Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELLITUS

Oleh :
NAMA : FATIMATUS ZAHRO
NIM : 20020035

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL (JIS)
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN
Menurut (Carpenito, 2010), Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis
yang disebabkan oleh gagalnya organ pankreas memproduksi jumlah hormon
insulin secara memadai sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa
dalam darah.
Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan defisiensi dari insulin dan
kehilangan toleransi terhadap glukosa (Corwin, EJ. 2019).

1.2 ETIOLOGI
1. Diabets tipe I
Ada beberapa faktor yang menyebabkan DM tipe I ini adalah :
(Brunner dan Suddarth, 2012).

a. Faktor-faktor Genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri. Tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM Tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki antigen HLA (Human Leucocyte Antigen)
tertenty, yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan
proses imun lainnya.

b. Faktor-faktor Imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun,
respon ini merupakan respon abnormal di mana antibodi terarah pada
jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai benda asing.

c. Faktor-faktor Lingkungan
Penyelidikan juga sedang dilakukan terhadap kemungkinan faktor
eksternal yang dapat memicu destruksi sel beta.
2. Diabets Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum di ketahui.

Selain itu terdapat pula faktor resiko tertentu yang berhubungan


dengan proses terjadinya diabetes tipe II faktor ini adalah :

a. Usia
Insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun.

b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik
e. Kurang olah raga

1.3 TIPE DIABETES


Ada beberapa tipe diabetes yang berbeda, penyaki ini dibedakan
berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya klasifikasi diabetas
yang utama menurut Brunner dan Suddarth, 2012 adalah :

1. Diabetes tipe I : Diabetes militus tergantung insulin


2. Diabetes tipe II : Diabetes militus tidak tergantung insulin Diabetes
Militus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya.

1.4 MANISFESTASI KLINIK


Menurut (Rab, 2018) Dari sudut pasien diabetes militus
sendiri, hal yang sering menyebabkan pasien datang berobat
ke dokter dan kemudian di diagnosis sebagai diabetes
militus adalah
1. Kelainan kulit : gatal, bisul-bisul
2. Meningkatnya rasa haus
3. Sering buang air kecil
4. Pemurunan berat badan
5. Kesemutan
6. Sering merasa lapar
7. Kelemahan tubuh
8. Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh
9. Infeksi saluran kemih.

1.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Adapun pemeriksaan penunjang untuk penderita diabetes melitus antara
lain :
1. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi keringatnya
(menurun atau tidak), kemudian bulu pada jempol kaki berkurang (-).
b. Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah - -pecah , pucat, kering yang
tidak normal, pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bisa
jugaterapa lembek.
c. Pemeriksaan pada neuropatik sangat penting untuk mencegah
terjadinya ulkus
2. Pemeriksaan Vaskuler
a. Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan, adanya
benda asing, osteomelietus.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah Sewaktu),
GDP (Gula Darah Puasa),
c. Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya
kandungan glukosa pada urine tersebut. Biasanya pemeriksaan
dilakukan menggunakan cara Benedict (reduksi). Setelah pemeriksaan
selesai hasil dapat dilihat dari perubahan warna yang ada : hijau (+),
kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++).
d. Pemeriksaan kultur pus
Bertujuan untuk mengetahui jenis kuman yang terdapat pada luka dan
untuk observasi dilakukan rencana tindakan selanjutnya.
e. Pemeriksaan Jantung meliputi EKG sebelum dilakukan tindakan
pembedahan
1.6 DIAGNOSA BANDING
a. Diabetes Tipe I
b. Diabetes Tipe II

1.7 KOMPLIKASI
Menurut Corwin (2019), komplikasi DM dibagi dalam 2 kategori mayor,
yaitu komplikasi metabolik akut dan komplikasi vaskular jangka panjang :
1. Komplikasi Metabolik Akut
2. Komplikasi Kronik Jangka Panjang

1.8 PENATALAKSANAAN
Untuk penatalaksanaan pada penderita ulkus DM khususnya penderita setelah
menjalani tindakan operasi debridement yaitu termasuk tindakan perawatan
dalam jangka panjang.
1. Medis
Penatalaksaan secara medis sebagai berikut :
a. Obat hiperglikemik Oral
b. Insulin
Ada penurunan BB dengan drasti. Hiperglikemi berat,Munculnya
ketoadosis diabetikum, Gangguan pada organ ginjal atau hati.
c. Pembedahan
Pada penderita ulkus DM dapat juga dilakukan pembedahan yang
bertujuan untuk mencegah penyebaran ulkus ke jaringan yang masih
sehat, tindakannya antara lain:
a) Debridement : pengangkatan jaringan mati pada luka ulkus
diabetikum.
b) Neucrotomi
c) Amputasi
2. Keperawatan
Macam-macam penatalaksaan medis secara keperawatan yaitu :
a. Diet
Diet harus diperhatikan guna mengontrol peningkatan
glukosa.
b. Latihan
Latihan pada penderita dapat dilakukan seperti olahraga kecil, jalan
– jalan sore, senam diabetik untuk mencegah adanya ulkus.
c. Pemantauan
Penderita ulkus mampu mengontrol kadar gula darahnya secara
mandiri dan optimal.
d. Terapi insulin
Terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2 kali sesudah
makan dan pada malamhari.
e. Penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan bertujuan sebagai edukasi bagi
penderita ulkus dm supaya penderita mampu mengetahui tanda
gejala komplikasi pada dirinya dan mampu menghindarinya
f. Tindakan pembedahan
Fase pembedahan menurut Wagner ada dua klasifikasi antara
lain:
- Derajat 0 : perawatan local secara khusus tidak dilakukan atau
tidak ada.
- Derajad I – IV : dilakukan bedah minor serta pengelolaan medis,
dan dilakukan perawatan dalam jangka panjang sampai dengan
luka terkontrol dengan baik. (Smelzer & Bare, 2005)

1.9 KONSEP KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Menurut (Johnson, 2010), fase pengkajian merupakan sebuah
komponen utama untuk mengumpulkan informasi, data, menvalidasi
data, mengorganisasikan data, dan mendokumentasikan data.
Pengumpulan data antara lain meliputi:

a. Biodata
1) Identitas Pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, agama, suku, alamat,status, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, diagnose medis)
2) Identitas penanggung jawab (nama,umur,pekerjaan, alamat, hubungan
dengan pasien)
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama , biasanya keluhan utama yang dirasakan pasien saat
dilakukan pengkajian. Pada pasien post debridement ulkus kaki
diabetik yaitu nyeri 5 – 6 (skala 0 -10)
2) Riwayat kesehatan sekarang
Data diambil saat pengkajian berisi tentang perjalanan penyakit
pasien dari sebelum dibawa ke IGD sampai dengan mendapatkan
perawatan di bangsal.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Adakah riwayat penyakit terdahulu yang pernah diderita oleh
pasien tersebut, seperti pernah menjalani operasi berapa kali, dan
dirawat di RS berapa kali.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit keluarga , adakah anggota keluarga dari pasien
yang menderita penyakit Diabetes Mellitus karena DM ini termasuk
penyakit yang menurun.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Penderita post debridement ulkus dm biasanya timbul nyeri akibat
pembedahanskala nyeri (0 - 10), luka kemungkinan rembes pada
balutan. Tanda-tanda vital pasien (peningkatan suhu, takikardi),
kelemahan akibat sisa reaksi obat anestesi.
2) Sistem pernapasan
Ada gangguan dalam pola napas pasien, biasanya pada pasien post
pembedahan pola pernafasannya sedikit terganggu akibat pengaruh
obat anesthesia yang diberikan di ruang bedah dan pasien
diposisikan semi fowler untuk mengurangi atau menghilangkan sesak
napas.
3) Sistem kardiovaskuler
Denyut jantung, pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi pada permukaan jantung, tekanan darah dan nadi
meningkat
4) Sistem pencernaan
Pada penderita post pembedahan biasanya ada rasa mual akibat sisa
bius, setelahnya normal dan dilakukan pengkajian tentang nafsu
makan, bising usus, berat badan.
5) Sistem musculoskeletal
Pada penderita ulkus diabetic biasanya ada masalah pada sistem ini
karena pada bagian kaki biasannya jika sudah mencapai stadium 3 –
4 dapat menyerang sampai otot. Dan adanya penurunan aktivitas
pada bagian kaki yang terkena ulkus karena nyeri post pembedahan.
6) Sistem intregumen
Turgor kulit biasanya normal atau menurun akibat input dan
output yang tidak seimbang. Pada luka post debridement
kulit dikelupas untuk membuka jaringan mati yang tersembunyi di
bawah kulit tersebut.

1.10 DIAGNOSA KEPERAWATAN


Menurut PPNI (2018), diagnosa keperawatan yang muncul antara lain :
a. Resiko infeksi berhubungan dengan luka gangrene
b. Nyeri kronis berhubungan dengan infeksi
1.12 INTERVENSI KEPERAWATAN
N SDKI SLKI SIKI
O
Resiko infeksi Setelah dilakukan perawatan selama 1x 24 jam Perawatan lika (L. 114564)
berhubungan diharapkan kontrol risiko meningkat (L.14128)  Monitor karakteristik luka
denganpenyakit  Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko  Monitor tanda-tanda infeksi
kronis (diabetes dipertahankan pada skala 3 sedang ditingkatkan  Bersihkan jaringan nekrosis dengan cairan
melitus), yang pada skala 5 meningkat NaCl/pembersih non toksik sesuai
ditandai dengan  Kemampuan melakukan strategi control risiko kebutuhan
pasien mengatakan dipertahankan pada skala 3 sedang ditingkatkan  Ganti balutan sesuai dengan jenis luka
luka tidak kunjung pada skala 5 meningkat  Jelaskan tanda dan gejala infeksi
sembuh (D.0142)  Kemampuan menghindari faktor risiko  Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
dipertahankan pada skala 3 sedang ditingkatkan kalori dan protein
pada skala 5 meningkat  Ajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri
 Kolaborasi dengan dokter dan tim medis
lainnya terkait pemberian terapi

Difisit nutrsi b.d Setelah dilakukan perawatan selama 1x 24 jam Manajemen mual (L.03117)
faktor psiklogis diharapkan status nutrisi (L.03030)  Monitor mual
(misal stress,  Porsi makanan yang dihabiskan dipertahankan  Identifikasi dampak mual terhadap kualitas
keengganan untuk pada skala 4 cukup meningkat ditingkatkan pada hidup
makan) (D.00019) skala 4 cukup meningkat ditingkatkan pada skala  Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
5 meningkat  Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
 Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi menarik
dipertahankan pada skala 3 cukup meningkat Kolaborasi pemberian antiematic, jika perlu
ditingkatkan pada skala 5 meningkat
Nyeri Kronis b.d Setelah dilakukan perawatan selama 1x 24 jam Manajemen nyeri (L.08238)
Infeksi (D.0077) diharapkan Kontrol Nyeri (L.08063)  Identifikasi lokasi, karakteristik,
 Kemampuan mengenali onset nyeri dipertahankan durasi,frekuensi, kualitas, intesitas nyeri
pada skala 3 ditingkatkan pada skala 4 cukup  Identifikasi respon nyeri non verbal
menurun  Identifikasi faktor yang memperberat dan
 Kemampuan mengenali penyebab nyeri memperingankan nyeri
dipertahankan pada skala 4 cukup meningkat  Control lingkungan yang memperberat rasa
ditingkatkan pada skala 5 meningkat nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
 Kemampuan menggunakan tehnik non kebisingan)
farmakologi dipertahankan pada skala 3 sedang  Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
ditinggikan pada skala 4 cukup meningkat  Anjurkan tehnik nonfarmakologi untuk
 Keluhan nyeri dipertahankan pada skala 3 sedang mengurangi rasa nyeri
ditingkatkan pada skala 4 cuku  Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC.

Carpenito, L.J. 2010. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi


6. Jakarta: EGC.

Corwin, EJ. 2019. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC

Johnson, M., et all. 2010. Nursing Outcomes Classification (NOC)  Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River.

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media


Aesculapius.

PPNI (2018). Stadart Luaran Keperawatan Indonesia: definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Stadart Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Rab, T. 2018. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT


Alumni.

Anda mungkin juga menyukai

  • LP HIPERBILIRUBIN New
    LP HIPERBILIRUBIN New
    Dokumen20 halaman
    LP HIPERBILIRUBIN New
    Dita Faradila
    Belum ada peringkat
  • LP TBC
    LP TBC
    Dokumen18 halaman
    LP TBC
    Dita Faradila
    Belum ada peringkat
  • LP Epilepsi
    LP Epilepsi
    Dokumen14 halaman
    LP Epilepsi
    Dita Faradila
    Belum ada peringkat
  • LP Pneumoni
    LP Pneumoni
    Dokumen11 halaman
    LP Pneumoni
    Dita Faradila
    Belum ada peringkat
  • LP Campak
    LP Campak
    Dokumen14 halaman
    LP Campak
    Dita Faradila
    Belum ada peringkat
  • LP Scabies
    LP Scabies
    Dokumen19 halaman
    LP Scabies
    Dita Faradila
    Belum ada peringkat
  • LP TBC
    LP TBC
    Dokumen18 halaman
    LP TBC
    Dita Faradila
    Belum ada peringkat
  • LP Oksigenasi Dita
    LP Oksigenasi Dita
    Dokumen20 halaman
    LP Oksigenasi Dita
    Dita Faradila
    Belum ada peringkat
  • LP Hernia
    LP Hernia
    Dokumen17 halaman
    LP Hernia
    Dita Faradila
    Belum ada peringkat
  • LP Cedera Kepala
    LP Cedera Kepala
    Dokumen15 halaman
    LP Cedera Kepala
    Dita Faradila
    Belum ada peringkat