Kelompok 5
A. Definisi
B. Etiologi
2. Teori oksitosin
4. Teori Prostalglandin
C. Jenis-Jenis Persalinan
1. Persalinan Normal
Melahirkan normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang
kepala atau ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu, serta tidak melukai ibu
maupun bayi (kecuali episiotomi). Proses persalinan normal biasanya berlangsung
dalam waktu kurang dari 24jam. Terjadinya persalinan membutuhkan 3 faktor
penting, yaitu kekuatan ibu saat mengejan, keadaan jalan lahir, dan keadaan janin.
Ketiganya harus dalam keadaan baik, sehingga bayi dapat dilahirkan. Dengan
adanya kekuatan mengejan ibu, janin dapat didorong kebawah, dan masuk ke
rongga panggul. Saat kepala janin memasuki ruang panggul, posisi kepala sedikit
menekuk sehingga dagu dekat dengan dada janin. Posisi ini akan memudahkan
kepala janin lolos melalui jalan lahir, yang diikuti dengan beberapa gerakan
selanjutnya. Setelah kepala keluar, bagian tubuh janin yang lain akan mengikuti,
mulai dari bahu, badan, dan kedua kaki.
2. Persalinan dibantu alat
Jika pada fase kedua atau kala dua persalinan tidak maju dan janin tidak
juga lahir, sedangkan anda sudah kehabisan tenaga untuk mengejan, maka dokter
akan melakukan persalinan berbantu, yaitu persalinan dengan menggunakan alat
bantu yang disebut forsep atau fakum. Jika tidak berhasil maka akan dilakukan
operasi caesar.
3. Persalinan dibantu fakum (ekstrasi fakum)
Fakum adalah suatu alat yang menggunakan cup penghisap yang dapat
menarik bayi keluar dengan lembut. Cara kerjanya sangat sederhana, yaitu fakum
diletakkan diatas kepala bayi, kemudian ada selang yang menghubungkan
mangkuk ke mesin yang bekerja dengan listrik atau pompa. Alat ini berfungsi
membantu menarik kepala bayi ketika anda mengejan. Jadi tarikan dilakukan saat
anda mengejan, dan saat mulut rahim sudah terbuka penuh (fase ke 2) dan kepala
bayi sudah berada dibagian bawah panggul. Persalinan dengan fakum dilakukan
bila ada indikasi membahayakan kesehatan serta nyawa ibu atau anak, maupun
keduanya.
4. Persalinan dibantu forsep (ekstrasi forsep)
Forsep merupakan alat bantu persalinan yang terbuat dari logam
menyerupai sendok. Berbeda dengan vakum, persalinan yang dibantu forsep bisa
dilakukan meskianda tidak mengejan, misalnya saat terjadi keracunan kehamilan,
asma, atau penyakit jantung. Persalinan dengan forsep relatif lebih beresiko dan
lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan vakum. Namun kadang terpaksa
dilakukan juga apabila kondisi ibu dan anak sangat tidak baik. Dokter akan
meletakkan forsep diantara kepala bayi dan memastikan itu terkunci dengan
benar, artinya kepala bayi dicengkram dengan kuat dengan forsep. Kemudian
forsep ditarik keluar sedangkan ibu tidak perlu mengejan terlalu kuat. Persalinan
forsep biasanya membutuhkan episiotomi. Forsep digunakan pada ibu pada
keadaan sangat lemah, tidak ada tenaga, atau ibu dengan penyakit hipertensi yang
tidak boleh mengejan, forsep dapat menjadi pilihan. Demikian pula jika terjadi
gawat janin ketika janin kekurangan oksigen dan harus segera dikeluarkan.
Apabila persalinan yang dibantu forsep telah dilakukan dan tetap tidak bisa
mengeluarkan bayi, maka operasi caesar harus segera dilakukan.
5. Persalinan Caesar
Bedah caesar adalah prosedur pembedahan yang digunakan untuk
melahirkan bayi melalui sayatan yang dibuat pada perut dan rahim. Caesar adalah
cara yang cepat, aman, dan mudah untuk melahirkan bayi.
1. Abortus (Keguguran)
2. partus Prematorus
Persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28 - 36 minggu berat janin antara
1000 - 2500 gram, janin dapat hidup tetapi prematur.
Persalinan pada usia kehamilan 37 - 40 minggu janin matur berat janin diatas
2500 gram.
4. partus Postmaturus
Persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu yang ditafsirkan disebut
postmatur.
5. partus Presipitatus
6. Parus Percobaan
1. Tekanan darah
2. Metabolisme
3. Suhu
5. Pernafasan
8. Perubahan Hematologi
Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2 gr / 100 ml selama persalinan dan
kembali ke tingkat sebelum persalinan pada hari pertama pascapartum jika tidak
ada kehilangan darah yang abnormal. Waktu koagulasi darah berkurang dan ada
peningkatan fibrinogen plasma lebih lanjut selama persalinan.Hitung sel darah
putih secara progresif meningkat selam kala I persalinan sebesar kurang lebih
5000 sampai jumlah rata-rata 15.000 pada saat pembukaa lengkap. Tidak ada
peningkatan lebih lanjut setelah in. gula darah menurun selama persalinan,
menurun drastic pada persalinan yang lama dan sulit, kemungkinan besar akibat
peningkatan aktivitas otot uterus dan rangka (Varney.2007).
1. Lightening
Lightening yang dimulai dirasa sekitar dua minggu sebelum persalinan adalah
penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Pada presentasi sefalik,
kepala bayi biasanya menancap setelah lightening. Wanita sering menyabut lightening
sebagai "kepala bayi sudah turun". Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu:
a. Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih ditekan sehingga ruang yang
tersisa untuk ekspansi berkurang.
b. Persaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, yang membuat
ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus-menerus bahwa sesuatu harus
dikeluarkan atau ia harus defekasi.
c. Kram pada tungkai, yang disebabkan oleh tekanan foramen iskiadikum mayor dan
menuju ke tungkai.
2. Perubahan Serviks
3. Persalinan Palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontrkasi uterus yang sangat nyeri, yang
member pengaruh signifikan terhadap serviks.Kontrkasi pada persalinan palsu
sebearnya timnul akibat kontrkasi Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang telah
terjadi sejak siktar enam minggu kehamilan. Namun, persalinan palsu juga
mengindikasikan bahwa persalinan sudah dekat.
4. Ketuban Pecah Dini
5. Bloody Show
6. Lonjakan energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaksan selain bahwa hal
tersebut terjadi alamiah, yamg memungkinkan wanita memperoleh energi yang
diperlukan untuk menjali persalian. Wanita harus diinformaasikan tentang
kemungkinan lonjakan energy ini diarahkan untuk menahan diri menggunakannya
dan justru menghemat untuk persalinan.
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna,
mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut gejala menjelang persalian meskipun
belum ada penjelasan untuk kali ini. Beberapa wanita mengalami satu atau
beberapa gejala tersebut (Varney, 2007).
1. Power (His dan energi lain dalam persalinan / kekuatan yang mendorong janin
keluar)
Setiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut dimana tuba
masuk ke dalam dinding uterus. Ditempat tersebut ada suatu pace maker darimana
gelombang his berasal. Gelombang bergerak ke dalam dan ke bawah dengan
kecepatan 2 cm tiap detik untuk mengikut sertakan seluruh uterus. His yang
sempurna dan efektif adalah bila ada koordinasi dari gelombang kontraksi,
sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus uteri, dan memiliki
amplitudo 40-60 mmHg, yang berlangsung 60-90 detik dengan jangka waktu
antara 2-4 menit, dan pada relaksasi tonus uterus kurang dari 12 mmHg. Jika
frekuensi dan amplitudo his lebih tinggi, maka hal ini dapat mengurangi
pertukaran 0 2 . Terjadilah hipoksia janin dan timbul gawat janin yang secara
klinik dapat ditentukan dengan antara lain menghitung detak jantung
janin. Frekuensi detak jantung janin meningkat lebih dari 160 per menit dan tidak
teratur. Agar peredaran darah ke uterus menjadi lebih baik, ibu disuruh berbaring
ke sisi, sehingga uterus dengan isinya tidak dengan keseluruhan menekan
pembuluh-pembuluh darah di panggul (Wiknjosatro, 2007).
2. Passanger (Janin)
Jalan lahir terdiri atas jalan - lahir bagian tulang dan jalan - lahir bagian
lunak. Jalan - lahir bagian tulang terdiri atas tulang-tulang panggul dan sendi -
sendinya, sedang bagian lunak terdiri atas otot - otot, jaringan, dan ligamen -
ligamen. Dalam proses persalinan per vaginam janin harus melewati jalan - lahir
ini. Jika jalan - lahir - khususnya bagian tulang memiliki bentuk dan ukuran rata - rata
normal serta ukuran janinnya pun rata - rata normal, maka dengan kekuatan normal
pula persalianan per vaginam akan bertahan tanpa kesulitan.
I. Mekanisme Persalinan
1. Keterlibatan
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas panggul.
2. Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu keduanya
diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme lainya.
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui penurunan ini
diameter Sub oksipitobregmantika yang lebih kecil digantikan dengan diameter
kepala janin tidak dalam keadaan fleksi sempurna, atau tidak berada dalam sikap
militer atau tidak dalam kondisi beberapa derajat ekstensi.
4. Rotasi Internal
5. Pelahiran Kepala
Rotasi kepala 450 baik kearah kanan maupun kiri, berantung pada arah dari
tempat kepala berotasi ke posisi oksiput-anterior.
7. Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 45 0 , menyebabkan diameter bisakromial sejajar
dengan diameter anteroposterior pada pnitu bawah panggul. Hal ini menyebabkan
kepala melakukan rotasi eksteral lain sebesar 45 0 ke posisi LOT atau ROT,
tergantung arah restuisi.
8. Pelahiran Bahu dan Tubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu Arcus
Sumbu carcus adalah ujung keluar paling bawah pada panggul. Bahu anterior
kemudian terlihat pada orifisum vulvovaginal, yang menyentuh di bawah simfisis
pubis, bahu posterior kemudian menggembugkan perineum dan lahir dengan
posisi ateral. Setelah bahu lahir, bagian tubuh yang tersisa mengikuti sumbu Carus
dan segera lahir (Varney, 2007).
1. Kala I
1) Fase Laten
2) Fase Aktif
2. Kala II
3) Perineum menonjol.
3. Kala III
Kala III persalinan dimulai saat proses pelahiran bayi selesai dan berakhir
dengan lahirnya plasenta. Proses ini dikenal sebagai kala persalinan plasenta. Kala
III persalinan berlangsung antara rata - rata 5 dan 10 menit. Akan tetapi, kisaran
normal kala III sampai 30 menit. Risisko perdarahan meningkat ketika kala III
lebih lama dari 30 menit, terutama 30 - 40 menit.
4. Kala IV
Segara setelah kelahiran plasenta, sejumlah perubahan maternal terjadi saat
strees fisik dan emosional akibat ersalinan dan kelahiran mereda dan ibu memasuki
penyembuhan pescaparum dan bonding (ikatan). Pada saat yang sama, bidan memiliki
serangkaian evaluasi dan tugas untuk diselesaikan terkain periode
intrapartum.Meskipun intrapartum sudah selesai, istilah kala empat persalinan
mengidentifiksai jam pertama pascapartum ini perlu diamati dan dikaji dengan
ketat. Bidan memiliki tanggung jawab selama kondisi ini untuk hal-hal berikut:
K. Tanda-tanda persalinan
Lama nya kala uri 8,5 menit dan pelepasan plasenta hanya memakan waktu 2 – 3 menit.
PENDAMPINGAN BUKU KIA
TERHADAP IBU BERSALIN
A. Identitas Suami/Istri
B. Analisa
G5P2A2 hamil 39 minggu
C. Proses Pendampingan
Hari/ Tanggal : Senin, 9 Maret 2020
Pukul : 14.15 WITA
Kegiatan
1. Memberitahukan kepada ibu mengenai Tanda awal persalinan, jika ibu
merasakan tanda-tanda dibawah ini maka segera bawa ibu hamil kepelayanan
kesehatan, yaitu :
a) Perut mules-mules yang teratur, timbulnya semakin sering dan semakin
lama.
b) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir atau keluar cairan
ketuban dari jalan lahir.
2. Memberitahu ibu tentang proses persalinan, yaitu :
a) Didahului dengan mules teratur, semakin lama semakin kuat dan sering
b) Pada kehamilan pertama, bayi biasanya lahir setelah 12 jam sejak
mules teratur, Pada kehamilan kedua dan kehamilan berikutnya,
biasanya bayi lahir sejak 8 jam sejak mules teratur. Ibu masih boleh
berjalan, makan dan minum. Selama proses melahirkan sebaiknya ibu
didampingi suami dan keluarga.
c) Jika terasa sakit, tarif nafas panjang, lalu kaluarkan lewat mulut.
d) Jika terasa ingin buang air besar segera beritahu bidan/doktor/. Bidan
atau dokter akan mengarahkan atau mempimpin ibu mengedan sesuai
dengan dorongan rasa ingin mengejan yang timbul
e) Setelah bayi lahir dan sehat segera lakukan inisia menyusui dini (IMD)
f) IMD adalah segara meletakkan bayi didada ibu (ada kontak kulit ibu
dan kulit bayi sekurang-kurangnya 1 jam untuk memberikan
kesempatan kepada bayi menyusu sesegera mungkin)
IMD merangsang kaluarnya ASI, memberi kekebalan pada bayi serta
meningkatkan kekuatan batin anara ibu dan bayinya. IMD mencegah
pendarahan pada ibu.
g) Ibu dapat segera dipasang IUD dalam waktu 10 menit setelah plasenta
lahir bila ibu dan suami sepakat untuk mengikuti KB dengan metode
AKDR (Alat Kontrasepi Dalam Rahim)
3. Memberitahukan kepada ibu tentang tanda bahaya pada persalinan yang harus
di waspadai dan jika terjadi harus segara di bawa ke pelayanan kesehatan,
yaitu :
a) Pendarah lewat jalan lahir
b) Tali pusar atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
c) Ibu mengalami kejang
d) Ibu tidak kuat mengejan
e) Air ketuban keruh dan berbau
f) Ibu gelisah dan mengalami kesakitan yang hebat
Lampiran