Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI


DI RUANG BANGSAL BARU ATAS RSU PKU MUHAMMADIYAH
DELANGGU

DISUSUN OLEH :

LAKSITA RAHMA DHAMERY (32)

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. Pengertian
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam
tubuh, oksigen berperan penting di dalam metabolisme sel. Kekurangan oksigen akan
menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh, salah satunya kematian. Karenanya,
berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan
baik.
Oksigenasi adalah proses penambahan O₂ ke dalam sistem (kimia/fisika). Oksigen
merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses
metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbondioksida, energi, dan air. Akan
tetapi, penambahan CO₂ yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak
yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel.
Pernapasan atau respirasi adalah proses pertukaran gas antara individu dan lingkungan
yang berfungsi untuk memperoleh O₂ agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan
mengeluarkan CO₂ yang dihasilkan oleh sel. Saat bernapas, tubuh mengambil O₂dari
lingkungan untuk kemudian diangkut keseluruh tubuh (sel-selnya) melalui darah guna
dilakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa pembakaran berupa CO₂ akan kembali diangkut
oleh darah ke paru-paru untuk dibuang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh.
B. Fisiologi/Pengaturan
1. Pernapasan Eksternal
Pernapasan ekstrenal ( pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan pertukaran O₂
dan CO₂ antara lingungan ekstrenal dan sel tubuh. Secara umum, proses ini berlangsung
dalam langkah, yakni ventilasi pulmoner, pertukaran gas alveolar, serta transpor oksigen
dan karbondioksida.
a. Ventilasi pulmoner
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses ventilasi
sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Proses
ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan napas yang bersih, sistem
saraf pusat dan sistem pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu
mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplian paru yang adekuat.
b. Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernapasan berikutnya adalah difusi
oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah pergerakan molekul
dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau bertekanan
rendah. Proses ini berlangsung di alveollus dan membran kapiler dan dipengaruhi oleh
ketebalan membran serta perbedaan tekanan gas.
c. Transport oksigen dan karbondioksida
Tahap ketiga pada proses pernafasan adalah transport gas-gas pernafasan pada
proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbondioksida diangkut
dari jaringan kembali menuju paru.
- Transport O₂
Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru-paru. Normalnya,
sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan Hb dan diangkut keseluruh
jaringan dalam bentuk oksihemmoglobin (HbO₂), dan sisanya terlarut dalam
plasma. Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi (jumlah oksigen yang masuk dalam ke
paru) dan perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas darah yang
membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah O₂ dalam plasma, jumlah hemoglobin
dan ikatan oksigenasi dengan hemoglobin.
- Transport CO₂
Karbondioksida sebagai hasil metabolisme sel terus menerus produksi dan
diangkut menuju paru dalam 3 cara:
a. Sebagian besar karbondioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah dalam
bentuk bikarbonat
b. Sebanyak 23% karbondoksida berikatan dengan Hb membentuk
karbaminohemoglobin
c. Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dan dalam bentuk
asam karbonat.
2. Pernapasan Sistemik
Pernapasan internal mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung dalam
mitokondria, yang menggunakan oksigen dan menghasilkan karbondioksida selama
proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini, darah yang banyak
mengandung oksigen dibawa keseluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik.
C. Nilai-nilai normal dan cara perhitungannya
Untuk intrepretasinya adalah sebagai berikut :
a. Skor < 4 (Distres pernapasan ringan)
b. Skor 4 – 5 (Distres pernapasan sedang )
c. Skor > 6 (Distres pernapasan berat dan diperlukan analisis gas darah)

Cara perhitungan pemberian O2

MV = VT X
RR
Keterangan :
MV= Minute Ventilation, udara yang masuk ke sistem pernapasan setiap menit
VT= Volume Tidal, 6-8 ml/kg bb
RR= Respiration Rate
Misalnya : Berat Badan 50 kg, RR 30x/menit
MV= VTxRR
= (50 kg x (6-8 ml)) x 30
= 9000-12000 ml/mnt
= 9-12 L/menit
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor- faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen ada berbagai macam, yaitu status
kesehatan, lingkungan, gaya hidup, gangguan oksigenasi, analisa gas darah, usia, luas
permukaan tubuh, dan jenis kelamin.
a. Status Kesehatan
Pada orang sehat, sistem kardiovaskular dan sistem respirasi berfungsi dengan baik
sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat. Sebaliknya, orang
yang mempunyai penyakit jantung ataupun penyakit pernapasan dapat mengalami
kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh. Penyakit pada sistem
kardiovaskular berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain
itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap
oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskular yang mempengaruhi oksigen
adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida
maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
b. Lingkungan Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi.
Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2 sehingga makin sedikit O2 yang dapat
dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju
pernapasan dan 26 jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi sehingga darah
akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh
akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan
meningkat
c. Gaya Hidup
Kebiasaan merokok akan mempengaruhi status oksigenasi seseorang sebab
merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh darah arteri. Nikotin
yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer
dan pembuluh darah koroner. Akibatnya, suplai darah ke jaringan menurun.
d. Gangguan Oksigenasi
Permasalahan pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari adanya
gangguan sistem respirasi dan sistem kardiovaskular. Secara garis besar, gangguan
respirasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu gangguan irama/ frekuensi pernapasan,
insufisiensi pernapasan dan hipoksia.
e. Analisa Gas Darah
Analisa Gas Darah (AGD) merupakan pemeriksaan penting penderita sakit kritis
atau seseorang yang mempunyai penyakit komplikasi untuk mengetahui atau
mengevaluasi pertukaran 27 Oksigen Karbondioksida dan status asam-basa dalam darah
arteri. Analisa gas darah dilakukan untuk mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa
yang disebabkan oleh gangguan pernapasan atau gangguan metabolik. Komponen
dasarnya mencakup pH, PaCO2, PaO2, SO2, HCO3, dan Base Excesses.
f. Usia
Perubahan yang terjadi karena penuaan yang mempengaruhi sistem pernapasan
lansia menjadi sangat penting jika sistem mengalami gangguan akibat perubahan seperti
emosional, pembedahan, anestesi atau prosedur lain. Peubahanperubahan tersebut adalah
dinding nada dan jalan napas menjadi lebih kaku dan kurang elastis, jumlah batuk dan
kerja silia berkurang, membrane mukosa menjadi lebih kering dan rapuh, terjadi
penurunan kekuatan otot dan daya tahan, keadekuatan ekspansi paru dapat menurun,
penurunan efisiensi sistem imun. Seiring dengan pertambahan umur, kapasitas paru juga
akan menurun. Kapasitas paru orang berumur 30 tahun ke 27 atas ratarata 3.000 ml
sampai 3.500 ml, dan pada orang yang berusia 50 tahunan kapasitas paru kurang dari
3.000 ml.
g. Luas permukaan tubuh
Luas permukaan tubuh berkaitan erat dengan berat badan dan tinggi badan.
Semakin luas luas permukaan tubuh maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan oleh
tubuh 28 h. Jenis kelamin Kapasitas vital paru berpengaruh terhadap jenis kelamin
seseorang. Volume dan kapasitas paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 % lebih kecil
dari pada pria. Kapasitas paru pada pria lebih besar yaitu 4,8 L dibandingkan pada wanita
yaitu 3,1 L. Frekuensi pernapasan pada laki-laki lebih cepat dari pada perempuan karena
laki-laki membutuhkan banyak energi untuk beraktivitas, berarti semakin banyak pula
oksigen yang diambil dari udara hal ini terjadi karena lelaki umumnya beraktivitas lebih
banyak dari pada perempuan.
h. Jenis kelamin
Kapasitas vital paru berpengaruh terhadap jenis kelamin seseorang. Volume dan
kapasitas paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 % lebih kecil dari pada pria. Paru pada
pria lebih besar yaitu 4,8 L dibandingkan pada wanita yaitu 3,1 L. Frekuensi pernapasan
pada laki-laki lebih cepat dari pada perempuan karena laki-laki membutuhkan banyak
energi untuk beraktivitas, berarti semakin banyak pula oksigen yang diambil dari udara
hal ini terjadi karena lelaki umumnya beraktivitas lebih banyak dari pada perempuan.
E. Jenis Gangguan
1. Perubahan Pola nafas
a. Takipnea
Frekuensi pernafasan yang cepat. Biasanya ini terlihat pada kondisi demam, asidosis
metabolik, nyeri dan pada kasus hiperkapnia atau hipoksemia.
b. Bradipnea
Frekuensi pernapasan yang lambat dan abnormal. Biasanya terlihat pada orang yang
baru menggunakan obat-obatan seperti morfin dan pada kasus alkalosis metabolic, dan
lain-lain.
c. Apnea
Biasanya juga disebut dengan henti napas.
d. Hiperventilasi
Peningkatan jumlah udara yang memasuki paru-paru. Kondisi ini terjad saat kecepatan
ventilasi melebihi kebutuhan metabolic untuk pembuangan karbondioksida.
e. Hipoventilasi
Penurunan jumlah udara yang memasuki paru-paru. Kondisi ini terjadi saat ventilasi
alveolar tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolic untuk penyaluran
oksigen dan pembuangan karbondioksida.
f. Pernapasan Kusmal
Salah satu jenis hiperventilasi yang menyertai asidosis metabolic.
g. Orthopnea
Ketidakmampuan untuk bernapas, kecuali dalam posisi tegak atau berdiri.
h. Dispnea
Kesulitan atau ketidaknyamanan saat bernapas.
F. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
Meliputi pengkajian tentang masalah pernapasan dulu dan sekarang , gaya hidup, adanya
batuk, sputum, nyeri, dan adanya faktor resiko untuk gangguan status oksigenasi.
a. Masalah pada pernapasan (dahulu dan sekarang)
b. Riwayat penyakit
1) Nyeri
2) Paparan lingungan
3) Batuk
4) Bunyi nafas
5) Faktor resiko penyakit paru
6) Frekuensi infeksi pernapasan
7) Masalah penyakit paru masa lalu
8) Penggunaan obat
c. Adanya batuk dan penanganan
d. Kebiasaan merokok
e. Masalah pada fungsi kardiovaskuler
f. Faltor resiko yang memperberat masalah oksigenasi
g. Riwayat penggunaan medikasi
h. Stressor yang dialami
i. Status atau kondisi kesehatan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Mengamati tingkat kesadaran pasien, keadaan umum, postur tubuh, kondisi kulit,
dan membran mukosa, dada (kontur rongga interkosta, diameter anteroposterior,
struktur toraks, pergerakan dinding dada), pola napas (frekuensi dan kedalaman
pernapasann, durasi inspirasi dan ekspirasi)
b. Palpasi
Dilakukan dengaan menggunakan tumit tangan pemeriksa mendatar diatas dada
pasien. Saat palpasi perawat menilai adanya fremitus taktil pada dada dan punggung
pasien dengan memintanya menyebutkan “tujuh-tujuh” secara ulang. Normalnya,
fremitus taktil akan terasa pada individu yang sehat dan meningkat pada kondisi
konsolidasi.
c. Perkusi
Perkusi dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam
sertamengkaji adanya abnormalitas , cairan /udara dalam paru. Normalnya, dada
menghasilkan bunyi resonan / gaung perkusi.
d. Auskultasi
Dapat dilakukan langsung / dengan menggunakan stetoskop. bunyi yang terdengar
digambarkan berdasarkan nada, intensitas, durasi dan kualitasnya. Untuk mendapatkan
hasil terbaik , valid dan akurat, sebaiknya auskultasi dilakukan lebih dari satu kali.
3. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk mengkaji status, fungsi dan oksigenasi
pernapasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostik antara lain :
a. Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah arteri,
oksimetri, pemeriksaan darah lengkap.
b. Tes struktur sistem pernapasan : sinar- x dadabronkoskopi, scan paru.
c. Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan : kultur kerongkongan,
sputum, uji kulit toraketensis.
G. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1. Ketidakefektifan bersiihan jalan nafas yang berhubungan dengan gangguan batuk.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.

H. Rencana keperawatan

Tujuan Keperawatan dan


Diagnosa Rencana Tindakan
Kriteria Hasil
Keperawatan (NIC )
(NOC)
Ketidakefektifan Setelah dilakukan Asuhan Airway management
pola nafas keperawatan selama …. x 24 - Jaga kepatenan jalan napas: buka jalan
berhubungan jam napas, suction, fisioterapi dada sesuai
dengan obstruksi Respiratory : airway patency indikasi
jalan napas - Klien mampu - Monitor pemberian oksigen, vital sign
mengidentifikasi dan tiap .... jam
mencegah faktor yang - Monitor status respirasi: adanya suara
dapat menghambat jalan tambahan
napas - Ajarkan teknik batuk napas efektif
- Menunjukan jalan napas - Kolaborasi dengan tim medis
yang paten: klien tidak pemberian o2
merasa tercekik, tidak - Catat tipe dan jumlah sekret
terjadi aspirasi, frekuensi pencegahan aspirasi
napas dalam rentang - Tinggikan posisi kepala tempat tidur
normal 30-45 derajat setelah makan untuk
- Tidak ada suara napas mencegah aspirasi dan mengurangi
abnormal dispnea
- Mampu mnegeluarkan
sputum dari jalan napas
Ketidakefektifan Setelah dilakukan Asuhan Airway management
bersihan jalan nafas keperawatan selama …. x 24 - Pantau addanya pucat dan sianosis
yang berhubungan jam - Pantau efek obat pada status respirasi
dengan gangguan Respiratory : ventilation - Pantau bunyi respirasi, pola respirasi,
batuk - Pasien akan menunjukan dan vital sign
pernapasan optimal pada Informasikan kepada klien dan
saat terpasang ventilator keluarga tentang teknik relaksasi
makanis’mempunyai - Ajarkan cara batuk efektif
kecepatan dan irama - Catat tipe dan jumlah sekret
respirasi dalam batas pencegahan aspirasi
normal
- Mempunyai dalamfunsi
paru dalam batas normal

I. Daftar Pustaka
1. Wilkinson, Judith. M. 2016. Diagnosa Keperawatan NIC dan NOC, Edisi 7.Jakarta: EGC
2. Mubarak,Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2017. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : EGC.
3. Arief mansjoer. 2011. Kapita Selekta kedokteran. Edisi 3, jakarta FKUI.
4. Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah. Edisi 8, Vol. 3,
jakarta, EGC.
5. NANDA (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2018-
2020. (T.H. Herdman & S. Kamitsuru, eds) (11 th ed). Jakarta : EGC
6. Moerhead Sue. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC). Indonesian edition.
Indonesia Mocomedia.
7. Bulechek, M.G (2016). Nursing ineterventions Classifications (NIC), 6th. Indonesian
edition. Indonesia : Mocomedia.

Anda mungkin juga menyukai