Anda di halaman 1dari 34

Konsep & Prinsip Kebutuhan

Oksigenasi
Nama Anggota
01. Cinta Meilika (222040)

Jihan Febry
02. Choirunnisa (222048)

Ranti Putriningtiyas Shenly Aulia Fadilla


03. Damayanti (222059) 05. (222064)

Nisye Yulianti Pasha


04. (222054) 06. Frans Teguh (222045)
01.
Kebutuhan
Oksigenasi
Oksigen dibutuhkan untuk mempertahankan
kehidupan. Fungsi sistem pernapasan dan
jantung adalah menyuplai kebutuhan oksigen
tubuh.
Waktu dan Kerusakan pada Otak
Terminologi
Oksigenasi
Hipoksia ; keadaan dimana kandungan oksigen dalam
darah arteri rendah ( Perry & Potter, 1997 )

Hipoksemia ; suatu penurunan kandungan oksigen dalam


darah.

Hiperventilasi : keadaan napas yang berlebihan ; terjadi


jika metabolisme tubuh terlampau tinggi sehingga
mendesak alveolus melakukan ventilasi secara
berlebihan.
02.
OXYGEN
OXYGEN
01. Keadaan tanpa O2

Tanpa O2 dalam 6 mnt ; Brain death

Tanpa O2 dalam 6 - 8 mnt ; mati klinis

Tanpa O2 dalam 8 - 10 mnt ; mati biologis

Untuk mengukur saturasi O2 ; Pulse oximeter

What’s the ideal O2 saturation ? 95% - 100%


Tujuan
OKSIGENASI

a. Tercukupinya kebutuhan sel dan jaringan dengan


cara memberikan oksigen dan ventilasi yang cukup.
b. Alat Untuk menilai kebutuhan oksigen sel dan
jaringan saturasi oksigen) dengan menggunakan
pulse oxymetri.
c. Normal saturasi oksigen: 95%-100%
Proses
Proses Penyampaian O2 ke Jaringan

sistem
respirasi

hematology Kardiovaskuler
A. Sistem Respirasi

● Terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-


paru dan sebuah pompa ventilasi ; dinding
dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi
abdomen, dinding abdomen dan pusat
pernafasan di otak.
● Terdapat 3 Oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi
paru dan difusi.
Oksigenasi
Respirasi
1. Ventilasi

● Proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru (500 cc)


● Butuh koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis serta
persyarafan yang utuh.
● Otot pernapasan inspirasi utama adalah diagfragma
(dipersyarafi oleh saraf frenik) yang keluarnya dari MS C4
● Terjadi saat perbedaan tekanan; pada inspirasi tekanan
intrapleural lebih negative (725 mmHg) daripada tekanan
atmosfer (760 mmHg) sehingga udara masuk ke alveoli.
Kepatenan Ventilasi
tergantung pada faktor :
- Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan
menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru.
- Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan
- Adekuatnya compliance dan recoil paru-paru
- Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosa,
internal interkosa, otot abdominal
Oksigenasi
Respirasi 2. Perfusi
● Gerakan darah melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi; darah
yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan
jantung. Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut
serta dalam proses pertukaan oksigen dan karbondioksida  di
kapiler dan alveolus.
● Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru
bersifat fleksibel dan dapat mengakomodasi variasi volume
darah yang besar sehingga digunakan jika sewaktu-waktu terjadi
penurunan voleme atau tekanan darah sistemik.
Oksigenasi
Respirasi 3. Difusi
● Kemampuan melintasi membran antara alveolus-kapiler yang
tipis (< 0.5 um).
● Selisih tekanan parsial antara darah & fase gas
● Tekanan parsial oksigen dalam atmosfer sekitar 149 mmHg (21%
dari 760 mmHg)
● Saat O2 di inspirasi dan sampai pada alveolus maka tekanan
parsial menurun sampai sekitar 103 mm Hg.
Tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100
mmHg sedangkan tekanan parsial pada
kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen
akan berdifusi masuk ke dalam darah.
Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2
dalam kapiler 45 mmHg sedangkan pada
alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi
keluar alveoli.
B.
Sistem Kardiovaskuler
Darah mengalir di dalam jantung ke satu arah, dari sisi kanan ke sisi kiri. Hal ini
dimungkinkan karena adanya katup-katup jantung yang akan mencegah aliran darah balik.
Katup-katup ini hanya mengijinkan darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan;
dan dari atrium kiri ke ventrikel kiri. Darah di dalam jantung mengalir dalam satu arah.
Dari atrium kanan darah akan mengalir ke ventrikel kanan, darah ini mengandung oksigen
yang rendah, dan banyak mengandung CO2. Kemudian darah dialirkan ke paru melalui
arteri pulmonalis, untuk mendapatkan Oksigen (oksigenasi). Dari paru-paru darah kembali
ke atrium kiri jantung melalui vena pulmonalis, darah ini kaya akan oksigen karena telah
mengalami oksigenasi di paru. Dari atrium kiri dialirkan ke ventrikel kiri, selanjutnya ke
seluruh tubuh melalui aorta
C.
HEMATOLOGI
Sistem hematologi

1. Darah untuk transportasi O2 dan CO2.


2. Sekitar 97% O2 dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3% nya larut
dalam plasma.
3. Setiap SDM mengandung 280 juta molekul Hb; setiap molekul dari keempat molekul besi
dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul O2 membentuk oksihemoglobin (HbO2).
4. Reaksi ikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, pH, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam
darah merah.
5. Jadi besarnya Hemoglobin (Hb) dan jumlah eritrosit akan mempengaruhi transport gas.
03.
Faktor
OKSIGENASI
a. Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti anemia

2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran


napas bagian atas
3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor O 2
terganggu
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dll
5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obersitas, musculus skeleton yang abnormal, penyakit kronik seperti TBC paru
b. Faktor Perkembangan

1. Bayi prematur : disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan


2. Bayi dan toodler : adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut
3. Anak usia sekolah & remaja : resiko saluran pernafasan dan merokok
4. Dewasa muda dan pertenggahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas,
stress yang mengakibatkan penyakit jantung & paru-paru
5. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun
c. Faktor Perilaku
1. Nutrisi : misalnya pada obesitas ; penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk ;
anemia, diet tinggi lemak ; arteriosklerosis.
2. Exercise : Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen
3. Merokok : nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner
4. Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi (Fe)
menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi
pusat pernafasan
5. Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat
d. Faktor Lingkungan

1. Tempat kerja (polusi)

2. Suhu lingkungan

3. Ketinggian tempat dari permukaan laut


04. Perubahan Fungsi Jantung Terhadap
OKSIGENASI
1. Gangguan Konduksi : Gangguan konduksi seperti distritmia (takikardia/bradikardia)
2. Perubahan Cardiac Output : Menurunnya CO seperti pada pasien dekopensasi cordis
menimbulkan hipoksia jaringan.
3. Kerusakan fungsi katub seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang
mengakibatkan vetrikel bekerja lebih keras.
4. Myocardial iskhemial infrark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari arteri koroner
ke miokardium.
Indikasi untuk menetukan penambahan O2 berdasarkan pengukuraan oxymetri

Saturasi oksigen interpretasi intervensi


(oxymeter)

95% - 100% Normal O2 4 liter/menit


- Nasal canul

90% - <95% Hypoksia ringan-sedang Face mask 6-10


liter/menit

85% - <90% Hypoksia sedang-berat Face mask dengan


reserpoir 10-15
liter/menit

<85% Hypoksia berat- Assisted ventilation


mengancam nyawa
05. Tata Cara Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen selalu diberikan pada pasien dengan penyakit jantung akut
ataupun distress pernapasan.

Cara pemberian oksigen :


 Suplay osigen (dinding maupun silinder)
 Nasal kanul
 Face mask
 Venturi mask
Device Flow Rates Delivered O2
Nasal cannule 1 l/mnt 21 – 24 %
2 l/mnt 25 – 28 %
3 l/mnt 29 – 32 %
4 l/mnt 33 – 36 %
5 l/mnt 37 – 40 %
6 l/mnt 41 – 44 %
Simple oxygen facemask 6–10 l/mnt 35 – 60 %
Face mask with O2 reservoir 6 l/mnt 60 %
7 l/mnt 70 %
(nonrebreathing mask) 8 l/mnt 80 %
9 l/mnt 90 %
10–15 l/mnt 95 –100 %

Venturi mask 4–8 l/mnt 24 – 40 %


Cara pemberian O2

Nasal canule
Nasal Kanul
● Tabung plastik yang mempunyai cabang kecil yang
menonjol untuk dimasukkan ke dalam lubang
hidung.
● Metode paling mudah dan paling dapat diterima
karena lebih efektif, mudah dipakai dan nyaman
untuk pasien ( Potter & Perry, 1997 )
● Pasien yang menerima O2 melalui nasal kanul ke
hidung dapat berkomunikasi dengan mudah, dapat
makan dan melakukan aktifitas setiap hari.
Nasal kanul

Keuntungan Kerugian
lebih dapat ditolerir • konsentrasi yang dihasilkan
(anak-anak dan dewasa) kecil
• pemberian tidak boleh lebih
dari 6 l/mnt
• jika berlabihan = iritasi pada
mukosa hidung
Rebreathing
Mask
Keuntungan :
○ konsentrasi O2 lebih tinggi
Kekurangan :
○ udara bersih dengan udara ekspirasi masih
tercampur, sehingga konsentrasi oksigen
masih belum maksimal
Non Rebreathing
Mask
Keuntungan:
 konsentrasi oksigen lebih tinggi dari pada
nasal kanul dan rebreathing mask
 Dilengkapi dengan klep agar udara inspirasi
dan ekspirasi tidak tercampur
 Memiliki kantung resepoir (kantung udara)
untuk menampung udara untuk inspirasi
Kerugian :
 Kantung oksigen bisa terlipat
 Berisiko untuk terjadi keracunan oksigen
 Tidak nyaman bagi klien
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai