SMF ANESTESIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 1
DR ABDUL AZIZ SINGKAWANG
2017
Pendahuluan
Oksigen substansi yg sangan penting dlm kehidupan
manusia & mahluk hidup lainnya
1. Hipoksia
2. Trauma
3. Infeksi
4. Reaksi imunologis
5. Gangguan genetika
6. Gangguan nutrisi
3
Terapi (suplementasi) Oksigen
DO2 = CO x O2 content
4
Fi O2 >>>
Definisi
Memberikan oksigen (aliran gas) lebih dari 20 % pada
tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat
dalam darah
Tujuan
1. Mengatasi keadaan hipoksemia sesuai dengan hasil analisa gas darah.
2. Mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat.
3. Menurunkan kerja napas (work of breath).
4. Menurunkan kerja jantung untuk mempertahankan oksigen arteri 5
Indikasi
1. Terapi oksigen jangka pendek
6
2. Terapi oksigen jangka panjang
8
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Berikan oksigen dengan dosis yang tepat sesuai program medis.
2. Metode pemberian disesuaikan dengan jumlah oksigen yang dibutuhkan.
3. Antisipasi efek terapi oksigen pada pasien sesuai dengan waktu pemberian
dan efek pemakaian.
4. Bila menggunakan aliran tinggi dan konsentrasi tinggi gunakan
humidifikasi.
5. Rawat mulut setiap 3-4 jam.
6. Cegah infeksi dengan cara alat yang digunakan harus disposibel, air dan
tabung humidifier harus selalu diganti setiap hari.
7. Monitor hasil analisa gas darah.
9
8. Cegah bahaya kebakaran.
Persiapan Alat
Sumber oksigen/tabung oksigen.
Katup pengatur oksigen.
Regulator oksigen :
- Silinder untuk mengetahui isi tabung
- Flow meter untuk mengatur jumlah oksigen yang
dibutuhkan
- Humidifier untuk melembabkan udara.
10
Plester
Kain kasa basah dalam bengkok.
Gunting
Kanul binasal
Sungkup muka sederhana
Venturi
11
Sungkup muka rebreathing dengan kantong oksigen.
Sungkup muka non rebreathing dengan kantong oksigen
Head box
CPAP non invasive
12
Alat Suplementasi Oksigen (dasar)
13
Metode pemberian oksigen
A. Sistem Aliran Rendah
14
(1). Keuntungan
Pemberian oksigen stabil
Pasien bebas bergerak, berbicara, makan atau minum
Alat murah
(2). Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen lebih dari 3 liter/menit
Dapat terjadi iritasi selaput lendir nasopharing
Kateter mudah tersumbat dengan sekret atau tertekuk
Tehnik memasukkan kateter agak sulit.
Pada aliran tinggi terdengar suara dari aliran oksigen pada
nasopharing
15
b). Kanul Nasal
Memberikan konsentrasi oksigen antara 24 – 44% dengan aliran 1 – 6
liter/menit. Konsentrasi oksigen akan naik 4 % pada tiap kenaikan aliran 1
liter/menit.
(1). Keuntungan
Pemberian oksigen stabil dengan tidal volume dan laju nafas teratur.
Baik diberikan dalam jangka waktu lama.
Pasien dapat bergerak bebas, makan, minum dan berbicara.
Efisiensi dan nyaman untuk pasien.
(2). Kerugian
Dapat menyebabkan iritasi pada hidung, bagian belakang telinga tempat
tali binasal
Konsentrasi oksigen akan berkurang jika pasien bernafas dengan mulut. 16
17
Low Flow High Concentration
a). Sungkup Muka Sederhana
Merupakan sistem aliran rendah dengan hidung, nasopharing dan
aropharing sebagai penyimpan anatomik. Aliran yang diberikan 5–
8 liter/menit. Konsentrasi oksigen antara 40 – 60 %.
(1). Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau
kanul nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui
pemilihan sungkup berlobang besar, mudah digunakan.
(2). Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%,
menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah. 18
b). Sungkup Muka Dengan Kantong “Rebreathing“
(1). Keuntungan
Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup
muka sederhana, tidak mengeringkan selaput
lendir.
(2). Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi
rendah, jika aliran lebih rendah dapat 19
menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen
bisa terlipat.
c). Sungkup Muka Dengan Kantong “ Non Rebreathing “
(1). Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang
diperoleh dapat mencapai 100%, tidak
mengeringkan selaput lendir.
(2). Kerugian
Kantong oksigen bisa terlipat 20
B. Sistem Aliran Tinggi
Suatu tehnik pemberian oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan
tidak dipengaruhi oleh pernafasan, sehingga dengan tehnik ini
dapat menambahkan konsentrasi oksigen lebih tepat dan teratur.
22
High Flow High Concentration
23
(b). Sungkup CPAP
Continous Positive Airway Pressure adalah sebuah metode
ventilasi dengan pemberian tekanan positif dalam siklus respirasi
untuk napas spontan pasien.
24
Komplikasi Terapi Oksigen
25
Evaluasi pasien yang menggunakan
oksigen terapi
26
Tatalaksana Jalan Napas
ANATOMI
Hubungan jalan napas dan dunia luar didapatkan melalui dua jalan:
Hidung menuju nasofaring
Mulut menuju orofaring
27
OBSTRUKSI JALAN NAPAS
Pasien tidak sadar / dalam keadaan teranestesi posisi terlentang:
tonus otot jalan napas atas &otot genioglossus hilang
lidah menyumbat hipofaring
terjadi obstruksi jalan napas total /parsial
29
MACAM-MACAM ALAT PENATALAKSANAAN JALAN NAFAS
Sungkup Muka
Sungkup Laring
Pipa Trakhea
Laringoskopi dan Intubasi
30
Oropharyngeal Airway
-- bentuk pipa gepeng lengkung seperti huruf C
berlubang di tengahnya dengan salah satu
ujungnya bertangkai dengan dinding lebih keras
-- OPA juga dipasang bersama pipa trakhea atau
sungkup laring utk menjaga patensi kedua alat
tsbt dari gigitan pasien
31
…oropharyngeal airway
Indikasi : Komplikasi
• Napas spontan • Obstruksi total jalan nafas
• Tidak ada reflek muntah • Laringospasme 32
• Muntah
Nasopharyngeal Airway
NPA:berbentuk pipa bulat berlubang tengahnya
dibuat dari bahan karet lateks lembut.
Pemasangan harus hati-hati dan untuk
menghindari trauma mukosa hidung pipa diolesi
dengan jelly.
Indikasi :
• Napas spontan
• Ada reflek muntah
33
• Kesulitan dg OPA
Sungkup Muka
• Mengantar udara/gas anastesi dari
alat resusitasi atau sistem anastesi
ke jalan napas pasien.
• Bentuk beragam tergantung usia
dan pembuatnya.
• Ukuran 03:bayi baru lahir, 02, 01,
1:anak kecil, 2, 3:anak besar, 4,
5:dewasa.
34
Sungkup Laring
• Alat jalan napas berbentuk sendok terdiri dari
pipa besar berlubang dengan ujung menyerupai
sendok yang pinggirnya dapat dikembang-
kempiskan seperti balon pada pipa trakea.
• Tangkai dpat berupa pipa keras dari polivinil
atau lembek dengan spiral untuk menjaga
supaya tetap paten.
Prematur 2.0-2.5 10 10 cm
Neonatus 2.5-3.5 12 11 cm
1-6 bulan 3.0-4.0 14 11 cm
½-1 tahun 3.5-4.5 16 12 cm
1-4 tahun 4.0-5.0 18 13 cm
4-6 tahun 4.5-5.5 20 14 cm
6-8 tahun 5.0-5.5* 22 15-16 cm
8-10 tahun 5.5-6.0* 24 16-17 cm
10-12 tahun 6.0-6.5* 26 17-18 cm
12-14 tahun 6.5-7.0 28-30 18-22 cm
Dewasa wanita 6.5-8.5 28-30 20-24 cm 37
38
Intubasi Trakea
• Tindakan memasukkan pipa trakea ke
dalam trakea melalui rima glotis
sehingga ujung distalnya berada kira-
kira dipertengahan trakea antara pita
suara dan bifurkasio trakea
39
Indikasi: Kesulitan:
1. Menjaga patensi jalan napas 1. Leher pendek berotot
oleh sebab apapun 2. Mandibula menonjol
2. mempermudah ventilasi positif 3. Maksila/gigi depan menonjol
dan oksigenasi 4. Uvula tak terlihat(Mallapati 3
atau 4)
3. Pencegahan terhadap aspirasi
5. Gerak sendi temporo-
dan regurgitasi
mandibular terbatas
6. Gerak vertebra servikal
terbatas
40
Komplikasi:
• Selama intubasi: Setelah intubasi:
1. Trauma gigi-geligi 1. Spasme laring
2. Laserasi biir, gusi, laring 2. Aspirasi
3. Merangsang saraf 3. Gangguan fonasi
simpatis(hipertensi- 4. Edema glotis-subglotis
takikardi) 5. Infeksi laring, faring, trakea
4. Intubasi bronkus
5. Intubasi esofagus
6. Aspirasi
7. Spasme bronkus 41
Ekstubasi
• Ekstubasi ditunda sampai pasien benar-benar sadar, jika: intubasi
kembali akan menimbulkan kesulitan, pasca ekstubasi ada resiko
aspirasi
• Ekstubasi dikerjakan umumnya pada anastesia sudah ringan
dengan catatan tidak akan terjadi spasme laring
• Sebelum ekstubasi bersihkan rongga mulut, laring, faring dari
sekret dakn cairan lainnya
42
TERIMAKASIH
43