Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR

A. Definisi kebutuhan oksigenasi


Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan
hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel (Hidayat, 2009).
Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah
karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang
melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup
bermakna terhadap aktifitas sel (Mubarak, 2007).
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-
sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2
ruangan setiap kali bernapas (Wartonah Tarwanto, 2006)
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang
lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen di atmosfer. Konsentrasi oksigen
dalam udara ruangan adalah 21%. Tujuan terapi oksigen adalah memberikan
transport oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya
bernafas dan mengurangi stres pada miokardium ( Mutaqqin, 2005 ).

B. Terapi Pemberian Oksigen Nasal Kanul


1. Pengertian
Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara
ruangan dalam setiap kali bernafas (Harahap, 2004).
2. Indikasi Pemberian O2
Terapi oksigen merupakan terapi pernafasan dalam mempertahankan
oksigenasi jaringan yang adekuat. Secara klinis tujuan utama pemberian O2

1
adalah untuk mengatasi keadaan hipoksemia, menurunkan kerja nafas dan
menurunkan kerja miocard (Harahap, 2004).

Indikasi pemberian O2 berdasarkan tujuan terapi pemberian O2 adalah


(Harahap, 2004) ;
a. Pasien dengan kadar O2 rendah.
b. Pasien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon
terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya
pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan.
c. Pasien dengan peningkatan kerja miocard, dimana jantung berusaha
untuk mengatasi gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa
jantung yang adekuat.
3. Metode pemberian O2 dapat dibagi atas 2 teknik yaitu :
a. Sistem aliran rendah
Diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan. Contoh sistem
aliran rendah adalah :
1) Kateter nasal
Alat sederhana yang dapat memberikan O2 secara kontinue dengan
aliran 1- 6 L/ menit dengan konsentrasi 24%- 44%.
2) Kanula nasal
Alat sederhana yang dapat memberikan O2 kontinue dengan aliran 1-
6 L/ menit dengan konsentrasi 24%- 44%.
3) Sungkup muka sederhana
Alat pemberian O2 kontinue atau selang seling 5- 8L/ menit dengan
konsentrasi 40- 60%.
4) Sungkup muka dengan kantong rebreathing
Teknik pemberian O2 dengan konsentrasi tinggi yaitu 60- 80% dengan
aliran 8- 12 L/ menit.
5) Sungkup muka dengan kantong non rebreathing
Teknik pemberian O2 dengan konsentrasi mencapai 99% dengan
aliran 8- 12 L/ menit dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan
udara ekspirasi.

2
b. Sistem aliran tinggi
Teknik pemberian O2 dengan konsentrasi yang lebih tepat dan teratur.
Contoh teknik sistem aliran tinggi yaitu sungkup muka dengan ventury.
Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung
akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur
suplai O2 sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat
dihisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara
pada alat ini sekitar 4- 14 L/ menit dengan konsentrasi 30- 55%.
4. Mekanisme Pemberian O2 Nasal Kanul
Dalam jurnal Roca, et al (2010: 408-413) yang berjudul High Flow
Oxygen Therapy in Acute Respiratory Failure menyebutkan bahwa tujuan
dari terapi ini adalah untuk membandingkan kenyamanan terapi oksigen
aliran tinggi melalui nasal kanul (HFNC) dengan masker wajah pada pasien
dengan kegagalan pernafasan akut (ARF). Kegagalan pernapasan akut
didefinisikan sebagai saturasi oksigen darah < 96 % saat menerima sebagian
kecil dari oksigen.
Selama memberikan oksigen dengan nasal kanul pada aliran rendah
diberikan oksigen 1 - 6 L/ menit, sedangkan pada aliran tinggi diberikan
oksigen 6 - 15 L/ menit. Oksigen pertama kali dilembabkan dengan
gelembung humidifier dan digunakan melalui masker wajah selama 30
menit, dan kemudian melalui nasal kanul (HFNC) dengan humidifier
dipanaskan selama 30 menit. Pada setiap akhir periode 30 menit pasien di
evaluasi adanya dispnea, mulut kering, dan keseluruhan kenyamanan.
Pada penelitian ini dilibatkan 20 pasien. Lima pasien melaporkan
beberapa efek samping ringan yang mungkin muncul berhubungan dengan
HFNC, tiga pasien menyatakan ketidaknyamanan selama aliran itu
meningkat pada periode awal dan segera menghilang ketika aliran itu
menurun. Hasil observasi menunjukkan 95% pasien memilih menggunakan
terapi oksigen nasal kanul (HFNC) setelah mencobanya. HFNC dapat
memberikan oksigenasi lebih baik dan dapat menurunkan tingkat pernafasan
yang lebih rendah.

3
C. Pemeriksaan fisik
1. Mata
a. Konjungtiva pucat (karena anemia)
b. Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)

c. konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli


lemak atau endokarditis)
2. Kulit
a. Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah
perifer)
b. Penurunan turgor (dehidrasi)
c. Edema
d. Edema periorbital.
3. Jari dan kuku
a. Sianosis
b. Clubbing finger
4. Mulut dan bibir
a. membrane mukosa sianosis
b. bernapas dengan mengerutkan mulut.
5. Hidung
a. Pernapasan dengan cuping hidung.
6. Vena leher
a. Adanya distensi / bendungan.
7. Dada
a. retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan
aktivitas pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan)
b. Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.
c. Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara
melewati saluran/rongga pernapasan

d. Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)


atau Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi,
wheezing, friction rub/pleural friction), Bunyi perkusi
(resonan, hiperesonan, dullness)

4
8. Pola pernapasan
a. pernapasan normal (eupnea)
b. pernapasan cepat (tacypnea)
c. pernapasan lambat (bradypnea)

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan oksigenasi yaitu:
1) EKG: menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi
transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
2) Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond
jantung terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberikan informasi
tentang respond miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan
menentukan keadekuatan aliran darah koroner.
3) Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ;
pemeriksaan fungsi paru, analisis gas darah (AGD).

E. Penatalaksanaan
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
a. Pembersihan jalan nafas

b. Latihan batuk efektif


c. Suctioning
d. Jalan nafas buatan
2. Pola Nafas Tidak Efektif
a. Atur posisi pasien ( semi fowler )
b. Pemberian oksigen
c. Teknik bernafas dan relaksasi
3. Gangguan Pertukaran Gas
a. Atur posisi pasien ( posisi fowler )
b. Pemberian oksigen
c. Suctioning

5
F. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemberian Oksigen
1) Pengertian
Merupakan alat sederhana yang dimasukkan kedalam lubang
hidung untuk memberikan terapi O2 dan yang memungkinkan klien untuk
bernapas melalui mulut dan hidung .
2) Tujuan
1. Mengatasi hipoksemia /hipoksia
2 . Sebagai tindakan pengobatan
3 . Untuk mempertahankan metabolism
3) Persiapan alat
1. Tabung oksigen (oksigen dinding) berisi oksigen lengkap dgn flowmeter
dan humidifier yang berisi aquades hingga batas pengisian
2. Nasal kanul
3. Cotte budd atau tisue
4. Bengkok
5. Tanda peringatan janganlah merokok
6. Plester
4) Persiapan pasien
1. Pasien diberitahu menyangkut tujuan dan perosedur tindakan yang akan
dilakukan
2. Pasien diatur dalam posisi aman dan nyaman
5) Persiapan perawat
1. Mengkaji data-data/informasi mengenai kekurangan oksigen (sesak
napas, napas cuping hidung, penggunaan otot pernapasan tambahan,
takikardi, gelisah, bimbang dan sianosia)
2. Perawat mencuci tangan
6) Persiapan lingkungan
1. Mennutup pintu
2. Pencahayaan yang cukup
3. Menutup sampiran

6
7) Prosedur kerja
1. Siapkan Kateter nasal, kanula nasal atau masker sesuai yang
dibutuhkan dengan 1 set tabung oksigen ( oksigen central )
2. Hubungkan antara Nasal kanul, Kateter nasal, atau masker dengan
flowmeter pada tabung oksigen.
3. Bersihkan lubang hidung pasien dengan cotten budd atau tisue
4. Cek fungsi dari flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi
oksigen dan mengamati adanya gelembung udara dalam humidifier
5. Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen lewat nasal
kanul ke punggung tangan perawat
6. Pasang nasal kanul kelubang hidung pasien dengan tepat/sesuai
7. Atur pengikat nasal kanul dengan benar, janganlah terlalu kencang
dan jangan sampai terlalu kendur
8. Pastikkan nasal kanul terpasang dengan aman
9. Atur aliran oksigen sesuai dengan program yang telah ditentukan
10. Alat-alat dikembalikan di tempat yang sesuai tempatnya semula
11. Perawat mencuci tangan sesudah melaksanakan tindakan
pemasangan terapi oksigen
12. Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam kepada klien
13. Kontrak waktu selanjutnya
8) Evaluasi
Respon pasien selama 15 menit setelah dilakukan tindakan pemasangan
terapi oksigen
9) Dokumentasi
1. Catat tindakan semua di dokumentasikan
2. Catat waktu
3. Evaluasi
4. Respon pasien
5. Paraf
6. Nama perawat jaga

7
LAPORAN
PEMBERIAN OKSIGEN PADA Tn.A DENGAN DISPNEU SUPS TB
PARU DI RUANG PENYAKIT DALAM (CAMAR) RSD IDAMAN
BANJARBARU

Pengkajian
Hari/Tanggal : Rabu, 9 Oktober 2019
Waktu : 20.00 WITA

A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama : Tn.A
Usia : 32 Tahun
Status : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Banjar
Alamat : Handil Gayam RT 00/02, Kampung Baru, Beruntung
Baru, Banjar

2. Keluhan Utama
Sesak napas disertai batuk.

3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sejak 1 bulan terakhir sesak napas hilang timbul, batuk sudah 6 bulan
terakhir tidak sembuh-sembuh, batuk kering tidak berdahak dan disertai
demam.

8
b. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Kurang lebih 10 hari terakhir ini, mual disertai muntah. Tn.A 4 hari
yang lalu keluar opname dari RS Ratu Zalecha selama 4 hari dengan
keluhan batuk lama dan sesak napas.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan bahwa ibu Tn.A menderita Tuberkulosis (TBC).

B. Data Objektif
1. Penampilan Umum
Pasien terlihat lemas, terpasang infus RL (20 Tpm) di tangan sebelah
kanan.
2. Tingkat kesadaran
Compos Mentis; E : 4 ; M: 6 ; V: 5
3. TTV
TD : 100/80 mmHg
N : 111 x/menit
S : 36,3 oC

R : 26 x/menit
SpO2 : 93%
4. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
a. Kepala
Bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, distribusi rambut
merata, warna rambut hitam, rambut lengket.
b. Wajah
Bentuk simetris, kulit kering, tampak lemah dan pucat.
c. Mata
Bentuk simetris, pergerakan bola mata normal, konjungtiva merah,
kelopak mata bengkak, distribusi bulu mata merata, reflek pupil terhadap
cahaya miosis, terdapat luka di atas alis sebelah kanan.

d. Hidung

Bentuk simetris, distribusi bulu hidung merata, tidak ada lesi, tidak ada

9
polip, tidak ada nyeri tekan pada pada area sinus, mukosa lembab.

e. Mulut

Bentuk simetris, mukosa bibir kering, gigi kuning, tidak ada


pembengkakan gusi, reflex menelan normal.

f. Telinga

Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat peradangan.

g. Leher

Bentuk simetris, tidak terdapat luka trakeostomi, tidak terdapat


pembesaran kelenjar thyroid.

h. Dada

Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada jaringan parut, terdapat nyeri
tekan, suara paru ronchy, ronchy akumulasi secret, pola nafas cepat.

i. Abdomen

Bentuk datar, tidak ada ascites, tidak ada jaringan parut, tidak ada lesi,
nyeri tekan di ulu hati.

j. Ekstremitas

 Atas

Bentuk simetris, jari lengkap, kulit lengket, tidak ada odema, tangan
kanan terpasang infus RL 20 TPM, vaskularisasi hangat, tidak ada
clubbing finger, kekuatan otot

 Bawah

Bentuk simetris, jari lengkap, kulit lengket, tidak ada odema,


vaskularisasi hangat, tidak ada clubbing finger, kekuatan otot

C. Analisa
Dispneu Sups TB Paru

10
11

D. Penatalaksanaan
1. Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, laporkan setiap
perubahan yang terjadi.
Rasional : mengetahui sejauh mana perubahan kondisi pasien.
2. Pertahankan posisi yang nyaman dengan kepala ditinggikan.
Rasional : meningkatkan inspirasi maksimum.
3. Anjurkan pasien untuk tidak banyak aktivitas.
Rasional : aktivitas yang meningkat akan meningkatkan kebutuhan O2
4. Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, TD, respirasi, dan respon pasien)
Rasional : peningkatan respirasi dan takikardi merupakan indikasi adanya
penurunan fungsi paru.
5. Bantu dan ajarkan untuk batuk dan nafas dalam yang efektif.
Rasional : menekan daerah yang nyeri ketika batuk atau nafas dalam.
6. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian O2.
Rasional : menurunkan beban pernafasan dan mencegah terjadinya
sianosis.
7. Memberitahukan kepada pasien bahwa akan di lakukan pemberian
oksigen dengan nasal kanul 4 LPM
8. Melakukan pemberian oksigen sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemberian Oksigen
1) Persiapan alat
1. Tabung oksigen ( oksigen dinding ) berisi oksigen lengkap dengan
flowmeter dan humidifier yang berisi aquades hingga batas
pengisian
2. Nasal kanul
3. Cotte budd atau tisue
4. Bengkok
5. Tanda peringatan janganlah merokok
6. Plester

11
12

2) Persiapan pasien
1. Pasien diberitahu menyangkut tujuan dan perosedur tindakan yang
akan dilakukan
2. Pasien diatur dalam posisi aman dan nyaman
3) Persiapan perawat
1. Mengkaji data-data/informasi mengenai kekurangan oksigen (sesak
napas, napas cuping hidung, penggunaan otot pernafasan tambahan,
takikardi, gelisah, bimbang dan sianosia)
2. Perawat mencuci tangan
4) Persiapan lingkungan
1. Menutup pintu
2. Pencahayaan yang cukup
3. Mnenutup sampiran
5) Prosedur kerja
1. Siapkan nasal kanul dengan 1 set tabung oksigen (oksigen
central)
2. Hubungkan antara Nasal kanul dengan flowmeter pada tabung
oksigen.
3. Bersihkan lubang hidung pasien dengan cotten budd atau tisue
4. Cek fungsi dari flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi
oksigen dan mengamati adanya gelembung udara dalam
humidifier
5. Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen lewat nasal
kanul ke punggung tangan perawat
6. Pasang nasal kanul ke lubang hidung pasien dengan tepat/sesuai
7. Atur pengikat nasal kanuldengan benar, janganlah terlalu kencang
dan jangan sampai terlalu kendur
8. Pastikkan nasal kanul terpasang dengan aman
9. Atur aliran oksigen sesuai dengan program yang telah ditentukan
10. Alat-alat dikembalikan di tempat yang sesuai tempatnya semula
11. Perawat mencuci tangan sesudah melaksanakan tindakan

12
13

pemasangan terapi oksigen


12. Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam kepada klien
13. Kontrak waktu selanjutnya
6) Evaluasi
Respon pasien selama 15 menit setelah dilakukan tindakan
pemasangan terapi oksigen
7) Dokumentasi
1. Catat tindakan semua di dokumentasikan
2. Catat waktu
3. Evaluasi
4. Respon pasien
5. Paraf
6. Nama perawat jaga
9. Melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP

13
14

E. Catatan Perkembangan
No. Waktu Catatan Perkembangan Terintegrasi
1. Rabu, 9 Oktober 2019 S : Pasien baru kiriman IGD dengan
21.00 WITA keluhan sesak napas, batuk kering
O : Kesadaran compos mentis
KU lemah
TD : 110/80 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,50C
R : 25 x/menit
A : Bersihkan jalan napas tidak efektif
P : Monitor Vital Sign
Terapi Oksigen
Airway Management

2. Rabu, 9 Oktober 2019 S : Klien mengatakan sesak berkurang


22.00 WITA O : Kesadaran compos mentis
KU lemah
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/ menit
T : 36,8
R : 25 x/ menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Monitor Vital Sign

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Alifya Sasmi. 2012. LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA Nn. R DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI. Available from
https://www.academia.edu/35890303/LAPORAN_PENDAHULUAN_DA
N_ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_Nn._R_DENGAN_GANGGUA
N_KEBUTUHAN_OKSIGENASI
Anonim. 2016. Sop Pemasangan Oksigen. Available from
http://askep33.com/2016/02/23/sop-pemasangan-oksigen/
Harahap Ikhsanuddin A. 2004. Terapi Oksigen Dalam Asuhan Keperawatan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3583/1/keperawatan-
ikhsanuddin2.pdf. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2019.
Anonim. 2017. PEMERRIKSAAN TANDA-TANDA VITAL (TTV) DAN
NILAI NORMAL. Available from https://doktersehat.com/tanda-tanda-
vital/

15

Anda mungkin juga menyukai