Dosen Pengampu:
Ahmad Rizani,SKM.MPH
JURUSAN KEBIDANAN
2020
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
E. Pelaporan kesmas 10
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................................. 24
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan dimasyarakat dilakukan melalui kegiatan
pengawasan, pengendalian dan penilaian yang meliputi pencatatan,
pelaporan, monitoring, dan evaluasi. Pencatatan dan pelaporan adalah
indikator kerberhasilan suatu kegiatan. Tanpa adanya pencatatan dan
pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan
terlihat wujudnya.Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah
data informasi yang berharga serta bernilai bila menggunakan metode
yang tepat dan benar. Jadi data dan informasi ini merupakan sebuah unsur
terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan informasilah yang
berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut.
Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh bidan komunitas mengacu
kepada Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
yang disyahkan dengan keputusan Menteri Kesehatan No.
86/Menkes/II/1981 dan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Kesehatan Masyarakat No.590/BM/DJ/Info/V/1996.
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan
mutakhir secara periodik dan teratur untuk pengelola kesehatan
masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi. SP2TP
bertujuan agar semua hasil kekgiatan puskesmas (didalam dan diluar
gedung) dapat dicatat serta dilaporkan kejenjang selanjutnya sesuai dengan
kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan
upaya kesehatan masyarakat.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian pencatatan dan pelaporan ?
2. Apa tujuan pencatatan dan pelaporan ?
3. Apa ruang lingkup pencatatn dan pelaporan ?
4. Bagaimana pelaksanaan pencatatan dan pelaporan kesmas ?
1
5. Apa itu pelaporan kesehatan masyarakat ?
6. Apa pemanfaatan pencatatan dan pelaporan kesmas ?
7. Apa bentuk pencatatan berdasarkan isi ?
8. Apa macam-macam pecatatan ?
9. Bagaimana pengelolaan pencatatan dan pelaporan ?
10. Bagaimana mekanisme pencatatan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pencatatan dan pelaporan !
2. Untuk mengetahui tujuan pencatatan dan pelaporan !
3. Untuk mengetahui ruang lingkup pencatatn dan pelaporan !
4. Untuk mengetahui pelaksanaan pencatatan dan pelaporan kesmas !
5. Untuk mengetahui Apa itu pelaporan kesehatan masyarakat !
6. Untuk mengetahui pemanfaatan pencatatan dan pelaporan kesmas !
7. Untuk mengetahui bentuk pencatatan berdasarkan isi !
8. Untuk mengetahui macam-macam pecatatan !
9. Untuk mengetahui pengelolaan pencatatan dan pelaporan !
10. Untuk mengetahui mekanisme pencatatan !
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. Output dari
pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi yang
berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar.
Jadi, data dan informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah
organisasi, karena data dan informasilah yang berbicara tentang
keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut.
Sistem pencatatan secara umum terbagi dalam 2 bagian, yaitu
Sistem Pencatatan Tradisional Dan Sistem Pencatatan Non-Tradisional.
Sistem Pencatatan Tradisional adalah sistem pencatatan yang memiliki
catatan masing-masing dari setiap profesi atau petugas kesehatan, dimana
dalam sistem ini masing-masing disiplin ilmu (Dokter, Bidan, Perawat.
Epidemiolog, Ahli Gizi dan sebagainya) mempunyai catatan sendiri-
sendiri secara terpisah. Keuntungan sistem ini adalah pencatatan dapat
dilakukan secara lebih sederhana. Kelemahan sistem ini adalah data
tentang kesehatan yang terkumpul kurang menyeluruh, koordinasi antar
petugas kesehatan tidak ada dan upaya pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan tuntas sulit dilakukan.
Sistem Pencatatan Non-Tradisional adalah Pencatatan yang
berorientasi pada Masalah (Problem Oriented Record/POR). Keuntungan
sistem ini adalah kerjasama antar tim kesehatan secara menyeluruh. Setiap
petugas kesehatan dituntut untuk membuat pencatatan tentang data
kesehatan sebaik mungkin.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat pula
disimpulkan bahwa pencatatan dan pelaopran merupakan :
1. Suatu kegiatan mencatat dengan berbagai alat atau media tentang
data kesehatan yang diperlukan sehingga terwujud tulisan yang
biasa dibaca dan dipahami isinya.
2. Salah satu kegiatan administrasi kesehatan yang harus dikerjakan
dan dipertanggung jawabkan oleh petugas kesehatan.
4
3. Kumpulkan informasi kegiatan upaya pelayanan kesehatan yang
berfungsi sebagai alat atau sarana komunikasi yang penting antar
petugas kesehatan.
5
1. Bulanan;
2. Tribulan;
3. Tahunan.
6
rekapitulasi kegiatan triwulan kepada instansi yang berwenang
dengan menggunakan format yang ditetapkan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pencatatan dan pelaopran kegiatan kiblat pada pedoman ini
meliputi :
1. Ruang lingkup kegiatan kiblat dalam pedoman ini adalah semua
kegiatan diklat pada pedoman ini meliputi :
7
a. Pemerintah pusat:
Departemen kesehatan dan semua perangkat, departemen atau
lembaga pemerintah lain yang memiliki institusi pelayanan
kesehatan dan institusi pendidikan kesehatan.
b. Pemerintah daerah provinsi dan kabpupaten atau kota semua
perangkatnya.
c. Swasta terutama institusi pelayanan kesehatan swasta dan institusi
pendidikan kesehatan swasta.
d. Organisasi-organisasi profesi di bidang kesehatan.
2. Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan kegiatan diklat dalam
pedoman ini, meliputi :
a. Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan diklat
bagi tenaga kesehatan.
b. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan diklat bagi tenaga,
kesehatan triwulan.
c. Pencatatan dan pelaopran rekapitulasi kegiatan yang
diselenggarakan di Bapelkes tiap triwulan dan tiap tahun.
8
Penggunaan RKK diutamakan pada anggota keluarga yang
mengidap salah satu penyakit atau kondisi, misalnya penderita
TBC paru, kusta, keluarga risiko tinggi yaitu ibu hamil risiko
tinggi, neonatus risiko tinggi (BBLR), balita kurang energi kronis
(KEK).
2. Kartu rawat jalan
Kartu rawat jalan atau leboih dikenal dengan kartu rekam medik
pasien meruakan alat untuk mencatat identitas dan status pasien
rawat jalan yang berkunjung ke puskesmas.
3. Kartu indesks penyakit
Kartu indeks penyakit merupakan alat bantu untuk mencatat
identitas pasien, riwayat dan perkembangan penyakit. Kartu indeks
penyakit diperuntukan khusus penderita penyakit TBC paru dan
kista.
4. Kartu ibu
Kartu ibu merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status
kesehatan dan riwayat kehamilan sampai kelahiran.
5. Kartu anak
Kartu anak adalah alat bantu untuk mencatat identitas, status
kesehatan, pelayanan preventif-promotif-kuratif-rehabilitatif yang
diberikan kepada balita dan anak prasekolah.
6. KMS balita, anak sekolah
Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan dan
pertumbuhan yang telah diperoleh blita dan anak sekolah.
7. KMS ibu hamil
Merupakan alat untuk mengetahui identitas dan mencatat
perkembangan kesehatan ibu hamil dan pelayanan kesehatan yang
diterima ibu hamil.
8. KMS ibu lanjut
KMS usia lanjut merupakan alat untuk mencatat kesehatan usia
secara pribadi baik fisik maupun psikososial dan digunakan untuk
9
memantau kesehatan, deteksin dini penyakit dan evaluasi kemajuan
kesehatan usia lanjut.
9. Register
Register merupakan formulir untuk mencatat atau merekap data
kegiatan di dalam dan diluar gedung puskesmas, yang telah dicatat
dikartu dan catatan lainnya.
Ada beberapa jenis register sebagai berikut:
a. Nomor indeks pengunjung puskesmas.
b. Rawat jalan.
c. Register kunjungan.
d. Register rawat inap.
e. Register KIA dan KB.
f. Register kohort ibu dan balita.
g. Register deteksi dini tumbuh kembang dan gizi.
h. Register register penimbangan balita.
i. Register imunisasi.
j. Register gizi.
k. Register kapsul beryodium.
l. Register anak sekolah.
m. Sensus harian: kunjungan , kegiatan KIA, imunisasi dan
penyakit.
10
Berbeda dengan catatan, laporan harus disampaikan ke orang atau
pihak lain. Proses laporan dilakukan tertulis. Maanfaat laporan, meliputi
pertanggung jawaban otentik tentang pelaksanaan kegiatan, memberi
informasi terdokumentasi, bahan bukti kegiatan (bukti hukum), bahan
pelayanan, bahan penyusunan rencana dan evaluasi, serta bahan untuk
penelitian. Laporan yang lengkap terdiri atas unsur : pendahuluan, (latar
belakang, tujuan, ruang lingkup); isi laporan (perencanaan kegiatan,
pelaksanaan kegiatan, hasil kegiatan secara nyata, masalah dan hambatan,
saran untuk tindak lanjut): dan jika diperlukan, dilengkapi rekomendasi.
Jenis laporan dibagi menjadi duan, yaitu pelaporan kejadian luar biasa atau
darurat yang memerlukan pelayanan dan bantuan cepat. Sementara laporan
berkala, misalnya laporan harian, mingguan, bulanan, triwulan, kuartalan
dan tahunan.
11
2. Dimanfaatkan puskesmas untuk meningkatkan upaya kesehatan
masyarakat melalui :
a. Perencanaan (perencanaan mikro).
b. Penggerakan dan pelaksanaan (lokakarya puskesmas).
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian (stratifikasi).
Manfaat pencatatan
1. Memberikan informasi tentang keadaan masalah/kegiatan.
2. Sebagai bahan bukti dari suatu kegiatan/peristiwa.
3. Bahan proses belajar dan bahan penelitian
4. Sebagai pertanggung jawaban.
5. Bahan pembuatan laporan.
6. Perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.
7. Bukti hukum.
8. Alat komunikasi dalam penyampaian pesan serta mengingatkan
kegiatan peristiwa khusus.
12
Batasan dari pencatatan dan pelaporan adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga
kesehatan adalah melakukan pencatatan data penyelenggaraan tiap
kegiatan bagi tenaga kesehatan dan melaporkan data tersebut kepada
instansi yang berwenang berupa laporan lengkap pelaksanaan
kegiatan dengan menggunakan format yang ditetapkan.
b. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan tiap triwulan adalah
melakukan pencatatan data pada semua kegiatan dalam satu triwulan
berjalan dan melaporkan data tersebut dalam bentuk rekapitulasi
kegiatan triwulan kepada instansi yang berwenang dengan
menggunakan format yang ditetapkan.
c. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang diselenggarakan
setiap triwulan dan tiap tahun adalah pencatatan data untuk semua
kegiatan dalam satu triwulan dan satu tahun berjalan, serta
melaporkan data tersebut dalam bentuk rekapitulasi data kegiatan
triwulan an dan tahuanan kepada instansi yang berwenang dengan
menggunakan format yang telah ditetapkan.
I. Macam-macam pencatatan
Model naratif atau narasi sering disebut teknik pencatatan yang
berorientasi pada sumber data.
1. Keuntungan
a. Sudah di kenal.
b. Udah dikombinasikan dengan cara dokumentasi lain.
c. Jika ditulis dengan tepat bisa mencakup seluruh keadaan pasien.
d. Mudah ditulis.
2. Kekurangan
a. Tidak terstuktur dan simpang siur datanya.
b. Perlu banyak waktu.
c. Terbatas dengan kemampuan pelayanan kesehatan.
13
d. Informasi sulit untuk jangka panjang.
Naratif adalah model lama, tradisional yang paling fleksibel. Sistem
pencatatan naratif cara penulisannya mengikuti dengan ketat urutan
kejadian atau kronologis. Dengan cara naratif ini tiap institusi
mempunyai kebijakan sendiri dalam sistem pencatatan.
14
Merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status kesehatan
dan riwayat kehamilan sampai kelahiran.
e. Kartu anak
Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, status kesehatan,
pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitaif yang
diberikan kepada balita dan anak pra sekolah.
f. KMS balita, anak sekolah
Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas pelayanan dan
pertumbuhan yang di peroleh balita dan sekolah.
g. KMS ibu hamil
Merupakan anak untuk mengetahui identitas dan mencatat
perkembangan kesehatan ibu hamil dan pelayanan kesehatan yang
di terima ibu hamil.
h. KMS usia lanjut (USILA)
Meruapakan alat untuk mencatat kesehatan usia lanjut secara
pribadi baik fisik maupun psikososial dan di gunakan untuk
memantau kesehatan, deteksi dini penyakit dan evaluasi kemajuan
kesehatan USILA.
i. Register
Merupakan formulir untuk mencatat dan merekap data kegiatan
baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas, yang telah di
catat di kartu dan catatan lainnya ada beberapa jenis register
sebagai berikut :
1) Nomor indeks pengunjung puskesmas
2) Rawat jalan.
3) Register kunjungan.
4) Register rawat inap.
5) Register KIA dan KB.
6) Register kohort ibu dan balita.
7) Register deteksi dini tumbuh kembang dan gizi.
8) Register penimbangan balita.
15
9) Register imunisasi.
10) Register gizi.
11) Register kapsul beryodium.
12) Register anak sekolah.
13) Sensus harian kunjungan, kegiatan KIA, imunisasi dan
penyakit.
2. Pelaporan
Pelaporan merupakan cara komunikasi petugas kesehatan yang
dapat dilakukan dengan baik secara tertulis maupun lisan tentang hasil
dari suatu kegiatan atau intervensi yang telah dilaksanakan.
a. Laporan lisan
1) Kelemahan : kemungkinan yang dilaporkan hanyalah hal-hal
yang baik-baik saja dan bersifat subjektif.
2) Keuntungan : hasil dari kegiatan/intervensi yang telah
dilakukan dan data yang telah berkumpul dapat segera
ditindaklanjuti dalam waktu yang lebih cepat.
16
b. Laporan Tertulis
1) Kelemahan : Memakan waktu dan biaya yang lebih.
2) Keuntungan : Bisa lebih bersifat objektif dan lebih terperinci
serta pelaporan dapat bersifat positif maupun negatif.
17
Merupakan dasar analisis masalah kesehatan pada individu,
keluarga maupun masyarakat.
i. Feed back
Dapat digunakan sebagai umpan balik dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
3. Penatalaksanaan
Pencatatan dengan format
a. Family folder
b. Buku register
1) Rawat jalan dan inap
2) Penimbangan
3) Kohort ibu
4) Kohord anak
5) Persalinan
6) Laboratorium
7) Pengamatan penyakit memar
8) Imunisasi
9) PKM
c. Kartu indeks penyakitn(Kelompok penyakit)
d. Kartu perusahaan
e. Kartu murid
f. Sensus harian ( penyakit dan kegiatan puskesmas mempermudah)
4. Pelaporan
Jenis dan periode laporan :
a. Bulanan
1) Data kesakitan
2) Data kematian
3) Data operasional (gizi,imunisasi,KIA,KB dan sebagainya).
4) Data manajemen obat.
18
b. Triwulan
Data kegiatan puskesmas
c. Tahunan
1) Umum dan fasilitas
2) Saran
3) Tenaga.
K. Mekanisme Pencatatan
Pencatatan dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung. Di dalam
gedung, loket memegang pernanan penting bagi seorang pasien yang
berkunjung pertama kali atau yang melakukan kunjungan ulang dan
dapat kartu tanda pengenal. Kemudian pasien disalurkan pada uni
pelayanan yang dituju. Apabila diluar gedung pasien dicatat dalam
register dengan pelayanan yang diterima.
1. Pengelolaan Laporan
Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan
masyrakat No.590/BM/DJ/Info/Info/96, pelaporan puskesmas
menggunakan tahun kalender bulan januari sampai dengan bulan
Desember dalam tahun yang sama. Formulir pelaporan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan/beban
kerja di puskesmas.
b. Laporan sentinel
1) Laporan bulanan sentinel (LB 1S)
19
Laporan yang memuat data penderita penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD31), penyakit infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA). Dan diare, menurut umur dan
status imunisasi. Puskesmas yang memuat LB 1S adalah
puskesmas yang ditunjuk yaitu dari setiap DATI II, Dinas
Kesehatan DATI I dan pusat (Ditjen PPM dan PLP).
2) Laporan bulanan sentinel (LB 2S)
Dalam laporan ini memuat data KIA, gizi tetabus
neonatorum, dan penyakit akibat kerja. Laporan bulanan
sentinel hanya diperuntukkan bagi puskesmas rawat inap.
Laporan ini dilaporkan ke dinas kesehatan DATI.
3) Laporan Tahunan
Meliputi :
a) Data dasar puskesmas (LT-1)
b) Data kepegawaian (LT-2)
c) Data peralatan (LT-3)
2. Alur Laporan
Laporan Dati II dikirimkan ke Dinas Kesehatan Dati 1 dan Karwil
Departemen Kesehatan Provinsi serta Pusat (Ditjen Pembinaan
Kesehatan Masyarakat) dalam bentuk rekapitulasi dari laporan
SP2TP. Laporan tersebut meliputi :
a. Laporan Triwulan
1) Hasil entri data /rekapitulasi laporan LB1
2) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB2
3) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB3
4) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB4
b. Laporan Tahunan
1) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT-1
2) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT-2
3) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT-3
20
3. Frekuensi Laporan
a. Laporan Triwulan
Laporan triwulan dikirim paling lambat tanggal 20 bulan
berikutnya dari triwulan yang dimaksud (contoh: laporan
triwulan pertama tanggal 20 April 2009, maka laporan triwulan
berikutnya adalah tanggal 20 Mei 2009). Laporan ini diberikan
kepada dinas-dinas terkait di bawah ini:
1) Kepala Dinas Kesehatan Dati I
2) Kepala Kantor Wilayah Depkes Provinsi
3) Depkes RI Cq Ditjen Binkesman
b. Laporan Tahunan
Laporan tahunan dikirim paling lambat akhir bulan februari di
tahun berikutnya dan diberikan kepadan dinas-dinas terkait
berikut ini:
1) Kepala Dinas Kesehatan Dati II
2) Kepala Kantor Wilayah Depkes Provinsi
3) Depkes RI Cq Ditjen Binkesmas
4. Mekanisme Pelaporan
a. Tingkat puskesmas
Laporan dari perpustakaan pembantu dan bidan di desa
disampaikan ke pelaksana kegiatan di puskesmas.
1) Pelaksana-pelaksana merekapitulasi yang dicatat baik
didalam maupun diluar gedung serta laporan yang diterima
dari puskesma pembantu dan bidan di desa.
2) Hasil rekapitulasi pelaksaan kegiatan dimasukkan ke
formulir laporan sebanyak dua rangkap, untuk disampaikan
kepada coordinator SP2TP.
3) Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan diolah dan
dimanfaatkan untuk tindak lanjut yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja kegiatan.
21
b. Tingkat Dati II
1) Pengolahan data SP2TP di Dati II menggunakan perangkat
lunak yang ditetapkan oleh depkes.
2) Laporan SP2TP dari puskesmas yang diterima dinas
kesehatan Dati II disampaikan kepada pelaksana SP2TP
untuk direkapitulasi/entri data.
3) Hasil rekapitulasi dikoreksi, diolah serta dimanfaatkan
sebagai bahan untuk umpan balik, bimbingan teknis ke
puskesmas dan tindak lanjut untuk meningkat kinerja
program.
4) Hasil rekapitulasi data setiap 3 bulan dibuka dalam rangkap
3(dalam bentuk soft file) untuk dikirimkan ke dinas
kesehatan Dati I, kanwil depkes Provinsi dan Departemen
Kesehatan.
c. tingkat Dati I
1) pengolahan dan pemanfaatan data SP2TP di dati I
mempergunakan perangkat lunak sama dengan dati II
2) laporan dari dinkes dati II, diterima oleh dinas kesehatan dati
I dan kanwil I dalam bentuk soft lens
dikomplikasi/direkapitulasi.
3) hasil rekapitulasi disampaikan ke pengelolaan program dati I
untuk diolah dan dimanfaatkan serta dilakukan tindak lanjut,
bimbingan dan pengendalian.
d. tingkat pusat
Hasil olahan yang dilaksanakan ditjen dinkesmas paling
lambat 2 bulan setelah berakhirnya triwulan disampaikan kepada
pengelola program terkait dan pusat data kesehatan untuk
dianalisis dan dimanfaatkan sebagai umpan balik, kemudain
dikirimkan kanwil depkes provinsi.
22
5. Metode penelitian dalam pencatatan dan pelaporan
Penelitian ini merupakan penelitian deksriktif, dengan rancangan
studi kasus dengan menggunakan metode kualitatif, maksudnya
adalah untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dan secara
detail pada proses pelaksanaan sistem pencatatn dan pelaporan
puskesmas.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencatatan (recording) dan pelaporan (reporting) berpedoman
kepada sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP).
Beberapa pengertian dasar dari SP2TP menurut depkes RI (1992) adalah
sebagai berikut :
4. Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas adalah
kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan
upaya pelayanan kesehatan di puskesmas termasuk puskesmas
pembantu, yang ditetapkan melalui surat keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 63/Menkes/SK/II/1981.
5. Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen
yang saling berkaitan, berintegarasi dan mempunyai tujuan
tertentu.
6. Terpadu merupakan gabungan dari berbagai macam kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas, untuk menghindari adanya
pencatatan dan pelaporan lain yang dapat memperberat beban kerja
petugas puskesmas.
B. Saran
Perubahan-perubahan perlu segera dilakukan khususnya dalam
pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat sebagai upaya
peningkatan mutu dalam kesehatan masyarakat. Dengan adanya makalah
ini, kami harap agar para pembaca mampu mengetahui konsep keluarga
sejahtera dan mampu mengaplikasikannya dengan baik.
24
DAFTAR PUSTAKA
Iqbal Wahid, Mubarak. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi
Dalam Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
25
1