Anda di halaman 1dari 8

RESUME KEPERAWATAN ANAK

EPILEPSI – POLI ANAK MERPATI

RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Disusun oleh:

Gracia Ayu Christina

P1337420617004

3A3 RKI

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019
Epilepsi
A. Definisi
Epilepsi ialah Gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-
gejala yang datang dalam serangan-serangan(gejala timbul dan hilang
secara tiba-tiba), berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik
abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat reversible dengan berbagai
etiologi. (Mansjoer, 2000:27)

B. Etiologi
1. Idiopatik: Epilepsi pada anak sebagian besar merupakan epilepsi
idiopatik.
2. Faktor herediter: ada beberapa penyakit yang bersifat herediter yang
disertai bangkitan kejang seperti sklerosis tuberosa,
neurofibromatosis, angiomatosis ensefalotrigeminal, fenilketonuria,
hipoparatiroidisme, hipoglikemia.
3. Faktor genetik; pada kejang demam & breath holding spells.
4. Kelainan konginetal otak; atrofi, porensefali, agenesis korpus
kalosum.
5. Gangguan metabolik; hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia,
hipernatremia.
6. Infeksi; radang yang disebabkan oleh bakteri/virus pada otak dan
selaputnya, toksoplasmosis.
7. Trauma; kontusio serebri, hematoma subarakhnoid, hematoma
subdural.
8. Neoplasma otak dan selaputnya.
9. Kelainan pembuluh darah, malformasi, penyakit kolagen
10. Keracunan; Timbal(Pb), kamper(kapur barus), fenotiazin, air
11. Lain-lain; penyakit darah, gangguan keseimbangan hormon,
degenerasi serebral,dll.
C. Faktor
1. Faktor sensoris: cahaya yg berkedip-kedip, buny-bunyian yg
mengejutkan, air panas.
2. Faktor sistemis: demam, penyakit infeksi, obat-obat tertentu(gol
fenotiazin, klorpromid, hipoglikemia, kelelahan fisik)
3. Faktor mental: stress, gangguan emosi
Dipicu oleh perangsangan sebagian besar neuron secara berlebihan,
spontan, dan sinkron sehingga menyebabkan aktivasi fungsi motorik
(kejang), sensorik (kesan sensorik), otonom (ex:salivasi), fungsi kompleks
(kognitif, emosional) secara lokal/ umum.

D. Manifestasi Klinis
1. Manifestasi klinik dapat berupa kejang-kejang, gangguan kesadaran
atau gangguan penginderaan
2. Kelainan gambaran EEG
3. Tergantung lokasi dan sifat Fokus Epileptogen
4. Dapat mengalami Aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang
epileptik (Aura dapat berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu,
mencium bau-bauan tak enak, mendengar suara gemuruh, mengecap
sesuatu, sakit kepala dan sebagainya)

E. Klasifikasi kejang
1. Kejang Parsial
a. Parsial Sederhana
Gejala dasar, umumnya tanpa gangguan kesadaran. Misal: hanya satu jari
atau tangan yang bergetar, mulut tersentak dengan gejala sensorik khusus
atau somatosensorik seperti: mengalami sinar, bunyi, bau atau rasa yang
tidak umum/tdk nyaman

b. Parsial Kompleks
Dengan gejala kompleks, umumnya dengan ganguan kesadaran. Dengan
gejala kognitif, afektif, psiko sensori, psikomotor. Misalnya: individu
terdiam tidak bergerak atau bergerak secara automatik, tetapi individu tidak
ingat kejadian tersebut setelah episode epileptikus tersebut lewat

2. Kejang Umum (grandmal)


Melibatkan kedua hemisfer otak yang menyebabkan kedua sisi tubuh
bereaksi Terjadi kekauan intens pada seluruh tubuh (tonik) yang diikuti
dengan kejang yang bergantian dengan relaksasi dan kontraksi otot (Klonik)
Disertai dengan penurunan kesadaran, kejang umum terdiri dari:
a. Kejang Tonik-Klonik
b. Kejang Tonik : keadaan kontinyu
c. Kejang Klonik : Kontraksi otot mengejang
d. Kejang Atonik : Tidak adanya tegangan otot
e. Kejang Myoklonik : kejang otot yang klonik
f. Spasme kelumpuhan
g. Tidak ada kejang
h. Kejang Tidak Diklasifikasikan/ digolongkan karena datanya tidak
lengkap.

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Lumbar Pungsi
2. EEG
3. Pemeriksaan Laboratorium
4. Neuroimaging

G. Prognosis
Pasien epilepsi yang berobat teratur, 1/3 akan bebas serangan paling
sedikit 2 tahun, dan bila lebih dari 5 tahun sesudah serangan terakhir obat
dihentikan pasien tidak mengalami bangkitan lagi, dikatakan telah
mengalami remisi. Diperkirakan 30% pasien tidak akan mengalami remisi
meskipun minum obat dg teratur.
Sesudah remisi, kemungkinan munculnya serangan ulang paling sering
disapat pada bangkitan tonik-klonik dan bangkitan parsial kompleks.
Demikian pula usia muda lebih mudah mengalami relaps sesudah remisi.
Daftar Pustaka
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media
Aesculapius Brunner and Suddarth’s. Medical Surgycal Nursing. (Textbook)
Diagnosis Keperawatan NANDA 2012—2014
Videbeck, S.L. Psychiatric Mental Health Nursing.(Textbook)
Kartini-kartono. 1986. Pathologi sosial3 Gangguan-Gangguan Kejiwaan. Jakarta:
CV rajawali.
Kaplan, H.I & Sadock, B.J. 1994. Psikiatri Klinik. Jakarta: Binarupa Aksara
Copel, L.C. 2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Jakarta: EGC
Pasien an. A periksa ke poli anak dengan keluhan kejang beberapa hari terakhir.
Di poli anak, keluarga diberi edukasi untuk melakukan pemeriksaan diagnostic
untuk mengetahui penyebab kejang dan melakukan pemeriksaan kembali saat
hasil pemeriksaan keluar.
WOC Epilepsi
Tumor serebri, gejala sisa Gaya mekanik pada otak Obat – obatan (metrazol) Bakteri atau virus
meningitis, ensefalitis, berlebihan
kontusia serrebri, trauma lahir
Potensial membran sel saraf m
Toksik Infeksi pada otak dan
Asitilkolin tertimbun di selaputnya
permukaan otak Muatan listrik lepas
dari sel saraf
Inflamasi
Adanya sikatrik pada KEJANG Kejang motorik
permukaan otak
Resti cedera
Spasme otot Pelepasan mediator
Menekan otak Hiperaktifitas neuron pernafasan kimia prostagladin

Reflek menelan P Pengeluarn energi Penumpukan sekret Suhu tubuh m


Rusak suatu area dari hilang listrik
jaringan otak
Obstruksi jalan nafas
Regurgirasi aspirasi Kebutuhan energi m Gelisah

Metabolisme m Hipoventilasi
Obstruksi jalan nafas
Resiko cedera
Ketidakefektifan Pengeluaran energi PC O2 , PO2
pola nafas Hipoventilasi listrik oleh sel – sel
saraf motorik dapat Kurang pengetahuan
m sampai 1000/dt Ph
Hipoxia jaringan

Aliran darah serebrat Asidosis respiratorik


Hipoxia jaringan
otak

P tekanan Ggn. Asam basa


intracranial
Resiko
ketidakefektifan Gangguan kesadaran
perfusi jaringan otak
Ketidakefektifan
koping

Anda mungkin juga menyukai