuatan dan frekuensi menentukan aliran puncak.

Hal - hal yang harus diperhatikan :


 Observasi dada pasien untuk menentukan kantong bekerja dengan baik dan
apakah terjadi distensi abdomen.
 Kemudahan / tahanan saat pemompaan mengindikasikan komplain paru.
 Risiko terjadinya peningkatan sekresi, pneumothorak, hemothorak, atau spasme
bronkus yang memburuk.

Syarat - syarat Resusitator manual :


 Kemampuan kantong untuk memberikan oksigen 100% pada kondisi akut.
 Masker bila dibutuhkan harus transparan untuk memudahkan observasi terhadap
muntah / darah yang dapat mengakibatkan aspirasi.
 Sistem katup yang berfungsi tanpa gangguan pada kondisi akut.
 Pembersihan dan pendauran ketahanan kantong Large Volume Aerosol Sistem.

c. Selang T / T piece / Briggs adaptor


Oksigen dialirkan ke humidifier, aliran harus cukup tinggi untuk menutup ventilasi
pasien per menit. Dengan Oksigen T- piece memungkinkan pelembaban untuk selang
ETT ( Endo Trakeal Tube ) atau trakeostomi. Tidak akan menimbulkan kondensasi
dalam selang. Pada pemakaiannya, kabut harus terlihat pada ekshalasi akhir. Flow
rate yang direkomendasikan adalah 10 liter/menit dengan nebuliser set untuk menjaga
inspired oxygen concentration (FiO₂)

d. Sungkup terbuka / Face tent


Sama dengan selang T, digunakan untuk memberikan pelembaban pada pasien di
ruang pemulihan atau setelah ekstubasi. Bila pasien merasakan masker terlalu
menyekap, maka masker wajah harus ditambahkan. Konsentrasi 40 % dengan aliran
10 - 15 L/mnt (Hudak & Gallo,1997), 8 - 12 liter/menit : 28% - 100%.
 Keuntungan : Lebih nyaman untuk anak, dapat digunakan sebagai alternatif
pemberian aerosol, dapat memberikan kelembaban yang tinggi.
 Kerugian : Posisi face tent sulit dipertahankan, FiO₂ sulit dikontrol.

e. Collar trakeostomi
Keuntungan :
 Sama dengan selang T, Memberikan pelembaban untuk pasien dengan
trakeostomi.
 Gelang - gelang adaptor mencegah bunyi gemuruh selang trakeostomi.
 Bagian depan memungkinkan penghisapan tanpa melepas masker.
 Kondensasi dalam collar dapat dialirkan ke dalam selang pasien.
Kerugian :
 Sekresi dan lapisan kulit sekitar stoma dapat menyebabkan iritasi dan infeksi.

Keamanan
Untuk pasien :
- Memastikan bahwa selangnya benar-benar masuk ke dalam saluran pernapasan.
- Selang atau kateter yang masuk ke dalam saluran napas harus steril.
- Tabung oksigennya dijauhkan dari jangkauan api.

Kesimpulan

Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak
adanya oksigen akan menyebabkan  tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau
bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan
yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.

Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara
fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen
akan mengalami gangguan.

Anda mungkin juga menyukai