KEBUTUHAN OKSIGENASI
Oleh :
NAMA : DITA AIDA FARADILA
NIM : 20020026
1.1 Pengetian
1.2 Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab klien mengalami gangguan
oksigenasi, sebagai berikut:
1. Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan jantung meliputi
ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard,
kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer.
2. Gangguan pernapasan meliputi hiperventilasi, hipoventilasi dan hipoksia. 3.
3. Kapasitas darah untuk membawa oksigen.
4. Faktor perkembangan.
1.3 Klasifikasi
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi di dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu
ventilasi, difusi, dan transportasi.
1. Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi
tempat, maka tekanan udara semakin rendah. Demikian pula sebaliknya,
semakin rendah, maka tempat tekanan udara semakin tinggi.
b. Adanya kemampuan toraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan
ekspansi atau kembang kempis.
c. Adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri
atas berbagai otot polos yang kcrjanya sangat dipengaruhi oleh sistem
saraf otonom. Terjadinya rangsangan simpatis dapat menyebabkan
relaksasi schingga dapat terjadi vasodilatasi, kemudian kerja saraf
parasimpatis dapat mcnycbabkan kontriksi sehingga dapat menyebabkan
vasokontriksi atau proses penyempitan.
d. Adanya refleks batuk dan muntah. Adanya peran mukus siliaris sebagai
penangkal benda asing yang mengandung interveron dan dapat rnengikat
virus. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complience recoil.
Complience yaitu kemampuan paru untuk mengembang yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor, yaitu adanya surfaktan pada lapisan alveoli vang
berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan dan adanva sisa udara
yang menyebabkan tidak terjadinya kolaps dan gangguan toraks.
Surfaktan diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli, dan disekresi
saat pasien menarik napas, sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Apabila
complience baik akan tetapi recoil terganggu maka CO2 tidak dapat di
keluarkan secara maksimal. Pusat pernapasan yaitu medulla oblongata
dan pons dapat memengaruhi proses ventilasi, karena CO2 memiliki
kemampuan merangsang pusat pernapasan. Peningkatan CO2, dalam
batas 60 mmHg dapat dengan baik merangsang pusat pernapasan dan bila
paCO, kurang dari sama dengan 80 mmHg maka dapat menyebabkan
depresi pusat pernapasan.
2. Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan
kapiler paru dan CO2, di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Luasnya permukaan paru.
b. Tebal membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial keduanya ini dapat memengaruhi proses difusi apabila terjadi
proses penebalan.
c. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 hal ini dapat terjadi sebagaimana
O2, dari alveoli masuk ke dalam darah oleh karena tekanan O2, dalam
rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2, da1am darah vena
pulmonalis, (masuk dalam darah secara berdifusi) dan paCOJ dalam arteri
pulmonalis juga akan berdifusi ke dalam alveoli.
d. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat Hb.
3. Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke
jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi,
akan berikatan dengan Hb membentuk Oksihemoglobin (97%) dan larut
dalam plasma (3%), sedangkan C02 akan berikatan dengan Hb membentuk
karbominohemoglobin (30%), dan larut dalam plasma (50%), dan sebagian
menjadi HC03 berada pada darah (65%). Transportasi gas dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor di antaranya:
a. Kardiac output Merupakan jumlah darah yang dipompa oleh darah,
normalnya 5 liter per menit. Dalam kooondisi patologi yang dapat
menurunkan cardiac output ( misal pada kerusakan otot jantung,
kehilangan darah ) akan mengurangi jumlah oksigen yang dikirm ke
jaringan. Umumnya, jantung mengkompensasi dengan menambahkan
ratarata pemompaannya untuk meningkatkan transport oksigen.
b. Kondisi pembuluh darah, latihan, dan lain-lain. Secara langsung
berpengaruh terhadap transpot oksigen. Bertambahnya latihan
menyebabkan peningkatan transport O2 ( 20 x kondisi normal ),
meningkatkan cardiac uotput dan penggunaan O2 oleh sel.
Terapi oksigen merupakan terminologi untuk pemberian oksigen
sebagai bahan farmakologi utama yang di berikan pada individu tertentu
berkaitan dengan penyakitnya, baik akut maupun kronik, dalam jumlah,
cara dan durasi tertentu demi meringankan gejala penyakit dasar,
meningkatkan kualitas hidup, atau berkaitan dengan prognosis yang lebih
baik.
Oksigen yang di berikan harus konsentrasinya lebih tinggi dari pada
udara atmosfer atau fraksi oksigen lebih dari 21%. Pemberian oksigen
dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Berikut adalah jenis alat dan
jenis dosis yang di berikan :
1.4 Patofiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai
benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran
oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan
ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi,
maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload,
preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas.
1.5 Pathway/W.O.C
1.6 Manifestasi Klinis
1. Bunyi nafas tambahan (ronchi, wheezing, stridor)
2. Perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan
3. Batuk tidak ada atau tidak efektif
4. Sianosis
5. Keslitan untuk bersuara
6. Penurunan bumyi nafas
7. Ortopnea
8. Sputum
u Data penunjang
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical A-
nesthesiology. Edisi V. New York. McGraw-Hill Companies. 2013.
Fishman AP, Elias JA, Fishman JA, Grippi MA, Senior RM, Pack AI. Fish- man’s
Pulmonary Diseases and Disorders. Edisi IV. New York. McGraw-Hill
Companies. 2008.
Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. Edisi XI. Philadel-phia. W. B.
Saunders Company. 2006.
Latief SA, Suryadi KA, Dachlan, MR. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi II.
Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2002.
Rilantono LI. Penyakit Kardiovaskular (PKV) 5 Rahasia. Edisi I. Jakarta. Fa- kultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2012.