1. Jelaskan bahwa pada pasien sakit kritis termasuk kegawatan kardiopulmonal terjadi
peningkatan kebutuhan O2, penurunan hantaran O2 shg tjd hipoksia global (do)
Ketika metabolism meningkat maka DO menurun/suplai O2 menurun hypoxia
3. - Jelaskan bahwa tujuan resusitasi adalah menjaga sirkulasi darah yg membawa O2 tetap
terjaga kelangsungannya karena oksigenasi jaringan dipengaruhi oleh DO2.
DELIVERY OXYGEN adalah jumlah total oksigen yang dialirkan darah ke jaringan
setiap menit. Kadar oxygen delivery tergantung dari cardiac output (CO) dan oxygen
content of the arterial blood (CaO2). Komponen dari CaO2 adalah oksigen yang
berikatan dalam serum (2-3%) yang dapat ditelusuri dengan kadar PaO2 dan oksigen
yang berikatan dengan hemoglobin (97-98%) yang dapat ditelusuri dengan SaO2
(saturasi oksigen pada pembuluh darah arteri). Dari definisi ini dapat dijabarkan sebuah
rumus : DO2 = CO X (Hb X 1,34 X SaO2) + (PaO2 X 0,0031)
Nilai normal oxygen delivery (DO2) adalah 1000 ml O2/menit. Dari rumus diatas dapat
dilihat bahwa hemoglobin (Hb) dan saturasi oksigen (SaO2) adalah penentu utama pada
pengaliran oksigen dalam darah ke seluruh jaringan tubuh termasuk otak.
[Difusi]: perpindahan O2 darah alveoli ke dalam darah dan CO2 dari darah ke
alveoli
Pertukaran O2 dengan CO2 antara alveolus dengan pembuluh darah melewati respiratory
membrane.
Difusi ditentukan oleh adanya perbedaan tekanan parsial O2
[Perfusi]
Proses transportasi dan pertukaran O2 dengan CO2 di jaringan.
[OXYGEN DELIVERY]
Definisi: Jumlah oksigen yang ter-transport ke jaringan.
Rumus: CO x O2 Content
- Perjalanan O2 dari luar tubuh sampai digunakan di dalam tubuh melalui proses
ventilasi,difusi dan perfusi.
- Difusi ditentukan oleh adanya perbedaan tekanan parsial O2.Yang bisa dilakukan
penolong adalah manipulasi tekanan parsial O2 melalui manipulasi FiO2.
Respirasi / pernapasan adalah : Usaha tubuh untuk memenuhi kebutuhan O2 untuk proses
metabolisme dan mengeluarkan CO2 sebagai hasil metabolisme dengan perantara organ
paru dan saluran napas bersama kardiovaskuler sehingga dihasilkan darah yang kaya
oksigen
Zona kondksi: bagian saluran napas tempat aliran dari luar ke dalam paru, Zona respirasi:
proses pertukaran gas (difusi)
3 tahap respirasi yaitu:
- Ventilasi
- Difusi
- Perfusi
a. PO2 di alveolus (100mmHg) relative lebih tinggi dari pada PCO2 (40mmHg).
Sedangkan, PO2 di kapiler darah lebih rendah (40mmHg) dari pada PCO2 (46mmHg).
Hal ini mengakibatkan adanya partial pressure gradient.
b. O2 dari paru akan berdifusi ke kapiler darah seiring perbedaan tekanan tersebut. Begitu
juga dengan CO2
c. O2 tersebut akan dibawa oleh transport O2 (hemoglobin) ke seluruh jaringan tubuh
d. PO2 di jaringan lebih rendah (40mmHg) dibandingkan dengan kapiler darah. Hal ini
mengakibatkan adanya difusi O2 ke jaringan. O2 tersebut akan digunakan sebagai bahan
metabolism tubuh dan menghasilkan H2O, ATP, dan CO2. Sehingga, PCO2 di dalam sel
lebih besar (46mmHg) dibandingkan di kapiler. Maka dari itu, terjadi difusi CO2 dari sel
ke kapiler darah.
e. CO2 dari sel akan ditransportasikan kembali oleh hemoglobin ke paru – paru untuk
berdifusi kembali di alveolus.
CO2 difusi melalui endothelial kapiler dan diangkut oleh sel darah merah. CO2
bergabung dengan H20 (air) lalu diubah oleh carbonic anhydrase menjadi H2CO3 (asam
karbonat). H2CO3 diubah menjadi HCO3- (bikarbonat) dan H+ (hydrogen). HCO3- akan
dilepaskan dari sel darah merah dan CL- (chloride) akan masuk ke sel darah merah. Saat
menuju alveoli, siklus berbalik sehingga tercipta CO2 yang berdifusi melalui respiratory
membrane dan masuk ke alveolus.
4. - Jelaskan tentang alat2 suplementasi O2,dimulai dari adanya sumber oksigen, kanul
hidung s/d venturi (sesuai urutan tampilan gambar).
- Jelaskan indikasi dan kegunaan masing2 alat suplementasi O2 (trmsk bhw utk
kegawatan kardiopulmonal,yg digunakan adl alat yg dpt memberikan FiO2 tinggi).
- Jelaskan perbedaan antara parsial rebreathing mask dg non rebreathing mask.
- Tabung oksigen
- Nasal kanul
- Sungkup muka sederhana (simple o2 face mask)
- Sungkup muka non-rebreathing
- Partial rebreathing mask
- Venturi mask
[TERAPI OKSIGEN]
- Nasal kanul: Terapi oksigen rendah-aliran rendah
kecepatan oksigen 1-6L/menit, FiO2 21%-44%
Keuntungan: nyaman, aliran O2 terus walau lagi makan/ngomong.
Indikasi: Pasien membutuhkan terapi oksigen jangka pendek, penyakit2 paru spt
asma..
- Sungkul muka sederhana/Simple oxygen fase mask: Oksigen sedang aliran tinggi
kecepatan oksigen 6-10L/menit dengan FiO2 35-60%
Kalau kurang dari 6L/menit akan menyebabkan penumpukan CO2 (mekanik dead
space)
Indikasi: Kondisi pasien nyeri dada (serangan jantung) / nyeri kepala.
- Sungkup muka non rebreathing: Sungkup muka dengan kantong reservoir pada
dasarnya, katup di sampingnya.
Prinsipnya: saat inspirasi: katup di samping akan menutup > gas pada reservoir
kehirup. saat ekspirasi: katup di reservoir menutup > udara keluar lewat katup
samping tanpa masuk ke reservoir. Oksigen akan terus menerus mengisi kantong
reservoir
Kecepatan oksigen 6-15L/menit, FiO2/konsentrasi O2 60-100%
Supaya lebih efektif, reservoir harus dijaga agar tidak kolaps
Indikasi: pasien kondisi medis akut masih sadar penuh, nafas spontan/ventilasi
adekuat.. co: edema paru akut, asma akut, PPOK, pasien tidak sadar tapi ventilasi
adekuat dengan refleks batuk masih ada.
6. - Jelaskan bahwa jalan napas pasien tidak sadar sering tersumbat oleh lidah, epiglotis, dan
juga cairan.
- Jelaskan bahwa agar jalan napas tetap terbuka perlu dilakukan manuver head tilt,chin
lift dan juga jaw thrust. Bisa sebagian atau kombinasi ketiganya (tripple airway
manouvre).
- Jelaskan manuver membuka jalan napas pada kasus cedera tulang leher.
[AIRWAY]
Teknik buka jalan nafas manual:
- Head tilt chin lift: Tengadahkan kepala pasien secara perlahan dengan mendorong dahi
ke arah belakang. Letakkan ujung jari tangan yang satunya pada tulang dagu pasien. Bila
masih anak-anak, letakkan jari telunjuk saja di bawah dagu. Angkat dagu bersamaan
dengan menengadahkan kepala
- Trauma servikal? Jawtrust
7. - Jelaskan bahwa pemeliharaan jalan napas perlu dilakukan setelah pembukaan jalan
napas.
- Jelaskan bahwa pemeliharaan jalan napas bisa dilakukan secara manual, dengan alat
sederhana ataupun dengan alat bantu lanjut.
- Jelaskan juga bahwa dalam pemeliharaan jalan napas juga perlu dilakukan
pemeriksaan sumbatan jalan napas oleh cairan / benda asing secara berkala
menggunakan sapuan jari tangan.
8. - Jelaskan indikasi OPA : pasien tdk sadar,tdk mampu manuver manual, napas spontan,
tdk ada refleks muntah.
- Jelaskan cara pemilihan OPA : ujung OPA pd sudut mulut, ujung OPA pd angulus
mandibula.
- Jelaskan cara pemasangan OPA : Lakukan pemasangan dengan cara memutar 180o
awalnya ujung opa menghadap kea rah atas (hidung) kemudian diputar lurus atau
diputar.
- Jelaskan komplikasi OPA : sumbatan ~ ukuran OPA, trauma, laringospasme, muntah,
aspirasi, Trauma mulut, gigi, lidah, dan mukosa mulut, Muntah atau aspirasi,
Obstruksi jalan napas
9. - Jelaskan indikasi NPA : sadar/tdk sadar, napas spontan, ada refleks muntah, kesulitan
dg OPA.
- Jelaskan KI NPA : fraktur wajah dan fraktur tulang dasar tengkorak.
- Jelaskan cara pemilihan NPA (ada gambar pd slide), cara pemasangan NPA (bevel
menghadap lateral).
Panjang NPA haruslah sama dengan jarak antara ujung hidung pasiendengan
cuping telinga
Masukkan NPA melalui lubang hidung dengan arah posterior membentuk gari
s tegak lurus dengan permukaan wajah. Masukkan dengan lembut sampai
dasar nasofaring.Bila mengalami hambatan :
Putar sedikit pipa untuk memfasilitasi pemasangan pada sudut antararongga hidung
dan nasofaring
Cobalah tempatkan melalui lubang hidung yang satunya karena pasien memiliki
rongga hidung dengan ukuran yang berbeda
- Jelaskan komplikasi NPA : trauma, laringospasme, muntah, aspirasi, insersi
intrakranial (pd fr. tlg wajah/tlg. dasar tengkorak)
10. - Jelaskan bhw stlh jalan napas terbuka, pemberian ventilasi dasar dilakukan memakai
bag valve mask (jelaskan bagian2nya, termasuk volume minimal reservoir adl 1600 ml).
11. - Jelaskan bhw untuk menjaga patensi jalan napas tingkat lanjut bisa dilakukan dengan
intubasi ETT, LMA, Combitube.
- Jelaskan bahwa tindakan definitif dalam menjaga patensi jalan napas adl intubasi
ETT, sedangkan LMA & Combitube adl alternatif.
12. Jelaskan pengertian intubasi endotrakea: memasukkan ETT ke dalam trakea melalui
mulut.
Jelaskan indikasi, kontra indikasi,kegunaan dan komplikasi endotrakea.
13. - Jelaskan teknik intubasi ETT dimulai dari buka jalan napas, pre oksigenasi, penekanan
krikoid, laringoskopi (posisi laringoskopi dari arah kepala pasien), visualisasi pita suara,
insersi ETT, kedalaman ETT (cukup sampai balon melewati pita suara), dan konfirmasi
ETT (auskultasi suara napas di 5 titik : apeks paru ka-ki, basal paru ka-ki, epigastrium,
CXR, EtCO2 detektor).
- Jelaskan bahwa intubasi ETT dilakukan dalam waktu kurang dari 30 detik.
14. - Jelaskan bahwa pada pasien terintubasi pemberian ventilasi tdk perlu sinkronisasi dg
kompresi, shg kompresi tdk perlu terhenti oleh ventilasi (bandingkan dg tanpa intubasi).
- Jelaskan bahwa volume ventilasi tdk perlu besar,cukup sampai dada
terangkat/mengembang selama 1 menit saja.
- Jelaskan bahwa kecepatan ventilasi sesuai frekuensi napas normal : 8-10 bpm saat
RJP, dan 10-12 bpm pd pasien apnea tnp arrest.
15. - Jelaskan indikasi LMA : ventilasi manual tdk adekuat, henti napas, henti jantung.
LMA digunakan pada pasien emergensi atau pasien yang sudah teranestesi, tetapi sulit
diintubasi atau tidak memungkinkan untuk dipasang sungkup muka. Prinsipnya LMA
dapat digunakan pada semua pasien yang bila dilakukan anastesi dengan face mask dapat
dilakukan dengan aman (kecuali penderita-penderita yang memiliki kelainan orofaring).
Alternatif face mask dan intubasi endotrakheal untuk penanganan jalan nafas
sulit.
Penanganan airway selama anastesi umum pada : rutin ataupun emergency,
radioterapi, CT-Scan/MRI, resusitasi luka bakar, ESWL, adenotonsilektomi,
bronkoskopi dengan fiberoptik fleksibel, resusitasi neonatal.
Situasi jalan nafas sulit: terencana, penyelamatan jalan nafas, membantu
intubasi endotrakeal.
- Jelaskan cara pemasangan LMA (sesuai gambar di slide).
- Jelaskan ttg Combitube (bagian2nya), indikasi Combitube (sama dg LMA).
- Jelaskan cara pemasangan Combitube.
16. – jalan napas perlu dibersihkan dari cairan secara berkala untuk menghindari sumbatan,
mencegah aspirasi.
- Jelaskan bhw tekanan yg digunakan adl -80 s/d – 120 mmHg.
- Jelaskan bahwa penyedotan sebaiknya dilakukan dengan posisi kepala miring.
- Jelaskan bahwa penyedotan dilakukan selama kurang dari 10 detik, sambil terus
dipantau hemodinamik pasien.
Prinsip: Perhitungannya:
[nutrisi]