Anda di halaman 1dari 16

TERAPI OKSIGEN DAN TATALAKSANA JALAN NAPAS

1. Jelaskan bahwa pada pasien sakit kritis termasuk kegawatan kardiopulmonal terjadi
peningkatan kebutuhan O2, penurunan hantaran O2 shg tjd hipoksia global (do)
 Ketika metabolism meningkat maka DO menurun/suplai O2 menurun  hypoxia

2. - Jelaskan : penyebab kematian adalah hipoksia


 Penyebab kematian sel:
- Hipoksia (Heart failure) rendahnya kadar oksigen pada jaringan
- Trauma (Trauma langsung)
- Infeksi (Sepsis)
- Reaksi imunologis (Autoimun)
- Gangguan genetika ( )
- Gangguan nutrisi (enterokolitis nekrotikans)
- Jelaskan : organ tubuh paling rentan thd hipoksia adl otak  tujuan resusitasi yang
utama adalah menjaga sirkulasi darah yang membawa O2 tetap tejaga
kelangsungannya, menjaga oksigenasi otak tetap terjaga

3. - Jelaskan bahwa tujuan resusitasi adalah menjaga sirkulasi darah yg membawa O2 tetap
terjaga kelangsungannya karena oksigenasi jaringan dipengaruhi oleh DO2.

DELIVERY OXYGEN adalah jumlah total oksigen yang dialirkan darah ke jaringan
setiap menit. Kadar oxygen delivery tergantung dari cardiac output (CO) dan oxygen
content of the arterial blood (CaO2). Komponen dari CaO2 adalah oksigen yang
berikatan dalam serum (2-3%) yang dapat ditelusuri dengan kadar PaO2 dan oksigen
yang berikatan dengan hemoglobin (97-98%) yang dapat ditelusuri dengan SaO2
(saturasi oksigen pada pembuluh darah arteri). Dari definisi ini dapat dijabarkan sebuah
rumus : DO2 = CO X (Hb X 1,34 X SaO2) + (PaO2 X 0,0031)
Nilai normal oxygen delivery (DO2) adalah 1000 ml O2/menit. Dari rumus diatas dapat
dilihat bahwa hemoglobin (Hb) dan saturasi oksigen (SaO2) adalah penentu utama pada
pengaliran oksigen dalam darah ke seluruh jaringan tubuh termasuk otak.

[Ventilasi]: peristiwa masuk dan keluarnya (pertukaran) O2 dan CO2 antara


atmosfer ke dalam paru
Pertukaran O2 dan CO2 antara atmosfer ke dalam paru
Tractusnya: Nasal > Faring > Laring > Trakea > Bronkus > Bronkiolus > Alveolus

*Memasukan O2 dari? Atmosfer


*Berapa % kandungan O2 di darah? sekitar 21% (160 mmHg)
*O2 yang di RS di tabung itu berarti disebut? Oksigen murti 100%.
*Faktor yang membedakan ventilasi? Tekanan, kontraksi otot pernafasan (inspirasi: otot
diafragma, external intercostal m) (ekspirasi: abdominal dan internal intercostal),
peningkatan volume rongga dada

[Difusi]: perpindahan O2 darah alveoli ke dalam darah dan CO2 dari darah ke
alveoli
Pertukaran O2 dengan CO2 antara alveolus dengan pembuluh darah melewati respiratory
membrane.
Difusi ditentukan oleh adanya perbedaan tekanan parsial O2

*Faktor yang membedakan perfusi?

[Perfusi]
Proses transportasi dan pertukaran O2 dengan CO2 di jaringan.

* Faktor yang mempengaruhi ventilasi/difusi/perfusi?


Ventilasi: Perbedaan tekanan, Kontraksi otot pernafasan, volume rongga dada
Difusi: Perbedaan tekanan, ketebalan membran, ??
Perfusi: Perbedaan tekanan, Hb, 2,3 DPG, pH

[OXYGEN DELIVERY]
Definisi: Jumlah oksigen yang ter-transport ke jaringan.
Rumus: CO x O2 Content
- Perjalanan O2 dari luar tubuh sampai digunakan di dalam tubuh melalui proses
ventilasi,difusi dan perfusi.
- Difusi ditentukan oleh adanya perbedaan tekanan parsial O2.Yang bisa dilakukan
penolong adalah manipulasi tekanan parsial O2 melalui manipulasi FiO2.

 Respirasi / pernapasan adalah : Usaha tubuh untuk memenuhi kebutuhan O2 untuk proses
metabolisme dan mengeluarkan CO2 sebagai hasil metabolisme dengan perantara organ
paru dan saluran napas bersama kardiovaskuler sehingga dihasilkan darah yang kaya
oksigen
 Zona kondksi: bagian saluran napas tempat aliran dari luar ke dalam paru, Zona respirasi:
proses pertukaran gas (difusi)
 3 tahap respirasi yaitu:
- Ventilasi
- Difusi
- Perfusi
a. PO2 di alveolus (100mmHg) relative lebih tinggi dari pada PCO2 (40mmHg).
Sedangkan, PO2 di kapiler darah lebih rendah (40mmHg) dari pada PCO2 (46mmHg).
Hal ini mengakibatkan adanya partial pressure gradient.
b. O2 dari paru akan berdifusi ke kapiler darah seiring perbedaan tekanan tersebut. Begitu
juga dengan CO2
c. O2 tersebut akan dibawa oleh transport O2 (hemoglobin) ke seluruh jaringan tubuh
d. PO2 di jaringan lebih rendah (40mmHg) dibandingkan dengan kapiler darah. Hal ini
mengakibatkan adanya difusi O2 ke jaringan. O2 tersebut akan digunakan sebagai bahan
metabolism tubuh dan menghasilkan H2O, ATP, dan CO2. Sehingga, PCO2 di dalam sel
lebih besar (46mmHg) dibandingkan di kapiler. Maka dari itu, terjadi difusi CO2 dari sel
ke kapiler darah.
e. CO2 dari sel akan ditransportasikan kembali oleh hemoglobin ke paru – paru untuk
berdifusi kembali di alveolus.
CO2 difusi melalui endothelial kapiler dan diangkut oleh sel darah merah. CO2
bergabung dengan H20 (air) lalu diubah oleh carbonic anhydrase menjadi H2CO3 (asam
karbonat). H2CO3 diubah menjadi HCO3- (bikarbonat) dan H+ (hydrogen). HCO3- akan
dilepaskan dari sel darah merah dan CL- (chloride) akan masuk ke sel darah merah. Saat
menuju alveoli, siklus berbalik sehingga tercipta CO2 yang berdifusi melalui respiratory
membrane dan masuk ke alveolus.

4. - Jelaskan tentang alat2 suplementasi O2,dimulai dari adanya sumber oksigen, kanul
hidung s/d venturi (sesuai urutan tampilan gambar).
- Jelaskan indikasi dan kegunaan masing2 alat suplementasi O2 (trmsk bhw utk
kegawatan kardiopulmonal,yg digunakan adl alat yg dpt memberikan FiO2 tinggi).
- Jelaskan perbedaan antara parsial rebreathing mask dg non rebreathing mask.

- Tabung oksigen
- Nasal kanul
- Sungkup muka sederhana (simple o2 face mask)
- Sungkup muka non-rebreathing
- Partial rebreathing mask
- Venturi mask
[TERAPI OKSIGEN]
- Nasal kanul: Terapi oksigen rendah-aliran rendah
 kecepatan oksigen 1-6L/menit, FiO2 21%-44%
 Keuntungan: nyaman, aliran O2 terus walau lagi makan/ngomong.
 Indikasi: Pasien membutuhkan terapi oksigen jangka pendek, penyakit2 paru spt
asma..

- Sungkul muka sederhana/Simple oxygen fase mask: Oksigen sedang aliran tinggi
 kecepatan oksigen 6-10L/menit dengan FiO2 35-60%
 Kalau kurang dari 6L/menit akan menyebabkan penumpukan CO2 (mekanik dead
space)
 Indikasi: Kondisi pasien nyeri dada (serangan jantung) / nyeri kepala.

- Sungkup muka non rebreathing: Sungkup muka dengan kantong reservoir pada
dasarnya, katup di sampingnya.
 Prinsipnya: saat inspirasi: katup di samping akan menutup > gas pada reservoir
kehirup. saat ekspirasi: katup di reservoir menutup > udara keluar lewat katup
samping tanpa masuk ke reservoir. Oksigen akan terus menerus mengisi kantong
reservoir
 Kecepatan oksigen 6-15L/menit, FiO2/konsentrasi O2 60-100%
 Supaya lebih efektif, reservoir harus dijaga agar tidak kolaps
 Indikasi: pasien kondisi medis akut masih sadar penuh, nafas spontan/ventilasi
adekuat.. co: edema paru akut, asma akut, PPOK, pasien tidak sadar tapi ventilasi
adekuat dengan refleks batuk masih ada.

-Sungkup muka partial rebreathing


 Terdiri atas sungkup, kantong reservoir.
 Bedanya sama yg non-rebreathing: saat ekspirasi > 1/3 awal gas ekspirasi masuk
ke kantong reservoir bercampur dengan O2, jadi pas inspirasi hirup 1/3 konten
ekspirasi awal.
- Venturi mask
 Terdiri atas sungkup + mixing jet.
 Kecepatan oksigen 4-8 / 10-12L/menit, FiO2 = 24-50%
 Indikasi: PPOK Kronis berat, Bronkiektasis berat, sistik fibrosis berat

5. - Jelaskan bahwa setiap pemberian suplementasi O2 harus ada pemantauannya.


- Jelaskan bahwa pemantauan suplementasi O2 berdasarkan klinis, non invasif (pulse
oxymetri) dan invasif (AGD).
 Analisa gas darah (AGD) adalah prosedur pemeriksaan medis yang bertujuan
untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah. AGD juga
dapat digunakan untuk menentukan tingkat keasaman atau pH darah

6. - Jelaskan bahwa jalan napas pasien tidak sadar sering tersumbat oleh lidah, epiglotis, dan
juga cairan.
- Jelaskan bahwa agar jalan napas tetap terbuka perlu dilakukan manuver head tilt,chin
lift dan juga jaw thrust. Bisa sebagian atau kombinasi ketiganya (tripple airway
manouvre).
- Jelaskan manuver membuka jalan napas pada kasus cedera tulang leher.

[AIRWAY]
Teknik buka jalan nafas manual:
- Head tilt chin lift: Tengadahkan kepala pasien secara perlahan dengan mendorong dahi
ke arah belakang. Letakkan ujung jari tangan yang satunya pada tulang dagu pasien. Bila
masih anak-anak, letakkan jari telunjuk saja di bawah dagu. Angkat dagu bersamaan
dengan menengadahkan kepala
- Trauma servikal? Jawtrust

Teknik buka jalan nafas alat bantu:


- OPA: pasien tidak sadar + head tilt chin lift tidak dapat mempertahankan jalan nafas.
- NPA: Bisa pada pasien sadar, indikasi: sulit dengan OPA (trauma pada oral/trismus)

Pemberian ventilasi manual:


- VTP (indikasi: henti nafas, tidak spontan)
- Intubasi (VTP tidak memungkinkan/tidak efektif pada henti jantung, Gagal nafas,
Pasien koma/anestesi

7. - Jelaskan bahwa pemeliharaan jalan napas perlu dilakukan setelah pembukaan jalan
napas.
- Jelaskan bahwa pemeliharaan jalan napas bisa dilakukan secara manual, dengan alat
sederhana ataupun dengan alat bantu lanjut.
- Jelaskan juga bahwa dalam pemeliharaan jalan napas juga perlu dilakukan
pemeriksaan sumbatan jalan napas oleh cairan / benda asing secara berkala
menggunakan sapuan jari tangan.

8. - Jelaskan indikasi OPA : pasien tdk sadar,tdk mampu manuver manual, napas spontan,
tdk ada refleks muntah.
- Jelaskan cara pemilihan OPA : ujung OPA pd sudut mulut, ujung OPA pd angulus
mandibula.
- Jelaskan cara pemasangan OPA :  Lakukan pemasangan dengan cara memutar 180o
awalnya ujung opa menghadap kea rah atas (hidung) kemudian diputar lurus atau
diputar.
- Jelaskan komplikasi OPA : sumbatan ~ ukuran OPA, trauma, laringospasme, muntah,
aspirasi, Trauma mulut, gigi, lidah, dan mukosa mulut,  Muntah atau aspirasi,
Obstruksi jalan napas

9. - Jelaskan indikasi NPA : sadar/tdk sadar, napas spontan, ada refleks muntah, kesulitan
dg OPA.
- Jelaskan KI NPA : fraktur wajah dan fraktur tulang dasar tengkorak.
- Jelaskan cara pemilihan NPA (ada gambar pd slide), cara pemasangan NPA (bevel
menghadap lateral).
 Panjang NPA haruslah sama dengan jarak antara ujung hidung pasiendengan
cuping telinga
 Masukkan NPA melalui lubang hidung dengan arah posterior membentuk gari
s tegak lurus dengan permukaan wajah. Masukkan dengan lembut sampai
dasar nasofaring.Bila mengalami hambatan :
Putar sedikit pipa untuk memfasilitasi pemasangan pada sudut antararongga hidung
dan nasofaring
Cobalah tempatkan melalui lubang hidung yang satunya karena pasien memiliki
rongga hidung dengan ukuran yang berbeda
- Jelaskan komplikasi NPA : trauma, laringospasme, muntah, aspirasi, insersi
intrakranial (pd fr. tlg wajah/tlg. dasar tengkorak)

10. - Jelaskan bhw stlh jalan napas terbuka, pemberian ventilasi dasar dilakukan memakai
bag valve mask (jelaskan bagian2nya, termasuk volume minimal reservoir adl 1600 ml).

- Jelaskan indikasi BVM 


 Pasien dengan gangguan system pernafasan dan memerlukan bantuan secara
cepat 
 Gangguan pernafasan akut
 Pasien memiliki penghentian nafas secara mendadak
 hipoventilasi atau penangkapan membutuhkan ventilasi tekanan positife.
 Pasien mengalami cardiac arrest
 Pasien dengan respiratory failure
 Pasien yang sebelum, sedang atau setelah menjalani suction
- Jelaskan cara pemberian BVM : 1 / 2 org penolong, secara “C” dan “E”

11. - Jelaskan bhw untuk menjaga patensi jalan napas tingkat lanjut bisa dilakukan dengan
intubasi ETT, LMA, Combitube.
- Jelaskan bahwa tindakan definitif dalam menjaga patensi jalan napas adl intubasi
ETT, sedangkan LMA & Combitube adl alternatif.
12. Jelaskan pengertian intubasi endotrakea: memasukkan ETT ke dalam trakea melalui
mulut.
Jelaskan indikasi, kontra indikasi,kegunaan dan komplikasi endotrakea.

 INTUBASI ENDOTRAKEA Adalah proses memasukkan pipa endotrakeal ke


dalam trakea pasien. 

13. - Jelaskan teknik intubasi ETT dimulai dari buka jalan napas, pre oksigenasi, penekanan
krikoid, laringoskopi (posisi laringoskopi dari arah kepala pasien), visualisasi pita suara,
insersi ETT, kedalaman ETT (cukup sampai balon melewati pita suara), dan konfirmasi
ETT (auskultasi suara napas di 5 titik : apeks paru ka-ki, basal paru ka-ki, epigastrium,
CXR, EtCO2 detektor).
- Jelaskan bahwa intubasi ETT dilakukan dalam waktu kurang dari 30 detik.
14. - Jelaskan bahwa pada pasien terintubasi pemberian ventilasi tdk perlu sinkronisasi dg
kompresi, shg kompresi tdk perlu terhenti oleh ventilasi (bandingkan dg tanpa intubasi).
- Jelaskan bahwa volume ventilasi tdk perlu besar,cukup sampai dada
terangkat/mengembang selama 1 menit saja.
- Jelaskan bahwa kecepatan ventilasi sesuai frekuensi napas normal : 8-10 bpm saat
RJP, dan 10-12 bpm pd pasien apnea tnp arrest.

15. - Jelaskan indikasi LMA : ventilasi manual tdk adekuat, henti napas, henti jantung.
LMA digunakan pada pasien emergensi atau pasien yang sudah teranestesi, tetapi sulit
diintubasi atau tidak memungkinkan untuk dipasang sungkup muka. Prinsipnya LMA
dapat digunakan pada semua pasien yang bila dilakukan anastesi dengan face mask dapat
dilakukan dengan aman (kecuali penderita-penderita yang memiliki kelainan orofaring).
 Alternatif face mask dan intubasi endotrakheal untuk penanganan jalan nafas
sulit.
 Penanganan airway selama anastesi umum pada : rutin ataupun emergency,
radioterapi, CT-Scan/MRI, resusitasi luka bakar, ESWL, adenotonsilektomi,
bronkoskopi dengan fiberoptik fleksibel, resusitasi neonatal.
 Situasi jalan nafas sulit: terencana, penyelamatan jalan nafas, membantu
intubasi endotrakeal.
- Jelaskan cara pemasangan LMA (sesuai gambar di slide).
- Jelaskan ttg Combitube (bagian2nya), indikasi Combitube (sama dg LMA).
- Jelaskan cara pemasangan Combitube.

16. – jalan napas perlu dibersihkan dari cairan secara berkala untuk menghindari sumbatan,
mencegah aspirasi.
- Jelaskan bhw tekanan yg digunakan adl -80 s/d – 120 mmHg.
- Jelaskan bahwa penyedotan sebaiknya dilakukan dengan posisi kepala miring.
- Jelaskan bahwa penyedotan dilakukan selama kurang dari 10 detik, sambil terus
dipantau hemodinamik pasien.

FLUID MANAGEMENT & SHOCK - Besaran masing2?


RESUSITATION  CO = 4 - 6 L/menit
 SV = 60-80 mL
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH:
 HR = 60-100x/menit
 Air dan Elektrolit > Elektrolit dibagi - Volume darah manusia rata2?
jadi intrasel dan ekstrasel 3250 mL
 Cairan Ekstrasel > Na, Cl, HCO3 - SV terdiri atas Preload,
 Cairan Intrasel > K, Mg, HPO4, SO Contractility, Afterload
 Preload: Volume darah
TEKANAN: pada ventrikel saat akhir
dari fase diastolik.
- Osmotik: Tekanan yang
Faktor2 yang
dipengaruhi oleh zat terlarut.
memengaruhi: Aliran
- Hidrostatik: Tekanan yang
balik vena, Volume
dipengaruhi oleh zat pelarut (air)
darah, Kontraksi atrium
[CARDIAC OUTPUT]  Contractility: Simpatis,
Parasimpatis
- Definisi: Volume sekuncup yang
 Afterload: Tahanan yang
dipompakan oleh jantung dalam
harus dilawan oleh
waktu 1 menit.
ventrikel agar darah bisa
- Rumus: SV x HR
di ejeksikan keluar dari
- Bedanya SV & HR?
ventrikel.
 SV (Stroke Volume) =
Volume darah yang [TEKANAN DARAH]
dipompakan dari jantung
dalam satu kali pompa. - Definisi: Daya/kekuatan yang
 HR (Heart Rate) = Detak dihasilkan darah (CO) terhadap
jantung dalam 1 menit dinding pembuluh darah (SVR).
- Rumus: CO x SVR.  Hipovolemik (Karena volume darah
- Faktor yang memengaruhi: CO, kurang)
Resistensi vaskuler sistemik  kardiogenik (CO menurun /
(SVR) gangguan jantung)
- Tekanan maksimal normal arteri  Distributif (Gangguan aliran darah,
ketika sistolik : 120 mmHg vasodilatasi sistemik akibatnya
sedangkan ketika diastolic: penurunan aliran darah ke organ
Tekanan minimum: 80 mmHg vital)
- Pengukurannya bisa langsung
(invasif, masukin alat ke arteri), # Septik
atau tidak langsung
# Anafilaktik
(spigmonanometer)
- Cara pengukuran: mansetnya di # Neurogenik
arteri brachialis, Tempel
stetoskop di fossa kubiti  Obstruktif (Terganggunya aliran
balik vena atau aliran keluar arteri
[MEAN ARTERIAL PRESSURE] jantung co: emboli paru, tensi
pneumotorak)
- Definisi: Tekanan rata-rata yang
mendorong darah maju menuju [SYOK 2]
jaringan sepanjang siklus jantung.
- Konsepnya: Jantung memiliki Gejala: Hipotensi, Takikardi, takipnu,
sistolik dan diastolik. Perbedaan penurunan kesadaran, oliguri, akral dingin,
waktu fasenya yaitu 2/3 fase diastol, sianosis, demam
1/3 fase sistolik.. maka:
[SYOK 3]
- Rumusnya: Tekanan sistol +
(2xTekanan Diastol) / 3 Goalsnya: mengembalikan perfusi darah
- Normal: > 65, kalo <65 = Syok dengan cepat dan mencegah disfungsi organ
multipel dan kematian

Manajemen jalan nafas > pernafasan > cek


[PULSE PRESSURE] oksigenasi baik > restorasi resusitasi cairan.
- Perbedaan tekanan darah sistolik dan
Klasifikasi kehilangan cairan
tekanan darah diastolik.
- Rumus: Sistol – diastole  <15% = HR <100, 1 - 2L Kristaloid
+ maintenance
[SYOK]
 15-30% = HR >100, 2L kristaloid,
- Definisi: Keadaan mengancam jiwa re-evaluate
karena perfusi yang tidak adekuat.  30-40% = HR >120, sama kaya
- Jenis/Tipe: >40%
 >40% = HR > 140, 2L kristaloid, - hipoosmolar bisa berpindah dari
reevaluasi, ganti kehilangan darah intravaskular ke interstitial.
rasio 1:3 kristaloid, 1:1 koloid, atau - isoosmolar/fisiologis tetap di
blood products. Urine output >0.5 intravascular
mL/kg/jam - Hiperosmolar: menarik cairan
dari interstitial ke dalam
[TERAPI CAIRAN] intravaskular
1. Kristaloid [TERAPI CAIRAN 3]
 Normal saline, RL, Plasmalyte Terapi ada yang Resusitasi & Rumatan
 dapat mengganti 3:1 ratio (3L
kristaloid utk 1L blood loss) 1. Rumatan

2. Koloid Dengan air & natrium, Kalium utk jangka


pendek, Klorida Mg Kalsium dan
 Pentaspan, Albumin 5% RBC, Fresh suplementasi untuk maintenance IV kronis
Frozen Plasma
 Dapat mengganti blood loss 1:1 ratio Kalori yg dibutuhkan 25-30 kalori/kg dalam
24 jam
[TERAPI CAIRAN 2]
Isi dextrose 5% : 5 g ( 20 kalori) gula dalam
- Osmolaritas Plasma Darah: 295-310 100ml air. Dalam 1 mg ada 400 kalori, jadi 1
- Osmolaritas NaCl (9,0 gram): 308 labu isi 500 ml= 100 kalori (itung sendiri)
(disebut cairan fisiologis)
- Osmolaritas RL 273 (Hipoosmolar) Lipid 9 kalori, protein 4 kalori, karbo 5
- Osmolaritas Mannitol 1098 kalori?
(Hiperosmolar), NACL 3% juga 50 % makan isi karbo, lipid 15-20, protein
hyperosmolar. 30%
Manitol digunakan untul serebral edem, kl
pedema paru pake lasik.
Yang paling sering: Saline, ringer laktat,
Kuning ; NaCL 3% untuk terapi plasmalit
hiponatremi, edema cerebri, perdarahan
- 4-2-1 Rule / Maintenance 10 kg
Hijau : dextrose - 4-6-8 rule / Perdarahan
Merah : ringer lactat fluid defisit: Fasting (operasi), bowel loss,
Rdex : campuran ringer lactat dan nutrisi blood loss, burns, sepsis, pankreatitis

Prinsip: Perhitungannya:

Defisit = maintenance x Jam


defisit + maintenance + perdarahan - Dosis: Hb >6 g/dl:15
mL/kgBB/hari
- Hb < 5 g/dL berikan 1 jam
[KOLOID-TERAPI CAIRAN 4] pertama 5 mL/kgBB kemudian
sisa darah dihabuskan 3 jam
Jenis koloid: Natural & sintetis berikutnya
- Neonatus : 20 mL/kgBB kantong
Efek samping :
pediatrik 50 mL.
Gelatin : reaksi alergi
- Washed Eritrosit
Hes : menyebabkan gangguan ginjal
1. Washed Red Cells (WRC). Bedanya
Koloid = Gelatin(1-2 jam), HES Starch(3-6 dengan PRC adalah, kadar sisa leukosit
dan trombositnya jauh lebih rendah.
jam), Dextran (6 jam)
Indikasinya adalah untuk mencegah
Natural = Albumin terjadinya febris (demam) atau alergi
akibat aktifitas leukosit maupun
Max pemberian 20 mL/kg trombosit. Misalnya pada penderita
thalassemia yang sering dilakukan
transfusi, jika bukan WRC yang
diberikan, bisa saja terjadi reaksi
[TRANSFUSI] hipersensitifitas pada pasien tersebut
akibat pemaparan leukosit asing yang
Jenis-jenis transfusi berulang.
- Whole blood
- Liquid plasma
- Indikasi: Pengganti RBC pada
perdarahan - Fresh Frozen Plasma
akut/masif+Hipovolemia,
Transfusi tukar, Tidak tersedia - Indikasi: Mengganti defisiensi
PRC faktor IX (hemofilia B)
- Dosis: anak: 15-20mL/kgBB, - Dosis: inisial 15 mL/kgBB (4-6
dewasa 1 unit (450mL) kantong pd dewasa) anak dan
meningkatkan 1 gr Hb / Ht 3-4%, neonatus: 10-20 mL/kgBB/hari
utk anak 8 ml/kg meningkatkan 1 - Meningkatkan faktor koagulasi
gr Hb. 20%.

- PRC - Trombosit concentrate

- Indikasi: Hb < 7 g/dL (anemia - Indikasi: Trombositopenia


akut) atau 7-10 g/dL dengan <50.000
hipoxia/hipoxemia atau >10 g/dL - Dosis: 1 kantong TC/10 kgBB,
dengan PPOK berat/CAD berat. biasanya 5-7 kantong pada
dewasa
- Buffycoat granulosit

 Buffy coat adalah suspensi leukosit


konsentrat, yang mengandung
komponen sel darah putih dan
trombosit dari suatu sampel darah.
 Indikasi transfusi granulosit pada
pasien dengan neutropenia,
leukemia, penyakit keganasan lain,
serta anemia aplastik dengan jumlah
hitung leukosit 39,0°C.
 Jumlah pemberian transfusi
granulosit pada umumnya 1–
2x109 /kgBB setiap transfusi untuk
neonatus, 1–2x1010/kgBB untuk
bayi dan anak yang lebih besar, dan
2–3x1010/kgBB untuk remaja. Satu
unit granulosit mengandung 1 x 1010
granulosit.

- Anti haemophylic factor


concentrate/kriopresipitat

- Indikasi: Profilaksis defisiensi


fibrinogen, pasien hemofilia A
dan penyakit Von willebrand
dengan perdarahan, defisiensi
faktor XIII
- Dosis: setiap kantong
meningkatkan fibrinogen 5-10
mg/dL.

[nutrisi]

Enteral : mulut, ngt, ogt, gastroctomy

Parenteral : central “ internal jugular vein,


perifer di tangan dikaki

Pasien g sadar tp gi bagus: ogt, ngt

Kl ca usus missal : parenteral

Anda mungkin juga menyukai